Disusun oleh:
Rahel Nuraeni Natalia
NIM: 2153005
Lokasi : Universitas Advent Indonesia,Bandung
B. KLASIFIKASI
Anemia dan kehamilan dapat dibagi sebagai berikut:
1. Anemia defesiensi besi
Anemia dalam kehamilan karena kekurangan besi akibat defesiensi besi ini disebabkan
oleh kurangnya masukan unsur besi dengan makanan karena gangguan rearbsorbsi,
gangguan penggunaan, atau karena banyaknya besi keluar dari tubuh karena perdarahan.
Apabila masuknya besi tidak bertambah pada saat kehamilan, maka sangat mudah terjadi
anemia defesiensi besi.
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defesiensi asam folat
(pteroylglutamic acid). Jarang sekali terjadi karena defesiensi vitamin B12
(cynocobalamin)
3. Anemia hemolitik
Anemia megaloblastik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat dibandingkan pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukat atau
sulit saat hamil, karena ketika hamil anemia yang diderita bisa semakin berat. Secara
umum anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yakni;
a. Golongan yang disebabkan oleh factor intrakorpuskuler, seperti pada anemia hemolitik
herediter, thalasemia, anemia sel sabit dan lain- lain.
b. Golongan yang disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler, seperti pada infeksi
(malaria, sepsis), keracunan arsenikum,leukemia, penyakit Hodgkin, penyakit hati dan
lain- lain.
C. ETIOLOGI
1. Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas (dari perdarahan pervagina,
epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia.
Perdarahan samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui
feses.
2. Defesiensi gizi (factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan
atau kualitas besi yang tidak baik ( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin
C. dan rendah daging)
3. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.
4. Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.
6. Kelainan darah.
7.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Mengelu cepat lelah.
2. Pusing.
3. Mata berkunang- kunang.
4. Malaise.
5. Lidah luka.
6. Nafsu makan turun (anoreksia).
7. Konsentrasi hilang.
8. Nafas pendek.(pada anemia parah).
9. Palpitasi.
E. PATOFISIOLOGI
1. Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun kadar
hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL sebagai
akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai
anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan.
2. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan
sehari- hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi.
Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah
ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin
harus menyimpan cukup zat besi pada 4 - 6 bulan terkhir setelah kelahiran.
3. Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin
tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi.
Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
4. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan
anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel darah merah.
5. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi
menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state.
Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia
secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis.
Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron
deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta
beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.
F. CLINICAL PATHWAY
Peningkatan
I.
kebutuhan volume
darah
J.
Difisiensi zat besi
Penegenceran
darah
Cadangan zat besi
kosong(iron
depleted)
Gangguan pd bentk
asimptomati
eritrosit(iron deficient
k
erythropoesis
Penurunan
curah
Anemia( iron deficiency
jantung
anemia)
Aliran darah
Pengetahuan terbatas ke jaringan
gg. kebutuhan gg. saluran cerna menurun
nutrisi
Risiko cidera
janin
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui.
a. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%.
b. Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%).
c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik).
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.
e. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.
H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Terapi oral
a. Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat
b. Asam folik 15- 30 mg perhari
c. Vitamin B12 3x1 tablet perhari
d. Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
Terapi parenteral
Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi
(jectofer).
2. Keperawatan
a. Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan
peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi.
b. Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan
khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji
apakah ada tanda- tanda infeksi selama kehamilan.
c. Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung
retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan
supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda infeksi.
d. Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan
konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat- obatan oksidasi.
I. KOMPLIKASI
Untuk wanita hamil, komplikasi yang timbul dari anemia defisiensi besi
adalah kelahiran prematur atau berat badan lahir yang rendah pada bayi. Faktor
penyebab lainnya yaitu genetik, perubahan hormon, penyakit ginjal, gangguan sistem
tubuh, dan lainnya.
A. Pengkajian
1. Aktifitas
Keletihan, kelemahan, malaise umum
Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja.
2. Sirkulasi
Riwayat kehilangan darah kronis
Palpitasi
CRT lebih dari 2 detik
3. Eliminasi
Konstipasi
Sering kensing
4. Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/ muntah
5. Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala
6. Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas
7. Seksual
Dapat terjadi perdarahn pervagina
Perdarahan akut sebelumnya
Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah.
Tujuan: Diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Kriteria hasil:
Berat badan klien dalam batas normal.
Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan.
Mual dan muntah klien berkurang.
Intervensi:
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut kuku dan
kulit.
Rsional: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu
selama kehamilan.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
b. Tentukan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.
Rasional: menentukan kebutuhan belajar khusus.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
c. Berikan informasi tertulis/ verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
supplement vitamin/ zat besi.
Rasional: meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
seimbang saat dirumah.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
d. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah.
Rasional: mual/ muntah pada trimester pertama dapat berdampak
negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan.
Tujuan: Perfusi ke jaringan/ ke sel efektif.
Kriteria hasil:
Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembapan).
Tidak terdapat kebiruan pada kulit.
CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)
Intervensi:
a. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.
Rasional: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan,
kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia
uteroplasenta.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
b. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien
Rasional: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam
waktu kurang dari 2 detik dapat menandakan anemia.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
c. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat brakikardi, atau takikardi. Catat
perubahan pada aktivitas janin(hipoaktif dan hiperaktif)
Rasional: mengkaji berkelanjutan hipoksia janin. Pada awalnya
janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardi dan
peningkatan gerakan. Bila tetap deficit akan terjadi brakikardi dan
penurunan aktivitas.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
d. Catat kemungkinan kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus.
Rasional: kehilangan darah ibu secar berlebihan menurunkan perfusi
plasenta.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
e. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri.
Rasional: menghilangkan tekanan vena cava inferior dan
meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.
Intervensi:
a. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.
Rasional: factor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/
oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen
janin/ plasenta.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
b. Ajari ibu untuk mengobservasi pergerakan janin
Rasional: jika janin tidak bergerak perlu diwaspadai terjadi cedera
pada janin akibat kekurangan nutrisi.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
c. Bantu dalam screening dan kelainan genetic.
Rasional: kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan
yang khusus untuk mencegah efek negative dalam perumbuhan janin.
Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan anemia.
Tujuan: Diharapkan pengetahuan klien mengenai anemia menjadi adekuat.
Kriteria hasil:
Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia.
Dapat mengikuti intruksi dan prosedur keperawatan.
Dapat menunjukkan perilaku kesehatan yang positif untuk mengurangi anemia
Intervensi:
a. Kaji kesiapan klien untuk belajar
Rasional: faktor ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap
informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan
informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.
b. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar mengajar.
Rasional: dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan
ansietas yang nantinya menguatkan prinsip-pronsip belajar- mengajar.
c. Berikan informasi mengenai patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat.
Rasional: meningkatkan pengetahuan klien mengenai proses penyakit dan
pencegahannya.
d. Berikan informasi tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan
cara yang tepat.
Rasional: mengurangi kecemasan pada klien ketika mengalami tanda dan
gejala penyakit serta diteksi awal bagi klien mengenai suatau penyakit.
Evaluasi
1. Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.
Referensi
1. Amin, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA, NIC-NOC. Edisi Reavisi. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
2. Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir. Jakarta:
EGC
3. Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta. Salemba medika
4. Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC
5. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
LAPORAN KASUS IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
A.Pengkajian
1. Aktifitas
Keletihan, kelemahan, malaise umum
Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja.
2. Sirkulasi
Riwayat kehilangan darah kronis
Palpitasi
CRT lebih dari 2 detik
3. Eliminasi
Konstipasi
Sering kensing
4. Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/
muntah
5. Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan
kepala
6. Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat
maupun aktivitas
7. Seksual
Dapat terjadi perdarahn pervagina
Perdarahan akut sebelumnya
Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 1
-Mengajarkan ps
- Intruksikan memakan makan sdkit tapi
makan masih hangat sering.
-Mengintruksikan
ps makan makanan
masih hangat
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 2
-Menghilangkan
tekanan vena cava
inferior dan
meningkatkan
sirkulasi plasenta atau
janin dan pertukaran
oksigen.
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 3
Evaluasi :
-memberikan
kesempatan
untuk bertanya
-menanyakan
kembali apa yang
sudah
disampaikan
-mengucapkan
salampenutup
dan terimakasih
LEAFTLET
Referensi
1. Amin, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA, NIC-NOC. Edisi Reavisi. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
2. Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir.
Jakarta: EGC
3. Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Jakarta. Salemba medika
4. Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC
5. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
6. saifuddin, abdul bari. (2006). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.