Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN IBU HAMIL DENGAN

ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas


Stase Keperawatan Maternitas
Nama Dosen : Sapti H. Widiyarti, S.Kep, Ns, MPH
NIDN: 0404126501

Disusun oleh:
Rahel Nuraeni Natalia
NIM: 2153005
Lokasi : Universitas Advent Indonesia,Bandung

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG 2021/2022
A. DEFINISI
Center for deases control and prevention(CDC) mendefenisikan anemia sebagai
kadar hemoglobin lebih rendah dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga, dan
kurang dari 10,5 d/dL pada trimester kedua(Leveno,2009).
Berdasarkan WHO, anemia pada ibu hamil adalah bila Hb kurang dari 11 gr%
(manuaba, 2007)

B. KLASIFIKASI
Anemia dan kehamilan dapat dibagi sebagai berikut:
1. Anemia defesiensi besi
Anemia dalam kehamilan karena kekurangan besi akibat defesiensi besi ini disebabkan
oleh kurangnya masukan unsur besi dengan makanan karena gangguan rearbsorbsi,
gangguan penggunaan, atau karena banyaknya besi keluar dari tubuh karena perdarahan.
Apabila masuknya besi tidak bertambah pada saat kehamilan, maka sangat mudah terjadi
anemia defesiensi besi.
2. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena defesiensi asam folat
(pteroylglutamic acid). Jarang sekali terjadi karena defesiensi vitamin B12
(cynocobalamin)
3. Anemia hemolitik
Anemia megaloblastik disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat dibandingkan pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukat atau
sulit saat hamil, karena ketika hamil anemia yang diderita bisa semakin berat. Secara
umum anemia hemolitik dapat dibagi menjadi 2 golongan besar yakni;
a. Golongan yang disebabkan oleh factor intrakorpuskuler, seperti pada anemia hemolitik
herediter, thalasemia, anemia sel sabit dan lain- lain.
b. Golongan yang disebabkan oleh factor ekstrakorpuskuler, seperti pada infeksi
(malaria, sepsis), keracunan arsenikum,leukemia, penyakit Hodgkin, penyakit hati dan
lain- lain.

C. ETIOLOGI
1. Perdarahan (jelas atau samar). Perdarahan yang jelas (dari perdarahan pervagina,
epistaksis dan sebagainya) menjadi penyebab/ keterangan yang nyata untuk anemia.
Perdarahan samar dapat karena perdarahan gastrointestinal yang diperiksa melalui
feses.
2. Defesiensi gizi (factor nutrisi). Akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan
atau kualitas besi yang tidak baik ( makanan yang mengandung serat, rendah vitamin
C. dan rendah daging)
3. Kebutuhan zat besi yang meningkat untuk prematuritas janin.
4. Gangguan absorbs zat besi seperti gastrektomi, colitis kronis.
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel- sel darah.
6. Kelainan darah.
7.

D. MANIFESTASI KLINIK
1. Mengelu cepat lelah.
2. Pusing.
3. Mata berkunang- kunang.
4. Malaise.
5. Lidah luka.
6. Nafsu makan turun (anoreksia).
7. Konsentrasi hilang.
8. Nafas pendek.(pada anemia parah).
9. Palpitasi.

