(SAP)
9. Media : a. Leaflet
b. Power Point
Evaluasi : Memberikan pertanyaan ulang kepada persertaagar
dapat mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan
psikososial anak sehingga dapat tercapai tumbuh kembang yang optimal
pada anaknya.
Lampiran materi
Sepanjang masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak secara aktif dan
terus-menerus mengembangkan dan memperbaharui pemahaman tentang
diri (sense of self), yaitu suatu struktur yang membantu anak mengorganisasi dan
memahami tentang siapa dirinya, yang didasarkan atas pandangan orang lain,
pengalaman-pengalamannya sendiri dan atas dasar penggolongan budaya, seperti
gender, ras dan sebagainya.
D e n g a n d e m i k i a n , m e s k i p u n t e r j a d i n y a p e n g a wasan dari
orangtua terhadap anaknya selama masa akhir anak-anak ini, bukan berarti
orangtua sama sekali melepaskan mereka. Sebaliknya, orangtua masih terus
memonitor usaha-usaha yang dilakukan anak dalam memelihara diri mereka,
sekalipun secara tidak langsung.
d. Pembentukan Kelompok
Interaksi teman sebaya dari kebanyakan anak pada periode ini terjadi
dalam grup atau kelompok, sehingga periode ini disebut "usia kelompok".Pada
masa ini, anak tidak lagi bermain sendirian di rumah, atau melakukan kegiatan-
kegiatan dengan anggota keluarga.Hal ini adalah karena anak memilikikeinginan
yang kuat untuk diterima sebagai anggota keluarga serta merasa tidak puas bila
tidak bersama teman-temannya.
Dalam menentukan sebuah kelompok teman, anak usia sedasar ini lebih
menekankan pentingnya aktivitas bersama seperti berbicara, berkeluyuran,
berjalan ke sekolah, berbicara melalui telepon, mendengarkan musik, bermain
game, dan melucu. Tinggal di lingkungan yang sama, bersekolah di sekolah yang
sama dan berpartisipasi dalam organisasi masyarakat yang sama,merupakan dasar
bagi kemungkinan terbentuknya kelompok teman,sebaya. Rubin & Krasnor (1980)
mencatat adanya perubahan dari kelompok teman sebaya pada masa pertengahan
anak-anak. Ketika anak berusia 6 hingga 7 tahun, kelompok teman setidak
lebih daripada kelompok bermain; mereka memiliki sedikit peraturan dan tidak
terstruktur untuk menjelaskan peran dan kemudahan berinteraksi di antara
anggota-anggotanya.Kelompok terbentuk secara spontan.Ketika anak berusia 9
tahun, kelompok ini menjadi lebih formal . Sekarang anak-anak
berkumpul menurut minat yang sama dan merencanakan perlombaan-
perlombaan. Mereka membentuk klub atau perkumpulan dengan aturan-aturan
tertentu.Kelompok-kelompok ini mempunyai keanggotaan inti masing-
masing anggota harus berpartisi dalam aktivitas kelompok, dan yang bukan
anggota dikeluarkan.
Pada usia 4 tahun, anak sudah mulai menyadari akunya, bahwa akunya
(dirinya) berbeda dengan orang lain ataupun benda yang lain. Kesadaran ini
diperoleh dari pengalamannya, bahwa tidak setiap keinginannya dipenuhi oleh
orang lain atau benda lain.
(1) mula-mula tidak takut, karena anak belum sanggup melihat kemungkinan
bahaya yang terdapat dalam objek.
b) Cemas, yaitu perasaan takut yang bersifat khayalan, yang tidak ada
objeknya. Kecemasan ini muncul karena khayalan, misalnya timbul setelah
membaca komik atau menonton film-film menakutkan.
c) Marah, merupakan perasaan tidak senang atau benci baik terhadap orang
lain atau diri sendiri atau objek tertentu baik berupa verbal atau non verbal. Pada
masa ini rasa marah sering terjadi karena :
d) Cemburu, yaitu perasaan tidak senang terhadap orang lain yang dipandang
telah merebut kasih sayang dari seseorang yang telah mencurahkan kasih sayang
kepadanya. Sumber yang menimbulkan rasa cemburu selalu bersifat situasi sosial.
Perasaan cemburu ini diikuti dengan ketegangan yang biasanya dapat diredakan
dengan reaksi-reaksi yaitu :
Perkembangan emosi yang sehat sangat membantu bagi keberhasilan anak belajar.
Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan emosi anak yang sehat, pendidik
seyogyanya memberikan bimbingan kepada mereka akan mereka dapat
mengembangkan hal-hal berikut :
b) Menyadari bahwa ada hubungan antara emosi dengan tingkah laku sosial.
Pada tahap initiative atau prakarsa, anak sudah siap dan berkeinginan untuk
belajar dan berkerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuannya. Yang
berbahaya pada tahap ini, adalah tidak tersalurkannya energi yang mendorong
anak untuk aktif (dalam rangka memenuhi keinginannya), karena mengalami
hambatan atau kegagalan sehingga anak mengalami Guilt atau rasa bersalah. Rasa
bersalah inilah yang akan berdampak kurang baik bagi perkembangan kepribadian
anak, dia bisa menjadi nakal atau pendiam (kurang bergairah).
Pada usia prasekolah terutama mulai pada usia 4 tahun, perkembangan sosial
anak sudah nampak jelas karena mereka sudah mulai aktif berhubungan dengan
teman sebayanya.
Perkembangan psikososial dan kepribadian sejak usia pra sekolah hingga akhir
masa sekolah ditandai oleh semakin meluasnya pergaulan sosial, terutama dengan
teman sebaya. Sejumlah peneliti telah merekomendasikan betapa hubungan sosial
dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan
kepribadian anak.
Selain itu gender juga merupakan salah satu aspek penting yang mempengaruhi
perkembangan sosial pada masa kanak-kanak awal. Istilah gender dimaksudkan
sebagai tingkah laku dan sikap yang diasosiasikan dengan laki-laki dan
perempuan. Pada umumnya anak usia 2 tahun sudah dapat menerapkan label laki-
laki atau perempuan secara tepat atas dirinya sendiri dan orang lain. Meskipun
demikian pada usia ini anak belum memahami ketetapan gender. Konsep gender
lebih didasarkan pada ciri-ciri fisik, seperti pakaian, model rambut atau jenis
permainan. Pada umumnya anak-anak baru mencapai ketetapan gender pada usia
7 hingga 9 tahun.
Ketika konsep mereka tentang ketetapan gender terbentuk dengan jelas, anak-
anak kemudian akan bermotifasi menjadi seorang laki-laki atau perempuan yang
sejati. Oleh karena itu biasanya dia akan meniru perilaku dari jenis kelamin yang
sama.
C. Perkembangan permainan
1. Fungsi permainan
Permainan memiliki banyak fungsi, permainan juga memiliki arti yang sangat
penting bagi perkembangan kehidupan anak-anak. Permainan meningkatkan
afliasi dengan teman sebaya, mengurangi tekanan, meningkatkan perkembangan
kognitif, meningkatkan daya jelajah dan memberi tempat berteduh yang aman
bagi perilaku yang secara potensial berbahaya. Permainan meningkatkan
kemungkinan bahwa anak-anak akan berbicara dan berinteraksi dengan satu sama
lain. Selama interaksi ini, anak-anak mempraktekkan peran-peran yang mereka
akan laksanakan dalam hidup masa depannya.
Hetherington & Parker (1979) menyebutkan ada tiga fungsi utama dari
permainan:
a. Fungsi Kognitif.
c. Fungsi Emosi
Bagi Freud dan Erikson permainan adalah suatu bentuk penyesuaian diri
manusia yang sangat berguna, menolong anak menguasai kecemasan dan konflik
karena tekanan-tekanan terlepas di dalam permainan anak dapat mengatasi
masalah-masalah kehidupan.
Vygotsky, ia yakin bahwa permainan adalah suatu setting yang sangat bagus
bagi perkembangan kognitif. Ia tertarik khususnya pada aspek-aspek simbolis dan
kayalan suatu permainan. Contoh : seorang anak menganggap boneka sebabagai
sosok bayi yang hidup.
2. Jenis-Jenis Permainan
c) Permainan Sosial.
Permainan Sosial ialah permainan yang melibatkan interaksi sosial dengan teman-
teman sebaya.
a. Faktor Pendorong
a) Berilah pujian, ganjaran atau sesuatu yang menyenangkan anak, apabila dia
melakukan perbuatan yang baik. Ganjaran ini akan menjadi faktor penguat
(reinforcement) bagi anak untuk mengulangi perbuatan baik tersebut.
b) Berilah hukuman, apabila dia melakukan perbuatan yang tidak baik.
Hukuman tersebut akan menjadi penguat bagi anak untuk tidak mengulangi
perbuatan yang tidak baik.
b. Faktor Penghambat
apabila lingkungan sosial itu kurang kondusif, seperti perlakuan orang tua
yang kasar : sering memarahi, acuh tak acuh, tidak memberikan bimbingan,
teladan, pengajran atau pembisaaan terhadap anak dalam menerapkan norma-
norma baik agama maupun tatakrama atau budi pekerti; cenderung menampilkan
perilaku maladjustment , seperti bersifat minder, senang mendominasi orang lain,
bersifat egois (Selfish), senang menyendiri / mengisolasi diri, kurang memiliki
perasaan tenggang rasa, dan kurang memperdulikan norma dalam berperilaku.
DAFTAR PUSTAKA