Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

Emesis dalam Kehamilan

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik Kehamilan

Oleh
NABILAH VISTA
PO.71.24.4.21.025

PRODI PENDIDIKAN PROFESI KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN PALEMBANG
TAHUN 2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN

“Asuhan Kebidanan Holistik pada ibu hamil dengan Emesis ”

Disusun Oleh

Nabilah Vista
PO.71.24.4.21.025

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Rosyati Pastuty, S.SiT, M.Kes Teti Herawati, S.Tr.Keb


NIP : 197210141992032002

Palembang, November 2021

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Elita Vasra, SST, M.Keb


NIP : 197305191993012001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pendahuluan terkait
Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil. Penulisan Laporan Pendahuluan ini dilakukan dalam
rangka memenuhi tugas praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada Kehamilan Program
Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Palembang. Laporan ini terwujud atas
bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Muhammad Taswin, S.Si, Apt, MM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Palembang,
2. Ketua Jurusan Kebidanan dan jajaran yang telah memfasilitasi dalam
pelaksanaan kegiatan praktik profesi
3. Pembimbing Akademik Ibu Rosyati Pastuty S.SiT, M.Kes dan ibu Teti Herawati
S.Tr.Keb selaku pembimbing lahan praktik.
4. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini yang
tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan pada penulisan laporan pendahuluan
ini, sehingga masukan yang membangun kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.

Palembang, November 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................................iii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iv

BAB I.....................................................................................................................................1

TINJAUAN TEORI...............................................................................................................1
A. Konsep Kehamilan...................................................................................................1
B. Emesis Gravidarum.................................................................................................5
C. Etiologi Emesis Gravidarum...................................................................................6
D. Patofisiologi...............................................................................................................6
E. Web of Caution (WOC) Emesis Gravidarum.........................................................8
F. Manifestasi Klinik....................................................................................................9
G. Pengaruh Emisis Gravidarum pada Ibu dan Janin..............................................9
H. Pemeriksaan Penunjang........................................................................................10
I. Penatalaksanaan.....................................................................................................10
J. Komplikasi..............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

iv
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Kehamilan
1. Definsis Kehamilan
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila sel telur (ovum)
dibuahi dan akhirnya berkembanng sampai menjadi janin (foetus) yang matang
(aterm).Kehamilan juga dapat didefinisikan sebagai dikandungnya janin hasil
pembuahan sel telur oleh sel sperma.Masa kehamilan dimulai dari konsepsi,
yaitu bertemunya sel telur dan sperma, sampai lahirnya janin. Lamanya hamil
normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari ) dihitung dari hari
pertama haid terakhir (Aprilia, 2019)
Menurut Dartiwen & Nurhayati (2019) Kehamilan merupakan suatu proses
dari kehidupan seorang wanita yang akan menyebabkan adanya perubahan pada
wanita tersebut. Perubahan – perubahan itu tidak terlepas dari faktor yang
mempengaruhi, seperti faktor fisik, psikologis, lingkungan, sosial budaya dan
ekonomi.
2. Tanda Kehamilan
Menurut Hutahean, 2013tanda dan gejala kehamilan dibagi menjadi 3 :
a. Tanda presumtif
Tanda presumtif yaitu tanda duga hamil yaitu amenore, morning sickness;
sering buang air kecil, serta payudara membesar dan tegang
b. Tanda mungkin Hamil
Tanda mungkin hamil diantaranya
1) pembesaran abdomen (12 minggu).
2) Tanda piskacek, yaitu pertumbuhan Rahim tidak sama ke semua
arah,tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah implantasi
plasenta sehingga bentuk rahim tidak simetris (usia 4-6 minggu).

1
3) Tanda hegar,yaitu perubahan pada isthmus uteri yang
menyebabkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak (usia
6 minggu).
4) Tanda doogell,yaitu pelunakan pada leher Rahim akibat
peningkatan vaskularisasi (usia 8 minggu).
5) Tanda chadwick, yaitu warna merah tua atau kebiruan pada vagina
akibat vaskularisasi (usia 6-8 minggu).
6) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi uterus yang datangnya
sewaktu-waktu, tidak beraturan dan tidak mempunyai irama
tertentu (akhir trimester pertama).
7) Tes kehamilan (testpack) positif (usia 7-10 hari setelah konsepsi).
c. Tanda pasti Hamil
Tanda pasti hamil yaitu terdengarnya denyut jantung janin, adanya
pergerakan janin (usia 19 minggu), dan terlihatnya fetus dalam USG (usia
5-6 minggu) (Hutahean, 2013)

3. Perubahan pada Kehamilan


a. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Kehamilan Trimester 1
Menurut Hutahean, 2013 terdapat perubahan yang terjadi pada ibu hamil
antara lain sebagai berikut.
1) Uterus
Uterus akan membesar pada awal kehamilan. Hal ini
dikarenakan terjadi peningkatan kadar estrogen dan progesterone.
Berat uterus normal kurang lebih 30 gram, namun pada akhir
kehamilan (40 minggu) menjadi 1.000 gram,dengan panjang lebih
kurang 20 cm dan tebal dinding lebih kurang 2,5 cm. Pada awal
kehamilan sering terjadi pengeluaran cairan vagina yang lebih
banyak, namun hal ini merupakan keadaan yang fisiologis.

2
2) Vagina
Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormone
estrogen. Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak
lebih merah,agak kebiru-biruan. Tanda ini disebut tanda chadwick.
Warna porsiopun tampak lebab (livide).
3) Ovarium
Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum
graviditis sampai terbentuknya plasenta di usia kehamilan kira-kira 16
minggu. Korpus luteum graviditis berdiameter kurang lebih 3 cm.
Ovarium akan mengecil setelah plasenta terbentuk.
4) Payudara
Payudara akan membesar dan tegang akibat hormone
somatommamotropin, estrogen dan progestron, akan tetapi belum
mengeluarkan air susu. Pada usia kehamilan 12 minggu ke atas dari
puting susu dapat keluar cairan berwarna putih agak jernih, disebut
kolostrum. Kolostrum ini berasal dari kelenjer-kelenjer asinus yang
mulai bersekresi, terjadi hiperpigentasi, sehingga warna areola menjadi
lebih gelap.
5) Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi bagian
tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh melanophone
hormone (MSH) yang meningkat. Hormon MSH merupakan salah satu
hormone yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis
6) Sistem Kardiovaskuler
Sirkusi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya
sirkulasi plasenta, Uterus yang membesar dengan pembuluh-pembuluh
darah yang membesar pula.

3
7) Sistem Respirasi
Seorang ibu hamil trimester 1 secara fisiologis tidak mengalami
gangguan pernapasan.Kehamilan yang lebih lanjut tidak jarang
mengeluhkan adanya sesak dan napas pendek. Hal ini ditemukan pada
kehamilan 32 minggu ke atas oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus
yang membesar kea rah diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa
bergerak.
8) Sistem Pencernaan
Kehamilan terdapat perasaan mual (nausea) pada bulan-bulan
pertama kemungkinan akibat kadar hormone estrogen yang meningkat.
Makanan lebih lama berada dalam lambung dan apa yang dicernakan
lebih lama dalam usus-usus. Hal ini mungkin baik untuk reabsorpsi,
akan tetapi menimbulkan pula obstipasi, yang memang merupakan salah
satu keluhan utama ibu hamil.
9) Sistem Perkemihan
kehamilan kandung kemih tertekan oleh uterus yang mulai
membesar pada bulan-bulan pertama, sehingga timbul keinginan untuk
berkemih. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila
uterus gravidus keluar dari rongga panggul.

b. Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester 1


Menurut Hutahean, 2013 Perubahan psikologis yang sering terjadi pada
ibu hamil trimester pertama adalah sebagai berikut :
1) Trimester pertama sering dianggap sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan ibu adalah menghadapi kenyataan
bahwa ia sedang hamil dan ini merupakan tugas psikologis yang
paling penting.
2) Ibu hamil trimester pertama akan merasa sedih dan ambivalen

4
tentang kehamilannya. Hampir 80% ibu kecewa, menolak, gelisah,
depresi dan murung terutama terjadi pada ibu yang belum menikah
atau yang tidak merencanakan kehamilan.
3) Ibu hamil yang kebingungan secara normal akan berakhir setelah
mampu menerima kehamilannya. Perasaan ini biasanya terjadi pada
akhir trimester pertama
4) Rasa lelah, perubahan selera makan, serta emosional yang mungkin
mencerminkan konflik dan depresi adalah perasan yang tidak
nyaman disebabkan oleh adanya Rasa mual dan muntah

B. Emesis Gravidarum
Emesis Gravidarum adalah rasa mual muntah yang terjadi pada kehamilan di
trimester I ( 0 -12 minggu ) yang terjadi setiap saat dan terus berlanjut sampai dengan
usia 14 -16 minggu setelah itu berkurang dan menghilang. Angka kejadian mual
muntah terjadi pada 60 - 80% primigravida dan 40-60% multigravida. Kondisi ini
tidak mempengaruhi janin asalkan sebelum hamil kondisi ibu sehat dan cukup gizi.
Namun, bila mual muntah semakin berat dan terus -manerus dapat mengakibatkan
kekurangan nutrisi, menghambat serta membahayakan status gizi ibu dan janin
(Nurazizah, 2018).
Kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada perempuan karena terdapat
peningkatan hormon esterogen, progesteron dan pengeluaran hormon HCG (Human
Chorionic Gonadotrophin) plasenta. Hormon progesteron dan esterogen meningkat
pada masa kehamilan menyebabkan penurunan tonus otot saluran
pencernaan.Motilitas seluruh pencernaan ikut menurun dan menimbulkan berbagai
komplikasi dari ringan sampai berat.Ibu hamil yang sering kali merasa mual dan
muntah terjadi akibat terjadi pengosongan lambung yang lama (Yuliani et al., 2017).
Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu hamil
trimester I. Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul

5
pada malam hari (Prawiharjo, 2010). Emesis gravidarum adalah keluhan umum yang
dirasakan pada kehamilan muda hingga usia kehamilan 4 bulan (Manuaba, 2010).
C. Etiologi Emesis Gravidarum
Menurut Suririnah, 2015 terjadinya emesis gravidarum yang pasti masih belum
diketahui. Namun emesis gravidarum diduga terjadi karena pengaruh perubahan
psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan.
Kemungkinan penyebab terjadinya emesis gravidarum antara lain
1. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh peningkatan hormon
kelamin yang diproduksi selama hamil.
2. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap hormon
kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu cemas atau
mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih umum daripada di saat
yang lain, karena perut mengandung kumpulan asam gastrik yang diendapkan
semalaman.
3. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari.
4. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena selama hamil
muda pergerakan usus menjadi lambat, karena pengaruh hormon hipofise 2 5.
Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh
perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama
kehamilan (Suririnah, 2015)

D. Patofisiologi
Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa terjadi
trimester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas, mungkin
berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurrangnya pengosongan lambung. Mual di
pagi hari lebih umum daripada di saat yang lain, karena perut mengandung kumpulan
asam gastrik yang diendapkan semalaman. Mual muntah adalah perubahan hormon

6
yang akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di
pagi hari.

Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan dehidrasi,


sehingga cairan ekstraseluler dan plasma bekurang.Natrium dan klorida dalam darah
maupun dalam urine turun, selain itu dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi
sehingga menyebabkan aliran darah ke jaringan berkurang kekurangan kalium
sebagai akbat dari muntah bertambah banyak sehingga dapat merusak hati (Runiari,
2019)
Emesis gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak
habis terpakai untuk keperluan energi. Karena okisidasi lemak yang tak sempurna,
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik,
dan aseton dalam darah. Selain itu, dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi,
sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat
makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolik yang
toksik. Di samping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, dapat terjadi
robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan
akibat perdarahan gastrointestinal.

7
E. Web of Caution (WOC) Emesis Gravidarum

Sumber : Bobak,dkk. 2012. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta: EGC.

8
F. Manifestasi Klinik
Gejala klinik emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai
mual muntah sampai kehamilan 4 bulan (Manuaba,2016) .
Tanda-tanda emesis gravidarum menurut (Yeyeh dan Rukiah, 2014) antara lain
1. Rasa mual, bahkan dapat sampai munta Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali
sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
2. Nafsu makan berkurang.
3. Mudah lelah
4. Emosi yang cenderung tidak stabil
Emesis Gravidarum merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi
tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu
keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis
gravidarum berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan
gangguan pada kehamilannya (Yeyeh dan Rukiah, 2014).

G. Pengaruh Emisis Gravidarum pada Ibu dan Janin


Pada ibu hamil diawal kehamilan kebanyakan hanya sedikit saja yang berat
badannya meningkat Hal ini tidak mempengaruhi perkembangan janin. Emesis pada
keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan
janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi
hiperemesis gravidarum akan dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada
kehamilan (Suririnah, 2015).
Ibu hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebihan berpotensi besar
mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh.
Bayi-bayi dari perempuan yang menderita emesis gravidarumyang berlebihan
sepanjang kehamilannya lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang
sedikit terbelakang (Wiknjosastro,2012).

9
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik atau penunjang yang dapat dilakukan menurut (Rohan &
Siyoto, 2013) antara lain :
1. Elektrolit serum (kadar potassium atau kalium, sodium dan natrium, klorida
dan protein yang menurun).
Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menentukan apakah ada gangguan
keseimbangan elektrolit karena kekurangan asupan nuitrisi dan kehilangan
asam hidrolokat getah usus alkali dari lambung.
2. Hemoglobin (Hb) dan Hemotokrit (Ht)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya hemokonsentrasi yang
berhubungan dengan asupan cairan tidak adekuat atau kehilangan cairan
berlebihan.
3. Blood Urea Nitrogen (BUN)
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan apakah protein telah
dimetabolisme untuk menghasilkan energi, jika asupan tidak adekuat maka
untuk memastikan apakah terjadi kerusakan ginjal akibat hiperemesis
gravidarum.
4. Protein Urine dan Keton
Adanya keton urine dan kadang-kadang adanya protein Pemeriksaan keton
urin dilakukan karena keton diproduksi ketika lemak dipecah untuk
memberikan energy jika asupan tidak adekuat.
5. LFT yang abnormal.
Pemeriksaan ini berguna untuk menggambarkan kemampuan hati untuk
mensintesa protein dan memetabolisme zat yang terdapat di dalam darah.
I. Penatalaksanaan
Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi emesis gravidarum
1. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang selalu
dapat disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarumakan berangsur-angsur

10
berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.
2. Dinasihatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,sehinggatercapai
adaptasi aliran darah menuju susunan syaraf pusat.
3. Nasihat diet
Modifikasi diet yang diberikan yaitu makan dalam porsi kecil tetapi sering,
tinggi karbohidrat dan rendah lemak. Hindari makanan yang emetogenik dan
berbau yang dapat menimbulkan rangsang muntah
a. Dianjurkan makan dengan porsi kecil tetapi sering. Ciri khas diet ini adalah
penekanan pemberian karbohidrat kompleks terutama pada pagi hari, serta
menghindari makanan yang berlemak dan berminyak untuk menekan rasa
mual dan muntah.
b. Pemberian makan dan minum yang diberi jarak. Diet ini bertujuan untuk
mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrolasidosis, dan secara
berangsur akan diberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup
(Runiari, 2019)
c. Diet emesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah
sebagaiberikut:
1) Karbohidrat tinggi, sebesar 75-80% dari kebutuhan energi total
2) Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
3) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
4) Makanan diberikan dalam bentuk kering e) Pemberian cairan
disesuaikan dengan keadaan klien yaitu 7-10 gelas per hari
5) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan dan
diberikan dalam porsi kecil tapi sering
6) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalakan
pada makan malam dan selingan pada malam hari
7) Pemberian makanan ditingkatkan secara bertahap dalam porsi dan
nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi klien.
d. Makanan yang dianjurkan untuk diet emesis gravidarum adalah sebagai

11
berikut :
1) Roti panggang, biskuit, dan krekers.
2) Buah segar dan sari buah.
3) Sirup, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
e. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet emesis gravidarum adalah
makananyang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam,
bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi dan yang mengandung zat
tambahan (pengawet, pewarna dan bahan penyedap)
f. Obat-oabatan
Pengobatan ringan pada emesis gravidarumdiantaranya:
1) Vitamin yang diperlukan (vitamin B kompleks, B6 sebagai vitamin
dan anti muntah)
2) Nasihat pengobatan (banyak minum air, hindari minuman atau
makanan yang asam untuk mengurangi iritasi lambung)
3) Nasehat Kontrol Antenatal diantaranya pemeriksaan hamil lebih
sering dan egera datang bila terjadi keadaan abnormal.
J. Komplikasi
Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif
terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan
dan berubah menjadi hiperemesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko
terajadinya gangguan pada kehamilan. Ibu hamil dengan gejala emesis gravidarum
yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan
karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput
lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan
gastrointestinal. Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya
kekurangan zat gizi. Ibu hamil tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan
diberikan cairan infuse serta obatobatan untuk mengobati mual (Indrayani, 2018)

12
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia. (2019). Gentle Birth.Grasindo https://books.google.co.id/books?


id=9UvODwAAQBAJ&lpg=PA6&dq=trimester%20pertama
%20adalah&hl=id&pg=PA5#v=onepage&q=trimester%20pertama%20adalah&f=false
diakses pada 29 januari 2021
Bobak,dkk. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Ed 4. Jakarta: EGC.
Dartiwen & Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : CV.
Andi Offset.
Hutahean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Salemba Medika.
Indrayani, T. (2018). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Di Rsud Dr. Drajat Prawiranegara Kabupaten Serang Tahun 2017. Jurnal
Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, 4(1), 9–21.
http://ejurnal.husadakaryajaya.ac.id/index.php/JAKHKJ/article/view/70/63%0A
http://ejurnal.husadakaryajaya.ac.id/index.php/JAKHKJ/article/view/70
Nurazizah, R. (2018). Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Emesis Gravidarum di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem Kecamatan Gampengreji Kabupaten Kediri. Jurnal
Kesehatan, 2(1), 70–77.
Rohan & Siyoto (2013). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Nuha Medika
Runiari, N. (2019). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum.
Fix.pdf. Salemba Medika
Suririnah. (2015). Buku Pintar Kesehatan Kehamilandan Persalinan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Yuliani, D. R., Musdalifah, U., & Suparmi. (2017). yuliani.pdf. CV. Trans Info Media.

13

Anda mungkin juga menyukai