E. PATOFISIOLOGI
1. Kadar hemoglobin untuk wanita tidak hamil biasanya adalah 13,5 g/dL. Namun kadar
hemoglobin selama trimester kedua dan ketiga kehamilan berkisar 11,6 g/dL sebagai
akibat pengenceran darah ibu karena peningkatan volume plasma. Ini disebit sebagai
anemia fisiologis dan merupakan keadaan yang normal selama kehamilan.
2. Selama kehamilan, zat besi tidak dapat dipenuhi secara adekuat dalam makanan
sehari- hari. Zat dalam makanan seperti susu, teh dan kopi menurunkan absorbs besi.
Selama kehamilan, tambahan zat besi diperlukan untuk meningkatkan sel- sel darah
ibu dan transfer ke janin untuk penyimpanan dan produksi sel- sel darah merah. Janin
harus menyimpan cukup zat besi pada 4 - 6 bulan terkhir setelah kelahiran.
3. Selama trimester ketiga, jika supan besi wanita tersebut tidak memadai, hemoglobin
tidak akan meningkat sampai nilai 12,5 g/dL dan dapat terjadi anemia karena nutrisi.
Ini akan mengakibatkan penurunan transfer zat besi kejanin.
4. Hemoglobinopati, seperti thalasemia, penyakit sel sabit, dan G-6-PD mengakibatkan
anemia melalui hemolisis atau peningkatan penghancuran sel- sel darah merah.
5. Secara umum dengan kehilangan zat besi hal ini akan menyebabkan cadangan besi
menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut iron depleted state.
Apabila kekurangan besi berlanjut terus, maka penyediaan besi untuk eritropoesis
berkurang, sehingga menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit, tetapi anemia
secara klinik belum terjadi, keadaan ini disebut iron deficient erythropoesis.
Selanjutnya timbul anemia hipokromik mikrositer, sehingga disebut sebagai iron
deficiency anemia. Pada saat ini juga terjadi kekurangan besi pada epiter serta
beberapa enzim yang dapat menimbulkan manifestasi anemia.
F. CLINICAL PATHWAY

Pengktn kebth. Defisiensi nutrisi


G. perdarahan
Zat besi u/ Gangguan absorbs zat
H.
prematuritas besi(sperti:gastrektomi,
colitis kronis
Volume darah

Peningkatan
I.
kebutuhan volume
darah
J.
Difisiensi zat besi

Penegenceran
darah
Cadangan zat besi
kosong(iron
depleted)

Gangguan pd bentk
asimptomati
eritrosit(iron deficient
k
erythropoesis
Penurunan
curah
Anemia( iron deficiency
jantung
anemia)

Aliran darah
Pengetahuan terbatas ke jaringan
gg. kebutuhan gg. saluran cerna menurun
nutrisi

gg.Kurang Mal butrisi


pengetahuan Aliran darah
ke jaringan
Anoreksia, menurun
mual, muntah
Hipoksia, Suplai O2 ke
pucat, lemah jaringan
berkurang
Transfer zat
besi ke janin
gg. gg. perfusi menurun
intoleransi jaringan
aktifitas
Nutrisi janin
berkurang

Risiko cidera
janin

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium dasar ditemui.
a. Pemeriksaan Hb sahli, kadar Hb < 10 mg/%.
b. Kadar Ht menurun (normal 37%- 41%).
c. Peningkatan bilirubin total (pada anemia hemolitik).
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi.
e. Terdapat pansitopenia, sum- sum tulang kosong diganti lemak.

H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
 Terapi oral
a. Pemberian tablet zat besi mengandung ferosulat, besi glukonat
b. Asam folik 15- 30 mg perhari
c. Vitamin B12 3x1 tablet perhari
d. Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
 Terapi parenteral
Secara intramuscular di injeksikandextran besi(imferon) atau sorbitol besi
(jectofer).
2. Keperawatan
a. Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai supplement besi dan
peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan sesuai indikasi.
b. Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat tersebut, beri dukungan
khususnya jika wanita tersebut telah mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji
apakah ada tanda- tanda infeksi selama kehamilan.
c. Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat, dan hitung
retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis; berikan konseling diet dan
supplement asam folat; dan observasi apakah ada tanda- tanda infeksi.
d. Pada klien yang menderita G-6-PD, berikan supplement besi dan asam folat dan
konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan menghindari obat- obatan oksidasi.

I. KOMPLIKASI
Untuk wanita hamil, komplikasi yang timbul dari anemia defisiensi besi
adalah kelahiran prematur atau berat badan lahir yang rendah pada bayi. Faktor
penyebab lainnya yaitu genetik, perubahan hormon, penyakit ginjal, gangguan sistem
tubuh, dan lainnya.

J. KONSEP DASAR KEPERAWATAN TEORITIS ASUHAN

A. Pengkajian
1. Aktifitas
 Keletihan, kelemahan, malaise umum
 Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja.
2. Sirkulasi
 Riwayat kehilangan darah kronis
 Palpitasi
 CRT lebih dari 2 detik
3. Eliminasi
 Konstipasi
 Sering kensing
4. Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/ muntah
5. Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan kepala
6. Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat maupun aktivitas
7. Seksual
 Dapat terjadi perdarahn pervagina
 Perdarahan akut sebelumnya
 Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah.
 Tujuan: Diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
 Kriteria hasil:
 Berat badan klien dalam batas normal.
 Klien tidak menunjukkan penurunan nafsu makan.
 Mual dan muntah klien berkurang.

 Intervensi:
a. Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu/ sekarang dengan
menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut kuku dan
kulit.
 Rsional: kesejahteraan janin dan ibu tergantung pada nutrisi ibu
selama kehamilan.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
b. Tentukan tingkat pengetahuan tentang kebutuhan diet.
 Rasional: menentukan kebutuhan belajar khusus.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
c. Berikan informasi tertulis/ verbal yang tepat tentang diet prenatal dan
supplement vitamin/ zat besi.
 Rasional: meningkatkan kemungkinan klien memilih diet
seimbang saat dirumah.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
d. Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/ muntah.
 Rasional: mual/ muntah pada trimester pertama dapat berdampak
negative pada status nutrisi prenatal, khususnya pada periode kritis
perkembangan janin.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke
jaringan.
 Tujuan: Perfusi ke jaringan/ ke sel efektif.
 Kriteria hasil:
 Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembapan).
 Tidak terdapat kebiruan pada kulit.
 CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)

 Intervensi:
a. Perhatikan status fisiologis ibu, status sirkulasi dan volume darah.
 Rasional: kejadian perdarahan potensial merusak hasil kehamilan,
kemungkinan menyebabkan hipovolemia atau hipoksia
uteroplasenta.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
b. Lakukan pemeriksaan fisik CRT dengan menekan kuku pasien
 Rasional: keadaan capillary refill test yang tidak kembali dalam
waktu kurang dari 2 detik dapat menandakan anemia.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
c. Auskultasi dan laporkan DJJ, catat brakikardi, atau takikardi. Catat
perubahan pada aktivitas janin(hipoaktif dan hiperaktif)
 Rasional: mengkaji berkelanjutan hipoksia janin. Pada awalnya
janin berespon pada penurunan kadar oksigen dengan takikardi dan
peningkatan gerakan. Bila tetap deficit akan terjadi brakikardi dan
penurunan aktivitas.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan
intervensi.
d. Catat kemungkinan kehilangan darah ibu dan adanya kontraksi uterus.
 Rasional: kehilangan darah ibu secar berlebihan menurunkan perfusi
plasenta.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
e. Anjurkan tirah baring pada posisi miring kiri.
 Rasional: menghilangkan tekanan vena cava inferior dan
meningkatkan sirkulasi plasenta atau janin dan pertukaran oksigen.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, kelemahan


 Tujuan: Diharapkan klien dapat beraktivitas dengan baik.
 Kriteria hasil:
 Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR.
 Mampu melakukan kgiatan sehari- hari(ADL) secara mandiri.
 Keseimbangan aktivitas dan istirahat.
 Intervensi:
a. Jelaskan alasan perlunya tirah baring, penggunaan posisi rekumben lateral
kiri/ miring dan penurunan aktivitas.
 Rasional: mempertahankan janin jauh dari servik dan meningkatkan
perfusi uterus.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
b. Kaji adanya faktor yang bisa menyebabkan kelelahan.
 Rasional: menentukan intervensi lanjutan yang tepat.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
c. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat klien.
 Rasional: meningkatkan istirahat, mencegah kelelahan.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
d. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktifitas yang mampu dilakukan.
 Rasional: menghindari aktivitas yang mampu meningkatkan kelelahan
klien.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
4. Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan penuruna suplai nutrisi ke janin.
 Tujuan: Diharapkan risiko cedera pada janin dapat tertanggulangi.
 Kriteria hasil:
 DJJ dalam batas normal
 Hasil USG tidak menunjukkan tanda-tanda abnormalitas.
 Tinggi fundus uteri sesuai umur kehamilan

