Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (DALAM)


ANEMIA

Disusun Oleh :
Trini Siti Solihah
113 121 038

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa : Trini Siti Solihah


NIM : 113 121 038
Diagnosa : Anemia

A. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan
penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa oksigen (Badan POM,
2011).
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari
41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan anemia. Demikian pula pada
wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan
eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh.  Secara fisiologis anemia terjadi
apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen
ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb
sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat.  Anemia
adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003).

B. Biologi atau Faktor Resiko


1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi  defisiensi besi, folic
acid, piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab anemia yaitu :
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin
B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi
rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila darah
menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin
menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus
di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat
menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat
menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin (antasid,
pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini
dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan
vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal,
masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya
dapat menyebabkan anemia karena mempengaruhi proses pembentukan
sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang,
malaria, atau disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

C. Manifestasi Klinis
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah)
Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2
berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan
berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau
diare)

D. Patofisiologi
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang
belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau
dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa.  Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah.  Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia).  Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria). 
Kesimpulan  mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan
oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam
sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum
tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada
tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
E. Pathways

Defisiensi B12, Kegagalan produksi Destruksi SDM Perdarahan/


asam folat, zat besi SDM oleh sum-sum berlebih hemofilia
tulang

Penurunan SDM

Hb berkurang

Anemia

Suplai O2 dan nutrisi ke


jaringan berkurang

Hipoksia
Gastrointestinal SSP

Mekanisme anaerob
Penurunan kerja GI Reksi antar
saraf ↓
ATP ↓ Asam laktat
Peristaltik ↓ Kerja Pusing
lambung ↓
Makanan Energi untuk
Asam Perfusi
sulit dicerna Kelelahan membentuk
lambung ↑ perifer tidak
antibodi ↓ efektif
Konstipasi Keletihan
Anoreksia,
mual Resiko
infeksi
Defisit
nutrisi
F. Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah :
1. Gagal jantung,
2. kejang.
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,
kadar Fe, pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,
hitung trombosit, waktu perdarahan, waktu protrombin, dan waktu
tromboplastin parsial. 
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity
serum
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan
kronis serta sumber kehilangan darah kronis.

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam
folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan
penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan
yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat
darah, sehingga Hb meningkat.

4. Anemia pada defisiensi besi


a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12,
bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya
faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa
atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan
gangguan absorbsi.
I. Pengkajian Keperawatan
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
b. Kelemahan otot
c. Mudah lelah
d. Kulit pucat
4. Manifestasi system saraf pusat
a. Sakit kepala
b. Pusing
c. Kunang-kunang
d. Peka rangsang
e. Proses berpikir lamba
f. Penurunan lapang pandang
g. Apatis
h. Depresi
5. Syok (anemia kehilangan darah)
a. Perfusi perifer buruh
b. Kulit lembab dan dingin
c. Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
d. Peningkatan frekwensi jatung

J. Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi b/ d penurunan motilitas gastrointestinal
2. Defisit nutrisi b/ d peningkatan kebutuhan metabolisme
3. Keletihan b/ d kondisi fisiologis (mis. Anemia)
4. Perfusi perifer tidak efektif b/ d penurunan konsentrasi hemoglobin
5. Resiko infeksi
K. Tujuan Rencana dan Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


Konstipasi b/ d SLKI : Eliminasi fekal Manajemen eliminasi fekal
penurunan motilitas Setelah dilakukan tindakan Observasi
gastrointestinal keperawatan ...x... jam, diharapkan a. Identifikasi pengobatan yang berefek pada kondisi gastrointestinal
tidak terjadi konstipasi pada pasien b. Monitor tanda dan gejala diare, konstipasi, atau impaksi
dengan kriteria hasil : Terapeutik
a. Nyeri abdomen menurun a. Sediakan makanan tinggi serat
b. Kram abdomen menurun Edukasi
a. Anjurkan mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi serat
b. Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik, sesuai toleransi
Defisit nutrisi b/ d SLKI : Status Nutrisi Manajemen nutrisi
peningkatan kebutuhan Setelah dilakukan tindakan Observasi
metabolisme keperawatan ...x... jam, diharapkan a. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan nutrisi pasien dapat b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
menigkat dengan kriteria hasil : c. Monitor asupan makanan
a. Nafsu makan meningkat Terapeutik
b. Membrane mukosa normal a. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
Edukasi
a. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
b. Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
Keletihan b/ d kondisi SLKI : Tingkat keletihan SIKI : Manajemen Energi
fisiologis (mis. Anemia) Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan ...x... jam, diharapkan a. Identifikasi gangguan tubuh yang mengakibatkan kelelahan
keletihan pasien dapat menurun b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
dengan kriteria hasil : c. Monitor pola dan jam tidur
a. Verbalisasi lelah menurun Terapeutik
b. Selera makan meningkat a. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis; cahaya,
c. Gelisah menurun suara, kunjungan)
b. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
Edukasi
a. Anjurkan tirah baring
b. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
a. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
Perfusi perifer tidak SLKI : Perfusi perifer SIKI : Pemantauan cairan
efektif b/ d penurunan Setelah dilakukan tindakan Observasi
konsentrasi hemoglobin keperawatan ...x... jam, diharapkan a. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
perfusi perifer pasien dapat b. Monitor tekanan darah
membaik dengan kriteria hasil : c. Monitor elastisitas atau turgor kulit
a. Denyut nadi perifer meningkat d. Monitor kadar albumin dan hemoglobin
b. Warna kulit pucat menurun e. Monitor hasil pemeriksaan serum (mis; hematokrit, natrium, kalium)
c. Akral membaik f. Monitor intake dan output cairan
g. Identifikasi tanda-tanda hipovolemia (mis; nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
Terapeutik
a. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
b. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Resiko infeksi SLKI : Status imun SIKI : Pencegahan infeksi
Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan ...x... jam, diharapkan a. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
tidak terjadi infeksi pada pasien Terapeutik
dengan kriteria hasil : a. Batasi jumlah pengunjung
a. Integritas kulit meningkat b. Berikan perawatan kulit pada area edema
b. Integritas mukosa meningkat c. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi
a. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c. Ajarkan etika batuk
d. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
e. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
L. Daftar Pustaka
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.
Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Edisi 1. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai