2. EPIDEMIOLOGI ANEMIA
Anemia merupakan masalah yang di hadapi oleh banyak negara, baik negara maju
maupun berkembang. Di negara maju presentasi anemia tergolong relative rendah di
bandingkan dengan negara berkembang yang di perkirakan mencapai 90 % dari semua
individu. Di Antara negara - negara berkembang yang mempunyai prevalensi anemia gizi
yang paling tinggi adalah negara - negara di Benua Asia Selatan.
Prevalensi amenia gizi paling tinggi pada wanita hamil dan lebih dari 40% wanita
hamil dinegara Asia menunjukkan Hb < 119/ dl.
3. ETIOLOGI ANEMIA
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri, tetapi merupakan gejala
berbagai macam penyakit dasar. Anemia disebabkan oleh karena :
1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang
2. Kehilangan darah keluar tubuh ( Pendarahan )
3. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya ( Hemolisis )
4. Mengonsumsi obat – obatan tertentu
5. Penyakit radang kronis
6. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi ,Vitamin B12,Vitamin C
4. PATOFISIOLOGI ANEMIA
Anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerminan perubahan patofisiologi
yang medasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium. Karean semua sistem organ dapat terkena maka pada anemia
dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas bergantung pada
1. Kesepatan timbulnya anemia
2. Usia individu
3. Tingkat aktivitasnya
4. Keadaan penyakit yang mendasarinya
5. Beratnya amenia
Web Of Caution
Amenia ( Hb )
Intoleran aktivitas
Pusing
Intake nutrisi turun
Nyeri akut
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
5. KLASIFIKASI ANEMIA
1. Anemia defiensi zat besi
Zat besi merupakan bagian dari molekul hemoglobin. Oleh sebab itu, ketiak tubuh
kekurangan zat besi, produksi hemoglobin akan menurun.
2. Amenia defisiensi vitamin C
Anemia karenan kekurangan vitamin C adalah sejenis anemia yang jarang terjadi,
yang di sebabkan oleh kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu lama.
Salah satu fungsi vitamin C adalah untuk membantu menyeret zat besi, sehingga, jika
terjadi kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan berkuran dan
bisa terjadi anemia.
3. Anemia mikrositik
Jenis anemia ini disebabkan karena tubuh kekurang vitamin B12 atau asam folat
4. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi bila sel darah merah di hancurkan jauh lebih cepat dari
batas norma. Umur sel darah merah normalnya 120 hari
5. Anemia sel sabit
Anemia sel sabit adalah suatu penyakit keturunan yang di tandai dengan sel darah
merah yang berbentuk sabit. Pada anemia ini sel darah merah memiliki hemoglobin
yang bentuknya normal, sehingga mengurangi jumlah oksigen dalam sel yang
meyebabkan bentuk sel seperti sabit.
6. Amenia aplastic
Merupakan jenis anemia yang berbahaya, karena dapt mengancam jiwa. Amenia
aplastic terjadi bila “pabrik” ( sumsum tulang ) pembuatan sel darah merah terganggu.
7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tanda – tanda anemia umum : pucat, takhikardi, pembesaran jantung, pernafasan
b. Pemeriksaan neurologis : mual, muntah, diare
c. Rambut : kering kasar warna merah
d. Kulit : kering, tekstur kasar
e. Mata :penglihatan kabur, perdarahan retina
f. Telinga : vertigo, tinnitus
g. Mulut : membrane mukosa licin dan mengkilap, bibir pucat, stomatitis
h. Paru – paru : dispneu
i. Kardiovaskular : takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.
j. Gastrointestinal : amoreksia
k. Muskuloskletal : nyeri pinggang, nyeri sendi
l. System persyarapan : nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas
8. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Penurunan Hb > 19 / dL dalm satu minngu
b. Penuruan masa hidup eritrosit < 120 hari
c. Hemoglobinemia, terlihat oda plasma yang berwarna merah terang
d. Hemoglobinuria, jika urine berwarna merah , kecoklatan atau kehitaman
Pemeriksaan penunjang:
a. Kadar Hb indek sel merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe. Vitamin B12, waktu
perdarahan
b. Biopsi sumsum tulang
c. Pemeriksaan diasnostik untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta
sumber kehilangan darah klinis
9. THERAPY
Penangan amenia ditunjukan untuk memcari penyebab dan mengganti darah yang hilang
a. Anemia aplastic
- Transplantasi sumsum tulang belakang
- Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit
b. Anemia pada penyakit ginjal
- Pada pasien dialysis harus di tangani dengan pemberia zat besi dan asam folat
- Ketersediaan eritropoetin rekombinan
c. Anemia pada penyakit kronis
- Diberikan besi sumsum tulang di pergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb
meningkat
d. Anemia pada defisiensi besi
- Dicari defisiensi besi
- Mengunakan preparat besi oral : Sulfat feros, glukonat ferosusu, dan fumarot
ferosus
10. KOMPLIKASI
a. Gagal Jantung
b. Kejang
c. Perkembangan otot buruk ( jamgka panjang )
d. Daya konsentrasi menurun
e. Kemampuan mengolah informasi menurun
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas pasien yang liputi nama, umur, tempat/tanggal lahir, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, diagnose medis, alamat, no.RM, tanggal masuk RS.
b. Identitas penanggung jawab yang meliputi nama, hubungan dengan opasien,
pendidikan, pekerjaan, alamat, no tlpn/hp.
