Anda di halaman 1dari 23

KELAINAN HEMATOLOGI PADA

LANSIA
ANGGOTA KELOMPOK :

1. REKA ALL MURIPAH (1711020121)


2. AULIA NUR LATIFAH (1711020128)
3. MIKE CENDRAYANI (1711020130)
KELOMPOK 3 4.
5.
RADITYA ANGGA W. (1711020131)
NADILA OCTAVIA PUTRI (1711020144)
6. TIA ANGGRAENI (1711020164)
CONTENTS

PENGERTIAN PENYEBAB MASALAH PENATA-


YANG MUNCUL LAKSANAAN
KELAINAN SISTEM HEMATOLOGI

Gangguan yang terjadi
pada salah satu atau beberapa
bagian darah sehingga
PENGERTIAN memengaruhi jumlah dan
fungsinya. Kelainan darah bisa
bersifat akut maupun kronis.
PENYEBAB TERJADINYA KELAINAN DARAH
TEORI
SYARAF PENUAAN

FUNGSI DAN SISTEM IMUN


SARAF DARAH
GLOSOVARINGEOUS
MUSKULOS LIMFOID DAYA TAHAN TUBUH
HEMOLISIS KELETAL
PERUBAHAN ERITROSIT
NAFSU MAKAN MUTASI PAPARAN ZAT
KELAINAN SUMSUM DNA KIMIA
TULANG
KETIDAK SEIMBANGAN NUTRISI HB
(pemenuhan Na, Vit B12, dan PERTUMBUHAN SEL SEPSIS
asam folat) JUMLAH SEL LIMFOSIT TIDAK
DARAH TERKENDALI
ANEMIA

MAKROSITIK MIKROSITIK ANEMIA LIMFOMA NON


APLASTIK HODKIN (KANKER
DARAH)
ANEMIA MEGALOBLASTIK :
PERNISIOSA ANEMIA DEFISIENSI Fe
MASALAH YANG MUNCUL
BEDASARKAN JENIS ANEMIA

ANEMIA DEFISIENSI Fe
ANEMIA PERNISIOSA

1. Malnutrisi 1. Ketidakstabilan atau


2. Ketidak stabilan kelemahan
(instability) atau 2. Immobilitas
kelemahan 3. Kerusakan intelektual
3. Impoten (kehilangan ingatan
4. Inkontensia jangka pendek)
5. Gangguan penglihatan
6. Kerusakan intelektual ANEMIA APLASTIK
(kehilangan ingatan
1. Ketidak stabilan
jangka pendek)
2. Kekurangan kekebalan
3. Infeksi
MASALAH YANG MUNCUL AKIBAT
LIMFOMA NON HODKIN DAN SEPSIS
LIMFOMA NON
HODKIN DAN SEPSIS
SEPSIS

1. Ketisak stabilan 1. Ketidakstabilan


(kelemahan) (kelemahan)
2. Imobilitas
2. Immobilitas
2. Kekurangan kekebalan
tubuh 3. Kekurangan
3. Depresi kekebalan tubuh
4. Malnutrisi 4. Malnutrisi
5. Gangguan organ
jantung dan paru
6. depresi
PENATALAKSANAAN MEDIS
ANEMIA PERNISIOSA

Vitamin B12 dapat juga


Suntikan bulanan vitamin
diberikan melalui hidung
B12 diresepkan untuk
memperbaiki kekurangan
vitamin B12 dan anemia
pernisiosa

Title text addition


Pada pasien lansia dengan
atrofi lambung The user can demonstrate on a projector or
computer, or print the presentation and make
mengkonsumsi vitamin it film
B12 melalui mulut
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
ANEMIA PERNISIOSA

• Kaji TTV, kaji warna


kulit/membran
mukosa, dasar kuku • Berikan informasi
• Kaji kemampuan tentag anemia
pasien untuk pernisiosa s
melakukan kegiatan • Berikan terapi brain
normal gym untuk melatih
• Kaji ingatan jangka pendek
kehilangan/gangguan • Berikan makanan yang
keseimbangan mengandung Vit A
berjalan untuk penglihatan
• Observasi dan catat • Tinjau perubahan diet
masukan makanan yang diperlukan
T untuk
pasien memenuhi kebutuhan
• Berikan makanan diet khusus
sedikit dengan
frekuensi tapi sering
PENATALAKSANAAN MEDIS
ANEMIA DEFISIENSI FE
Pemeriksaan Lakukan terapi stimulasi
Tes fungsi luhur kognitif
mental Mencari penyebab terkena anemia
? defisiensi Fe

