Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


KLIEN GANGGUAN CITRA TUBUH

A. MASALAH UTAMA
Gangguan Citra tubuh

B. KONDISI KLIEN (Kasus)


Bd seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun mengalami kecelakaan lalu lintas
setelah pulang dari sekolah sehingga kaki kirinya harus diamputasi. Bd sangat marah,
kecewa dan sedih karena dokter telah mengamputasi kakinya saat dia masih tidak
sadarkan diri dari peristiwa kecelakaan tersebut. Tindakan amputasi yang dilakukan
medis sudah atas persetujuan kedua orang tua Bd.
Bd dalam kehidupan sehari-harinya termasuk anak yang pendiam dan setiap ada
masalah selalu dipendam sendiri. Setelah mendapat perawatan selama 10 hari Bd
masih diam dan tidak mau melihat apalagi menyentuh kakinya yang telah diamputasi.
Sekarang Bd sudah pulang dari rumah sakit tetapi sikap dan perilaku Bd tetap saja
seperti di rumah sakit lebih banyak diam bahkan mudah tersinggung serta cepat marah
dan tidak mau keluar rumah apalagi bergaul dengan orang lain atau tetangga. Bd juga
menolak untuk dijenguk oleh teman-teman sekelasnya.

C. PROSES TERJADINYA MASALAH

Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan


yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya
dengan orang lain (Stuart-Laraia, 2005). Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu
lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya
sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas dunia. Kosep diri terdiri atas
komponen : Citra tubuh (Body image), Ideal diri (Self ideal), Harga diri (Self esteem),
Identitas diri (Personal identity) dan Penampilan peran (role performance).
Pengertian Citra Tubuh (Body image)
 Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan perasaan individu tentang
bentuk, ukuran, berat tubuh dan fungsi tubuh serta bagian-bagiannya yang
digambarkan dalam bentuk penampilan fisik (Fontaine, 2003).
 Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu yang disadari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan sekarang, serta
perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi tubuh (Stuart-Laraia,
2005).
Pengertian Gangguan Citra tubuh ( Body image, disturbed)
 Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan bentuk,
struktur dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan (Stuart-
Laraia, 2005).
 Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri dalam cara memandang dan
menerima gambaran tubuh (Nanda, 2005).
 Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara mental dalam memandang fisik
diri sendiri (Nanda, 2008).

1. Faktor Predisposisi
Adanya riwayat :
a. Biologis :
Penyakit genetik dalam keluarga, Pertumbuhan dan perkembangan masa bayi,
anak dan remaja, Anoreksia, bulimia, atau berat badan kurang atau berlebih dari
berat badan ideal, perubahan fisiologi pada kehamilan dan penuaan,
pembedahan elektif dan operasi, trauma, penyakit atau gangguan organ dan
fungsi tubuh lain ; Stroke, Kusta, Asthma dan lain-lain, pengobatan atau
kemoterapi, penyalahgunaan obat atau zat ; coccaine, Amphetamine,
Halusinogen dan lain-lain.
b. Psikologis :
Gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai masyarakat, pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak realistis.
c. Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya bertentangan
dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak menyenangkan, kegagalan
peran sosial.
2. Faktor Presipitasi
 Trauma
 Penyakit, kelainan hormonal
 Operasi atau pembedahahan
 Perubahan masa pertumbuhan dan perkembangan ;
maturasi
 Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.
 Prosedur medis dan keperawatan ; efek pengobatan ;
radioterapi, kemoterapi.
3. Sumber Koping :
1. Hubungan interpersonal dengan orang lain.
2. Support dari keluarga, teman dan masyarakat dan jaringan sosial.
3. Bakat tertentu
4. Pekerjaan, penghasilan.
5. Keyakinan diri yang positif.
4. Mekanisme Koping :
a. Konstruktif
1) Berfokus pada masalah : negosiasi, konfrontasi dan meminta nasehat/saran.
2) Berfokus pada kognitif : perbandingan yang positif, penggantian rewards,
antisipasi.
b. Destruktif
Berfokus pada emosi : Denial, Proyeksi, Represi, Kompensasi, Isolasi.

D. BATASAN KARAKTERISTIK
Batasan karakteristik yang dikemukakan Nanda (2008) pada klien dengan
Gangguan Citra Tubuh adalah sebagai berikut :
- Perilaku mengakui bagian tubuh.
- Perilaku menghindari bagian tubuh.
- Perilaku memonitor bagian tubuh.
- Respon nonverbal terhadap perubahan tubuh yang aktual (misalnya penampilan,
struktur atau fungsi)
- Respon nonverbal terhadap penerimaan perubahan tubuh (misalnya penampilan,
struktur atau fungsi).
- Verbalisasi perasaan sebagai refleks terhadap perubahan penampilan bagian tubuh
(misalnya penampilan, struktur, fungsi).
- Verbalisasi persepsi sebagai refleks terhadap perubahan penampilan bagian tubuh
yang terlihat.
Objektif :
- Perubahan fungsi yang aktual.
- Perubahan struktur yang aktual.
- Perilaku mengakui bagian tubuh
- Perilaku memonitor bagian tubuh.
- Perubahan dalam kemampuan memperkirakan jarak untuk berhubungan.
- Perubahan keterlibatan dalam sosial.
- Perluasan batasan tubuh yang digabungkan dengan objek lingkungan.
- Menyembunyikan bagian tubuh dengan sengaja.
- Memperlihatkan bagai tubuh secara berlebihan dengan sengaja.
- Lepasnya bagian tubuh.
- Tidak tampak bagian tubuh.
- Tidak tersentuh bagian tubuh.
- Trauma yang menghilangkan fungsi bagian tubuh.
- Tersembunyinya bagian tubuh yang tidak disengaja.
- Penampakan bagian tubuh secara berlebihan yang tidak disengaja.
Subjektif :
- Kehilangan depersonalisasi
- Berfokus pada penampilan masa lalu.
- Berfokus pada fungsi masa lalu.
- Berfokus pada kekuatan masa lalu.
- Perasaan negatif tentang tubuh (misalnya perasaan tidak berguna, tidak ada harapan
atau tidak ada kekuatan)
- Berfokus (Preocupasi) pada masalah perubahan.
- Berfokus (Preocupasi) pada masalah kehilangan.
- Verbalisasi perubahan gaya hidup.

E. FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


- Fisik Injury
- Kognitif Persepsi
- Budaya Psikososial
- Perubahan Perkembangan Spiritual
- Penyakit Pembedahan
- Tindakan pengobatan Trauma
F. POHON MASALAH

Akibat Gangguan harga diri ;


harga diri rendah

Masalah utama Gangguan Citra tubuh

Penyebab Penyakit, trauma, pembedahan, efek


pengobatan, proses tumbuh kembang,
perubahan hormonal

G. DATA YANG PERLU DIKAJI


1. Objektif :
a. Hilangnya bagian tubuh.
b. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
c. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
d. Menolak melihat bagian tubuh.
e. Menolak menyentuh bagian tubuh.
f. Aktifitas sosial menurun.
2. Subjektif :
a. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas dengan hasil
operasi.
b. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
c. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
d. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh yang
terganggu.
e. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
f. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
3. Konsep diri :
Ideal diri ; tidak realistis, ambisius
4. Sosial budaya :
a. Nilai budaya yang ada di masyarakat.
b. Nilai budaya yang dianut individu

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang ditegakkan adalah : Gangguan Citra Tubuh
(Body Image, Disturbed)

I. TINDAKAN KEPERAWATAN

1. INTERVENSI GENERALIS
Tindakan Keperawatan pada Individu
a. Tujuan
1) Pasien dapat mengidentifikasi citra tubuhnya.
2) Paien dapat meningkatkan penerimaan terhadap citra tubuhnya
3) Pasien dapat mengidentifikasi potensi (aspek positif) dirinya.
4) Pasien dapat mengetahui cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
5) Pasien dapat melakukan cara-cara untuk meningkatkan citra tubuh.
6) Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain tanpa terganggu.
b. Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya ; dulu dan saat ini,
perasaan tentang citra tubuhnya dan harapan terhadap citra tubuhnya saat
ini.
2) Motivasi pasien untuk melihat bagian yang hilang secara bertahap, bantu
pasien menyentuh bagian tersebut.
3) Diskusikan potensi bagian tubuh yang lain.
4) Bantu pasien untuk meningkatkan fungsi bagian tubuh yang terganggu.
5) Ajarkan pasien meningkatkan citra tubuh dengan cara :
a) Gunakan protesa, wig, kosmetik atau yang lainnya sesegera mungkin,
gunakan pakaian yang baru.
b) Motivasi pasien untuk melakukan aktifitas yang mengarah pada
pembentukan tubuh yang ideal
6) Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
a) Susun jadwal kegiatan sehari-hari.
b) Dorong melakukan aktifitas sehari-hari dan terlibat dalam aktifitas
keluarga dan sosial.
c) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang
berarti/mempunyai peran penting baginya.
d) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien melakukan interaksi.
Tindakan Keperawatan untuk Keluarga
a. Tujuan :
1) Keluarga dapat mengenal masalah gangguan citra tubuh.
2) Keluarga mengetahui cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Keluarga mampu merawat pasien gangguan citra tubuh.
4) Keluarga mampu mengevaluasi kemampuan pasien dan memberikan pujian
atas keberhasilannya.
b. Tindakan Keperawatan :
1) Jelaskan dengan keluarga tentang gangguan citra tubuh yang terjadi pada
pasien.
2) Jelaskan kepada keluarga cara mengatasi masalah gangguan citra tubuh.
3) Ajarkan kepada keluarga cara merawat pasien :
a) Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan pasien di rumah.
b) Memfasilitasi interaksi di rumah.
c) Melaksanakan kegiatan di rumah dan sosial.
d) Memberikan pujian atas kegiatan yang telah dilakukan pasien.
4) Bersama keluarga susun tindakan yang akan dilakukan keluarga dalam
gangguan citra tubuh.
5) Beri pujian yang realistis terhadap keberhasilan keluarga.

II. INTERVENSI SPESIALIS


1. Terapi Individu : terapi CBT, Terapi Kognitif.
2. Terapi Keluarga : Family System Therapy, Terapi Komunikasi.
3. Terapi Kelompok : Logoterapi, Terapi Suportif.
4. Terapi Komunitas : Psikoedukasi
J. EVALUASI
a. Evaluasi kemampuan pasien.
b. Evaluasi kemampuan keluarga
c. Evaluasi kemampuan perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Modul – CMHN, (2006), Model praktek keperawatan jiwa professional,


Jakarta : FIK-UI dan WHO

Modul – IC CMHN, Manajemen Keperawatan Psikososialdan Pelatihan Kader


Kesehatan Jiwa, Jakarta : FIK-UI dan WHO

Nanda, (2005), Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006, Prima Medika

Stuart dan Laraia, (2005), Principle and Practice of Psychiatric Nursing, 8th edition,
St. Louis, Missouri : Mosby, Inc

Suliswati, dkk, (2005), Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, cetakan I,


Jakarta : EGC

Videbek, S.L., (2001). Psychiatric Mental Health Nursing, 9th edition). USA,
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Inc

Anda mungkin juga menyukai