Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Anemia

Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam


sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. (Wasdinar, 2007)

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb (hemoglobin) darah


atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia
bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41% pada pria, Hb < 12 g/dl dan Ht < 37% pada
wanita.(Mansjoer, 2001)

Anemia adalah jumlah peredaran SDM rendah abnormal, konsentrasi


hemoglobin rendah, atau keduanya. Penurunan jumlah SDM yang beredar
adalah penyebab anemia lazim. Ini dapat terjadi akibat kehilangan darah,
produksi SDM tidak cukup, atau peningkatan kerusakan SDM. Hemoglobin
tidak cukup atau rusak dalam SDM berperan pada anemia. Bergantung pada
keparahan, anemia dapat memengaruhi semua sistem organ utama.

B. ETIOLOGI

Anemia digolongkan menurut penyebab: kehilangan darah, supresi sumsum


tulang, zat gizi, dan hemolitik. Genetik juga berperan pada sebagian anemia.

a. Anemia Akibat Kehilangan Darah


Ketika anemia terjadi akibat perdarahan akut atau kronik, SDM dan
komponen darah lain (misalnya zat besi) hilang dari tubuh. Pada
kehilangan darah akut, peredaran volume berkurang. Sebagai akibatnya,
curah jantung turun. Mekanisme kompensasi diaktifkan untuk
mempertahankan curah jantung: frekuensi jantung naik dan pembuluh
darah perifer mengecil. Pembuluh hati, organ penampung darah juga
mengecil, meningkatkan volume sirkulasi. Cairan berpindah dari ruang
interstisial menuju kompartemen vaskular untuk mempertahankan
volume darah, yang mengencerkan komponen sel darah dan
menurunkan viskositas darah.

b. Anemia Zat Gizi


Sejumlah zat gizi yang berbeda dibutuhkan untuk pembentukan
(eritropoiesis) SDM normal. Zat besi adalah zat gizi utama yang
dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin. Selain itu, dibutuhkan suplai
protein dan penyusunnya asam amino, vitamin dan mineral lain dalam
jumlah cukup. Vitamin B, khususnya B12 (kobalamin) dan folat, amat
berperan pada pembentukan SDM. Vitamin C dan vitamin E juga
dibutuhkan. Anemia zat gizi disebabkan oleh kurang zat gizi yang
mempengaruhi pembentukan SDM atau sintesis hemoglobin. Kurang
zat gizi dapat disebabkan oleh ketidakcukupan dalam diet, malabsorpsi
zat gizi, atau peningkatan kebutuhan akan zat gizi. Tipe anemia zat gizi
yang paling sering adalah anemia kurang zat besi, anemia vitamin B 12
dan anemia kurang zat besi asam folat. Anemia vitamin B12 dan asam
folat kadang disebut anemia megaloblastik, karena pembesaran SDM
berinti yang disebut megaloblast dijumpai pada anemia ini.

c. Anemia Kurang Zat Besi


Anemia kurang zat besi adalah tipe anemia yang paling sering muncul.
Ini berkembvang bila suplai zat besi tidak tidak cukup untuk
pembentukan SDM optimal. Normalnya, tubuh secara efisien mendaur
ulang dan menyimpan zat besi yang terkandung dalam SDM yang
dibuang dari sirkulasiakibat usia atau rusak. Namun, sejumlah kecil zat
besi secara terus-menerus dibuang dalam fese; sehingga asupan zat besi
yang cukup diperlukan untuk sintesis hemoglobin normal dan produksi
SDM. Anemia kurang zat besi menyebabkan jumlah SDM sedikit, SDM
mikrositik dan hipokromik, serta SDM cacat (poikilositosis).

