Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

Sistem Kardiovaskuler : Anemia


Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KMB I

Disusun oleh :

Fikri Baroya E.0105.19.014

Program Studi Diploma III Keperawatan


STIKes Budi Luhur Cimahi
2021
1. Definisi
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan
fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah
hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Terdapat berbagai macam anemi. Sebagian akibat produksi sel darah merah
tidak mencukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah prematur atau
penghancuran sel darah merah yang berlebihan. Faktor penyebab lainnya meliputi
kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, dan penyakit kronis. Anemia
kekurangan besi adalah anemia yang terbanyak diseluruh dunia.
Anemia akibat defesiensi besi untuk sisntesis Hb merupakan penyakit darah
yang paling sering pada bayi dan anak. Frekuensinya berkaitan dengan aspek dasar
metabolisme besi dan nutrisi tertentu. Tubuh bayi baru lahir mengandung kira-kira 0,5
g besi, sedangkan dewasa kira-kira 5 g. untuk mengejar perbedaan itu rata-rata 0,8 mg
besi harus direabsorbsi tiap hari selama 15 tahun pertam kehidupan. Disamping
kebutuhan pertumbuhan ini, sejumlah kecil diperlukan untuk menyeimbangkan
kehilangan besi normal oleh pengelupasan sel, karena itu untuk mempertahankan
keseimbangan besi positif pada anak, kira-kira 1 mg besi harus direabsorbsi setiap
hari.
2. Etiologi
Penyebab anemia pada dewasa terbagi menjadi dua, yakni :
A. Kehilangan sel darah merah
a) Perdarahan

Perdarahan dapat diakibatkan berbagai penyebab diantaranya adalah trauma,


ulkus, keganasan, hemoroid, perdarahan pervaginam, dan lain-lain.

b) Hemolisis yang berlebihan

Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi dikenal sebagai hemolisis,


terjadi jika gangguan pada sel darah merah itu sendiri memperpendek siklus hidupnya
(kelainan intrinsik) atau perubahan lingkungan yang menyebabkan penghancuran sel
darah merah (kelainan ekstrinsik).Sel darah merah mengalami kelainan pada
keadaan :

- Hemoglobinopati atau hemoglobin abnormal yang diwariskan,


contohnya adalah pada penderita penyakit sel sabit (sickle cell anemia)
- Gangguan sintesis globin, contohnya pada penderita thalassemia
- Kelainan membrane sel darah merah, contohnya pada sferositosis
herediter dan eliptositosis
- Difisiensi enzim, seperti defisiensi glukosa 6-fosfat dehidrogenase
(G6PD) dan defisiensi piruvat kinase (Price, 2006).
B. Kekurangan zat gizi seperti Fe, asam folat, dan vitamin B12.
3. Patofisiologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolysis (destruksi).
Apabila sel darah merah mengalami pennghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria) .
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar :
A. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
B. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Pathway

ANEMIA

Transport O2 Perfusi perifer tidak


Menurun efektif

Merangsang system Hipoksia sel


saraf simpatis dan jaringan
Metabolisme
anaerob
Aliran darah Kompensasi oleh jantung
GIT menurun dengan meningkatkan HR
Penumpukan asam
laktat pada jaringan
Ostipasi Peristaltic Kerja jantung meningkat
usus menurun
Kelelahan
Resiko perfusi Otot jantung
Peningkatan mengalami hipertorpy
gastrointestinal
isi lambung-
tidak efektif Keletihan
Mual/muntah Bedrest
Kemampuan kompensasi
menurun
Anoreksia Ketidakmampuan
memenuhi ADL

Intake Gagal jantung


menurun Defisit
perawatan diri
Berat badan
menurun

Defisit Nutrisi
4. Manifestasi Klinik
A. Keletihan, malaise, atau mudah mengantuk
B. Pusing atau kelemahan
C. Sakit kepala
D. Lesi pada mulut dan lidah
E. Anoreksia, mual atau muntah
F. Kulit pucat
G. Mukosa membrane atau konjungtiva pucat
H. Dasar kuku pucat
I. Takikardi
5. Penatalaksanaan
A. Penatalaksaan Medis
a) Transpalasi sel darah merah
Prosedur untuk memperbarui sumsum tulang yang rusak dan tidak lagi
mampu memproduksi sel darah yang sehat. Transplantasi sumsum
tulang disebut juga transplantasi sel induk atau sel punca (stem cell).
b) Pemberian obat antibiotic untuk pencegahan infeksi
c) Permberian suplemen asam folat untuk merangsang pembentukan sel
darah merah
B. Penatalaksanaan Non Medis
a) Memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi
b) Memberikan asupan vitamin b12
c) Memberikan asupan asam folat
6. Komplikasi
A. Perkembangan otot menurun
B. Kemampuan memperoleh informasi yang di dengar menurun
C. Daya konsentrasi menurun
D. Kesulitan melakukan aktivitas akibat kelelahan
E. Masalah pada jantung
F. Gangguan pada paru paru
G. Rentan terkena infeksi
7. Pengkajian
Identitas
Identitas klien meliputi Nama lengkap, Umur, Jenis Kelamin, Suku, Bangsa,
Agama, Pekerjaan, pendidikan, status perkawinan, golongan darah, Alamat, Tanggal
masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, Cara Masuk rumah sakit, diagnosa Medis,
NO RM. Alasan dirawat, upaya yang telah dilakukan, terapi/operasi yang pernah
dilakukan.
Identitas penanggung jawab umur, jenis kelalttin, agarna, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien dan alamat.
A. Keluhan Utama

Pada pasien anemia biasanya mengalami kelemahan, lesu, letih, lelah, lunglai,
bibir pucat, napas pendek, lidah licin, denyuut jantung meningkat, susah BAB, nafsu
makan berkurang, pusing dan mudah mengantuk

B. Riwayat Kesehatan Sekarang

Merupakan penjelasan dari keluhan utama misalnya yang sering terjadi pada
pasien anemia adalah sering mengeluh lelah dan pusing

C. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien seperti


hipertensi , magh dan penyakit metabolism lainnya.

D. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dikaji apakah aggota dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit
seperti anemia.Jika ada riwayat penyakit keturunan dibuat genogram.

E. Pemeriksaan Fisik Persistem


a. Sistem Kardiovaskuler

Tidak tampak pulpasi iktus cordis, pasien terlihat lesu, dan cepat lelah juga
sesak napas, iktus kortis teraba, nadi meningkat dengan cepat, Tidak ada nyeri tekan,
Batas atas jantung ICS II Sinistra, batas bawah jantung paa ICS V, batas kanan
jantung PSL dextra, batas kiri jantung MCL Sinistra ICS V, irama jantung menurun
dan terdengar suara murmur.

b. Sistem Penglihatan

Konjungtiva (+), sklera icterus (-), reflex pupil (+) dan tidak ada nyeri tekan.

c. Sistem Pendengaran

Simetris, sekret (-) dan tidak nyeri tekan.

d. Sistem Pernafasan

Biasanya sesak napas dan frekuensi napas biasanya tarkipneu,

e. Sistem Pencernaan

Biasanya pasien mengalami mual dan muntah,bising usus meningkat,tidak ada


nyeri tekan, terdapat lesi, hepar dan lien tidak terabadan tidak ada nyeri ketok
CVA(-).

f. Sistem Persyarafan

Pada klien anemia biasanya mengalami rasa pusing, sakit kepala, gangguan
keseimbangan, rasa kesemutan dan pada anemia yang berat dapat menimbulkan
kematian, kelemahan pada otot, perasaan dingin pada ekstrimitas, dan biasanya
mengalami kram otot.

g. Sistem imun

Terdapat pembesaran kelenjar getah bening (-), JVP 0 CMh2O.

h. Sistem integument

Biasanya kulit terlihat pucat,

i. Sistem musculoskeletal

Kelemahan pada otot, kram otot, kelemahan saat beraktivitas

F. Pemeriksaan Diagnostik
A. Laboratorium
- Hitung sel darah lengkap dan asupan darah : untuk tujuan
praktis serta pemeriksaan untuk mengetahui jumlah sel-sel
darah secara lengkap. Tujuannya antara lain untuk mendeteksi
penyakit, memantau perkembangan penyakit, dan
mengevaluasi efektivitas pengobatan. Pemeriksaan hitung
darah lengkap dilakukan dengan mengambil sampel darah,
umumnya dari pembuluh darah di lengan, untuk kemudian
diperiksa di laboratorium guna mengetahui jumlah dari
komponen-komponen yang ada di dalam darah. Asupan darah
tepi memberikan evaluasi morfologo eritrosit, hitung jenis
leukosist dan perkiraan keadekuatan trombosit.

Pembagian derajat anemia menurut WHO dan NCI (National Cancer


Institute).

DERAJAT WHO NCI


Derajat 0 (nilai normal) >11.0 g/dl Perempuan 12.0 – 16.0 g/dl,
Laki-laki 14.0 18.0 g/dl
Derajat 1 (ringan) 9.5 – 10.9 g/dl 10.0 g/dl – nilai normal
Derahjat 2 (sedang) 8.0 – 9.4 g/dl 8.0 10.0 g/dl
Derajat 3 (berat) 6.5 – 7.9 g/dl 6.5 – 7.9 g/dl
Derajat 4 (mengancam jiwa) <6.5 g/dl <6.5 g/dl
G. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds: Anemia Perfusi Perifer tidak
a. Parastesia  efektif
b. Nyeri ekstrimitas (klaudikasi Transport 02 menurun
intermiten) 
Perfusi perifer tidak
Do:
efektif
a. Pengisian kapiler >3 detik
b. Nadi perifer menurun atau
tidak teraba
c. Akral teraba dingin
d. Warna kulit pucat
e. Turgor kulit menurun
f. Edema
g. Penyembuhan luka lambat
h. Indeks ankle-brachial <0.90
i. Bruit femoral

- Pemeriksaan laboratorium:
Hitung sel darah lengkap

Derajat anemia menurut WHO dan


NCI
DERAJAT WHO NCI
Derajat 0 >11.0 Perempuan
(nilai g/dl 12.0 – 16.0
normal) g/dl, Laki-
laki 14.0
18.0 g/dl
Derajat 1 9.5 – 10.0 g/dl –
(ringan) 10.9 nilai
g/dl normal
Derahjat 2 8.0 – 8.0 10.0
(sedang) 9.4 g/dl
g/dl
Derajat 3 6.5 – 6.5 – 7.9
(berat) 7.9 g/dl
g/dl
Derajat 4 <6.5 <6.5 g/dl
(menganca g/dl
m jiwa)
2 Anemia Keletihan
Ds: 
a. Merasa energy tidak pulih Transport 02 menurun

walaupun telah tidur 

b. Merasa kurang tenaga Hipoksia sel dan


jaringan
c. Mengeluh lelah

d. Merasa bersalah akibat tidak
Metabolism anaerob
mampu menjalankan

tanggungjwab
Penumpukan asam laktat
pada jaringan
e. Libido menurun

Do:
Kelelahan
a. Tidak mampu

mempertahankan aktivitas
Keletihan
rutin
b. Tampak lesu
c. Kebutuhan istirahat
meningkat

