BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis protein baru,
2008, hlm.109).
bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang
kelihatan kurus, akan tetapi aktivitas motoriknya tinggi, dimana sistem tubuh
6
Universitas Sumatera Utara
7
2. Teori-Teori Perkembangan
yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental. Ia juga menyebutkan
melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase pra-operasional
(2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan fase operasional formal (>11
Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk dalam fase pra-
apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak (Wong, 2008, hlm
119).
harus melewati beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3
tahun), tahap kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus
Universitas Sumatera Utara
8
rasa bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap
identidas versus kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117).
tahap perkembangan inisiatif versus rasa bersalah. Pada tahap ini anak mulai
mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak menapat dukungan dari
mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila
dilarang atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak
memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan
konflik baru yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian
psikoseksual anak dapat melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal
(1-3 tahun), tahap falik (3-6 tahun), tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital
tahap phalilc, dalam tahap ini genital menjadi area tubuh yang menarik dan
sensitif anak mulai mengetahui perbedaan jenis kelamin dan menjadi ingin tahu
Universitas Sumatera Utara
9
memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak dalam
dengan label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu
tindakan dari konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak
memiliki konsep tatanan moral, mereka menentukan prilaku yang benar terdiri
kebutuhan orang lain. Hal tersebut diinterprestasikan dengan cara yang sangat
konkrit tanpa kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong, 2008, hlm. 120)
Pertumbuhan fisik dan ukuran secara bertahap bekerja dari atas kebawah,
Universitas Sumatera Utara
10
mengembangkan kemampuan tangan dan kaki bagian atas ( yang lebih dekat
dengan bagian tengah tubuh) abru kemudian bagian yang lebih jauh, dilanjutkan
dengan kemampuan menggunakan telapak tangan dan kaki dan akhirnya jari-jari
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, pengukuran tinggi badan
aktivitas otot yang besar seperti gerakan lengan dan berjalan (Santrock,
diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5
detik, melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain
melibatkan otot kecil dan koordinasi meta dan tangan yang memerlukan
Universitas Sumatera Utara
11
koordinasi yang cermat (Papilia, Old & Feldman, 2010, hlm. 316).
2009, hlm.26).
Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai dari usia 3-6 tahun periode
ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai mereka masuk
Universitas Sumatera Utara
12
sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi. Pada masa ini merupakan
perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan interaksi sosial lebih
a. Faktor Herediter
b. Faktor Lingkungan
kandungan, mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu
meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi, keluarga. nutrisi, posisi anak dalam
Faktor hormonal yang berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain.
somatotrofin (growth Hormon) yang berperan alam mempengaruhi pertumbuhan
tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya poliferasi sel kartigo dan sistem
skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, glukokartikoid
Universitas Sumatera Utara
13
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar
anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah atau yang
diberikan orang tua atau keluarga sesuai dengan pembagian kelompok umur
Tabel 2.1. Kelompok umur stimulasi anak (Depkes, 2012, hlm. 15).
Universitas Sumatera Utara
14
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa
kemampuan gerak kasar pada anak prasekolah misalnya dengan mendorong anak
belari, melompat dengan satu kaki, diajari bermain sepeda, dan sebagainya
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak halus pada anak prasekolah
berlatih mengingat, membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain berjualan,
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bicara dan bahasa pada anak
menyimpan mainan tanpa bantuan, ajak berbicara tentang apa yang dirasakan,
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan
tumbuh kembang anak, maka intervensi akan mudah dilakukan, tenaga kesehatan
Universitas Sumatera Utara
15
juga mempunyai waktu dalam membuat rencana tindakan yang tepat terutama
bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan anggota keluarga
hlm.1).
anak seperti gizi buruk dapat dicegah, karena sebelum anak jatuh dalam kondisi
gizi buruk, penyimpangan pertumbuhan yang terjadi pada anak dapat terdeteksi
Menurut Depkes RI (2012) ada 3 jenis kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh
Adapun jadwal kegiatan dan jenis skrining atau deteksi dini penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
16
Tabel.2.2. Jadwal dan Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Pada Balita dan Anak Pra Sekolah (Depkes, 2012, hlm.40).