Pemberian preparat Fe oral


• Sulfat feros Pemeriksaan
Transfusi darah
saraf
• Glukonat ferosus
• fumarat ferosus
Pemberian preparat Fe parenteral
Mengatur makanan dengan gizi • Iron dextran
seimbang terutama yang
mengandung kadar besi yang
tinggi
Mengkonsumsi makanan atau
Sumber : minuman yang mengandung vitamin
• Hewani (daging, hati, ikan, dll) C untuk membantu tubuh dalam
• Nabati (bayam, kacang-kacangan, dll) menyerap zat besi
PENATALKSANAAN KEPERAWATAN
ANEMIA DEFISIENSI FE
 Kaji kemampuan pasien untuk
melakukan aktivitas  Pantau vital sign pasien sebelum
 Jelaskan pada pasien manfaat dan sesudah melakukan aktivitas
aktivitas bertahap  Bantu pasien istirahat setelah
 Anjurkan pasien untuk melakukan melakukan aktivitas
aktivitas sehari-hari sesuai  Membuatkan jadwal harian untuk
kemampuannya pasien
 Melatih pasien brain gym
 Antisipasi dan bantu pasien  Monitor intake nutrisi
dalam melakukan aktivitas untuk memastikan
sehari-hari kecukupan sumber-sumber
 Kaji kehilangan/gangguan energi
keseimbangan gaya berjalan,
kelemahan otot
 Pertahankan tirah baring
 Observasi adanya tanda kerja pasien selama sakit
 Berikan reinforcement positif
fisik (dyspnea, sesak nafas, bila pasien mengalami
kunang-kunang, keletihan). kemajuan dan atas usaha yang
telah dilakukan oleh pasien
PENATALAKSANAAN MEDIS
ANEMIA APLASTIK

Transplatasi sumsum tulang Transfusi darah

Pemberian obat
kortikosteroid
dosis rendah jika
terjadi Pemberian antibiotik untuk
perdarahan mengatasi komplikasi (infeksi)
dan higiene yang baik perlu
untuk mencegah timbulna
infeksi
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
ANEMIA APLASTIK

 Pertahankan teknik
 Kaji kemampuan
aseptik ketat pada
pasien untuk
prosedur / perawatan
melakukan aktivitas
luka
 Kaji kehilangan /
 Kaji adanya tanda-tanda
gangguan
infeksi pada pasien
keseimbangan gaya  Lakukan ambulasi yang
jalan, kelemahan
sering pada pasien
otot  Tingkatkan masukan
 Pantau TTV pasien
cairan adekuat
sebelum, selama  Pantau / batasi
dan sesudah
pengunjung
aktivitas  Monitor suhu badan
 Pertahankan tirah
pasien
baring  Berikan antibiotik sesuai
 Anjurkan pasien
indikasi
untuk melakukan  Anjurkan pasien untuk
aktivitas sesua
meningkatkan kebersihan
kemampuan
diri
PENATALAKSANAAN MEDIS
LIMFOMA NON HODKIN

a. drajat keganasan rendah c. derajat keganasan tinggi


b. Derajat keganasan
(DKR)/indolen : (DKT) DKT Limfoblastik (LNH-
menengah (DKM)/agresif
1. Kemoterapi : Obat tunggal Limfoblastik)
limfoma :
atau ganda(per oral), jika - selalu diberikan pengobatan
1. stadium 1: kemoterapi
dianggap perlu : COP seperti leukimia limfoblastik
(CHOP/CHVMP/BU)+radioterapi
2. Radioterapi : LNH sangat akut(LLA)
2. CHOP (cyclophosphimade,
radiosensitif. Radioterapi - Re-evaluasi hasil pengobatan
hidroxydouhomycin, onvocin,
ini dapat dilakukan untuk dilakukan pada :
prednisone)
lokal dan paliatif. a. setelah siklus
3. stadium II-IV kemoterapi
3. Radioterapi : Low Dose TOI + kemoterapi ke-4
parental kombinasi, radioterapi
Involved Field Radiotherapy b. setelah siklus
berperan untuk tujuan paliasi.
saja pengobatan lengkap
PENATALAKSANAN KEPERAWATAN
LIMFOMA NON HODKIN

 Kaji dan pantau tanda ansietas yang


terjadi
 Observasi suhutubuh pasien
 Anjurkan dan berkan banyak minum
 Berikan kompres hangat pada dahi,
aksila, perut, dan lipatan paha.
 Anjurkan untuk memakai pakaian tipis
 Kolaborasi daklam pemberian
antipiretik
 Beri makan dalam porsi kecil
tapi sering
 Timbang bb sesuai indikasi
 Sajikan makanan dalam
keadaan hangat dan bervariasi
 Ciptakan lingkungan yang
nyaman saat makan
 Beri HE tentang manfaat nutrisi
 Evaluasi respon pasien terhadap
aktivitas
 Bantu pasien dalam pemenuhan
kebutuhan ADL
 Libatkan keluarga dalam
perawatan pasien
 Beri aktivitas sesuai dengan
kemampuan pasien
PENATALAKSANAAN MEDIS
SEPSIS