- Pemeriksaan laboratorium:
Hitung sel darah lengkap dan
asupan darah
3 Ds: Anemia Defisit Nutrisi
a. Cepat kenyang setelah makan 
b. Kram/nyeri abdomen Transport 02 menurun
c. Nafsu makan menurun 
Do: Hipoksia sel dan
a. Berat badan menurun jaringan
minimal 10% dibawah 
rentang ideal Merangsang system
b. Bising usus hiperaktif saraf simpatis, Aliran
c. Otot pengunyah lemah darah GIT menurun
d. Otot menelan lemah 
e. Membrane mukosa pucat Peristaltik usus
f. Sariawan menurun,
g. Serum albumin turun 

h. Rambut rontok berlebihan Peningkatan isi

i. Diare lambung, Mual muntah



Anoreksia

Intake menurun

Berat badan menurn

Deficit Nutrisi

4 Ds: Anemia Defisit perawatan diri



a. Menolak melakukan
Transport 02 menurun
perawatan diri

Do: Hipoksia sel dan
jaringan
a. Tidak mampu mandi /

mengenakan pakaian /
makan / ke toilet / berhias Metabolism anaerob

secara mandiri 

b. Minat melakukan perawatan Penumpukan asam laktat


pada jaringan
diri kurang

Kelelahan

Bedrest

Ketidakmampuan
memenuhi ADL

Defisit Perawatan diri

5 Faktor risiko Anemia Resiko perfusi


a. Perdarahan gastrointestinal  gastrointestinal tidak
akut Transport 02 menurun efektif
b. Trauma abdomen 
c. Sindroma kompartemen Hipoksia sel dan
abdomen jaringan
d. Aneurisma aorta abdomen 
e. Varises gastroesofagus Merangsang system
saraf simpatis, Aliran
f. Penurunan kinerja ventrikel darah GIT menurun
kiri 
g. Koagulcpati Ostipasi
h. Penurunan konsentrasi Hb 
i. Keabnormalan masa Risiko perfusi
prothrombin dan/atau masa gastrointestinal tidak
trombolastin parsial efektif
j. Disfungsi hati
k. Disfungsi ginjal
l. Disfungsi gastrointestinal
m. Hiperglikemia
n. Ketidakstabilan
hemodinamik
o. Efek agen farmakologis
p. Usia >60 tahun
q. Efek samping tindakan

8. Diagnosa Keperawatan Prioritas


A. Perfusi perifer tidak efektif B.d hiperglikemia, penurunan konsentrasi Hb,
peningkatan tekanan darah, kekurangan volume cairan, penurunan aliran arteri
dan/atau vena, kurang terpapar informasi tentang factor pemberat, kurang
terpapar informasi tentang proses penyakit,kurang aktivitas fisik D.d
parastesia, nyeri ektrimitas, pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun
atau tidak teraba,akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun,
edema, penyembuhan luka lambat, indeks ankle-brachial <0,90, bruit femoral
B. Keletihan B.d gangguan tidur, gaya hidup monoton, kondisi fisiologis,
program perawatan/pengobatan jangka panjang, peristiwa hidup negatif, stress
berlebihan, depresi D.d merasa energy tidak pulih walaupun telah tidur,
merasa kurang tenaga, mengeluh lelah, merasa bersalah akibat tidak mampu
menjalankan tanggungjwab, libido menurun, tidak mampu mempertahankan
aktivitas rutin, tampak lesu, kebutuhan istirahat meningkat
C. Deficit nutrisi B.d ketidakmampuan menelan makanan, ketidakmampuan
mencerna makanan, ketidakmampuan mengabsorsi nutrient, peningkatan
kebutuhan metabolism, factor ekonomi, factor psikologis D.d cepat kenyang
setelah makan, kram/nyeri abdomen, nafsu makan menurun, berat badan
menurun minimal 10% di bawah rentang ideal, bising usus hiperaktif, otot
pengunyah lemah, membrane mukosa pucat,sariawan, serum albumin turun,
rambut rontok berlebihan, diare
D. Deficit perawatan diri B.d gangguan musculoskeletal, gangguan
neuromuskuler, kelemahan, gangguan psikologis dan/atau psikotik,penurunan
motivasi/minat D.d menolak melakukan perawatan diri, tidak mampu mandi/
menggunakan pakaian/ makan/ ke toilet/ berhias secara mandiri, minat
melakukan perawatan diri kurang.
E. Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif D.d Perdarahan gastrointestinal
akut, trauma abdomen, sindroma kompartemen abdomen, aneurisma aorta
abdomen, varises gastroesofagus, penurunan kinerja ventrikel kiri,
koagulcpati, penurunan konsentrasi Hb, keabnormalan masa prothrombin
dan/atau masa trombolastin parsial, disfungsi hati, disfungsi ginjal, disfungsi
gastrointestinal, Hiperglikemia, ketidakstabilan hemodinamik, efek agen
farmakologis, Usia >60 tahun, efek samping tindakan
9. Rencana Asuhan Keperawatan

NO DX Kep Tujuan Intervensi Rasional


1 Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan Intervensi utama: Perawatan sirkulasi Intervensi utama: Perawatan sirkulasi
B.d hiperglikemia, intervensi keperawatan Observasi Observasi
penurunan konsentrasi Hb, selama 2x24 jam, maka a. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi a. Memeriksa sirkulasi perifer (mis.
peningkatan tekanan perfusi perifer perifer, edema, pengisian kapiler, warna, Nadi perifer, edema, pengisian
darah, kekurangan volume meningkat, dengan suhu, ankle-brachial index) kapiler, warna, suhu, ankle-brachial
cairan, penurunan aliran kriteria hasil : b. Identifikasi factor risiko gangguan index)
arteri dan/atau vena, a. Denyut nadi perifer sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang b. Mengidentifikasi factor risiko
kurang terpapar informasi meningkat tua, hipertensi, dan kadar kolesterol gangguan sirkulasi (mis. Diabetes,
tentang factor pemberat, b. Penyembuhan luka tinggi) perokok, orang tua, hipertensi, dan
kurang terpapar informasi meningkat c. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau kadar kolesterol tinggi)
tentang proses c. Sensasi meningkat bengkak pada ekstremitas c. Memonitor panas, kemerahan, nyeri,
penyakit,kurang aktivitas d. Warna kulit pucat Terapeutik atau bengkak pada ekstremitas
fisik D.d parastesia, nyeri menurun a. Hindari pemasangan infus atau Terapeutik
ektrimitas, pengisian e. Edema perifer pengambilan darah di area keterbatsan
a. Menghindari pemasangan infus atau
kapiler >3 detik, nadi menurun perfusi
pengambilan darah di area
perifer menurun atau tidak f. Nyeri ekstrimitas b. Hindari pengukuran tekanan darah pada
keterbatsan perfusi
teraba,akral teraba dingin, menurun ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
b. Menghindari pengukuran tekanan
warna kulit pucat, turgor g. Parastesia menurun c. Hindari penekanan dan pemasangan
darah pada ekstremitas dengan
kulit menurun, edema, h. Kelemahan otot tourniquet pada area yang cedera
keterbatasan perfusi
penyembuhan luka lambat, menurun d. Lakukan pencegahan infeksi
indeks ankle-brachial i. Kram otot menurun e. Lakukan perawatan kaki dan kuku c. Menghindari penekanan dan
<0,90, bruit femoral j. Bruit femoralis f. Lakukan hidrasi pemasangan tourniquet pada area
menurun Edukasi yang cedera
k. Nekrosis menurun a. Anjurkan berhenti merokok d. Melakukan pencegahan infeksi
l. Pengisian kapiler b. Anjurkan berolahraga rutin e. Melakukan perawatan kaki dan kuku
membaik c. Anjurkan mengecek air mandi untuk f. Melakukan hidrasi
m. Akral membaik menghindari kulit terbakar
Edukasi
n. Tutgor kulit d. Anjurkan menggunakan obat penurun
membaik tekanan darah, antikoagulan, dan a. Menganjurkan berhenti merokok

o. Tekanan darah penurun kolestrol b. Menganjurkan berolahraga rutin

siastolik membaik e. Anjurkan minum obat pengontrol c. Menganjurkan mengecek air mandi

p. Tekanan darah tekanan darah secara teratur untuk menghindari kulit terbakar

diastolic membaik f. Anjurkan menghindari penggunaan obat d. Menganjurkan menggunakan obat

q. Tekanan arteri rata- penyekat beta penurun tekanan darah,

rata membaik g. Anjurkan melakukan perawatan kulit antikoagulan, dan penurun

r. Indeks ankle- yang tepat kolestrol

brachial membaik h. Anjurkan program rehabilitasi vascular e. Menganjurkan minum obat

i. Anjurkan program diet untuk pengontrol tekanan darah secara

memperbaiki sirkulasi teratur

j. Informasikan tanda dan gejala darurat f. Menganjurkan menghindari

yang harus dilaporkan penggunaan obat penyekat beta


g. Menganjurkan melakukan
Intervensi Pendukung: Pemantauan tanda perawatan kulit yang tepat
vital h. Menganjurkan program rehabilitasi
Observasi vascular
a. Monitor tekanan darah i. Menganjurkan program diet untuk
b. Monitor nadi ( frekuensi, kekuatan, memperbaiki sirkulasi
irama) j. Menginformasikan tanda dan
c. Monitor pernapasan (frekuensi, gejala darurat yang harus
kedalaman) dilaporkan
d. Monitor suhu tubuh
e. Monitor oksimetri nadi
f. Monitor tekanan nadi (selisih TDS dan Intervensi Pendukung: Pemantauan tanda
vital
TDD)
Observasi
g. Identifikasi penyebab perubahan tanda
vital a. Memonitor tekanan darah
Terapeutik b. Memonitor nadi ( frekuensi,
a. Atur interval pemantauan sesuai kondisi kekuatan, irama)
pasien c. Memonitor pernapasan (frekuensi,
b. Dokumentasikan hasil pemantauan kedalaman)
Edukasi d. Memonitor suhu tubuh
a. Jelaskan tujuan dan prosedur e. Memonitor oksimetri nadi
pemantauan f. Memonitor tekanan nadi (selisih
b. Informasikan hasil pemantauan. Jika
perlu TDS dan TDD)
g. Mengidentifikasi penyebab
perubahan tanda vital

Terapeutik

a. Atur interval pemantauan sesuai


kondisi pasien
2 Keletihan B.d gangguan Setelah dilakukan Intervensi utama: Edukasi aktivita/istirahat Intervensi utama: Edukasi aktivitas
tidur, gaya hidup monoton, intervensi keperawatan Edukasi /istirahat
kondisi fisiologis, program selama 2x24 jam, maka a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan Edukasi
perawatan/pengobatan tingkat keletihan menerima informasi a. Mengidentifikasi kesiapan dan
jangka panjang, peristiwa menurun, dengan Trapeutik: kemampuan menerima informasi
hidup negatif, stress kriteria hasil: a. Sediakan materi dan media pengaturan Trapeutik:
berlebihan, depresi D.d a. Verbalisasi kepulihan aktivitas dan istirahat a. Menyediakan materi dan media
merasa energy tidak pulih energy meningkat b. Jelaskan pemberian pendidikan pengaturan aktivitas dan istirahat
walaupun telah tidur, b. Tenaga meningkat kesehatan sesuai kesepakatan b. Menjelaskan pemberian
merasa kurang tenaga, c. Kemampuan c. Berikan kesempatan kepada pasien dan pendidikan kesehatan sesuai
mengeluh lelah, merasa melakukan aktivitas keluarga untuk bertanya kesepakatan
bersalah akibat tidak rutin meningkat Edukasi c. Memberikan kesempatan kepada
mampu menjalankan d. Motivasi meningkat a. Jelaskan pentingnya melakukan pasien dan keluarga untuk bertanya
tanggungjwab, libido e. Verbalisasi lelah aktivitas fisik/ olahraga secara rutin Edukasi
menurun, tidak mampu menurun b. Anjurkan terlibat dalam aktivitas a. Menjelaskan pentingnya melakukan
mempertahankan aktivitas f. Lesu menurun kelompok, aktivitas bermain atau aktivitas fisik/ olahraga secara rutin
rutin, tampak lesu, g. Gangguan konsentrasi kreativitas lainnya b. Menganjurkan terlibat dalam
kebutuhan istirahat menurun c. Anjurkan menyusun jadwal aktivitas aktivitas kelompok, aktivitas
meningkat h. Sakit kepala menurun dan istirahat bermain atau kreativitas lainnya
i. Sakit tenggorokan d. Anjurkan cara mengidentifikasi c. Menganjurkan menyusun jadwal
menurun kebutuhan istirahat aktivitas dan istirahat
j. Mengi menurun e. Ajarkan cara mengidentifikasi target d. Menganjurkan cara
k. Sianosis menurun dan jenis aktivitas sesuai kemampuan mengidentifikasi kebutuhan
l. Gelisah menurun istirahat
m. Frekuensi napas Intervensi Tambahan : Dukungan tidur e. Mengajarkan cara mengidentifikasi
menurun Observasi target dan jenis aktivitas sesuai
n. Perasaan bersalah a. Identifikasi pola aktivitas dan tidur kemampuan
menurun b. Identifikasi factor pengganggu tidur
o. Selera makan c. Identifikasi makanan dan minuman yang Intervensi Tambahan : Dukungan
membaik mengganggu tidur tidur
p. Pola napas membaik d. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi Observasi
q. Libido membaik Terapeutik a. Mengidentifikasi pola aktivitas dan
r. Pola istirahat a. Modifikasi lingkungan tidur
membaik b. Batasi waktu tidur siang,jika perlu b. Mengidentifikasi factor
c. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum pengganggu tidur
tidur c. Mengidentifikasi makanan dan
d. Tetapkan jadwal tidur rutin minuman yang mengganggu tidur
e. Lakukan prosedur untuk meningkatkan d. Mengidentifikasi obat tidur yang
kenyamanan dikonsumsi
f. Sesuaikan jadwal pemberian obat Terapeutik
dan/atau tindakan untuk menunjang a. Memodifikasi lingkungan
siklus tidur-terjaga b. Membatasi waktu tidur siang,jika
Edukasi perlu
a. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama c. Memfasilitasi menghilangkan
sakit stress sebelum tidur
b. Anjurkan menepati kebiasaan waktu d. Menetapkan jadwal tidur rutin
tidur e. Melakukan prosedur untuk
c. Anjurkan menghindari meningkatkan kenyamanan
makanan/minuman yang mengganggu f. Menyesuaikan jadwal pemberian
tidur obat dan/atau tindakan untuk
d. Anjurkan penggunaan obat tidur yang menunjang siklus tidur-terjaga
tidak mengandung supresor terhadap Edukasi
tidur REM a. Menjelaskan pentingnya tidur
e. Ajarkan factor-faktor yang berkontribusi cukup selama sakit
terhadap gangguan pola tidur b. Menganjurkan menepati kebiasaan
f. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau waktu tidur
cara nonfarmakologi lainnya c. Menganjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
d. Menganjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak mengandung
supresor terhadap tidur REM

3 Deficit nutrisi B.d Setelah dilakukan Intervensi utama: Manajemen nutrisi Intervensi utama: Manajemen nutrisi
ketidakmampuan menelan intervensi keperawatan Observasi Observasi
makanan, selama 2x24 jam, maka a. Identifikasi status nutrisi a. Mengidentifikasi status nutrisi
ketidakmampuan status nutrisi membaik, b. Identifikasi alergi dan intoleransi b. Mengidentifikasi alergi dan
mencerna makanan, dengan kriteria hasil : makanan intoleransi makanan
ketidakmampuan a. Porsi makan yang c. Identifikasi makanan yang disukai c. Mengidentifikasi makanan yang
mengabsorsi nutrient, dihabiskan d. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis disukai
peningkatan kebutuhan meningkat nutrient d. Mengidentifikasi kebutuhan kalori
metabolism, factor b. Kekuatan otot e. Identifikasi perlunya penggunaan selang dan jenis nutrient
ekonomi, factor psikologis mengunyah nasogatrik e. Identifikasi perlunya penggunaan
D.d cepat kenyang setelah meningkat f. Monitor asupan makanan selang nasogatrik
makan, kram/nyeri c. Kekuatan otot g. Monitor berat badan f. Monitor asupan makanan
abdomen, nafsu makan menelan meningkat h. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium g. Monitor berat badan
menurun, berat badan d. Serum albumin Terapeutik h. Monitor hasil pemeriksaan
menurun minimal 10% di meningkat a. Lalukan oral hygiene sebelum makan laboratorium
bawah rentang ideal, e. Verbalisasi b. Fasilitasi menentukan pedoman diet Terapeutik
bising usus hiperaktif, otot keinginan untuk c. Sajikan makanan secara menarik dan a. Melalukan oral hygiene sebelum
pengunyah lemah, meningkatkan suhu sesuai makan
membrane mukosa nutrisi meningkat d. Berikan makanan tinggi serat untuk b. Memfasilitasi menentukan
pucat,sariawan, serum f. Pengetahuan tentang mencegah konstipasi pedoman diet
albumin turun, rambut pilihan makanan e. Berikan makanan tinggi kalori dan c. Menyajikan makanan secara
rontok berlebihan, diare yang sehat tinggi protein menarik dan suhu sesuai
meningkat f. Berikan suplemen makanan d. Memberikan makanan tinggi serat
g. Pengetahuan tentang g. Hentikan pemberian makan melalui untuk mencegah konstipasi
pilihan minuman selang nasogatrik jika asupan oral dapat e. Memberikan makanan tinggi kalori
yang sehat ditoleransi dan tinggi protein
meningkat Edukasi f. Memberikan suplemen makanan
h. Pengetahuan tentang a. Anjurkan posisi dudujk g. Menghentikan pemberian makan
standar asupan b. Anjurkan diet yang diprogramkan melalui selang nasogatrik jika
nutrisi yang tepat Kolaborasi asupan oral dapat ditoleransi
meningkat a. Kolaborasi pemberian medikasi Edukasi
i. Penyiapan dan sebelum makan a. Menganjurkan posisi dudujk
penyimpanan b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk b. Menganjurkan diet yang
minuman yang menentukan jumlah kalori dan jenis diprogramkan
aman meningkat nutrient yang dibutuhkan Kolaborasi
j. Penyiapan dan c. Berkolaborasi pemberian medikasi
penyimpanan Intervensi pendukung: Pemantauan sebelum makan
makanan yang aman nutrisi d. Berkolaborasi dengan ahli gizi
meningkat Observasi untuk menentukan jumlah kalori
k. Sikap terhadap a. Identifikasi factor yang mempengaruhi dan jenis nutrient yang dibutuhkan
makanan/ minuman asupan gizi
sesuai dengan tujuan b. Identifikasi perubahan berat badan Intervensi pendukung: Pemantauan
kesehatan c. Identifikasi kelainan pada kulit, rambut, nutrisi
meningkat kuku, rongga mulut dan eliminasi Observasi
l. Perasaan cepat d. Identifikasi pola makan a. Mengidentifikasi factor yang
kenyang menurun e. Identifikasi kemampuan menelan mempengaruhi asupan gizi
m. Nyeri abdomen f. Monitor mual dan muntah b. Mengidentifikasi perubahan berat
menurun g. Monitor asupan oral badan
n. Sariawan menurun h. Monitor warna konjungtiva c. Mengidentifikasi kelainan pada
o. Rambut rontok i. Monitor hasil laboratorium kulit, rambut, kuku, rongga mulut
menurun Terapeutik dan eliminasi
p. Diare menurun a. Timbang berat badan d. Mengidentifikasi pola makan
q. Berat badan b. Ukur antropometri komposisi tubuh e. Mengidentifikasi kemampuan
membaik c. Hitung perubahan berat badan menelan
r. IMT Membaik d. Atur interval waktu pemantauan sesuai f. Memonitor mual dan muntah
s. Frekuensi makan dengan kondisi pasien g. Memonitor asupan oral
membaik e. Dokumentasikan hasil pemantauan h. Memonitor warna konjungtiva
t. Nafsu makan Edukasi i. Memonitor hasil laboratorium
membaik a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan Terapeutik
u. Bising usus b. Informasikan hasil pemantauan a. Menimbang berat badan
membaik b. Mengukur antropometri komposisi
v. Tebal lipatan kulit tubuh
trisep membaik c. Menghitung perubahan berat badan
w. Membrane mukosa d. Mengatur interval waktu
membaik pemantauan sesuai dengan kondisi
pasien
e. Mendokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi
a. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan
4 Deficit perawatan diri B.d Setelah dilakukan Intervensi Utama : Dukungan perawatan Intervensi Utama : Dukungan perawatan
gangguan musculoskeletal, intervensi keperawatan diri diri
gangguan neuromuskuler, selama 2x24 jam, maka Observasi Observasi
kelemahan, gangguan perawatan diri a. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan a. Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas
psikologis dan/atau meningkat, dengan diri sesuai usia perawatan diri sesuai usia
psikotik,penurunan kriteria hasil : b. Monitor tingkat kemandirian b. Memonitor tingkat kemandirian
motivasi/minat D.d a. Kemampuan mandi c. Identifikasi kebutuhan alat bantu c. Mengidentifikasi kebutuhan alat
menolak melakukan meningkat kebersihan diri, berpakaian, berhias dan bantu kebersihan diri, berpakaian,
perawatan diri, tidak b. Kemampuan makan berhias dan makan
mampu mandi/ mengenakan Terapeutik Terapeutik
menggunakan pakaian/ pakaian meningkat a. Sediakan lingkungan yang terapeutik a. Menyediakan lingkungan yang
makan/ ke toilet/ berhias c. Kemampuan makan b. Siapkan keperluan pribadi terapeutik
secara mandiri, minat meningkat c. Damping dalam melakukan perawatan diri b. Menyiapkan keperluan pribadi
melakukan perawatan diri d. Kemampuan ke sampai mandiri c. Mendampingi dalam melakukan
kurang. toilet ( BAB/BAK) d. Fasilitasi untuk menerima keadaan perawatan diri sampai mandiri
meningkat ketergantungan d. Memfasilitasi untuk menerima
e. Verbalisasi e. Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak keadaan ketergantungan
keinginan mampu melakukaun perawatan diri e. Memfasilitasi kemandirian, bantu
melakukan f. Jadwalkan rutinitas perawatan diri jika tidak mampu melakukaun
perawatan diri Edukasi perawatan diri
meningkat a. Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang f. Menjadwalkan rutinitas perawatan
f. Minat melakukan mungkin dialami diri
perawatan diri Kolaborasi Edukasi
meningkat a. Anjurkan melakukan perawatan diri a. Menjelaskan prosedur, termasuk
g. Mempertahankan secara konsisten sesuai kemampuan sensai yang mungkin dialami
kebersihan diri Kolaborasi
meningkat Intervensi pendukung : Manajemen a. Menganjurkan melakukan perawatan
h. Mempertahankan lingkungan diri secara konsisten sesuai
kebersihan mulut Observasi kemampuan
meningkat a. Identifikasi keamanan dan kenyamanan
lingkungan Intervensi pendukung : Manajemen
Terapeutik lingkungan
a. Atur posisi furniture dengan rapid an Observasi
terjangkau a. Mengidentifikasi keamanan dan
b. Atur suhu lingkungan yang sesuai kenyamanan lingkungan
c. Sediakan ruang berjalan yang cukup Terapeutik
dana man a. Mengatur posisi furniture dengan
d. Sediakan tempat tidur dan lingkungan rapid an terjangkau
yang bersih dan nyaman b. Mengatur suhu lingkungan yang
e. Sediakan pewangi ruangan sesuai
f. Hindari pandangan langsung kekamar c. Menyediakan ruang berjalan yang
mandi, toilet, atau peralatan untuk cukup dana man
eliminasi d. Menyediakan tempat tidur dan
g. Ganti pakaian secara berkala lingkungan yang bersih dan nyaman
h. Hindari paparan langsung dengan cahaya e. Menyediakan pewangi ruangan
matahari atau cahaya yang tidak perlu f. Menghindari pandangan langsung
i. Izinkan membawa benda-benda yang kekamar mandi, toilet, atau peralatan
disukai dari rumah untuk eliminasi
j. Izinkan keluarga untuk tinggal g. Mengganti pakaian secara berkala
mendampingi pasien h. Menghindari paparan langsung
k. Fasilitasi penggunaan barang-barang dengan cahaya matahari atau cahaya
pribadi yang tidak perlu
l. Pertahankan konsistensi kunjungan i. Mengizinkan membawa benda-
tenaga kesehatan benda yang disukai dari rumah
m. Berikan bel atau komunikasi untuk j. Mengizinkan keluarga untuk tinggal
memanggil perawat mendampingi pasien
Edukasi k. Memfasilitasi penggunaan barang-
a. Jelaskan cara membuat lingkungan barang pribadi
rumah yang aman l. Mempertahankan konsistensi
b. Jelaskan cara menghadapi bahaya kunjungan tenaga kesehatan
kebakaran m. Memberikan bel atau komunikasi
c. Ajarkan pasien dan keluarga/pengunjung untuk memanggil perawat
tentang upaya pencegahan infeksi Edukasi
a. Menjelaskan cara membuat
lingkungan rumah yang aman
b. Menjelaskan cara menghadapi
bahaya kebakaran
c. Ajarkan pasien dan
keluarga/pengunjung tentang upaya
pencegahan infeksi
5 Risiko perfusi Setelah dilakukan Intervensi utama: Konseling nutrisi Intervensi utama: Konseling nutrisi
gastrointestinal tidak intervensi keperawatan Observasi Observasi
efektif D.d Perdarahan selama 2x24jam, maka a. Identifikasi kebiasaan makan dan a. Mengidentifikasi kebiasaan makan
gastrointestinal akut, perfusi gastrointestinal perilaku makan yang akan diubah dan perilaku makan yang akan
trauma abdomen, meningkat , dengan b. Identifikasi kemajuan moofikasi diet diubah
sindroma kompartemen kriteria hasil : secara regular b. Mengidentifikasi kemajuan
abdomen, aneurisma aorta a. Nafsu makan c. Monitor intake dan outpue cairan, nilai moofikasi diet secara regular
abdomen, varises meningkat Hb, tekanan darah, kenaikan berat badan c. Memonitor intake dan outpue
gastroesofagus, penurunan b. Mual/muntah dan kebiasaan membeli makanan cairan, nilai Hb, tekanan darah,
kinerja ventrikel kiri, menurun Terpeutik kenaikan berat badan dan
koagulcpati, penurunan c. Nyeri abdomen a. Bina hubungan terapeutik kebiasaan membeli makanan
konsentrasi Hb, menurun b. Sepakati lama waktu pemberian Terpeutik
keabnormalan masa d. Asites menurun konseling a. Membina hubungan terapeutik
prothrombin dan/atau e. Konstipasi c. Tetapkan tujuan jangka pendek dan b. Menyepakati lama waktu
masa trombolastin parsial, menurun jangka panjang yang realistis pemberian konseling
disfungsi hati, disfungsi f. Diare menurun d. Gunakan standar nutrisi sesuai program c. Menetapkan tujuan jangka pendek
ginjal, disfungsi g. Bising usus diet dalam mengevaluasi kecukupan dan jangka panjang yang realistis
gastrointestinal, membaik asupan makanan d. Menggunakan standar nutrisi sesuai
Hiperglikemia, e. Pertimbangkan factor-faktor yang program diet dalam mengevaluasi
ketidakstabilan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kecukupan asupan makanan
hemodinamik, efek agen gizi e. Mempertimbangkan factor-faktor
farmakologis, Usia >60 Edukasi yang mempengaruhi pemenuhan
tahun, efek samping a. Informasikan perlunya modifikasi diet kebutuhan gizi
tindakan b. Jelaskan program gizi dan persepsi Edukasi
pasien, pengurangan kolestrol a. Menginformasikan perlunya
Kolaborasi modifikasi diet
a. Rujuk pada ahli gizi, jika perlu b. Menjelaskan program gizi dan
persepsi pasien, pengurangan
Intervensi dukungan: Perawatan jantung kolestrol
Kolaborasi
Observasi a. Merujuk pada ahli gizi, jika
a. Identifikasi tanda/gejala primer perlu
penurunan curah jantung
b. Identifikasi tanda/gejala sekunder Intervensi dukungan: Perawatan
penurunan curah jantung jantung
c. Monitor tekanan darah, intake dan Observasi
output cairan, saturasi oksigen, keluhan a. Mengidentifikasi tanda/gejala
nyeri dada primer penurunan curah jantung
d. Monitor EKG12 sadapan, artitmia, nilai b. Mengidentifikasi tanda/gejala
laboratorium jantung, fungsi alat pacu sekunder penurunan curah jantung
jantung c. Memonitor tekanan darah, intake
e. Periksa tekanan darah dan frekuensi dan output cairan, saturasi oksigen,
nadi sebelum dan sesudah aktivitas keluhan nyeri dada
f. Periksa tekanan darah dan frekuensi d. Memonitor EKG12 sadapan,
sebelum pemberian obat artitmia, nilai laboratorium jantung,
Terapeutik fungsi alat pacu jantung
a. Posisikan pasien semi-fowler atau e. Memeriksa tekanan darah dan
fowler dengan kaki ke bawah atau frekuensi nadi sebelum dan
posisi nyaman sesudah aktivitas
b. Berikan diet jantung yang sesuai f. Memeriksa tekanan darah dan
c. Gunakan stocking elastis atau frekuensi sebelum pemberian obat
pneumatic intermiten Terapeutik
d. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk a. Memposisikan pasien semi-fowler
modifikasi gaya hidup sehat atau fowler dengan kaki ke bawah
e. Berikan terapi relaksasi untuk atau posisi nyaman
mengurangi stress b. Memberikan diet jantung yang
f. Berikan dukungan emosional dan sesuai
spiritual c. Menggunakan stocking elastis atau
g. Berikan oksigen untuk pneumatic intermiten
mempertahankan saturasi oksigen d. Memfasilitasi pasien dan keluarga
>94% untuk modifikasi gaya hidup sehat
Edukasi e. Memberikan terapi relaksasi untuk
a. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai mengurangi stress
toleransi f. Memberikan dukungan emosional
b. Anjurkan beraktivitas fisik secara dan spiritual
bertahap g. Memberikan oksigen untuk
c. Anjurkan berhenti merokok mempertahankan saturasi oksigen
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur >94%
berat badan harian Edukasi
e. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur a. Menganjurkan beraktivitas fisik
intake dan output cairan harian sesuai toleransi
Kolaborasi b. Menganjurkan beraktivitas fisik
a. Kolaborasi pemberian antiaritmia secara bertahap
b. Rujuk ke program rehabilitasi jantung c. Menganjurkan berhenti merokok
d. Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
e. Mengajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian
Kolaborasi
a. Berkolaborasi pemberian
antiaritmia
b. Merujuk ke program rehabilitasi
jantung
10. Daftar Pustaka

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan III(Revisi).Jakarta

Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI) Edisi I Cetakan II.Jakarta

Laporan Pendahuluan Askep Anemia pdf doc (perawatkitasatu.com)

(DOC) LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA | Hasan udin - Academia.edu

Hitung Darah Lengkap, Ini yang Harus Anda Ketahui - Alodokter

Anda mungkin juga menyukai