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama : keluhan yang paling sering dirasakan pasien, misalnya pada pasien
Anemia badan lemas.
b. Alasan masuk RS : hal/kejadian partama kali yang menyebabkan masuk rumah
sakit misalnya: pusing dan sakit kepala.
c. Riwayat penyakit : tanyakan kepada pasien apakalah memiliki riwayat penyakit
sebelumnya seperti hipertensi.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Penyakit yang dialami/ yang pernah dialami (tanyakan pada pasien apkah pernah
memiliki penyakit misalnya imsomnia, ataupun penyakit lainnya yang berkaitan
dengan Anemia).
b. Riwayat Perawatan : tanyakan pada pasien sebelumnya pernah melakukan
perawatan/mendapat perawatan di RS/tidak pernah.
c. Riwayat Oprasi : tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah mengalami oprasi
di RS.
d. Riwayat Pengobatan : tanyakan pada pasien sebelumya pernah melakukan
pengobatan?.
e. Klecelakaan yang dialami.
f. Riwayat Alergi : tanyakan pada pasien apakah memiliki suatu alergi makanan
maupun obat.
g. Riwayat Psikolog dan Spiritual.
h. Pemeriksaan Fisik : keadaan umum pasien ( kesadaran, ekspesi wajah, kebersihan
secara umum, tanda-tanda vital, head to-toe).
i. Pemeriksaan giagostic, penatalaksanaan medis
4. Pola Fungsional Gondon
1. Pola Kesehtan
Menggambarakan POK pemahaman pasien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan
bagaimana kesehtan mereka tidur.
2. Pola Metabolik-Nutrisi
Menggambarakan konsumsi relative terhadap kebutuhan metabolic dan suplai gizi:
meliputi pada konsumsi makan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku, dan
membrane mukosa, suhu tubuh, TB dan BB.
3. Pola Eliminasi
Menggambarakn pada fungsi ekskresi usus besar, kantung kemih dan kulit,
termasuk pola indiviidu sehari-hari, perubahan atau gangguan, dan metode yang
digunakan untuk mengendalikan ekskresi.
4. Pola Aktivitas-Olahraga
Menggambarakan pola aktivitas, olahraga, pengisiaan wajtu senggang dan rekreasi:
termasuk kegiatan tidurr sehari-hari, tipe dan kualitas olahraga, dan faktor-faktor
yang mempengaruhi pada aktivitas (repertin otot, saraf, respirai dan sirkulasi)
5. Pola Tidur dan Istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, relaksasi, dan setiap bantuan untuk merubah
pola tersebut.
6. Pola Presepsi-Kongnitif
Menggambarkan pola persepsi-persepsi dan pola kongnitif: meliputi keadekuatan
bentuk sensorik ( penglihatan, pendengaran, perabaan, pecakapan, pengecapan,
penghirupan). Pelaporan mengenai presepsi nyeri dan kemampuan fungsi kognitif.
7. Pola Presepsi Diri – Konsep Diri
Menggambarkan bagaimana seseorang menandang diri sendiri: kemampuan
mereka, gambaran diri dan perasaan.
8. Pola Hubungan dan Perasaan
Menggambarakn pola keterikan peran dengan hubungan meliputi presepsi terhadap
peran utama dan tanggung jawab dalam situasi keidupan saat ini.
9. Pola Reproduksi – Seksualitas
Menggambarakn kemampuan atau ketidak puasan dalam seksualitas termasuk
status reproduksi wanita, pada anak-anak bagaimana dia mampu membedakan jenis
kelamin dan mengetahui alat kelaminnya.
10. Pola Koping – Toleransi Streaa
Menggambarkan pola nilai, tujuan atau kepercayaan ( termasuk kepercayaan
spiritual) yang mengarahkan pilihan atau keputusan gaya hudip.
11. Pola Keyakinan – Nilai
Menggambarkan pola nilai, mengenai keyakinan atau kepercayaan dalam
spiritualnya.
INTERVENSI
NO DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
1 Intoleran ✓ Mampu ✓ Pantau ttv tiap ✓ Mengehui
aktivitas melakukan jam dan catat perkembangan
berhubungan aktivitas sehari hasilnya kesehatan
dengan – hari ✓ Bantu pasien pasien
kelemahan ✓ Vital sign untuk ✓ Mengurangi
umum normal mengidentifikasi resiko
✓ Berpartisipasi aktivitas yang kelelagan pada
dalam aktifitas mampu di pasien
fisik tanpa di lakukan ✓ Mencegah
sertai ✓ Anjurkan pasien peningkatan
peningkatan untuk istirahat kebutuhan O2
tekanan darah , jika lelah ✓ Melatih otot-
nadi, RR ✓ Kolaborasi otot pasien
dengan tenaga agar tidak kaku
medis dalam
merencanan
program terapi
yang tepat
Amin, dan Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
Nanda Nic-Noc. Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction Publishing.
Nuranif. Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2. Jakarta : Media Action Publishing
Hendra . T Heather. Diagnose keprawatan NANDA 2012 – 2014. Jakarta : Widya Medika : ECG
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 7 ECG : Jakarta
Tambogano, Jan . 2000. Patofisiologi Untuk Keperawtan. Jakarta : ECG