d. Anemia Penyakit Kronik


Anemia penyakit kronik adalah anemia yang disebabkan oleh berbagai
penyakit seperti ineksi-infeksi kronik: abses, empisema, dan lain-lain.
e. Anemia Hemolitik
1. Intrinsik
 Kelainan membran seperti sferositosis hereditis,
hemoglobinuria makturnal pamosimal.
 Kelainan glikolisis.
 Kelainan enzim, seperti defisiensi glukosa -6 fostat
dehidrogenase (GEDP).
2. Ekstrinsik
 Gangguan sistem imun, infeksi dan luka bakar.
f. Anemia Aplastik
Penyebabnya bisa kongenital (jarang), idiopatik (kemungkinan
autoimun) LES, kemotrapi, radioterapi, toksin seperti berzen, foluen,
insektisid. Obat-obatan seperti kloramfenikol, sulfenomid analgesik,
anti epileptik (hidantoin), pasca hepatitis.
C. PATOFISIOLOGI

Pendarahan saluran Overaktif RES, produksi SDM


Defisiensi besi, vit B12, As.
cerna, uterus, hidung, abnormal
Folat, depresi sumsum tulang
luka
belakang eritropoetin
Penghancuran SDM
Kehilangan SDM (sel
darah merah)
Produksi SDM

Pertahanan sekunder tidak


Resiko infeksi
adekuat

Penurunan jumlah eritrosit Penurunan kadar Hb Efek GI

Gangguan penyerapan
nutrisi dan defisiensi folat
Kompensasi jantung Kompensasi paru

Glositis berat (lidah


Peningkatan frekuensi napas meradang), diare, kehilangan
Beban kerja dan curah
jantung meningkat napsu makan

Dispnea (kesulitan bernapas)


Intake nutrisi turun
Takikardia, angina (nyeri (anoreksia)
dada), iskemia miokardium,
beban kerja jantung Penurunan transport O2
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
Ketidakefektifan perfusi Hipoksia kebutuhan tubuh
jaringan perifer

Peningkatan kontraktilitas lesu, parastesia, mati rasa, Kelemahan


ataksia, gangguan
koordinasi, bingung
Palpitasi

Penebalan dinding ventrikel intoleransi aktivitas

Kardiomegali

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinis yang sering muncul
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik/pikiranmenurun

2. Gejala khas masing-masing anemia:


a. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia
defisiensi besi.
b. Ikterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin buncit
pada anemia hemolitik.
c. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.

3. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda anemia umum: pucat, takhikardi, pulsus celer, suara
pembuluh darah spontan, bising karotis, bising sistolik anorganik,
perbesaran jantung.
b. Manifestasi umum pada anemia:
- Defisiensi besi: spoon nail, glositis
- Defisiensi B12: paresis, ulkus di tungkai
- Hemolitik: ikterus, splenomegali
- Aplastik: anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi
E. PENGKAJIAN
a) Identitas
Nama klien, umur, TTL, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa dan
alamat klien
b) Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat kerumah sakit. Biasanya keluhan yang paling
utama pada penderita anemia adalah lemah atau pusing.
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien pucat, kelemahan, sesak napas, hingga adanya gejala gelisah
diaforesis tachikandia, dan penurunan kesadaran.
d) Riwayat Kesehatan Dahulu
- Adanya menderita penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
- Adanya riwayat trauma, pendarahan.
- Adanya riwayat demam tinggi.
- Adanya riwayat ISPA.
- Riwayat kehamilan dan persalinan.
- Prenatal: ibu selama hamil pernah menderita penyakit berat,
pemeriksaan kehamilan berapa kali, kebiasaan pemakaian obat-obatan
dalam jangka waktu lama.
- Intranatal: usia kehamilan cukup, proses persalinan, berapa panjang, dan
berat badan waktu lahir.
- Postnatal: keadaan bayi setelah masa neonatrum, ada trauma postpartum
akibat tindakan misalnya, forcep, vakum, dan pemberian ASI.
e) Riwayat Kesehatan Keluarga
- Riwayat anemia dalam keluarga.
- Riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung, hepatitis, DM,
asma, dan penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan.
f) Pemeriksaan Fisik
- Keadaan umum: keadaan tampak lemah hingga sakit berat.
- Kesadaran: composmetis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat
kesadaran apatis, samnolen soporcoma.
- Tanda-tanda vital: TD: 110/60 70 mmHg (menurun).
- Nadi: frekuensi nadi meningkat, kuat hingga lemah (N=60-100 kali per
menit).
- Suhu: bisa meningkat ataupun menurun (36,5-37,20C).
- Pernapasan meningkat, anak=20-30 kali permenit.
- Kulit: kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat
perdarahan dibawah kulit.
- Kepala: biasanya bentuk dalam batas normal.
- Mata: kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera tidak
ikterik, terdapat perdarhan sub konjungtiva, keadaan pupil palpebra,
refleks cahaya biasanya tidak ada kelainan.
- Hidung: keadaan atau bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari
hidung, fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan.
- Telinga: bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan.
- Mulut: bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir
pecah-pecah atau perdarahan.
- Leher: terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lidah
membesar, tidak ada distensi vena yugularis.
- Thorax: pergerakan dada, biasanya pernapasan cepat irama tidak teratur.
Fremitus yang meninggi, perkusi sonor, suara napas bisa vesikuler atau
ronchi dan wheezing. Frekuensi napas neonatus 40-60 kali permenit,
anak 20-30 kali permenit, irama jantung tidak teratur.
- Abdomen: cekung, pembesaran hati, nyeri dan bising usus
- Ekstremitas: terjadi kelemahan umum, nyeri ekstremitas, tonus otot
kurang, akral dingin.
- Neurologis: nyeri kepala, bingung, mental depresi, dan cemas