 Intervensi:
a. Perhatikan kondisi ibu yang berdampak pada sirkulasi janin.
 Rasional: factor yang mempengaruhi atau menurunkan sirkulasi/
oksigenasi ibu mempunyai dampak yang sama pada kadar oksigen
janin/ plasenta.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
b. Ajari ibu untuk mengobservasi pergerakan janin
 Rasional: jika janin tidak bergerak perlu diwaspadai terjadi cedera
pada janin akibat kekurangan nutrisi.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
c. Bantu dalam screening dan kelainan genetic.
 Rasional: kelainan seperti anemia sel sabit mengharuskan tindakan
yang khusus untuk mencegah efek negative dalam perumbuhan janin.
 Implementasi: Implementasi yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan anemia.
 Tujuan: Diharapkan pengetahuan klien mengenai anemia menjadi adekuat.
 Kriteria hasil:
 Dapat menjelaskan kembali mengenai pengertian anemia.
 Dapat mengikuti intruksi dan prosedur keperawatan.
 Dapat menunjukkan perilaku kesehatan yang positif untuk mengurangi anemia

 Intervensi:
a. Kaji kesiapan klien untuk belajar
 Rasional: faktor ansietas atau kurang kesadaran tentang kebutuhan terhadap
informasi dapat mempengaruhi kesiapan untuk belajar. Penyerapan
informasi ditingkatkan bila klien termotivasi dan siap untuk belajar.
b. Libatkan orang terdekat dalam proses belajar mengajar.
 Rasional: dukungan dari orang terdekat dapat membantu menghilangkan
ansietas yang nantinya menguatkan prinsip-pronsip belajar- mengajar.
c. Berikan informasi mengenai patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat.
 Rasional: meningkatkan pengetahuan klien mengenai proses penyakit dan
pencegahannya.
d. Berikan informasi tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit dengan
cara yang tepat.
 Rasional: mengurangi kecemasan pada klien ketika mengalami tanda dan
gejala penyakit serta diteksi awal bagi klien mengenai suatau penyakit.
Evaluasi
1. Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi.

Referensi
1. Amin, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA, NIC-NOC. Edisi Reavisi. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
2. Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir. Jakarta:
EGC
3. Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta. Salemba medika
4. Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC
5. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
LAPORAN KASUS IBU HAMIL DENGAN
ANEMIA DALAM KEHAMILAN
A.Pengkajian
1. Aktifitas
 Keletihan, kelemahan, malaise umum
 Kehilangan produktivitas, kehilangan semangat untuk bekerja.
2. Sirkulasi
 Riwayat kehilangan darah kronis
 Palpitasi
 CRT lebih dari 2 detik
3. Eliminasi
 Konstipasi
 Sering kensing
4. Makanan/ cairan: nafsu makan menurun, mual/
muntah
5. Nyeri/ kenyamanan: di daerah abdomen dan
kepala
6. Pernapasan: napas pendek pada saat istirahat
maupun aktivitas
7. Seksual
 Dapat terjadi perdarahn pervagina
 Perdarahan akut sebelumnya
 Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 1

