Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA HARGA DIRI RENDAH


KRONIK

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2020
LAPORAN PENDAHULUAN HARGA DIRI RENDAH KRONIK

A. Definisi
Menurut Yusuf dkk (2015), harga diri diartikan sebagai penilaian pribadi
terhadap sebuah hasil yang dicapai yang diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain.
Harga diri tinggi dapat terbentuk dari adanya keberhasilan yang dicapai, sebaliknya
harga diri rendah merupakan bagian dari hasil sering mengalami kegagalan, atau rasa
tidak dicintai dan tidak diterima.
Harga diri rendah kronis merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri
termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Gangguan pada harga diri merupakan bagian
dari evaluasi dan kemampuan diri yang negatif yang dipertahankan dalam waktu lama
(Azizah dkk, 2016).
Dari tiga definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah
merupakan penilaian pribadi terhadap diri sendiri dengan perasaan negatif seperti tidak
berharga, tidak berguna dan tidak memiliki kemampuan positif yang dipertahankan
dalam waktu lama

B. Rentang Respon

Adaptif Maladaptif
Aktualisas Konsep diri Harga diri Kekacauan Depersonalisasi
Diri positif rendah identitas

Keterangan

1. Respon Adaptif adalah respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi suatu
masalah dapat menyelesaikannya secara baik antara lain:
a. Aktualisasi diri, yaitu kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri
termasuk
b. persepsi masalah akan diri dan perasaannya.
c. Konsep diri positif menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi
masalah.

2. Respon maladaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah dimana


individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon maladaptive gangguan
konsep diri adalah:
a. Harga diri rendah: Transisi antara respon konsep diri positif dan maladaptif.
b. Kekacauan identitas: Identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi (tidak mengenal diri)
C. Tanda gejala Marah
1. Malu terhadap diri sendiri akibat penyakit atau akibat tindakan terhadap penyakit.
2. Rasa bersalah terhadap diri sendiri, menyalahkan/mengejek dan mengkritik diri
sendiri.
3. Merendahkan martabat.
4. Percaya diri kurang
5. Ekspresi malu atau merasa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
6. Perasaan tidak mampu.
7. Pandangan hidup yang pesimistis.
8. Tidak berani menatap lawan bicara.
9. Lebih banyak menunduk.
10. Penolakan terhadap kemampuan diri.
11. Kurang memperhatikan perawatan diri
12. Penyalahgunaan zat
13. Menarik diri dari hubungan social
14. Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan)
15. Tampak mudah tersinggung/mudah marah

D. Pohon masalah

Perubahan persepsi sensori halusinasi


effect

Gangguan konsep diri:


harga diri rendah kronik Core Problem

Gangguan konsep diri:


Causa
harga diri rendah situasional

E. Penatalaksanaan
Menurut Purwasih dan Susilowati (2016), terdapat penatalaksanaan yang dapat
dilakukan pada pasien dengan masalah harga diri rendah selain melaksanakan strategi
pelaksanaan pasien dan keluarga. Penatalaksanaan tersebut berfokus pada peningkatkan
harga diri pasien dengan tujuan untuk menghilangkan, mengubah atau menghambat
gejala- gejala yang ada serta memperbaiki perilaku bermasalah dan mengembangkan
pertumbuhan kepribadian klien secara positif. Cara tersebut meilputi:
a. Memberikan motivasi untuk pasien belajar selalu menghargai diri sendiri.Yakinkan
pasien bahwa hanya ia yang berhak atas hidupnya.
b. Memberikan bimbingan konseling untuk belajar untuk menyukai diri sendiri atau
menerima diri apa adanya. Pasien juga diajarkan untuk mengembangkan setiap
potensi yang ada pada dirinya.
c. Memotivasi keluarga kepada pasien
d. Memotivasi keluarga untuk melakukan apa yang dianggap penting oleh pasien
walaupun pasien merasa tidak mampu, takut atau malu.
e. Memberikan pasien bimbingan belajar untuk hidup mandiri, tidak tergantung
dengan orang lain untuk meminimalkan penolakan yang mungkin bisa dialami
pasien

F. Asuhan Keperawatan Teori


a. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Meliputi nama klien, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, tanggal
MRS (masuk rumah sakit), informan, tanggal pengkajian, No Rumah Sakit dan
alamat klien.
2. Keluhan utama
Tanyakan pada keluarga/klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang
ke rumah sakit. Yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah, dan
perkembangan yang dicapai.
3. Faktor predisposisi
Tanyakan pada klien/keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
pada masa lalu, pernah melakukan atau mengalami penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan criminal. Dan
pengkajiannya meliputi psikologis, biologis, dan social budaya.
4. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital (TD, Nadi, Suhu, Pernafasan, TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
5. Aspek psikososial
a. Genogram yang menggambarkan tiga generasi
b. Konsep diri
c. Hubungan social dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok, yang diikuti dalam masyarakat
d. Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah
6. Status mental
Nilai klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien, afek
klien, interaksi selama wawancara, persepsi, proses pikir, isi pikir, tingkat
kesadaran, memori, tingkat konsentrasi, dan berhitung.
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Kemampuan makan klien dan menyiapkan serta merapikan lat makan kembali
b. Kemampuan BAB, BAK, menggunakan dan membersihkan WC serta
membersihkan dan merapikan pakaian.
c. Mandi dan cara berpakaian klien tampak rapi.
d. Istirahat tidur kilien, aktivitas didalam dan diluar rumah.
e. Pantau penggunaan obat dan tanyakan reaksinya setelah diminum.
8. Mekanisme koping
Malas beraktivitas, sulit percaya dengan orang lain dan asyik dengan stimulus
internal, menjelaskan suatu perubahan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain.
9. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
10. Pengetahuan
Didapat dengan wawancara klien dan disimpulkan dalam masalah.
11. Aspek medic
Diagnose medis yang telah dirumuskan dokter, therapy farmakologi, psikomotor,
okopasional, TAK dan rehabilitaa.

b. Analisa Data

Data Subjektif Data Objektif


 Adanya ungkapan yang menegatifkan diri  Kontak mata kurang, sering
menunduk
 Mengeluh tidak mampu melakukan peran
dan fungsi sebagaimana mestinya  Mudah marah dan tersinggung

 Ungkapan mengkritik diri sendiri,  Menarik diri


mengejek dan menyalahgunakan diri sendiri

 Menghindar dari orang lain

c. Diagnosa Keperawatan
 Harga Diri Rendah

d. Intervensi

Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


1. TUK 1 : 1. Klien dapat 1. Bina Hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengungkapkan a. Sapa klien dengan ramah, baik
membina hubungan perasaannya verbal maupun nonverbal.
saling percaya
2. Ekspresi wajah b. Perkenalkan diri dengan sopa
bersahabat. c. Tanya nama lengkap klien
dannama panggilan yang disukai
3. Ada kontak mata klien
4. Menunjukkan rasa d. Jelaskan tujuan pertemuan, jujur
senang. dan menepati janji.
5. Mau berjabat Tangan e. Tunjukkan sikap empati dan
6. Mau menjawab salam f. menerima klie apa adanya.
7. Klien mau duduk g. Beri perhatian pada klien
berdampingan 2. Beri kesempatan untuk
8. Klien mau Mengungkapkan perasaan tentang
mengutarakan penyakit yang dideritanya
masalah yang 3. Sediakanwaktu untukmendengarkan
dihadapi klien
4. Katakana pada klien bahwa ia
adalah seorang yang berharga dan
bertanggungjawab serta mampu
menolong dirinya sendiri

TUK 2 Klien mampu 1. Diskusikan kemampuan dan aspek


Klien dapat mempertahankan positif yang dimiliki klien dan beri
mengidentifikasi aspek yang positif pujian/ reinforcement atas
kemampuan dan kemampuan mengungkapkan
aspek positif yang perasaan
dimiliki 2. Saat bertemu klien, hindarkan
member penilain negative Utamakan
member pujian yang realistis

TUK 3 1. Kebutuhan klien 1. Diskusikan kemampuan yang


Klien dapat menilai terpenuhi 2. masih dapat digunakan selama sakit.
kemampuan yang 3. Diskusikan juga kemampuan yang
didapat 2. Klien dapat dapat dilanjutkan
digunakan melakukan aktivitas

TUK 4 1. Klien mampu 1. Rencanakan bersama klien aktivitas


Klien dapat beraktivitas sesuai yangdapat dilakukan setiap hari
menetapkan dan kemampuan sesuai kemampuan:kegiatan mandiri,
Merencanakan 2. Klien mengikuti kegiatan dengan bantuan
Kegiatan sesuai terapi aktivitas minimal,kegiatan dengan bantuan
dengan kemampuan kelompok total.
yang dimiliki 2. Tingkatkan kegiatansesuai dengan
toleransi kondisi klien Beri contoh
car pelaksanaa kegiatan yang boleh
klien lakukan (sering klien takut
melaksanakanya)
TUK 5 Melakukan 1. Beri kesempatan klien untuk
Klien dapat kegiatansesuai kondisi mencoba kegiatan yang direncanakan
melakukan kegiatan sakit dan 2. Beri pujian atas keberhasilan klien
sesuai kondisi sakit kemampuannya 3. Diskusikan kemungkinan
dan kemampuannya pelaksanaan dirumah.
TUK 6 1. Klien mampu 1. Beri pendidikan kesehatan pada
Klien dapat melakukan apa yang keluarga tentang cara merawat klien
memanfaatkan diajarkan harga diri rendah
system pendukung 2. Klien mau memberikan 2. Bantu keluarga memberi dukungan
yang dukungan selama klien dirawat
ada 3. Bantu keluarga menyiapakan
lingkungan di rumah

G. Strategi Pelaksanaan
1. SP 1 : Tindakan Keperawatan Bina Hubungan Saling Percaya, Mengidentifikasi aspek
positif dan kemampuan yang dimilki
2. SP2 : Menilai Kemampuan Yang Dimiliki dan dapat menetapkan jadwal kegiatan
harian sesuai kemampuan yang dimilki.
3. SP3 : Melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuan yang dimiliki
4. SP4: Klien menggunakan obat dengan prinsip 6 benar

Daftar Pustaka:

Ah. Yusuf, dkk. 2015. BUKU AJAR KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA. Jakarta Selatan :
Penerbit Salemba Medika

Azizah, dkk. (2016). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa Teori dan Aplikasi Praktik
Klinik Yogyakarta: Indomedia Pustaka.

Purwasih, R & Susilowati, Y. (2016). Penatalaksanaan Pasien Gangguan Jiwa Dengan


Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Di Ruang Gathotkoco Rsjd Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. JPK Vol. 3, No. 2, Juli

Sutejo.2017.KEPERAWATAN JIWA. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan


Jiwa,Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai