A. Definisi
Menurut Yusuf dkk (2015), harga diri diartikan sebagai penilaian pribadi
terhadap sebuah hasil yang dicapai yang diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain.
Harga diri tinggi dapat terbentuk dari adanya keberhasilan yang dicapai, sebaliknya
harga diri rendah merupakan bagian dari hasil sering mengalami kegagalan, atau rasa
tidak dicintai dan tidak diterima.
Harga diri rendah kronis merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Gangguan pada harga diri merupakan bagian
dari evaluasi dan kemampuan diri yang negatif yang dipertahankan dalam waktu lama
(Azizah dkk, 2016).
Dari tiga definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah
merupakan penilaian pribadi terhadap diri sendiri dengan perasaan negatif seperti tidak
berharga, tidak berguna dan tidak memiliki kemampuan positif yang dipertahankan
dalam waktu lama
B. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
Aktualisas Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi
Diri positif rendah identitas
Keterangan
1. Respon Adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain:
a. Aktualisasi diri, yaitu kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri
termasuk
b. persepsi masalah akan diri dan perasaannya.
c. Konsep diri positif menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi
masalah.
D. Pohon masalah
E. Penatalaksanaan
Menurut Purwasih dan Susilowati (2016), terdapat penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada pasien dengan masalah harga diri rendah selain melaksanakan strategi
pelaksanaan pasien dan keluarga. Penatalaksanaan tersebut berfokus pada peningkatkan
harga diri pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat
gejala- gejala yang ada serta memperbaiki perilaku bermasalah dan mengembangkan
pertumbuhan kepribadian klien secara positif. Cara tersebut meilputi:
a. Memberikan motivasi untuk pasien belajar selalu menghargai diri sendiri.Yakinkan
pasien bahwa hanya ia yang berhak atas hidupnya.
b. Memberikan bimbingan konseling untuk belajar untuk menyukai diri sendiri atau
menerima diri apa adanya. Pasien juga diajarkan untuk mengembangkan setiap
potensi yang ada pada dirinya.
c. Memotivasi keluarga kepada pasien
d. Memotivasi keluarga untuk melakukan apa yang dianggap penting oleh pasien
walaupun pasien merasa tidak mampu, takut atau malu.
e. Memberikan pasien bimbingan belajar untuk hidup mandiri, tidak tergantung
dengan orang lain untuk meminimalkan penolakan yang mungkin bisa dialami
pasien
b. Analisa Data
c. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
d. Intervensi
G. Strategi Pelaksanaan
1. SP 1 : Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya, Mengidentifikasi aspek
positif dan kemampuan yang dimilki
2. SP2 : Menilai Kemampuan Yang Dimiliki dan dapat menetapkan jadwal kegiatan
harian sesuai kemampuan yang dimilki.
3. SP3 : Melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki
4. SP4: Klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar
Daftar Pustaka:
Ah. Yusuf, dkk. 2015. BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA. Jakarta Selatan :
Penerbit Salemba Medika
Azizah, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi Praktik
Klinik Yogyakarta: Indomedia Pustaka.