Umur Jenis Kegiatan Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan Perkembangan Mental Emosional
BB LK KPSP TDD TDL KMME CHAT GPPH
/TB
0 bln √ √
3 bln √ √ √ √
6 bln √ √ √ √
9 bln √ √ √ √
12 bln √ √ √ √
15 bln √ √
18 bln √ √ √ √ √
21 bln √ √ √
24 bln √ √ √ √ √
30 bln √ √ √ √
36 bln √ √ √ √ √ √ √
42 bln √ √ √ √ √
48 bln √ √ √ √ √ √
54 bln √ √ √ √ √
60 bln √ √ √ √ √ √
66 bln √ √ √ √ √
72 bln √ √ √ √ √ √
Keterangan :
BB / TB : Berat Badan terhadap Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMME : Kuesioner Masalah Mental Emosional
CHAT : Ceklist for Autism in Toddler
GPPH : Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
Universitas Sumatera Utara
17
Jadwal dan jenis deteksi dini tumbuh kembang dapat berubah sewaktu-waktu
pertumbuhan, dan jika ada keluhan anak mempunyai masalah tumbuh kembang.
menemukan status gizi kurang atau buruk dan mikro atau makrosefali. Jenis
badan (BB/TB) dan pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA) (Depkes, 2012,
hlm.41).
Tabel 2.3. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan
normal, kurus, kurus sekali atau gemuk. Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan
dengan jadwal deteksi dini tumbuh kembang balita, pengukuran dilakukan oleh
Universitas Sumatera Utara
18
timbangan injak.
1. Letakkan timbangan dilantai yang datar. Lihat posisi jarum atau angka harus
memakai jaket, alas kaki, topi, jam tangan, dan tidak memegang sesuatu.
3. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka timbangan
1. Anak tidak memakai sandal atau sepatu saat diukur tinggi badannya,
kemudian anak berdiri tegak menghadap kedepan, punggung, pantat dan tumit
Penggunaan Tabel BB/ TB untuk menentukan status gizi anak yaitu dengan
amelakukan pengukuran tinggi badan anak sesuai cara diatas, lihat kolom tinggi
badan anak yang sesuai dengan hasil pengukuran, pilih kolom untuk beratbadan
berdasarkan jenis kelamin anak, cari berat badan yang terdekat dengan berat badan
anak. dari angka berat badan tersebut, lihat bagian atas kolom untuk mengetahui
lingkar kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Jadwal
Universitas Sumatera Utara
19
dilakukan setiap tiga bulan. Pada anak yang lebih besar, umur 12-72 bulan,
anak dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih (Depkes, 2012, hlm. 50).
Cara mengukur lingkar kepala yaitu alat pengukur lingkar kepala anak
mengenai dahi, menutupi alais mata, diatas diua telinga, dan bagian kepala yang
menonjol, tarik agak kencang. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.
Tanyakan tanggal lahir anak, hitung umur anak. Hasil pengukuran dicatat pada
grafik lingkaran kepala menurut umur dan jenis kelamin anak kemudian buat
garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang
Interpretasi hasil pengukuran yaitu bila ukuran lingkar kepala anak berada
didalam “jalur hijau” maka lingkar kepala anak normal. Bila ukuran lingkaran
kepala anak berada diluar “jalur hijau” maka lingkaran kepala anak tidak normal.
Lingkar kepala anak tidak normal ada 2 (dua), yaitu makrosepal bila berada
diatas “jalur hijau” dan mikrosefal bila berada di bawah “jalur hijau”. Intervensi
Universitas Sumatera Utara
20
Universitas Sumatera Utara
21
gangguan daya dengar. Jenis kegiatan yang dilaksanakan meliputi skrining atau
Daya Lihat (TDL) dan Tes Daya Dengar ( TDD). Deteksi Dini Penyimpangan
Tabel 2.4. Pelaksana dan alat yang digunakan dalam Deteksi Dini Penyimpangan
Pertumbuhan (Depkes, 2012, hlm.52).
Keterangan:
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu Dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-kanak
Universitas Sumatera Utara
22
terlatih. alat atau instrumen yang digunakan adalah formulir KPSP menurut
umur, alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola tenis, bola besar dan
b. Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir.
c. setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak.
d. KPSP terdiri ada 2 macam pertanyaan, yaitu : pertanyaan yang dijawab oleh
ibu atau pengasuh anak, dan perintah kepada ibu atau pengasuh anak untuk
Tidak. Catat jawaban tersebut pada formulir tersebut. Teliti kembali apakah
Interpretasi hasil KPSP yaitu dengan menghitung jawaban YA, bila ibu
atau pengasuh anak menjawab :anak bisa atau pernah atau sering atau kadang-
kadang melakukan nya. sedangkan jawaban TIDAK, bila ibu atau pengasuh
menjawab anak belumpernah melakukan atau tidak pernah atau ibu atau
Universitas Sumatera Utara
23
pengsuh tidak tahu. Jumlah jawaban “Ya“ = 9 atau 10, perkembangan anak
gerak halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes, 2012, hlm
53).
umur (S) maka beri pujian pada ibu atau pengasuh, teruskan pola asuh anak
sesuai dengan tahap perkembangan anak dan lakukan pemeriksaan atau skrining
rutin menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak yang kurang dari 24 bulan
dan setiap 6 bulan untuk anak umur 24 sampai 72 bulan (Depkes, 2012, hlm
53).
ibu untuk melakukan stimulasi perkembangan anak lebih sering lagi, ajari ibu
kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang sesuai dengan umur anak.
Jika hasil KPSP ulang “Ya“ tetap 7 atau 8 maka kemungkinan ada
Universitas Sumatera Utara
24
kasar, gerakan halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian) (Depkes,
Tabel 2.5 KPSP Pada Anak Umur 60 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 67).
1. Isilah titik dibawah ini dengan jawaban anak. Jangan membantu kecuali mengulang pertanyaan. Bicara & Ya Tidak
“Apa yang kamu lakukan jika kamu kedinginan?”……….. bahasa
“Apa yang kamu lakukan jika kamu lapar?”……………..
“Apa yang kamu lakukakn jika kamu lelah?”……………
Jawab “Ya” bila anak menjawab 3 pertanyaan dengan benar, bukan dengan gerakan atau isyarat.
Jika dingin jawaban yang benar adalah “menggigil”, “pakai mantel”, atau “masuk kedalam rumah”
Jika lapar jawaban yang benar adalah “makan”
Jika lelah jawaban yang benar adalah “mengantuk”, “tidur”, “berbaring atau tidur-tiduran”, “istirahat” atau
“diam sejenak”
2. Apakah anak dapat mengancingkan bajunya atau pakaian boneka? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
3. Suruh anak berdiri satu kaki tanpa berpegangan, jika perlu tunjukan caranya, dan beri anak kesempatan Gerak kasar Ya Tidak
melakukannya 3 kali. Dapatkah anak mempertahanakn keseimbangannya selama 6 detik atau lebih ?
4. Jangan mengoreksi atau membantu anak. jangan mennyebut “lebih panjang”. Perhatikan dua garis ini pada Gerak halus Ya Tidak
anak.
Tanyakan : “mana garis yang panjang”
Minta anak menunjuk garis yang lebih panjang,
setelah anak menunjuk putar lembar ini dan ulangi pertanyaan tersebut.
Setelah anak menunjuk putar lagi dan ulangi pertanyaan tadi.
Apakah anak dapat menunjuk garis sebanyak 3 kali dengan benar?
5. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak menggambar seperti contoh ini Gerak halus Ya Tidak
dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan .
Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini
Jawaban : Ya
Jawaban : Tidak
6. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata pada saat memberi Bicara & Ya Tidak
perintah berikut ini: bahasa
“Letakkan kertas di atas lantai”
“ Letakkan kertas ini di bawah kursi”
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini dibelakang kamu”
Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “dibawah”, “didepan”, dan “dibelakang”.
7. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut pada anda) pada saat Sosialisasi & Ya Tidak
anda meninggalkannya kemandirian
8. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: Bicara & Ya Tidak
“Tunjuk segi empat merah” bahasa
“ Tunjuk segi empat kuning”
“Tunjuk segi empat biru”
“Tunjuk segi empat hijau”
Dapatkah anak menunjuk keempat gambar tersebut dengan benar?
9. Suruh anak melompat dengan satu kaki beberapa kali tanpa berpegangan (lompatan dengan dua kaki tidak ikut Gerak kasar Ya Tidak
dinilai).
Apakah ia dapat melompat 2-3 kali dengan satu kaki?
10. Dapatkah anak sepenuhnya berpakaian sendiri tanpa bantuan? Sosialisasi & Ya Tidak
kemandirian
Universitas Sumatera Utara
25
Tabel 2.6 KPSP Pada anak umur 66 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 68).
1. Jangan membantu anak dan jangan memberitahu nama gambar ini, suruh anak Gerakan halus Ya Tidak
menggambar seperti contoh ini dikertas kosong yang tersedia. Berikan 3 kali kesempatan
Apakah anak dapat mendapat menggambar seperti contoh ini
Jawaban : Ya
Jawaban : Tidak
2. Ikuti perintah ini dengan seksama. Jangan memberi isyarat dengan telunjuk atau mata Bicara & Ya Tidak
pada saat memberi perintah berikut ini: Bahasa
“Letakkan kertas di atas lantai”
“ Letakkan kertas ini di bawah kursi”
“Letakkan kertas ini di depan kamu”
“Letakkan kertas ini dibelakang kamu”
Jawaban Ya hanya jika anak mengerti arti “di atas”, “dibawah”, “didepan”, dan
“dibelakang”.
3. Apakah anak bereaksi dengan tenang dan tidak rewel (tanpa menangis atau menggelayut Sosialisasi & Ya Tidak
pada anda) pada saat anda meninggalkannya Kemandirian
4. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: Bicara & Ya Tidak
“Tunjuk segi empat merah” Bahasa
“ Tunjuk segi empat kuning”
“Tunjuk segi empat biru”
“Tunjuk segi empat hijau”
Universitas Sumatera Utara
26
Tabel 2.7 KPSP Pada Anak Umur 72 Bulan (Depkes, 2012, hlm. 69).
1. Jangan menunjuk, membantu atau membetulkan katakan pada anak: Bicara & Bahasa Ya Tidak
Universitas Sumatera Utara
27
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran sejak
dengar dan bicara anak. Jadwal TDD adalah setiap 3 bulan pada bayi umur
kurang dari 12 bulan dan setiap 6 bulan pada anak umur 12 bulan keatas. Tes ini
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, guru TK, tenaga PAUD dan petugas terlatih.
Alat yang diperlukan adalah instrumen TDD menurut umur anak, gambar
binatang (ayam, anjing, kucing) dan manusia, mainan (boneka, kubus, sendok,
a. Tanyakan tanggal bulan dan tahun anak lahir, hitung umur anak dalam bulan.
c. Pada anak umur kurang dari 24 bulan semua pertanyaan dijabab oleh orang
tua atau pengasuh anak. Bacakan pertanyaan dengan lambat dan jelaskan,
tunggu jawaban dari orang tua atau pengasuh anak. jawaban YA jika menurut
orang tua atau pengasuh, anak dapat melakukannya adlam sebulan terakhir.
Jawaban TIDAK jika menurut orang tua atau pengasuh anak tidak dapt
melalui orang tua atau pengasuh untuk dikerjakan oleh anak. Amati
Jawaban YA jika ank dapat melakukan perintah orang tua atau pengasuh.
Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan perintah
Universitas Sumatera Utara
28
Interpretasi yaitu hasil pemeriksaan TDD yaitu bila ada satu atau lebih
atau rujuk bila tidak dapat diatanggulangi (Depkes, 2012. hlm. 70).
Tujuan tes daya lihat adalah untuk mendeteksi secara dini kelainan daya
lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Jadwal tes daya lihat
dilakukan setiap 6 bulan pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan.
Tes ini dilakukan oleh tenaga kesehatan, guru TK, dan petugas terlatih. Alat atau
sarana yang diperlukan yaitu dua buah kursi, poster E atau snellen chart (Depkes,
Universitas Sumatera Utara
29
b. Gantung poster E atau snellen chart setinggi mata anak pada posisi duduk
c. Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari poster E atau snellen chart,
d. Letakkan sebuah kursi lainnya disamping poster E atau snellen chart untuk
pemeriksa.
kartu E yang ada ditangannya mengahadap atas, bawah, kanan, kiri, sesuai
petunjuk pada poster E atau snellen chart. lakukan hal ini dengan benar sampai
f. Selanjutnya anak diminta menutup mata dengan kertas atau buku, dengan alat
penunjuk, tunjuk huruf E pada poster E atau snellen chart, satu persatu, mulai
baris pertama sampai baris keempat atau baris E terecil yang masih dapat
dilihat. Puji anak setiap kali dapat mencocokkan kartu E yang ada di
tangannya dengan yang ada di poster E atau snellen chart. Ulangi pemeriksaan
tersebut pada mata yang belum diperiksa dengan cara yang sama.
g. Tulis baris “E” terkecil yang masih dapat dilihat, pada kertas yang telah
Interpretasi hasil pemeriksaan TDL yaitu bila kedua mata anak tidak dapat
melihat baris ketiga poster E atau snellen chart, artinya anak tidak dapat
mencocokkan arah kartu E yang dipegangnya dengan yang ada pada poster E
atau snellen chart pada baris ketiga yang ditunjuk oleh pemeriksa. kemungkinan
Universitas Sumatera Utara
30
lagi untuk pemeriksaan ulang, bila pada peameriksaan berikutnya anak tidak
dapat melihat sampai baris yang sama maka rujuk kerumah sakit dengan
Universitas Sumatera Utara
31
autisme gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat
terlambat diketahui , maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
autis pada anak prasekolah menggunakan ceklist for Autism in Todlers (CHAT)
dan deteksi dini gangguan pemusatan parhatian dan Hiperaktivitas pada anak pra
masalah mentah pada anak pra sekolah. Jadwal deteksi dini masalah mental
emosional rutin dilakukan setiap 6 bulan pada anak umur 36 bulan sampai 72
bulan. Jadwal ini sesuai dengan jadwal skrining atau pemeriksaan perkembangan
Cara melakukan Deteksi Dini Masalah Mental Emosional Pada Anak yaitu
tanyakan dengan lambat, jelas dan nyaring, satu persatu prilaku yang tertulis
pada KMME pada orang tua atau pengsuh anak. Catat jawaban YA kemudian
Universitas Sumatera Utara
32
Interpretasi hasil pemeriksaan KMEE yaitu apabila ada jawaban YA, maka
dilakukan bila ada jawaban YA hanya 1 (satu), maka lakukan konseling pada ibu
dan lakukan evaluasi setelah 3 bulan, bila anak tidak ada perubahan maka rujuk
kerumah sakit. bila Jawaban YA ditemukan 2 atau lebih maka rujuk anak
kerumah sakit yang memiliki fasilitas tumbuh kembang atau kejiwaan. Rujukan
harus disertai informasi mengenai jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan.
Universitas Sumatera Utara
33
Universitas Sumatera Utara
34
Tujuannya adalah untuk mendeteksi secara dini adanya autis pada anak
umur 18-36 bulan. Jadwal deteksi dini autis pada anak prasekolah dilakukan atas
indikasi atau bila ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga
kesehatan , kader, BKB, petugas PAUD , Pengelola TPA, dan guru TK. Keluhan
interaksi sosial, prilaku yang berulang-ulang. Alat yang digunakan adalah CHAT
(checklist for Autim in Toddlers). Dalam CHAT ada 2 jenis pertanyaan yaitu : 9
pertanyaan yang ditanyakan pada orang tua atau pengasuh anak, dan 5 perintah
bagi anak untuk menjelaskan tugas yang tertulis pada CHAT. Bila setelah
perkembangan, rujuk kerumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau
Anak Prasekolah
Jadwal deteksi dini GPPH pada anak prasekolah dilakukan atas indikasi atau bila
ada keluhan dari ibu atau pengasuh atau ada kecurigaan tenaga kesehatan ,
kader, BKB, petugas PAUD, Pengelola TPA, dan guru TK, keluhannya dapat
berupa anak tidak bisa duduk tenang, anak selalu bergerak atnpa tujuan dan tidak
mengenal lelah, perubahan suasana hati yang mendadak atau impulsive (Depkes,
2012, hlm.78).
Universitas Sumatera Utara
35
ditanyakan kepada orang tua atau pengasuh anak atauguru TK dan pertanyaan
a. Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas dan nyaring, stu persatu prilaku
c. Keadaan yang ditanyakan atau diamati ada pada anak dimanapun anak
berada, misal ketika dirumah, disekolah, pasar, toko, dll) setiap saat dan
pemeriksaaan.
masing jawaban sesuai dengan bobot nilai, nilai 0 bila keadaan tersebut tidak
pada anak, nilai 2 jika keadaan tersebut sering ditemukan pada anak. nilai 3 bila
keadaan tersebut selalu ada pada anak. Bila nilai total 13 atau lebih,
kemungkinan anak dengan GPPH. Intervensi yang dilakukan jika jumlah nilai
terbesar anak berkemungkinan dengan GPPH perlu dirujuk kerumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa atau tumbuh kembang anak untuk konsultasi
Universitas Sumatera Utara
36
Tabel 2.10 Formulir Deteksi Dini Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktif
(GPPH)(Abbreviated Conner Ratting Scale)
adalah anak adalah untuk mengoreksi, memperbaiki, dan mengatasi masalah atau
optimal sesuai dengan potensinya, waktu yang paling tepat untuk melakukan
dengan umurnya, penyimpangan perkembangan anak terjadi pada salah satu atau
Universitas Sumatera Utara
37
lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak kasar, gerak hamus, bicara dan
yang dilakukan secara intensif di rumah selama dua minggu, yang diikuti dengan
dengan yang seharusnya dimiliki anak, yaitu bila pada umur skrining 3,6,9,
hlm.81).
sedangkan umur anak saat itu bukan pada jadwal umur skrining, maka lakukan
Intervensi pada anak dilakukan secara intensif setiap hari sekitar 3-4 jam,
selama 2 minggu. Bila anak terlihat senang dan tidak bosan, waktu intervensi
dapat ditambah. Bila anak menolak atau rewel maka intervensi diberhentikan
dahulu, dan dilanjutkan bila anak sudah dapat diintervensi lagi (Depkes, 2012,
hlm.82).
Universitas Sumatera Utara
38
secara intensif selama dua minggu, maka anak perlu dievaluasi apakah ada
Keluarga dan masyarakat (orang tua, anggota keluarga lainnya, dan kader)
jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua perlu diingatkan membawa catatan
kembang sesuai standar pelayanan yang terdapat pada buku pedoman. Bila
hlm.83).
atau memerlukan tindakan yang khusus maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit
Universitas Sumatera Utara
39
kembang anak dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta laboraturium atau
didukung oleh tim dokter spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata,
THT, rehabilitasi medik, ahli terapi (fisioterapi, terapis bicara, dan sebagainya)
C. Dasar Penelitian
(2009) tentang analisis pelaksanaan program Simulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang (SDIDTK) balita dan anak prasekolah di puskesmas kota semarang
bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program SDIDTK balita dan anak pra
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak prasekolah umur 5-6 tahunyang ada
sampling . adapun variabel yang diteliti adalah pertubuhan anak prasekolah yang
meliputi berat badan, Tinggi badan, dan lingkar kepala. Aspek perkembangan dinilai
Universitas Sumatera Utara
40
Penelitian yang sama dilakukan oleh Patemah, dkk (2013) Faktor Determinan
terdapat pada Tujuan penelitian, tempat penelitian, jumlah populasi dan sampel,
teknik pengambilan sampel, cara pengumpulan data, variabel penelitian, dan desain
(umur, pendidikan, pekerjaan, lama menjadi kader), pengetahuan, sikap, fasilitas dan
terikat adalah pelaksanaan SDIDTK sedangkan variabel dalam penelitian ini deteksi
dini tumbuh kembang anak prasekolah yang merupakan salah satu kegiatan dari
Universitas Sumatera Utara