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Perubahan Setelah diberikan1. - Tentukan - Kesejatraan at. 08.00 At at. 12:30
nutrisi kurang asuhan keadekuatan asupan janin dan ibu
1 -Menentukan S: “……..”
dari keperawatan 4-5 nutrisi selama 24 jam. tergantung pada
kebutuhan keadekuatan asupan
jam diharapkan Perhatikan kondisi nutrisi ibu selama
tubuh b.d nutrisi selama 24
kebutuhan nutrisi rambut, kuku, dan kehamilan. O: Ps tampak
mual muntah jam. Perhatikan
pasien terpenuhi kulit. tenang, Makanan
ditandai -Menentukan kondisi rambut,
dengan kh: 2. habis di makan ½
dengan kebutuhan belajar kuku, dan kulit.
3. - Tingkatkan dari 1 porsi
DS: “ ps - Berat badan ps khusus.
pengetahuan ttg -Meningkatkan dewasa.
mengatakan dalam batas
kebutuhan diet. -Agar ps bisa pengetahuan ttg
tidak nafsu normal.
4. memilih diaet kebutuhan diet.
mkn” -Ps tidak - Berikan informaasi seimbang yang A: Masalah
DO: ps tertulis/verbal yang -Memberikan teratasi sebagian.
menunjukan sesuai anjuran.
tampak lemas tepat ttg diet prenatal informasi
penurunan nafsu
Makanan dan suplemen vit/zat -Agar kebutuhan tertulis/verbal yang
makan.
habis di besi. ps tetap terpenuhi. tepat ttg diet P: Tingkatkan
makan ¼ -Mual dan muntah prenatal dan intervensi
- Agar tidak
porsi dewasa. ps berkurang. - Ajarkan makan suplemen vit/zat
mudah muntah -st. Rahel
sedkit tapi sering besi.

-Mengajarkan ps
- Intruksikan memakan makan sdkit tapi
makan masih hangat sering.

-Mengintruksikan
ps makan makanan
masih hangat
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 2

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Gangguan Setelah dilakukan - Perhatikan status fisologi -Kejadian perdarahan at. 08:00 at. 12:30
perffusi jaringan
1 asuhan keperawatan ibu, status sirkulasi dan potensial merusak Memperhatikan status S: “…….”
b.d penurunan
suplai oksigen ke selama 4-5 jam di volume darah. hasil kehamilan, fisologi ibu, status
jaringan di tandai harapkan perfusi ke - Lakukan pemeriksaan kemungkinan sirkulasi dan volume
dengan: O: PS tampak cemas,
jaringan/sel efektif fisik CRT dengan menekan menyebabkan darah.
DS: “……” CRT kembali ketika 3
dengan KH: kuku ps. hypovolemia atau detik.
DO: Ps tampak - Melakukan
cemas, CRT 3 hipoksia uteplasenta.
-Tidak terdapat pemeriksaan fisik CRT
detik. - Auskultasi dan laporkan
perubahan - keadaan CRT yang dengan menekan kuku A: Masalah belum
DJJ, catat bradikardi atau
karakteristik kulit tidak kembali dalam ps. teratasi.
takikardi. Catat perubahan
waktu kurang dri 2
-tidak terdapat pada aktivitas janin. - Menguuskultasi dan
dtk dpat menandakan
kebiruan pada kulit laporkan DJJ, catat P: Tingkatkan
anemia. intervensi.
- Catat kemungkinan bradikardi atau
-CRT dalam batas
kehilangan darah ibu dan -Mengkaji kelanjutan takikardi. Catat ---St. Rahel
normal (kembali dlm
adanya kontraksi uterus. hipoksia janin. Pada perubahan pada
kurun waktu kurang
awalnya janin respon aktivitas janin.
dari 2 detik.
pada penurunan kadar
- Mencatat
- Anjurkan tirah baring pada oksigen dengan
kemungkinan
posisi miring kiri. takikardi dan
kehilangan darah ibu
peningkatan gerakan.
dan adanya kontraksi
Bila tetap deficit akan
uterus.
terjadi bradikardi dan
menutunan aktivitas. - Menganjurkan tirah
baring pada posisi
-Kehilangan darah ibu
miring kiri.
secara berlebihan
menurunkan perfusi
plasenta.