Resusitasi Cairan
Profilaksis trombosis vena
dalam

Terapi Vasopresor dan


inotropik Pembedahan penggantian
ginjal

Transfusi darah
Pemberian antibiotik
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
SEPSIS
 Kaji kemampuan pasien untuk • catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output
melakukan aktivitas • catat adanya distritmia jantung
 Jelaskan pada pasien manfaat • atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan
aktivitas bertahap • monitor status pernapasan yang menandakan gagal jantung.
 Anjurkan pasien untuk melakukan
 Beri makan dalam porsi kecil tapi sering
aktivitas sehari-hari sesuai
 Timbang bb sesuai indikasi
kemampuannya
 Sajikan
 Kaji adanya tanda infeksi pada pasien  Ciptakan lingkungan yang nyaman saat makan
 Tingkatkan masukan cairan adekuat  Beri edukasi tentang manfaat nutrisi
 Monitor suhu badan pasien
 Berikan antibiotik sesuai indikasi • Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi ( fowler/semifowler)
• Auskultasi suara nafas , catat adanya suara
tambahan
• Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
jalan nafas buatan
• Monitor respirasi dan status O2
TELAAH JURNAL BERHUBUNGAN
DENGAN ANEMIA DAN SEPSIS PADA
LANSIA

Jurnal Keperawatan UI VOL. 11, NO. 1, JUNI 2007: 38-43


PENGARUH MINUM TEH TERHADAP KEJADIAN ANEMIA PADA USILA DI KOTA BANDUNG

Angka kejadian anemia pada usila di Kota Bandung hampir sama dengan hasil
penelitian lainnya di Indonesia, yakni sekitar 50%. Lansia yang memiliki
kebiasaan minum teh tiap hari punya risiko 92 kali lebih tinggi untuk
menderita anemia dibandingkan lansia yang tidak pernah minum teh. Untuk
menurunkan kejadian anemia pada usila, disarankan kepada usila untuk
mengurangi kebiasaan minum tehnya atau minum teh 2—3 jam sesudah
makan atau meningkatkan asupan protein terutama protein hewani. Namun,
mengingat kondisi gigi serta keuangan usila, maka perubahan kebiasaan
minum teh merupakan pilihan yang paling bijak untuk menurunkan kejadian
anemia.
TELAAH JURNAL BERHUBUNGAN
DENGAN ANEMIA DAN SEPSIS PADA
LANSIA

DOUGLAS L. SMITH, MD, Fakultas Kedokteran Universitas Wisconsin, Madison, Wisconsin


Am Fam Tabib.  2000 1 Oktober; 62 (7): 1565-1572
Anemia pada Lansia

Retikulositosis biasanya dimulai dalam satu minggu sejak dimulainya pemberian suplemen zat besi oral. Jika jumlah
retikulosit meningkat tetapi anemia tidak membaik, kehilangan darah terus menerus atau penyerapan zat besi yang
tidak memadai harus dipertimbangkan. Penggantian zat besi intravena dapat membantu pada pasien dengan
defisiensi zat besi yang gagal menanggapi penggantian oral.
TELAAH JURNAL BERHUBUNGAN
DENGAN SEPSIS PADA LANSIA

Tatalaksana Sepsis Berat pada Pasien Lanjut Usia


Indah Sapta Wardani
Jurnal Kedokteran Unram 20178, 7 (4): 33-39 ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154
PEMBERIAN ANTIMIKROBA
Pemberian antimikroba intravena efektif dalam jam pertama sejak diketahui syok septik dan sepsis berat tanpa
syok septik harus menjadi target terapi. Pemasangan akses vaskuler dan memulai resusitasi cairan agresif
merupakan prioritas pertama saat tatalaksana pasien dengan sepsis berat dan syok septik. Infus agen antimikroba
segera juga menjadi prioritas dan kemungkinan membutuhkan akses vaskuler tambahan. Adanya syok septik,
keterlambatan tiap jam dalam pemberian antibiotik yang efektif terkait dengan peningkatan mortalitas dalam
sejumlah penelitian.
Terapi empiris harus yang memiliki aktivitas antimikroba terhadap patogen yang paling mungkin menyebabkan
infeksi dan pola infeksi lokal. Disarankan kombinasi terapi empiris untuk pasien neutropenia dengan sepsis berat
dan untuk pasien dengan kasus yang sulit diterapi, patogen bakteri resisten banyak obat seperti Acinobacter dan
Pseudomonas spp. Pasien tertentu dengan infeksi berat terkait dengan gagal napas dan syok septik, terapi
kombinasi beta laktam spektrum luas dan aminoglikosida atau fluorokuinolon diduga Pseudomonas aeruginosa. 9
Sama halnya seperti kombinasi yang lebih kompleks pasien dengan syok septik akibat bakteria infeksi
Streptococcus pneumonia.
JURNAL DAN ARTIKEL
INTERNASIONAL
JURNAL DAN ARTIKEL
INTERNASIONAL
Thank you for listening

Anda mungkin juga menyukai