Anda di halaman 1dari 7

A.

Defenisi
Center for deases control and prevention(CDC) mendefenisikan anemia sebagai kadar
hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5
d/dL pada trimester kedua(Leveno,2009).
Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr%(manuaba,
2007)

B. Etiologi
 Perdarahan(jelas atau samar). Perdarahan yang jelas(dari perdarahan pervagina, epistaksis
dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia. Perdarahan
samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui feses.
 Defesiensi gizi(factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi yang tidak baik( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin C. dan
rendah daging)
 Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.
 Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.
 Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.
 Kelainan darah.

C. Patofisiologi
1. Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun kadar
hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL sebagai
akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai
anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan.
2. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan sehari-
hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi. Selama
kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah ibu dan
transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin harus
menyimpan cukup zat besi pada 4 sampai 6 bulan terkhir setelah kelahiran.
3. Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin tidak
akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi. Ini akan
mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
4. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan
anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel darah merah.
5. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi
menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state.
Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia secara
klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis. Selanjutnya timbul
anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemia. Pada
saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta beberapa enzim yang dapat
menimbulkan manifestasi anemia.

D. Manifestasi klinik
 Mengelu cepat lelah
 Pusing
 Mata berkunang- kunang
 Malaise
 Lidah luka
 Nafsu makan turun(anoreksia)
 Konsentrasi hilang
 Nafas pendek(pada anemia parah)
 Palpitasi

E. Klasifikasi
Anemia dan kehamilan dapat dibagi sebagai berikut:
1) Anemia defesiensi besi
Anemia dalam kehamilan karena kekurangan besi akibat defesiensi besi ini disebabkan
oleh kurangnya masukan unsur besi dengan makanan karena gangguan rearbsorbsi,
gangguan penggunaan, atau karena banyaknya besi keluar dari tubuh karena perdarahan.
Apabila masuknya besi tidak bertambah pada saat kehamilan, maka sangat mudah terjadi
anemia defesiensi besi.
2) anemia megaloblastik
anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defesiensi asam
folat(pteroylglutamic acid). Jarang sekali terjadi karena defesiensi vitamin
B12( cynocobalamin)
3) anemia hemolitik
disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dibandingkan
pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukat atau sulit saat hamil, karena
ketika hamil anemia yang diderita bisa semakin berat. Secara umum anemia hemolitik
dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yakni;
 golongan yang disebabkan oleh factor intrakorpuskuler, seperti pada anemia hemolitik
herediter, thalasemia, anemia sel sabit dan lain- lain.
 Golongan yang disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler, seperti pada infeksi(malaria,
sepsis), keracunan arsenikum,leukemia, penyakit Hodgkin, penyakit hati dan lain-
lain.

F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui
 Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%
 Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%)
 Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik)
 Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.
 Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.

G. Penatalaksanaan
1. Medis
 Terapi oral
 Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat
 Asam folik 15- 30 mg perhari
 Vitamin B12 3x1 tablet perhari
 Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
 Terapi parenteral
Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi(jectofer0
2. Keperawatan
 Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan
peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi.
 Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan
khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji apakah
ada tanda- tanda infeksi selama kehamilan.
 Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung
retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan supplement
asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda infeksi.
 Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan
konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat- obatan oksidasi.

H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1) Aktifitas
 Keletihan, kelemahan, malaise umum
 Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja.
2) Sirkulasi
 Riwayat kehilangan darah kronis
 Palpitasi
 CRT lebih dari 2 detik
3) Eliminasi
 Konstipasi
 Sering kensing
4) Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/ muntah
5) Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala
6) Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas
7) Seksual
 Dapat terjadi perdarahn pervagina
 Perdarahan akut sebelumnya
 Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya

2. Diagnose yang mungkin muncul


1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan mual,
muntah.
2) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan.
3) Intoleransi berhubungan dengan keletihan atau kelemahan.
4) Risiko cidera terhadap janin berhubungan dengan penurunan suplai nutrisi ke janin.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasanpengetahuan mengenai
anemia.
3. Rencana keperawatan
1) Dx 1: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan
mual, muntah.
Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan
kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
 Berat badan klien dalam batas normal
 Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan
 Mual dan muntah klien berkurang

Intervensi:

a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan


menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut kuku dan kulit.
Rsional: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan.
b. Tentukan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.
Rasional: menentukan kebutuhan belajar khusus.
c. Berikan informasi tertulis/ verbal yang tepat tentang diet prenatal dan supplement
vitamin/ zat besi.
Rasional: meningkatkan kemungkinan klien memilih diet seimbang saat dirumah.
d. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah.
Rasional: mual/ muntah pada trimester pertama dapat berdampak negative pada
status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
I. WOC

Pengktn kebth. perdarahan Defisiensi nutrisi


Zat besi u/ Gangguan absorbs zat
prematuritas besi(sperti:gastrektomi,
colitis kronis
Volume darah

Peningkatan
kebutuhan volume
darah
Difisiensi zat besi

Penegenceran
darah
Cadangan zat besi
kosong(iron
depleted)

Gangguan pd bentk
eritrosit(iron deficient
erythropoesis

Anemia( iron deficiency


anemia)

Pengetahuan terbatas asimptomati


gg. saluran cerna k

gg.Kurang Mal butrisi Penurunan


curah
pengetahuan
jantung

Anoreksia,
mual, muntah Aliran darah
ke jaringan
menurun
gg. kebutuhan
nutrisi

Aliran darah
ke jaringan
menurun

Hipoksia, Suplai O2 ke
pucat, lemah jaringan
berkurang

Transfer zat
besi ke janin
gg. gg. perfusi menurun
intoleransi jaringan
aktifitas
Nutrisi janin
berkurang

Risiko cidera
janin
J. Daftar pustaka

Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida dkk. 2007. Pengantar Kuliah obsetri. Jakarta: EGC

Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir. Jakarta: EGC

Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta. Salemba medika.

Anda mungkin juga menyukai