-Menghilangkan
tekanan vena cava
inferior dan
meningkatkan
sirkulasi plasenta atau
janin dan pertukaran
oksigen.
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 3

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Intoleransi Setelah diberikan -Jelaskan alasan -Mempertahankan at. 08:00 at. 13:0
1 aktivitas b.d asuhan perlunya tirah baring, janin jauh dari Menjelaskan alasan S: “….”
keletihan, keperawatan 4-5 penggunaan posisi servik dan perlunya tirah
kelemahan jam diharapkan rekumben lateral meningkatkan baring, penggunaan
yang ditandai kebutuhan nutrisi kiri/miring dan perfusi uterus. posisi rekumben O: Ps tampak
dengan pasien terpenuhi penurunan aktivitas. lateral kiri/miring
-Menentukan tenang tidak ada
DS: “Cape dengan kh: dan penurunan tanda-tada
sus” intervensi
-Kaji adanya faktor aktivitas. peningkatan TD,
DO: Ps -Berpastisipasi lanjutan yang
yang bisa P, RR
tampak lemas dalam aktifitas tepat. - Mengkaji adanya
menyebabkan
dan lesu tanpa disertai faktor yang bisa
kelelahan. -Meningkatkan
peningkatan TD, menyebabkan A: Masalah
istirahat dan
Nadi, RR. kelelahan. teratasi
-Monitor pola tidur mencegah
- Mampu lakukan dan lamanya tidur/ kelelahan. - Meonitor pola
kegiatan ADL istirahat ps. tidur dan lamanya
-Menghindari P: Lanjut
secara mandiri. tidur/ istirahat ps.
-Bantu ps untuk aktivitas yang mengkaji masalah
-Keseimbangan meningkatkan yang lain.
mengidentifikasi
aktivitas dan aktifitas yang mampu kelelahan ps.
- Membantu ps ---St. Rahel.
istirahat. dilakukan. untuk
mengidentifikasi
aktifitas yang
mampu dilakukan.
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 4

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Risiko cedera Setelah diberikan - Perhatikan kondisi -Faktor yang At. 08:00 at. 13:0
terhadap janin asuhan ibu yang berdampak mempengaruhi
1 - Memperhatikan S: “….”
b.d keperawatan 4-5 pada sirkulasi janin. atau menurunkan
ppenurunan kondisi ibu yang
jam diharapkan sirkulasi/oksigen
suplai nutrisi berdampak pada
kebutuhan nutrisi -Ajari ibu untuk ibu mempunyai O: Ps masih
ke janin yang sirkulasi janin.
pasien terpenuhi mengobservasi dampak yang tampak gelisa
di tandai dengan kh: pergerakan janin sama pada kadar - Ajari ibu untuk
dengan: oksigen mengobservasi
DS: “….” -DJJ dalam batas
- Bantu dalam janin/plasenta. pergerakan janin. A: Masalah belum
DO: Ps normal
screening dan kalainan teratasi
tanpak gelisa -jika janin tdk - Membantu dalam
-Hasil USG tidak genetic.
dan cemas. bergerak perlu di screening dan
menunjukan
waspadai terjadi kalainan genetic.
tanda-tanda P: Tingkatkan
cedera pada janin intervensi.
abnormalistas.
akibat kekurangan
-Tinggi fundus nutrisi. ---St. Rahel
uteri sesuai umur
-Kelainan seperti
kehamilan.
anemia sel sabit
mengharuskan
tindakan yang
khusus untuk
mencegah efek
negative dalam
pertumbuhan
janin.
TABEL ASUHAN KEPERAWATAN 5

No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Kurang Setelah diberikan - Kaji kesiapan untuk -Faktor ansietas - Mengkaji at. 13:0
pengetahuan asuhan belajar atau kurang kesiapan untuk
1 S: “….”
b.d keterbatan keperawatan 4-5 kesdaran ttg belajar
pengetahuan jam diharapkan - Libatkan org terdekat kebutuhan
anemia yang - Melibatkan
kebutuhan nutrisi dalam proses belajar terhadap
ditandai ibatkan org terdekat O: Ps tampak
pasien terpenuhi mengajar. informasi dan tenang dan sudah
dengan: dalam proses
dengan kh: kesiapan untuk mengertiakan
DS: “PS belajar mengajar.
- Berikan informasi belajar. penyakit yang di
menyanyakan -Dapat
mengenai gejala yang - Memberikan deritanya dan cara
tentang menjelaskan -Adanya
biasa muncul pada informasi mengenai penanggulangann
pentakitnya” kembali ttg dukungan dari ya.
penyakit dengan cara gejala yang biasa
DO: Ps pengertian anemia orang terdekat
yang tepat. muncul pada A: Masalah
tampak tidak membuat ps
-dapat mengikuti penyakit dengan teratasi
mengerti akan nyaman.
intruksi dan cara yang tepat.
penyakitnya. prosedur -Mengurangi
Tanpa cemas
keperawatan. kecemasan P: Lanjut
dan bingung.. mengkaji masalah
pasien.
Dapat yang lain.
menunjukan
perilaku ---St. Rahel.
kesehatan yang
positif unrtuk
mengurangi
anemia.
PENDIDIKAN KESEHATAN

Nama Klien:NY. R Tanggal Pendidikan Kesehatan 20 oktober 2021

Nama Mahasiswa: Rahel Nuraeni Natalia

TOPIK TUJUAN TUJUAN MATERI KEGIATAN MEDIA/ REFERENSI EVALUASI


INSTRUKSIONAL INSTRUKSIONAL PEMBELAJARAN
UMUM KHUSUS ALAT
BANTU

Asuha Setelah 1.Pengertian Pendidikan Pembukaan : Leaflet saifuddin, Setelah


n mengikuti anemia pada ibu kesehatan abdul bari. dievaluasi
pada pendidikan hamil tentang -memberi salam pasien bisa
dan (2006). Buku
ibu kesehatan pada anemia bagi mengerti apa
hamil. ibu hamil 2.ciri-ciri ibu ibu hamil memperkenalkan acuan yang
diharapkan dapat hamil dengan diri nasional disampaikan
Sub menambah anemia pelayanan dengan
topic: pengetahuan -menjelaskan
3.Macam- tujuan kesehatan menjelaskan
Anemi tentang anemia kembali
a macam anemia penyuluhan maternal             
mengenai
pada dan neonatal.
4.Akibat anemia -melakukan nutrisi bagi ibu
ibu pada ibu hamil kontrak waktu Jakarta : hamil
hamil. dengan pasien yayasan bina
5.penatalaksana pustaka
n dan
sarwono
pencegahan
anemia pada ibu Pelaksanaan : prawirohardj
hamil o.
-menjelaskan
Menjelaskan materi
cara minum penyuluhan
tablet zar besi secara berurutan
yang benar dan teratur

Evaluasi :

-memberikan
kesempatan
untuk bertanya

-menanyakan
kembali apa yang
sudah
disampaikan

-mengucapkan
salampenutup
dan terimakasih
LEAFTLET

Referensi
1. Amin, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan NANDA, NIC-NOC. Edisi Reavisi. Yogyakarta : Mediaction Publishing.
2. Barbara, Stright. 2005. Panduan Belajar Keperawatan Ibu-Bayi baru lahir.
Jakarta: EGC
3. Handayani, Wiwik. 2008. Asuhan keperawatan pada klien dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Jakarta. Salemba medika
4. Levero, Kenneth J dkk. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC
5. Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
6. saifuddin, abdul bari. (2006). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan
maternal       dan neonatal. Jakarta : yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai