A. MASALAH UTAMA
Gangguan Citra tubuh
1. Faktor Predisposisi
Adanya riwayat :
a. Biologis :
Penyakit genetik dalam keluarga, Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi,
anak dan remaja, Anoreksia, bulimia, atau berat badan kurang atau berlebih dari
berat badan ideal, perubahan fisiologi pada kehamilan dan penuaan,
pembedahan elektif dan operasi, trauma, penyakit atau gangguan organ dan
fungsi tubuh lain ; Stroke, Kusta, Asthma dan lain-lain, pengobatan atau
kemoterapi, penyalahgunaan obat atau zat ; coccaine, Amphetamine,
Halusinogen dan lain-lain.
b. Psikologis :
Gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai masyarakat, pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak realistis.
c. Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya bertentangan
dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak menyenangkan, kegagalan
peran sosial.
2. Faktor Presipitasi
Trauma
Penyakit, kelainan hormonal
Operasi atau pembedahahan
Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan ;
maturasi
Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.
Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan ;
radioterapi, kemoterapi.
3. Sumber Koping :
1. Hubungan interpersonal dengan orang lain.
2. Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
3. Bakat tertentu
4. Pekerjaan, penghasilan.
5. Keyakinan diri yang positif.
4. Mekanisme Koping :
a. Konstruktif
1) Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat/saran.
2) Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian rewards,
antisipasi.
b. Destruktif
Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.
D. BATASAN KARAKTERISTIK
Batasan karakteristik yang dikemukakan Nanda (2008) pada klien dengan
Gangguan Citra Tubuh adalah sebagai berikut :
- Perilaku mengakui bagian tubuh.
- Perilaku menghindari bagian tubuh.
- Perilaku memonitor bagian tubuh.
- Respon nonverbal terhadap perubahan tubuh yang aktual (misalnya penampilan,
struktur atau fungsi)
- Respon nonverbal terhadap penerimaan perubahan tubuh (misalnya penampilan,
struktur atau fungsi).
- Verbalisasi perasaan sebagai refleks terhadap perubahan penampilan bagian tubuh
(misalnya penampilan, struktur, fungsi).
- Verbalisasi persepsi sebagai refleks terhadap perubahan penampilan bagian tubuh
yang terlihat.
Objektif :
- Perubahan fungsi yang aktual.
- Perubahan struktur yang aktual.
- Perilaku mengakui bagian tubuh
- Perilaku memonitor bagian tubuh.
- Perubahan dalam kemampuan memperkirakan jarak untuk berhubungan.
- Perubahan keterlibatan dalam sosial.
- Perluasan batasan tubuh yang digabungkan dengan objek lingkungan.
- Menyembunyikan bagian tubuh dengan sengaja.
- Memperlihatkan bagai tubuh secara berlebihan dengan sengaja.
- Lepasnya bagian tubuh.
- Tidak tampak bagian tubuh.
- Tidak tersentuh bagian tubuh.
- Trauma yang menghilangkan fungsi bagian tubuh.
- Tersembunyinya bagian tubuh yang tidak disengaja.
- Penampakan bagian tubuh secara berlebihan yang tidak disengaja.
Subjektif :
- Kehilangan depersonalisasi
- Berfokus pada penampilan masa lalu.
- Berfokus pada fungsi masa lalu.
- Berfokus pada kekuatan masa lalu.
- Perasaan negatif tentang tubuh (misalnya perasaan tidak berguna, tidak ada harapan
atau tidak ada kekuatan)
- Berfokus (Preocupasi) pada masalah perubahan.
- Berfokus (Preocupasi) pada masalah kehilangan.
- Verbalisasi perubahan gaya hidup.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan adalah : Gangguan Citra Tubuh
(Body Image, Disturbed)
I. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. INTERVENSI GENERALIS
Tindakan Keperawatan pada Individu
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.
2) Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
3) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya.
4) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
5) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
6) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.
b. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat
ini.
2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu
pasien menyentuh bagian tersebut.
3) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
4) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
5) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin,
gunakan pakaian yang baru.
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari.
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
keluarga dan sosial.
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan :
1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.
2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian
atas keberhasilannya.
b. Tindakan Keperawatan :
1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada
pasien.
2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah.
b) Memfasilitasi interaksi di rumah.
c) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
d) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.
4) Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam
gangguan citra tubuh.
5) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Stuart dan Laraia, (2005), Principle and Practice of Psychiatric Nursing, 8th edition,
St. Louis, Missouri : Mosby, Inc
Videbek, S.L., (2001). Psychiatric Mental Health Nursing, 9th edition). USA,
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Inc