Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGGUAN CITRA TUBUH

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Stase Keperawatan Jiwa


Nama Dosen : Denny Paul Ricky S.Kep NS M.Kep Sp.Kep.J

Disusun oleh:
Rahel Nuraeni Natalia
NIM: 2153005
Lokasi : Universitas Advent Indonesia,Bandung

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG
2021/2022
A. PENGERTIAN

Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal maupun eksternal
(Alimul, 2012). Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh
dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik oleh persepsi dan
pandangan orang lain. Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik.

Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak disadari   terhadap
tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh (Stuart-Laraia, 2005).

Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk struktur dan fungsi
tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Stuart dan Laraia, 2005). Gangguan Citra tubuh
adalah kebingungan diri dalam cara memandang dan menerima gambaran tubuh (Nanda, 2005).
Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam memandang fisik diri sendiri (Nanda,
2008).

B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
a) Biologis : Penyakit genetik dalam keluarga, Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi, anak
dan remaja, Anoreksia, bulimia, atau berat badan kurang atau berlebih dari berat badan ideal,
perubahan fisiologi pada kehamilan dan penuaan, pembedahan elektif dan operasi, trauma,
penyakit atau gangguan organ dan fungsi tubuh lain ; Stroke, Kusta, Asthma dan lain-lain,
pengobatan atau kemoterapi, penyalahgunaan obat atau zat ; coccaine, Amphetamine,
Halusinogen dan lain-lain. 
b) Psikologis : Gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai masyarakat, pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak realistis.
c) Sosial budaya : Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya
bertentangan dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak menyenangkan, kegagalan
peran sosial.

2. Faktor Presipitasi

 Trauma
 Penyakit, kelainan hormonal
 Operasi atau pembedahahan
 Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan ; maturasi 
 Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.
 Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan ; radioterapi, kemoterapi.
C. TANDA DAN GEJALA
1. Mayor
Subyektif:
 Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
 Perasaan negatif tentang tubuh
Obyektif
 Kehilangan bagian tubuh
 Fungsi/dan struktur tubuh berubah
 Menghindari melihat dan/atau menyentuh tubuh
 Menyembunyikan bagian tubuh2
2. Minor
Subyektif:
 Pandangan pada tubuh berubah (misal: penampilan, struktur, fungsi)
 mengungkapkan perubahan gaya hidup
 Merasa pada reaksi orang lain
 Mengungkapkan perasaan tentang perubahan tubuh (misal: penampilan,struktur, fungsi),
perubahan atau kehilangan
 Menolak mengakui perubahan keinginan bertemu pemuka agama.

Obyektif :

 Fokus berlebihan pada perubahan tubuh


 Kemampuan tubuh beradaptasi dengan lingkungan berubah
 Hubungan sosial berubah
 Respon non verbal pada perubahan dan persepsi tubuh
 Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu

D. POHON MASALAH

Harga diri rendah Effect

Gangguan citra tubuh Core Problem

Causa
Penyakit fisik
E. DATA YANG PERLU  DIKAJI

1.  Objektif  : Hilangnya bagian tubuh.

a. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsik


b. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
c. Menolak melihat bagian tubuh.
d. Menolak menyentuh bagian tubuh.
e. Aktifitas sosial menurun.

2.  Subjektif  :

a. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil operasi.
b. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
c. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
d. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang terganggu.
e. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
f. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

3.   Konsep diri : Ideal diri ; tidak realistis, ambisius

4.  Sosial budaya :

a. Nilai budaya yang ada di masyarakat.


b. Nilai budaya yang dianut individu
F. MASALAH KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TERJADI
 Gangguan citra tubuh : perubahan bentuk
 Harga diri rendah
 Penyakit fisik
G. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian
stressor, sumber koping yang dimiliki paien. Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat pasien
dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian meliputi:
1. Identitas pasien, meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, status perkawinan,
agama, tanggal MRS, informan, tanggal pengkajian dan alamat pasien.
2. Keluhan utama/alasan MRS: keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari
orag lain), komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi
dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari - hari, dependen.
3. Faktor predisposisi: meliputi kehilangan, perpisahan, penolakan orang tua, harapan
orang tua yang tidak realistis, kegagalan/frustasi berulang, tekanan dari kelompok
sebaya, perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba tiba misalnya harus
dioperasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, PHK, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh kkn, dipenjara tiba-tiba), perlakuan
orang lain yang tidak menghargai pasien/perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.
4. Aspek fisik /fiologis, meliputi hasil pengukuran tanda vital (TD, nadi, suhu,
Pernapasan, TB, BB dan keluhan fisik yang dialami oleh pasien.
5. Aspek Psikososial meliputi:
 Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
 Konsep diri
 Citra tubuh
- Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubahatau tidak menerima perubahan
tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi
negative tentang tubuh. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang, mengungkapkan keputus
asaan, mengungkapkan ketakutan.
- Identitas diri, Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan.
- Peran, Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua, putus
sekolah, PHK
- Ideal diri mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya : mengungkapkan keinginan yang
terlalu tinggi.
- Harga diri Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan
hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri, dan kurang percaya diri. Pasien
mempunyai gangguan/hambatan dalam melakukan hubungan social dengan orang lain terdekat
dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam masyarakat.
- Status mental, Kontak mata pasien kurang/tidak dapat mepertahankan kontak mata, kurang dapat
memulai pembicaraan, pasien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan perawat.
- Mekanisme koping, Pasien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakan nya
pada orang orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri)
- Aspek medik, Terapi yang diterima pasien bisa berupa therapy farmakologi, ECT, Psikomotor,
therapy okupasional dan rehabilitas
H. TINDAKAN KEPERAWATAN
1.  Intervensi Generalis
Tindakan Keperawatan pada Individu
 a. Tujuan:

1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.


2) Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
3) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya.
4) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
5) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
6) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.

b. Tindakan Keperawatan

1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini, perasaan
tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat ini.
2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu pasien
menyentuh bagian tersebut.
3) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
4) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
5) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin, gunakan
pakaian yang baru.
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada pembentukan
tubuh yang ideal

6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :

a)   Susun jadwal kegiatan sehari-hari.

b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas keluarga dan
sosial.

c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai peran
penting baginya.

d)  Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.

Tindakan Keperawatan untuk Keluarga

a. Tujuan   :

1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.


2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan  pujian atas
keberhasilannya.

b. Tindakan Keperawatan :

1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada pasien.
2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah.
b) Memfasilitasi interaksi di rumah.
c) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
d) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.

4) Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam gangguan
citra   tubuh.

5)  Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.

II. Intervensi Spesialis

1. Terapi Individu             : terapi CBT, Terapi Kognitif.


2. Terapi Keluarga : Family System Therapy, Terapi Komunikasi.
3. Terapi Kelompok          : Logoterapi, Terapi Suportif.
4. Terapi Komunitas          : Psikoedukasi

I.   Evaluasi

a. Evaluasi kemampuan pasien.


b. Evaluasi kemampuan keluarg
c. Evaluasi kemampuan perawat
DAFTAR PUSTAKA

1. Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika
2. Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa:
Achir Yaniedisi III. Jakarta : EGC
3. Keliat, Farida Kusumawat., 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta : Salemba
Medika.
4. Keliat, B.A. (2011). Manajemen Keperawatan Psikososial dan Kader Kesehatan Jiwa:
CMHN.Jakarta: EGC
5. Sunaryo, (2014). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
6. Stuart, G. W., Sundeen, JS., 1998, Keperawatan jiwa (Terjemahan), alih bahasa:
Achir Yaniedisi III. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai