Disusun oleh :
ANEMIA
Defisit Nutrisi
4. Manifestasi Klinik
A. Keletihan, malaise, atau mudah mengantuk
B. Pusing atau kelemahan
C. Sakit kepala
D. Lesi pada mulut dan lidah
E. Anoreksia, mual atau muntah
F. Kulit pucat
G. Mukosa membrane atau konjungtiva pucat
H. Dasar kuku pucat
I. Takikardi
5. Penatalaksanaan
A. Penatalaksaan Medis
a) Transpalasi sel darah merah
Prosedur untuk memperbarui sumsum tulang yang rusak dan tidak lagi
mampu memproduksi sel darah yang sehat. Transplantasi sumsum
tulang disebut juga transplantasi sel induk atau sel punca (stem cell).
b) Pemberian obat antibiotic untuk pencegahan infeksi
c) Permberian suplemen asam folat untuk merangsang pembentukan sel
darah merah
B. Penatalaksanaan Non Medis
a) Memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi
b) Memberikan asupan vitamin b12
c) Memberikan asupan asam folat
6. Komplikasi
A. Perkembangan otot menurun
B. Kemampuan memperoleh informasi yang di dengar menurun
C. Daya konsentrasi menurun
D. Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan
E. Masalah pada jantung
F. Gangguan pada paru paru
G. Rentan terkena infeksi
7. Pengkajian
Identitas
Identitas klien meliputi Nama lengkap, Umur, Jenis Kelamin, Suku, Bangsa,
Agama, Pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, golongan darah, Alamat, Tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, Cara Masuk rumah sakit, diagnosa Medis,
NO RM. Alasan dirawat, upaya yang telah dilakukan, terapi/operasi yang pernah
dilakukan.
Identitas penanggung jawab umur, jenis kelalttin, agarna, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien dan alamat.
A. Keluhan Utama
Pada pasien anemia biasanya mengalami kelemahan, lesu, letih, lelah, lunglai,
bibir pucat, napas pendek, lidah licin, denyuut jantung meningkat, susah BAB, nafsu
makan berkurang, pusing dan mudah mengantuk
Merupakan penjelasan dari keluhan utama misalnya yang sering terjadi pada
pasien anemia adalah sering mengeluh lelah dan pusing
Dikaji apakah aggota dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit
seperti anemia.Jika ada riwayat penyakit keturunan dibuat genogram.
Tidak tampak pulpasi iktus cordis, pasien terlihat lesu, dan cepat lelah juga
sesak napas, iktus kortis teraba, nadi meningkat dengan cepat, Tidak ada nyeri tekan,
Batas atas jantung ICS II Sinistra, batas bawah jantung paa ICS V, batas kanan
jantung PSL dextra, batas kiri jantung MCL Sinistra ICS V, irama jantung menurun
dan terdengar suara murmur.
b. Sistem Penglihatan
Konjungtiva (+), sklera icterus (-), reflex pupil (+) dan tidak ada nyeri tekan.
c. Sistem Pendengaran
d. Sistem Pernafasan
e. Sistem Pencernaan
f. Sistem Persyarafan
Pada klien anemia biasanya mengalami rasa pusing, sakit kepala, gangguan
keseimbangan, rasa kesemutan dan pada anemia yang berat dapat menimbulkan
kematian, kelemahan pada otot, perasaan dingin pada ekstrimitas, dan biasanya
mengalami kram otot.
g. Sistem imun
h. Sistem integument
i. Sistem musculoskeletal
F. Pemeriksaan Diagnostik
A. Laboratorium
- Hitung sel darah lengkap dan asupan darah : untuk tujuan
praktis serta pemeriksaan untuk mengetahui jumlah sel-sel
darah secara lengkap. Tujuannya antara lain untuk mendeteksi
penyakit, memantau perkembangan penyakit, dan
mengevaluasi efektivitas pengobatan. Pemeriksaan hitung
darah lengkap dilakukan dengan mengambil sampel darah,
umumnya dari pembuluh darah di lengan, untuk kemudian
diperiksa di laboratorium guna mengetahui jumlah dari
komponen-komponen yang ada di dalam darah. Asupan darah
tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis
leukosist dan perkiraan keadekuatan trombosit.
- Pemeriksaan laboratorium:
Hitung sel darah lengkap
- Pemeriksaan laboratorium:
Hitung sel darah lengkap dan
asupan darah
3 Ds: Anemia Defisit Nutrisi
a. Cepat kenyang setelah makan
b. Kram/nyeri abdomen Transport 02 menurun
c. Nafsu makan menurun
Do: Hipoksia sel dan
a. Berat badan menurun jaringan
minimal 10% dibawah
rentang ideal Merangsang system
b. Bising usus hiperaktif saraf simpatis, Aliran
c. Otot pengunyah lemah darah GIT menurun
d. Otot menelan lemah
e. Membrane mukosa pucat Peristaltik usus
f. Sariawan menurun,
g. Serum albumin turun
secara mandiri
siastolik membaik e. Anjurkan minum obat pengontrol c. Menganjurkan mengecek air mandi
p. Tekanan darah tekanan darah secara teratur untuk menghindari kulit terbakar
Terapeutik
3 Deficit nutrisi B.d Setelah dilakukan Intervensi utama: Manajemen nutrisi Intervensi utama: Manajemen nutrisi
ketidakmampuan menelan intervensi keperawatan Observasi Observasi
makanan, selama 2x24 jam, maka a. Identifikasi status nutrisi a. Mengidentifikasi status nutrisi
ketidakmampuan status nutrisi membaik, b. Identifikasi alergi dan intoleransi b. Mengidentifikasi alergi dan
mencerna makanan, dengan kriteria hasil : makanan intoleransi makanan
ketidakmampuan a. Porsi makan yang c. Identifikasi makanan yang disukai c. Mengidentifikasi makanan yang
mengabsorsi nutrient, dihabiskan d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis disukai
peningkatan kebutuhan meningkat nutrient d. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
metabolism, factor b. Kekuatan otot e. Identifikasi perlunya penggunaan selang dan jenis nutrient
ekonomi, factor psikologis mengunyah nasogatrik e. Identifikasi perlunya penggunaan
D.d cepat kenyang setelah meningkat f. Monitor asupan makanan selang nasogatrik
makan, kram/nyeri c. Kekuatan otot g. Monitor berat badan f. Monitor asupan makanan
abdomen, nafsu makan menelan meningkat h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium g. Monitor berat badan
menurun, berat badan d. Serum albumin Terapeutik h. Monitor hasil pemeriksaan
menurun minimal 10% di meningkat a. Lalukan oral hygiene sebelum makan laboratorium
bawah rentang ideal, e. Verbalisasi b. Fasilitasi menentukan pedoman diet Terapeutik
bising usus hiperaktif, otot keinginan untuk c. Sajikan makanan secara menarik dan a. Melalukan oral hygiene sebelum
pengunyah lemah, meningkatkan suhu sesuai makan
membrane mukosa nutrisi meningkat d. Berikan makanan tinggi serat untuk b. Memfasilitasi menentukan
pucat,sariawan, serum f. Pengetahuan tentang mencegah konstipasi pedoman diet
albumin turun, rambut pilihan makanan e. Berikan makanan tinggi kalori dan c. Menyajikan makanan secara
rontok berlebihan, diare yang sehat tinggi protein menarik dan suhu sesuai
meningkat f. Berikan suplemen makanan d. Memberikan makanan tinggi serat
g. Pengetahuan tentang g. Hentikan pemberian makan melalui untuk mencegah konstipasi
pilihan minuman selang nasogatrik jika asupan oral dapat e. Memberikan makanan tinggi kalori
yang sehat ditoleransi dan tinggi protein
meningkat Edukasi f. Memberikan suplemen makanan
h. Pengetahuan tentang a. Anjurkan posisi dudujk g. Menghentikan pemberian makan
standar asupan b. Anjurkan diet yang diprogramkan melalui selang nasogatrik jika
nutrisi yang tepat Kolaborasi asupan oral dapat ditoleransi
meningkat a. Kolaborasi pemberian medikasi Edukasi
i. Penyiapan dan sebelum makan a. Menganjurkan posisi dudujk
penyimpanan b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk b. Menganjurkan diet yang
minuman yang menentukan jumlah kalori dan jenis diprogramkan
aman meningkat nutrient yang dibutuhkan Kolaborasi
j. Penyiapan dan c. Berkolaborasi pemberian medikasi
penyimpanan Intervensi pendukung: Pemantauan sebelum makan
makanan yang aman nutrisi d. Berkolaborasi dengan ahli gizi
meningkat Observasi untuk menentukan jumlah kalori
k. Sikap terhadap a. Identifikasi factor yang mempengaruhi dan jenis nutrient yang dibutuhkan
makanan/ minuman asupan gizi
sesuai dengan tujuan b. Identifikasi perubahan berat badan Intervensi pendukung: Pemantauan
kesehatan c. Identifikasi kelainan pada kulit, rambut, nutrisi
meningkat kuku, rongga mulut dan eliminasi Observasi
l. Perasaan cepat d. Identifikasi pola makan a. Mengidentifikasi factor yang
kenyang menurun e. Identifikasi kemampuan menelan mempengaruhi asupan gizi
m. Nyeri abdomen f. Monitor mual dan muntah b. Mengidentifikasi perubahan berat
menurun g. Monitor asupan oral badan
n. Sariawan menurun h. Monitor warna konjungtiva c. Mengidentifikasi kelainan pada
o. Rambut rontok i. Monitor hasil laboratorium kulit, rambut, kuku, rongga mulut
menurun Terapeutik dan eliminasi
p. Diare menurun a. Timbang berat badan d. Mengidentifikasi pola makan
q. Berat badan b. Ukur antropometri komposisi tubuh e. Mengidentifikasi kemampuan
membaik c. Hitung perubahan berat badan menelan
r. IMT Membaik d. Atur interval waktu pemantauan sesuai f. Memonitor mual dan muntah
s. Frekuensi makan dengan kondisi pasien g. Memonitor asupan oral
membaik e. Dokumentasikan hasil pemantauan h. Memonitor warna konjungtiva
t. Nafsu makan Edukasi i. Memonitor hasil laboratorium
membaik a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Terapeutik
u. Bising usus b. Informasikan hasil pemantauan a. Menimbang berat badan
membaik b. Mengukur antropometri komposisi
v. Tebal lipatan kulit tubuh
trisep membaik c. Menghitung perubahan berat badan
w. Membrane mukosa d. Mengatur interval waktu
membaik pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
e. Mendokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan
4 Deficit perawatan diri B.d Setelah dilakukan Intervensi Utama : Dukungan perawatan Intervensi Utama : Dukungan perawatan
gangguan musculoskeletal, intervensi keperawatan diri diri
gangguan neuromuskuler, selama 2x24 jam, maka Observasi Observasi
kelemahan, gangguan perawatan diri a. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan a. Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas
psikologis dan/atau meningkat, dengan diri sesuai usia perawatan diri sesuai usia
psikotik,penurunan kriteria hasil : b. Monitor tingkat kemandirian b. Memonitor tingkat kemandirian
motivasi/minat D.d a. Kemampuan mandi c. Identifikasi kebutuhan alat bantu c. Mengidentifikasi kebutuhan alat
menolak melakukan meningkat kebersihan diri, berpakaian, berhias dan bantu kebersihan diri, berpakaian,
perawatan diri, tidak b. Kemampuan makan berhias dan makan
mampu mandi/ mengenakan Terapeutik Terapeutik
menggunakan pakaian/ pakaian meningkat a. Sediakan lingkungan yang terapeutik a. Menyediakan lingkungan yang
makan/ ke toilet/ berhias c. Kemampuan makan b. Siapkan keperluan pribadi terapeutik
secara mandiri, minat meningkat c. Damping dalam melakukan perawatan diri b. Menyiapkan keperluan pribadi
melakukan perawatan diri d. Kemampuan ke sampai mandiri c. Mendampingi dalam melakukan
kurang. toilet ( BAB/BAK) d. Fasilitasi untuk menerima keadaan perawatan diri sampai mandiri
meningkat ketergantungan d. Memfasilitasi untuk menerima
e. Verbalisasi e. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak keadaan ketergantungan
keinginan mampu melakukaun perawatan diri e. Memfasilitasi kemandirian, bantu
melakukan f. Jadwalkan rutinitas perawatan diri jika tidak mampu melakukaun
perawatan diri Edukasi perawatan diri
meningkat a. Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang f. Menjadwalkan rutinitas perawatan
f. Minat melakukan mungkin dialami diri
perawatan diri Kolaborasi Edukasi
meningkat a. Anjurkan melakukan perawatan diri a. Menjelaskan prosedur, termasuk
g. Mempertahankan secara konsisten sesuai kemampuan sensai yang mungkin dialami
kebersihan diri Kolaborasi
meningkat Intervensi pendukung : Manajemen a. Menganjurkan melakukan perawatan
h. Mempertahankan lingkungan diri secara konsisten sesuai
kebersihan mulut Observasi kemampuan
meningkat a. Identifikasi keamanan dan kenyamanan
lingkungan Intervensi pendukung : Manajemen
Terapeutik lingkungan
a. Atur posisi furniture dengan rapid an Observasi
terjangkau a. Mengidentifikasi keamanan dan
b. Atur suhu lingkungan yang sesuai kenyamanan lingkungan
c. Sediakan ruang berjalan yang cukup Terapeutik
dana man a. Mengatur posisi furniture dengan
d. Sediakan tempat tidur dan lingkungan rapid an terjangkau
yang bersih dan nyaman b. Mengatur suhu lingkungan yang
e. Sediakan pewangi ruangan sesuai
f. Hindari pandangan langsung kekamar c. Menyediakan ruang berjalan yang
mandi, toilet, atau peralatan untuk cukup dana man
eliminasi d. Menyediakan tempat tidur dan
g. Ganti pakaian secara berkala lingkungan yang bersih dan nyaman
h. Hindari paparan langsung dengan cahaya e. Menyediakan pewangi ruangan
matahari atau cahaya yang tidak perlu f. Menghindari pandangan langsung
i. Izinkan membawa benda-benda yang kekamar mandi, toilet, atau peralatan
disukai dari rumah untuk eliminasi
j. Izinkan keluarga untuk tinggal g. Mengganti pakaian secara berkala
mendampingi pasien h. Menghindari paparan langsung
k. Fasilitasi penggunaan barang-barang dengan cahaya matahari atau cahaya
pribadi yang tidak perlu
l. Pertahankan konsistensi kunjungan i. Mengizinkan membawa benda-
tenaga kesehatan benda yang disukai dari rumah
m. Berikan bel atau komunikasi untuk j. Mengizinkan keluarga untuk tinggal
memanggil perawat mendampingi pasien
Edukasi k. Memfasilitasi penggunaan barang-
a. Jelaskan cara membuat lingkungan barang pribadi
rumah yang aman l. Mempertahankan konsistensi
b. Jelaskan cara menghadapi bahaya kunjungan tenaga kesehatan
kebakaran m. Memberikan bel atau komunikasi
c. Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung untuk memanggil perawat
tentang upaya pencegahan infeksi Edukasi
a. Menjelaskan cara membuat
lingkungan rumah yang aman
b. Menjelaskan cara menghadapi
bahaya kebakaran
c. Ajarkan pasien dan
keluarga/pengunjung tentang upaya
pencegahan infeksi
5 Risiko perfusi Setelah dilakukan Intervensi utama: Konseling nutrisi Intervensi utama: Konseling nutrisi
gastrointestinal tidak intervensi keperawatan Observasi Observasi
efektif D.d Perdarahan selama 2x24jam, maka a. Identifikasi kebiasaan makan dan a. Mengidentifikasi kebiasaan makan
gastrointestinal akut, perfusi gastrointestinal perilaku makan yang akan diubah dan perilaku makan yang akan
trauma abdomen, meningkat , dengan b. Identifikasi kemajuan moofikasi diet diubah
sindroma kompartemen kriteria hasil : secara regular b. Mengidentifikasi kemajuan
abdomen, aneurisma aorta a. Nafsu makan c. Monitor intake dan outpue cairan, nilai moofikasi diet secara regular
abdomen, varises meningkat Hb, tekanan darah, kenaikan berat badan c. Memonitor intake dan outpue
gastroesofagus, penurunan b. Mual/muntah dan kebiasaan membeli makanan cairan, nilai Hb, tekanan darah,
kinerja ventrikel kiri, menurun Terpeutik kenaikan berat badan dan
koagulcpati, penurunan c. Nyeri abdomen a. Bina hubungan terapeutik kebiasaan membeli makanan
konsentrasi Hb, menurun b. Sepakati lama waktu pemberian Terpeutik
keabnormalan masa d. Asites menurun konseling a. Membina hubungan terapeutik
prothrombin dan/atau e. Konstipasi c. Tetapkan tujuan jangka pendek dan b. Menyepakati lama waktu
masa trombolastin parsial, menurun jangka panjang yang realistis pemberian konseling
disfungsi hati, disfungsi f. Diare menurun d. Gunakan standar nutrisi sesuai program c. Menetapkan tujuan jangka pendek
ginjal, disfungsi g. Bising usus diet dalam mengevaluasi kecukupan dan jangka panjang yang realistis
gastrointestinal, membaik asupan makanan d. Menggunakan standar nutrisi sesuai
Hiperglikemia, e. Pertimbangkan factor-faktor yang program diet dalam mengevaluasi
ketidakstabilan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kecukupan asupan makanan
hemodinamik, efek agen gizi e. Mempertimbangkan factor-faktor
farmakologis, Usia >60 Edukasi yang mempengaruhi pemenuhan
tahun, efek samping a. Informasikan perlunya modifikasi diet kebutuhan gizi
tindakan b. Jelaskan program gizi dan persepsi Edukasi
pasien, pengurangan kolestrol a. Menginformasikan perlunya
Kolaborasi modifikasi diet
a. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu b. Menjelaskan program gizi dan
persepsi pasien, pengurangan
Intervensi dukungan: Perawatan jantung kolestrol
Kolaborasi
Observasi a. Merujuk pada ahli gizi, jika
a. Identifikasi tanda/gejala primer perlu
penurunan curah jantung
b. Identifikasi tanda/gejala sekunder Intervensi dukungan: Perawatan
penurunan curah jantung jantung
c. Monitor tekanan darah, intake dan Observasi
output cairan, saturasi oksigen, keluhan a. Mengidentifikasi tanda/gejala
nyeri dada primer penurunan curah jantung
d. Monitor EKG12 sadapan, artitmia, nilai b. Mengidentifikasi tanda/gejala
laboratorium jantung, fungsi alat pacu sekunder penurunan curah jantung
jantung c. Memonitor tekanan darah, intake
e. Periksa tekanan darah dan frekuensi dan output cairan, saturasi oksigen,
nadi sebelum dan sesudah aktivitas keluhan nyeri dada
f. Periksa tekanan darah dan frekuensi d. Memonitor EKG12 sadapan,
sebelum pemberian obat artitmia, nilai laboratorium jantung,
Terapeutik fungsi alat pacu jantung
a. Posisikan pasien semi-fowler atau e. Memeriksa tekanan darah dan
fowler dengan kaki ke bawah atau frekuensi nadi sebelum dan
posisi nyaman sesudah aktivitas
b. Berikan diet jantung yang sesuai f. Memeriksa tekanan darah dan
c. Gunakan stocking elastis atau frekuensi sebelum pemberian obat
pneumatic intermiten Terapeutik
d. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk a. Memposisikan pasien semi-fowler
modifikasi gaya hidup sehat atau fowler dengan kaki ke bawah
e. Berikan terapi relaksasi untuk atau posisi nyaman
mengurangi stress b. Memberikan diet jantung yang
f. Berikan dukungan emosional dan sesuai
spiritual c. Menggunakan stocking elastis atau
g. Berikan oksigen untuk pneumatic intermiten
mempertahankan saturasi oksigen d. Memfasilitasi pasien dan keluarga
>94% untuk modifikasi gaya hidup sehat
Edukasi e. Memberikan terapi relaksasi untuk
a. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai mengurangi stress
toleransi f. Memberikan dukungan emosional
b. Anjurkan beraktivitas fisik secara dan spiritual
bertahap g. Memberikan oksigen untuk
c. Anjurkan berhenti merokok mempertahankan saturasi oksigen
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur >94%
berat badan harian Edukasi
e. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur a. Menganjurkan beraktivitas fisik
intake dan output cairan harian sesuai toleransi
Kolaborasi b. Menganjurkan beraktivitas fisik
a. Kolaborasi pemberian antiaritmia secara bertahap
b. Rujuk ke program rehabilitasi jantung c. Menganjurkan berhenti merokok
d. Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
e. Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian
Kolaborasi
a. Berkolaborasi pemberian
antiaritmia
b. Merujuk ke program rehabilitasi
jantung
10. Daftar Pustaka