Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN IBU HAMIL DENGAN ABORTUS

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas


Stase Keperawatan Maternitas

Nama Dosen : Sapti H. Widiyarti, S.Kep, Ns, MPH


NIDN: 0404126501

Disusun oleh:
Rahel Nuraeni Natalia
NIM: 2153005
Lokasi : Universitas Advent Indonesia,Bandung

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ADVENT INDONESIA
BANDUNG 2021/2022
A. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat
badan janin kurang dari 500 gram (Murray, 2002)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau
sebelum kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia
22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan
(Praworihardjo, 2006)
Abortus adalah ancaman atau hasil pengeluaran konsepsi pada usia kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu hidup di luar
kandungan (Nugroho, 2010)
Abortus kompletus adalah keguguran lengkap di mana semua hasil konsepsi (desidua
dan fetus) telah keluar tanpa membutuhkan intervensi medis.

B. Macam-Macam Abortus
Abortus spontan adalah penghentian kehamilan sebelum janin mencapai viabilitas (usia
kehamilan 22 minggu). Tahapan abortus spontan meliputi:
1. Abortus imminens (kehamilan dapat berlanjut).
2. Abortus insipiens (kehamilan tidak akan berlanjut dan akan berkembang menjadi
abortus inkomplit atau abortus komplit).
3. Abortus inkomplit (sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan).
4. Abortus komplit (seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan).
Abortus yang disengaja adalah suatu proses dihentikannya kehamilan sebelum janin
mencapai viabilitas.
Abortus tidak aman adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh orang yang tidak
berpengalaman atau dalam lingkungan yang tidak memenuhi standar medis minimal atau
keduanya.
Abortus septik adalah abortus yang mengalami komplikasi berupa infeksi-sepsis dapat
berasal dari infeksi jika organisme penyebab naik dari saluran kemih bawah setelah abortus
spontan atau abortus tidak aman. Sepsis cenderung akan terjadi jika terdapat sisa hasil
konsepsi atau terjadi penundaan dalam pengeluaran hasil konsepsi. Sepsis merupakan
komplikasi yang sering terjadi pada abortus tidak aman dengan menggunakan peralatan.

Abortus pun dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
1. Abortus Komplet
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Abortus Inkomplet
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang tertinggal.
3. Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks yang telah mendatar,
sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di dalam rahim.
4. Abortus Iminens
Abortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per vaginam, sedangkan jalan lahir masih
tertutup dan hasil konsepsi masih baik di dalam rahim.
5. Missed Abortion
Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus terlah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi seluruhnya masih dalam kandungan.
6. Abortus Habitualis
Abortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih.

C. Patofisilogi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau
seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil
konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua
secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi korialis menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas umumnya yang
dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta.
Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini
menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas dan
mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam
waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi uterus dinamakan
mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan
dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lain
adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi
hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi
gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
perkamen (fetus papiraseus)
Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera dikeluarkan adalah terjadinya
maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan dan
seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat menyebabkan infeksi pada ibu apabila
perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama. (Prawirohardjo, 2006)

D. Penyebab Abortus
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Kelainan inilah yang paling umum menyebabkan
abortus pada kehamilan sebelum umur kehamilan 8 minggu. Beberapa faktor yang
menyebabkan kelainan ini antara lain: kelainan kromoson/genetik, lingkungan tempat
menempelnya hasil pembuahan yang tidak bagus atau kurang sempurna dan pengaruh zat
zat yang berbahaya bagi janin seperti radiasi, obat obatan, tembakau, alkohol dan infeksi
virus.
2. Kelainan pada plasenta. Kelainan ini bisa berupa gangguan pembentukan pembuluh
darah pada plasenta yang disebabkan oleh karena penyakit darah tinggi yang menahun.
3. Faktor ibu seperti penyakit penyakit khronis yang diderita oleh sang ibu seperti radang
paru paru, tifus, anemia berat, keracunan dan infeksi virus toxoplasma.
4. Kelainan yang terjadi pada organ kelamin ibu seperti gangguan pada mulut rahim,
kelainan bentuk rahim terutama rahim yang lengkungannya ke belakang (secara umum
rahim melengkung ke depan), mioma uteri, dan kelainan bawaan pada rahim.
5. Trauma
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri. Hubungan seksual khususnya kalau
terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat keguguran yang
berkali-kali.
6. Faktor-faktor hormonal
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai penyebab terjadinya
abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil alih
fungsi korpus luteum dalam produksi hormon.
7. Penyebab dari segi Janin
a. Kematian janin akibat kelainan bawaan.
b. Mola hidatidosa.
c. Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

E. Manifestasi Klinik
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan
per vaginam setelah mengalami haid yang terlambat juga sering terdapat rasa mulas dan
keluhan nyeri pada perut bagian bawah. (Mitayani, 2009)
Secara umum terdiri dari:
1. Terlambat haid atau amenhore kurang dari 20 minggu.
2. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun, tekanan
darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal
atau meningkat.
3. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi.
4. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.
Ciri-ciri abortus kompletus adalah:
perdarahan pervaginam, kontraksi uterus, ostium serviks sudah menutup, ada keluar jaringan,
tidak ada sisa dalam uterus.
F. Penangan
1. Abortus Komplet Tidak memerlukan penanganan khusus, hanya apabila menderita
anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya makan makanan yang
mengandung banyak protein, vitamin dan mineral.
2. Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak
3. Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
4. Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hari
selama 2 minggu.
5. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
6. Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

G. Pemeriksaan
Pemeriksaan Ginekologi
1. Inspeksi vulva: Perdarahan per vaginam, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium
atau tidak bau busuk dari vulva.
2. Inspekul: Perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau
tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari
ostium.
3. Vaginal toucher: Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri
saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum douglasi tidak menonjol
dan tidak nyeri.
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan: pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG: untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa dan
anomali kongenital.
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak gangguan
glandula thyroidea.
5. Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.

H. Komplikasi
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus
segera dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan
alat-alat lain.
3. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.
4. Infeksi
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan flora
normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci, Gram negatif
enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum), Leptospira, jamur,
Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada lactobacili,streptococci, staphylococci,
Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp., Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Organisme-
organisme yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah
E.coli, Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus,
Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang dijumpai
adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani. Streptococcus
pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.
I. Patways
KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah:
2. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama,
suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat
3. Keluhan utama : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang pervaginam berulang
Riwayat kesehatan
Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan, kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
Riwayat penyakit yang pernah dialami: Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh
klien misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan
penyakit-penyakit lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram
tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat
dalam keluarga.
Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya,
banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause
terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari
dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.

4. Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB
dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.

5. Pemeriksaan fisik, meliputi :


Inspeksi 
Hal yang diinspeksi antara lain:
mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola
pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur,
penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya
Palpasi 
Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur
kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau
mencubit kulit untuk mengamati turgor.
Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
Perkusi 
Auskultasi 
6. Pemeriksaan laboratorium :
Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang: rontgen, USG, biopsi, PAP smear. Keluarga
berencana: Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien setuju, apakah klien
menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.
7. Data lain-lain :
Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di RS.

Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan vaskuler dalam jumlah berlebih
2. Nyeri berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi uterus
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
4. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian diri sendiri dan janin

Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1. Kekurangan volume Tujuan:    Observasi TTV     Mengetahui keadaan
cairan berhubungan Setelah dilakukan umum klien
dengan kehilangan tindakan keperawatan    Posisikan ibu dengan     Menjamin keadekuatan

vaskuler berlebih selama 3 x 24 jam tepat (semi fowler) darah yang tersedia untuk
volume cairan terpenuhi otak, peninggian panggul
dengan kriteria hasil: Berikan sejumlah menghindari kompresi
   Pasien mengungkapkan cairan pengganti vena
tidak lemah, dan tidak harian     Pendarahan dapat berhenti

merasa haus lagi dengan reduksi aktivitas


   Mukosa bibir lembab    Laporkan serta catat
   Turgor kulit normal jumlah dan sifat
   Mata tidak cekung kehilangan darah     Untuk mengetahui
perkiraan banyak nya
kehilangan darah
2. Nyeri berhubungan Tujuan:    Observasi TTV     Untuk mengetahui

dengan dilatasi serviks, Setelah dilakukan keadaan umum klien


trauma jaringan dan tindakan 3 x 24 jam nyeri     Meningkatkan koping

kontraksi uterus teratasi dengan kriteria Lakukan pengkajian klien dalam mengatasi
hasil: nyeri nyeri
   Pasien tidak mengeluh     Untuk mengetahui lokasi
nyeri lagi     nyeri, skala, dan
   Skala nyeri berkurang intensitasnya
(<3)
  Ajarkan metode      Untuk mengurangi nyeri
distraksi

Kolaborasi     Analgetik berfungsi untuk


   Berikan analgetik mengurangi nyeri
3. Resiko tinggi infeksi Tujuan:    Observasi TTV     Mengetahui keadaan

berhubungan dengan Setelah dilakukan umum klien


trauma jaringan tindakan 3 x 24 jam
pasien tidak mengalami    Terangkan pada klien     Untuk mencegah
infeksi dengan kriteria pentingnya vulva terjadinya infeksi
hasil: hygiene berkelanjutan
   Tidak merasa nyeri pada
daerah vulva.    Lakukan teknik vulva     Inkubasi kuman pada area

   Tidak merasa gatal hygiene genital yang relatif cepat


   TTV dalam batas normal dapat menyebabkan infeksi

    Membantu mencegah

Tingkatkan teknik cuci penularan bakteri


   

tangan yang benar


untuk meningkatkan
personal hygiene klien
4. Ansietas berhubungan Tujuan :    Jelaskan prosedur dan   Pengetahuan dapat

dengan ancaman Setelah dilakukan arti gejala membantu menurunkan


kematian diri sendiri tindakan 3 x 24 jam rasa takut dan
dan janin pasien tidak mengalami meningkatkan rasa kontrol
kecemasan dengan terhadap situasi
ktriteria hasil:   Pengetahuan akan

   Klien mendiskusikan    Berikan informasi membantu ibu untuk


ketakutan mengenai diri dalam bentuk verbal mengatasi apa yang sedang
janin dan masa depan dan tertulis serta beri terjadi dengan lebih
kehamilan, juga kesempatan klien efektif. Informasi
mengenai ketakutan yang untuk mengajukan sebaiknya tertulis, agar
sehat dan tidak sehat pertanyaan nantinya memungkinkan
   Klien tampak tenang ibu untuk mengulang
   Klien tidak terlihat cemas informasi akibat tingkat
lagi stress.

Pantau respon verbal    Menandai tingkat


   

dan non verbal ibu dan kecemasan yang sedang


pasangan. dialami ibu atau pasangan.
Menjadi mampu
   

Libatkan ibu dalam


    melakukan sesuatu untuk
perencanaan dan membantu mengontrol
berpatisipasi dalam situasi sehingga dapat
perawatan sebanyak menurunkan rasa takut
mungkin

4.     Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup
tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan
analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga kesehatan yang lain.
Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain. (Mitayani, 2009)

5.     Evaluasi Keperawatan
Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang berpedoman
kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai. (Mitayani, 2009)
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS

PRAKTEK KEPERAWATAN MATERNITAS

RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL ANTEPARTUM BLEEDING/KURRETASE

PENGKAJIAN DATA

A. ANAMNESIS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. P

Umur : 26 Tahun

Alamat : Lembang

Pendidikan terakhir : SMA

Tanggal dirawat : 25 oktober 2021


Dokter Penanggung jawab : Dr. j

Nama Penanggung jawab : Tn. A

Diagnosa Medis : G1P0A0 31 Minggu preterm kontraksi dengan TBBJ: 1500gr

GPA : G1/P0/A0 Usia Kehamilan: 31 minggu.

2. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan Utama: Nyeri
Riwayat Penyakit yang Lalu: tidak ada

3. RIWAYAT GINEKOLOGI
Usia Menarche : 10 tahun.
HPHT : 20/07/2019
Siklus Menstruasi: 25-26 hari. Lama Menstruasi/ siklus: 7 hari.
Gangguan Haid : Banyaknya Darah Haid : 2-3x ganti pembalut/ hari.
Frekuensi ; Teratur
Nyeri Haid : Ada

4. RIWAYAT SEKSUAL
Usia Berhubungan Seksual Pertama kali: 23 tahun.
Aktifitas Seksual : Aktif
Gangguan Seksual : tidak ada
5. RIWAYAT OBSTETRI dan KELUARGA BERENCANA
Anak Hidup/ Usia Usia Jenis Masalah Teknik Jenis
ke… Mati Gestasi Ibu Persalinan Nifas Menyusui KB
Usia

Pil KB
1 saat 31 24 Normal - - 1 bulan
ini minggu tahun lalu
berhenti
karena
tidak
cocok
alergi.

6. RIWAYAT KELUARGA
Pernikahan yang ke : 1 (satu)
Penyakit Dalam Keluarga : tidak ada
Gangguan Persalinan Dalam Keluarga : tidak ada
Gangguan Nifas Dalam Keluarga : tidak ada

7. ASPEK PSIKOSOSIAL
- Identitas Diri: Pasien seorang anak perempuan, seorang istri, dan seorang calon ibu.
- Gambaran Diri: Pasien merasa senang dan menyukai tubuhnya walaupun banyak perubahan
seperti luka dan berat badan naik.
- Peran: peran pasien adalah sebagai seorang istri dan sekarang menjadi seorang ibu. Peran pasien
sebagai istri terhambat karena harus dirawat dan akhirnya suami yang membantu merawat pasien.
- Idela Diri: Pasien ingin menjadi ibu yang baik dan istri yang baik bagi anaknya dan suaminya.
- Harga Diri: Suami pasien serta keluarga sangat senang terhadap pasien dan menghargai pasien
sebangai istri dan ibu yang baik karena dpat selamay melahirkan anak yang sehat.

B. PEMERIKSAAN FISIK
Item Hasil
Jenis Perdarahan Darah segar
Jumlah ±350 ml (3x ganti pembalut saat
Sifat persiapan persalinan)
Nyeri
ANALISIS DATA

Problem Etiologi Symptom


Lengketnya plasenta
Gangguan rasa nyaman DS: “sakit sus,
nyeri DO: - wajah ps tampak
mengerang
Rusaknya kontinuitas jaringan -tangan tampak mengepal
-skala nyeri 8 (1-10)

Keluarnya mediator nyeri

Perlrngketan palasenta DS: “Iya suster ini masih


Perdarahan keluar darahnya banyak”.
DO:
Kelainan plasenta - KU Ps lemah .
- Wajah ps tampak pucat
- Konjungtiva anemis
Kurretase - Bbibir tampak kering dan
berwarna merah mudah
- Akral dingn.
- Adanya perdarahan per
vagina darah yang keluar
sangat banyak ± 30 cc
- Ganti underpad 1 shift 1-2x
T: 36,8OC
P: 95x/mnt
RR: 20x/mnt
BP: 100/60 mmHg.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS:


1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d kontraksi uterus
2. Penurunan cardiac output b.d perdarahan dalam jumlah besar.

RENCANA KEPERAWATAN (Terlampir)

PENDIIDIKAN KESEHATAN (Terlampir).


No Diagnosa Rencana Keperawatan
keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional Implementai Evaluasi
Keperawatan

1. Gangguan rasa Gangguan rasa 1.Observasi 1. untuk At. 17.50 At. 20.00
nyaman nyeri nyaman nyeri keadaan umum mengetahui KU
berhubungan berkurang setelah ps dan patau dan intervensi -Membantu ps S: “nyerinya masih
dengan 6 jam tindakan TTV selanjtnya dorsal recumbent Cuma berkurang d
kontrasi uterus keperawatan -mengarahkan ps O:
di tandai dengan kriteria 2. Kaji skala 2. mengetahui
nyeri. tingkat untuk mengeran
dengan hasil: -wajah ps tampak
keparahan nyeri
3. Ajarkan -memberikan 1 tenang
DS: “sakit sus” -ps tampak rileks
teknik DBE 3. untuk ampl oksitosin
dan tidak -Ps tampak pucat d
DO: menangis mengalihkan
4.Kolaborasi -Terima bayi lemah
kesakitan perhatian agar
-Nyeri 8 (0-10) dengan dokter baru lahir
klien tidak -TD: 110/70 mmH
-Skalla nyeri 6 (0- dalam langsung
-Pasien tampak -Membantu dalam
10). pemberian merasakan nyri. -P: 76x/mnt
mengerang pelepasan
analgesik
kesakitan plasenta
-Ttv dalam batas 4. dapat RR: 18x/mnt
normal mengurangi dan At. 18.15
T: 36,80C Spo2: 98%
menghilangkan
P: 95x/mnt nyeri. -Kolaborasi -Underpad full blo
dengan perawat ganti 1x
RR: 20x,mnt dan dokter
anastesi dalam A: Maslah teratasi
BP: pemberian sebagian pasien da
100/60mmHg analgesic untuk melakukan teknik
proses anastesi. nafas dalam saat
kontraksi
-At. 18.45
-ps dpat melahirka
Mengobservasi dengan baik
keaadan pasien
post anastesi P: Pantau TTVpos
tindakan anastesi

-Pantau perdarahan
dan tinggi fundus
uterus post melahir
dan kontraksi

St. Rahel

PENDIDIKAN KESEHATAN

Nama Klien:Ny. D Tanggal Pendidikan Kesehatan 25 oktober 2021

Nama Mahasiswa: Rahel Nuraeni Natalia

TOPI TUJUAN TUJUAN MATERI KEGIA MEDIA/ REFERENSI EVALUASI


K INSTRUKS INSTRUKSI TAN
IONAL ONAL PEMB ALAT
UMUM KHUSUS ELAJA BANTU
RAN

Manaj Setelah Setelah Pengertian Nyeri Leaflet Tamsuri A. Setelah


emen diberikan diberikan (2006). diberikan
nyeri pendidikan pendidikan Nyeri merupakan sensasi Konsep dan pendidikan
non- kesehatan kesehatan tidak menyenangkan yang Penatalaksa kesehatan
farma klien diharapkan terjadi bila mengalami naan Nyeri. selama 15
kologi diharapkan pasien: cidera atau kerusakan pada Jakarta: menit
mampu tubuh. EGC didapatkan:
mengontrol 1.Mengetahui
pengertian Tipe-tipe Nyeri 1. Klien dan
nyeri secara
nonfarmako nyeri 1.Nyeri akut suami dapat
Smeltzer&B mengetahui
logi yaitu 2. are. (2013).
Nyeri yang tiba-tiba Penngertian
Tarik nafas Mengetahui Buku Ajar
datang dan langsung dalam Nyeri.
dalam tipe-tipe Keperawata
beberapa detik -6 bln.
nyeri n Medikal 2. Klien dan
2.Nyeri kronik Bedah. suami dapat
3. Mengerti Jakarta: mengerti
teknik Nyeri yang konstan
EGC tipe-tipe
dirasakan selama lebih 6
distraksi bulan. nyeri

4. Melakukan Teknik Distraksi 3. klien dan


teknik suami dapat
relaksasi Distraksi adalah teknik mengulangi
Tarik nafas untuk mengalihkan kembali
dalam. perhatian terhadap hal-hal jenis-jenis
lain sehingga lupa teknik
terhadap nyeri yang distraksi
diraskan.
4. klien dan
1.Membayangkan hai-hal suami dapat
yang menarik dan indah melaksanaka
2. Membaca buku n teknik
relaksasi
3. Menonton TV nafas dalam.

4.Mendengarkan musik

Teknik Relaksasi Tarik


Nafas Dalam

1. Ciptakan lingkungan
yang tenang.

2. Tentukan posisi tubuh


yang nyaman.

3. Pejamkan mata

4. Tarik nafas melalui


hidung, tahan dengan
hitungan 1,2,3

5. Hembuskan udara
melalui mulut.

6. Lakukan dengan penuh


konsentrasi

7. Ulangi prosedur hingga


nyeri terasa berkurang.
Bandung,25/10/2021

(Rahel Nuraeni Natalia)

LEAFTLET
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: PT. Salemba Medika
Nugroho, Taufan. 2010. Buku Ajar Obstetric. Yogyakarta: Nuha Medika
Praworihardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka

Anda mungkin juga menyukai