F. Pemeriksaan Diagnostik
- Jumlah Darah Lengkap (JDL) di bawah normal (hemoglobin,
hematokrit, dan SDM).
- Feritin dan kadar besi serum rendah pada anemia defisiensi besi.
- Kadar B12 serum rendah pada anemia pernisiosa.
- Tes Comb direk positif menandakan anemia hemolitik autoimun.
- Hemoglobin elektroforesis mengidentifikasi tipe hemoglobin abnormal
pada penyakit sel sabit.
- Tes schilling digunakan untuk mendiagnosa defisiensi vitamin B12.
(Engram, 1999:430)

G. Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang
dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi
dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi daging, terutama daging merah
seperti daging sapi. Zat besi juga dapat ditemukan pada sayuran hijau gelap
seperti bayam, kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu
kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah di serap
tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal
yang diperkuat dengan zat besi.
Dengan suplemen, jika diagnosanya sudah jelas anemia defisiensi zat besi,
dapat dikombinasikan dengan suplemen zat besi dengan vitamin C. Besi adalah
komponen kunci hemoglobin dan vitamin C diperlukan untuk membantu
penyerapan zat besi. Suplemen besi bisa cepat memperbaiki kondisi anemia
sepanjang penyebab kurang darahnya sendiri sudah diatasi. Gunakan dosis yang
sudah di anjurkan karena kelebihan suplemen ini dapat mengiritasi lambung
dan untuk mencegahnya sebaiknya dimakan bersama makanan atau setelah
makan. Suplemen besi dapat memberi warna hitam pada feses dan
menyebabkan konstipasi atau diare.

H. Penatalaksanaan Farmakologi

Penatalaksanaan Anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti


darah yang hilang:
1.            Anemia aplastik:
·        Transplantasi sumsum tulang
·        Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit (ATG)

2.            Anemia pada penyakit ginjal


· Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
· Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3.            Anemia pada penyakit kronis


Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang
mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah,
sehingga Hb meningkat.

4.            Anemia pada defisiensi besi


· Dicari penyebab defisiensi besi
· Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat
ferosus.
5.            Anemia megaloblastik
· Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila
difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik
dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
· Untuk mencegah kekambuhan Anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita Anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang
tidak dapat dikoreksi.
· Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan
asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

I. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. DS: klien mengatakan
Pengangkutan O2 dan Gangguan
nutrisi perfusi
kepalanya sakit kejaringan menurun jaringan

DO: pasien terlihat


memegangi kepalanya,
ekspresi menahan sakit, Hb=
7,8 g/dl
2. DS: klien mengeluh lemah
Ketidakseimbangan suplai
Intoleransi
O aktivitas
dan kebutuhan
DO: pasien dalam
beraktivitas sebagian lesu,
besar parastesia, mati rasa,
dibantu oleh keluarganya
ataksia, gangguan koordinasi,
bingung

intoleransi aktivitas
3. DS: pasien Gangguan penyerapan nutrisi
mangatakan dan
Perubahan nutrisi
defisiensi folat
nafsu makanya berkurang kurang dari kebutuhan
tubuh
Glositis berat
DO: porsi makan yang
disediakan tidak habis
Anoreksia

Ketidak seimbangan nutrisi


kurang dari kebutuhan tubuh
DS: klien mngataknPenurunan
sulit jumlah eritrositRisiko infeksi
menelan
Penurunan kadar Hb
DO: terdapat stomatitis
angularis, mukosa Pertahanan
mulut sekunder tidak
pucat, diagnose medis:
adekuat
anemia defisiensi besi
Resiko infeksi
5. DS: pasien mengeluh lemas
Penurunan transport O2 Kelemahan
DO: pasien tidak bisa
beraktivitas dengan leluasa
Hipoksia
karena tampak lemah,
tangan kiri tidak Kelemahan
bisa
digerakan dan terpasang
infus.

J. Diagnosa Keperawatan
1.      Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder
(penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan granulosit (respon inflamasi
tertekan).
2.      Gangguan perfusi jaringan tubuh b.d tidak adekuatnya sirkulasi darah
3.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang
tidak adekuat
4.      Intoleransi aktivitas b.d penurunan kardiak output sekunder penurunan
sirkulasi darah
5. Kelemahan b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan.
K. Rencana Asuhan Keperawatan

No. Dx. Kep Tujuan dan Kriteria


Intervensi Rasional
Hasil
1 Risiko tinggi terhadap
Setelah dilakukan
1.Tingkatkan 1.Mencegah
cuci kontaminasi
infeksi berhubungan
asuhan keperawatan
tangan yang baik
silang
oleh / kolonisasi
dengan tidak adekuatnya
selama 3x24 pemberi
jam perawatan
bakterial Catatan: pasien
pertahanan sekunderinfeksi tidak dan
terjadi
pasien. dengan anemia berat /
dengan KH: 2.Pertahankan aplastik
teknik dapat beresiko
-Mengidentifikasiaseptik ketat akibat
pada flora normal kulit.
prilaku untuk mencegah
prosedur / perwatn
2.Menurunkan resiko
/ menurunkan luka.
resiko kolonisasi / infeksi
cidera. 3.Berikan perawatan
bakteri.
-Meningkatkan kulit, perianal dan
3.Menurunkan
oral resiko
penyembuhan dengan
luka, cermat. kerusakan kulit / jaringan
bebas drainase purulen
4.Motivasi perubahan
dan infeksi.
atau eritama posisi
dan / ambulasi4.Meningkatkan
yang ventilasi
demam. sering, latihan semua
batuk segmen paru dan
dan nafas dalam.membantu memobilisasi
sekresi untuk mencegah
pneumonia.
5.Tingkatkan masukan
5. Membantu dalam
cairan adekuat. pengenceran sekret
pernafasan untuk
mempermudah
pengeluaran dan
mencegah stasis cairan
tubuh misalnya
pernafasan dan ginjal.
2 Gangguan perfusi
Setelah dilakukan
1. Awasi tanda1.Memberikan
vital informasi
jaringan asuhan
tubuh keperawatan
kaji pengisian kapiler,
tentang
berhubungan dengan
selama 3x24 warna
jam kulit/membran
derajat/adekuatnya perfusi
tidak adekuatnya
perfusi jaringan mukosa,
pasien wrana kuku.
jaringan dan membantu
sirkulasi darah meningkat dengan2.KH:
Kaji dan observasi
menentukan kebutuhan
-Menunjukkan perfusi
jalan nafas. intervensi.
adekuat, misalnya3.TTV
Atur posisi 2.Jalan
pasien nafas yang efektif
stabil. dengan semifowler.
mempermudah masuknya
4.Berikan oksigen
oksigen ke paru-paru.
tambahan 3.
sesuai Meningkatkan
indikasi. efektifitas pernafasan.
5. Observasi 4.darah memaksimalkan
lengkap dan Hb.transport oksigen ke
6. kolaborasi jaringan.
dalam
pemberian transfusi
5. Hb berfungsi
darah. mengangkut oksigen ke
seluruh jaringan.
6. Meningkatkan kadar
eritrosit dan Hb.
3 Gangguan kebutuhan
Setelah dilakukan
1.Kaji riwayat nutrisi,
.1.Mengidentifikasi
nutrisi kurang asuhan
dari keperawatan
termasuk makandefisiensi,
yang memudahkan
kebutuhan selama
tubuh 3x24jam disukai.
nutrisi intervensi.
berhubungan dengan
klien terpenuhi dengan
2.Observasi dan2.Mengawasi
catat masukan
intake yang tidak adekuat
KH: masukkan makanan
kalori atau kualitas
-Menunjukkan pasien. kekurangan konsumsi
peningkatan 3.Timbang
/ BBmakanan.
tiap
mempertahankan hari.
berat 3.Mengawasi penurunan
badan dengan 4.Berikan
nilai makan
BB atau efektifitas
laboratorium normal.
sedikit-sedikit intervensi
tapi nutrisi.
-Tidak mengalami
sering.
mal 4.Menurunkan
nutrisi. 5.Kolaborasi dengan
kelemahan, meningkatkan
-Menunjukkan perilaku,
ahli gizi untuk rencana
pemasukkan dan
perubahan pola diet.
hidup mencegah distensi gaster.
untuk meningkatkan
6.Pantau 5.Membantu
hasil dalam
BB yang sesuai. pemeriksaan rencana diet untuk
laboratorium. memenuhi kebutuhan
7.Berikan obat individual
sesuai
indikasi. 6.Meningkatkan
efektivitas program
pengobatan, termasuk
sumber diet nutrisi yang
dibutuhkan.
7.Kebutuhan penggantian
tergantung pada tipe
anemia dan atau adanya
masukan oral yang buruk
dan defisiensi yang
diidentifikasi.
Intoleransi aktivitas
setelah dilakukan
1.Jelaskan tentang
1.Pasien memahami
4
berhubungan dengan
asuhan keperawatan
toleransi aktivitas
keadaannya sehingga
penurunan kardiak selama 3x24
output jamyang
klien terjadi lebih
dan koperatif dalam
sekunder penurunan
dapat meningkat tanda-tanda
/ umumnya.
perawatan.
sirkulasi darah mempertahankan 2.Kaji kemampuan
2.istirahat mengurangi
ambulasi / aktivitas
aktivitas pasien,
beban kerja jantung.
dengan KH: lakukan istirahat
3.Memonitor komplikasi
      -Melaporkan secara berkala. selama aktivitas.
peningkatan toleransi
3.Ukur tekanan 4.Meningkatkan
darah, kadar
aktivitas. nadi dan pernafasan
Hb.
pasien sebelum
5.Salah
/ satu indikator
sesudah beraktivitas.
sirkulasi darah.
4.Berikan diet 6.Meningkatkan
tinggi Hb dan
protein dan kalori.
sirkulasi darah.
5.Monitor hemoglobin
dan hematokrit.
6.Kolaborasi dengan
pemberian tranfusi
darah.
5 Kelemahan berhubungan
Setelah dilakukan
1. .Kaji kemampuan
1.Mempengaruhi pilihan
dengan perawatan selama
pasien intervensi
dalam / bantuan.
ketidakseimbangan3x24jam klien melakukan
dapat aktivitas
2.Menunjukkan
antara suplai oksigen
beraktivitas dengan
sehari-hari. penurunan neurology
(pengiriman) KH:
dan 2.Kaji kehilangan
karena
atau defisiensi vit B12
kebutuhan. -Tekanan darah,gangguan
nadi mempengaruhi keamanan
dan RR meningkat.
keseimbangan, pasien
gaya / resiko cidera.
-Warna kulit normal.
jalan dan  kelemahan
3.Manifestasi
otot. kardiopulmonal dari
3. Observasi upaya
TTV jantung dan paru
sebelum dan sesudah
membawa oksigen
aktivitas. adekuat ke jaringan.

Anda mungkin juga menyukai