Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tumbuh Kembang Anak Prasekolah

1. Defenisi Tumbuh Kembang

a. Defenisi Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua kata yang berbeda,


namun tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertumbuhan (growth) merupakan
peningkatan jumlah dan ukuran sel pada membelah diri dan sintesis protein baru,
menghasilkan peningkatan ukurandan berat seluruh atau sebagian sel (Wong, 2008,
hlm.109).

b. Defenisi Perkembangan (development) merupakan perubahan dan perluasan


secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari dari yang lebih rendah ke yang
lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan,
maturasi serta pembelajaran (Wong,2008, hlm.109).

c. Konsep Perkembangan Anak Prasekolah Perkembangan merupakan proses yang


tidak akan berhenti. Masa prasekolah merupakan fase perkembangan individu dapat
usia 2-6 tahun, perkembangan pada masa ini merupakan masa perkembangan yang
pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting (Fikriyanti, 2013, hlm.18)

d. Periode Prasekolah adalah periode antara usia 3 dan 6 tahun. Ini adalah waktu
kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan fisik terus menjadi jauh
lebih lambat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan
perkembangan kognitif, bahasa, dan psikososial penting selama periode Prasekolah.
Banyak tugas yang dimulai selama masaa toddler dikuasi dan sempurna selama usia
Prasekolah. Anak belajar menolaransi perpisahan dari orang tua, memiliki rentang
perhatian lebih lama dan terus mempelajari keterampilan yang akan memicu
keberhasilan nanti dalam periode usia sekolah. Persiapan untuk kesuksesan disekolah
terus berlanjut selama periode Prasekolah karna sebagian besar anak memasuki sekolah
dasar di akhir periode Prasekolah.

2. Teori-Teori Perkembangan

a. Teori Perkembangan kognitif (Jean Piaget) Perkembangan kognitif menurut Piaget


merupakan perubahan-perubahan yang terkait usia yang terjadi dalam aktifitas mental.
Ia juga menyebutkan bahwa kesuksesan perkembangan kognitif mengikuti prosses yang
urutannya melewati empat fase, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), fase pra-
operasional (2-7 tahun), fase operasional (7-11 tahun) dan fase operasional formal (>11
tahun) (Wong, 2008, hlm 118). Dalam teori perkembangan ini anak prasekolah termasuk
dalam fase praoperasional, fase pra-operasional anak belum mampu
mengoperasionalisasikan apa yang dipikirkan melalui tindakan dalam pikiran anak
(Wong, 2008, hlm 119).
b. Teori Perkembangan Psikososial (Erikson) Menurut Santrock (2011), Teori
perkembangan ini dikemukakan oleh Erikson yang mengemukakan bahwa perkembangan
anak selalu dipengaruhi oleh motivasi sosial dan mencerminkan suatu keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan kepribadian psikososial anak
harus melewati beberapa tahap yaitu : tahap percaya dan tidak percaya (1-3 tahun), tahap
kemandirian versus malu-malu (2-4 tahun), tahap inisiatif versus Universitas Sumatera Utara
8 rasa bersalah (3-6 tahun), tahap terampil versus minder (6-12 tahun), tahap identidas
versus kebingungan peran (12-18 tahun) (Wong, 2008, hlm 117). Dalam teori perkembangan
psikososial anak prasekolah termasuk dalam tahap perkembangan inisiatif versus rasa
bersalah. Pada tahap ini anak mulai mencari pengalaman baru secara aktif. Apabila anak
menapat dukungan dari orang tuanya untuk mengekplorasikan keingintahuannya maka
anak akan mengambil inisiatif untuk suatu tindakan yang akan dilakukan, tetapi bila dilarang
atau dicegah maka akan tumbuh perasaan bersalah pada diri anak (Wong, 2008, hlm 118).

c. . Teori Perkembangan Psikoseksual (Freud) Teori perkembangan psikoseksual pertama


kali dikemukakan oleh Sigmun Freud, ia menggunakan istilah psikoseksual untuk
menjelaskan segala kesenangan seksual. Selama masa kanak-kanak bagian-bagian tubuh
tertentu memiliki makna psikologik yang menonjol sebagai sumber kesenangan baru dan
konflik baru yang secara bertahap bergeser dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh lain
pada tahap-tahap perkembangan tertentu. Dalam perkembangan psikoseksual anak dapat
melalui tahapan yaitu: tahap oral (0-1 tahun), tahap anal (1-3 tahun), tahap falik (3-6 tahun),
tahap laten (6-12 tahun), dan tahap genital (>12 tahun) ((Wong, 2008, hlm 117). Dalam teori
perkembangan psikoseksual anak prasekolah termasuk dalam tahap phalilc, dalam tahap ini
genital menjadi area tubuh yang menarik dan sensitif anak mulai mengetahui perbedaan
jenis kelamin dan menjadi ingin tahu tentang perbedaan tersebut (Wong, 2008, hlm 117).

c. Teori Perkembangan Moral (Kohlberg) Teori perkembangan moral dikemukakan oleh


Kohlberg dengan memandang tumbuh kembang anak ditinjau dari segi moralitas anak
dalam menghadapi kehidupan, tahapan perkembangan moral yaitu: tahap prakonvensional
(orientasi pada hukum dan kepatuhan), tahap prakonvensional (orientasi instrumental
bijak), tahap konvensional, tahap pasca konvensional (orientasi kontak sosial) (Wong, 2008,
hlm 119). Dalam teori perkembangan moral anak prasekolah termasuk dalam tahap
prakonvensional, dalam tahap perkembangan ini anak terorientasi secara budaya dengan
label baik atau buruk, anak-anak menetapkan baik atau buruknya suatu tindakan dari
konsekuensi tindakan tersebut. Dalam tahap ini anak tidak memiliki konsep tatanan moral,
mereka menentukan prilaku yang benar terdiri atas sesuatu yang memuaskan kebutuhan
mereka sendiri meskipun terkadang kebutuhan orang lain. Hal tersebut diinterprestasikan
dengan cara yang sangat konkrit tanpa kesetiaan, rasa terimakasih atau keadilan (Wong,
2008, hlm. 120)

3. Tinjauan Pertumbuhan dan Perkembangan

Anak Prasekolah yang sehat tergolong ramping & cekatan, dengan postur tubuh tegak.
Todler yang sebelumnya kikuk menjadi lebih anggun,menunjukkan kemampuan untuk
berlari dengan lebih lancar. Kemampuan atletik dapat mulai terbentuk. Perkembangan
mayor terjadi di area koordinasi motoric halus. Perkembangan Psikososial berfokus pada
pencapaian inisiatif. Pikiran prakonsepsi dan intuitif mendominasi perkembangan kognitif.
Anak Prasekolah adalah pelajar yang penuh rasa ingin tahu meyerap konsep baru seperti
spons menyerap air

3.1. Pertumbuhan terdiri dari :

a. Pertumbuhan fisik

Anak usia Prasekolah rata-rata akan tumbuh 6,5 sampai 7,8 cm per tahun. Rata-rata anak
berusia 3 tahun memiliki tinggi 96,2cm, rata-rata anak usia 4 tahun memiliki tinggi 103,7
cm,dan rata-rata anak usia 5 tahun memiliki tinggi 118,5 cm. Pertambahan berat rata-rata
selama periode ini adalah sekitar 2,3 kg/ tahun( fiegelman,2007). Rata- rata berat badan
anak berusia 3 tahun adaalah 14,5 kg, meningkat menjadi rata-rata 18,6 kg pada usia 5
tahun. Kehilangan lemak bayi dan pertumbuhan otot selama masa Prasekolah memberikan
tampilan anak yang lebih kuat dan lebih matang. Panjang tengkorak juga sedkit meningkat
dengan rahang bawah menjadi lebih menonjol. Rahang atas melebar selama masa
Prasekolah sebagai persiapan unrtuk kemunculan gigi permanen, biasanya dimulai usia 6
tahun.

b.Maturasi system organ

Sebagian besar system tubuh telah matang pada masa Prasekolah. Mielinasi medula
spinalis memungkinkan kontrol usus dan kandung kemih untuk sempurna pada sebagian
besar anak pada usia 3 tahun. Ukuran struktur pernafasan terus tumbuh, dan jumlah alveoli
terus meningkat, mencapai jumlah dewasa pada usia sekitar 7 tahun. Tuba eutachius tetap
relaktif pendek dan lurus. Frekuensi jantung menurun dan tekanan darah meningkat sedikit
selama masa Prasekolah. Bising atau mur mur jantung innocent (tidak berbahaya) dapat
didengar saat auskultasi, dan pembelahan suara jantung kedua dapat jelas terdengar. Anak
Prasekolah harus sudah memiliki 20 gigi susu. Tulang terus tumbuh panjangnya dan otot
terus menguat dan matang. Akan tetapi system musculoskeletal masih belum matang
sepenuhnya, membuat anak sekolah rentan terhadap cidera, terutama dengan pengerahan
tenaga yang berlebihan atau aktivitas yang berlebihan.

3.2 Aspek perkembangan

a. Motorik kasar (gross motor) merupakan keterampilan yang meliputi aktivitas otot yang
besar seperti gerakan lengan dan berjalan. Perkembangan motorik kasar pada masa
prasekolah, diawali dengan kemampuan untuk berdiri dengan satu kaki selama 1-5 detik,
melompat dengan satu kaki, membuat posisi merangkak dan lain-lain. Anak Prasekolah
tampak berada dalam gerakan konstan.Ia juga menggunakan tubuh untuk memahami
konsep yang baru ( seperti menggunakan lengan dalam gerakan “menenggak” ketika
mendeskripsikan cara roda kereta bekerja).
b. Motorik halus (fine motor Skills) Anak usia 3 tahun dapat menggerakkan setiap jari dan
tangannya secara bebas dan mampu memegang sendok garpu & krayon dengan cara seperti
orang dewasa, dengan ibu jari pada satu sisi dan jari lain disisi yang lain.Ia juga dapat
menulis dengan bebas, menyalin sebuah lingkaran, menjiplak sebuah kotak, dan memberi
makan dirinya sendiri tanpa banyak menumpahkannya. Keterampilan ini menjadi halus
dalam 2 tahun selanjutnya pada usia 5 tahun, anak dapat menulis angka, memotong dengan
gunting secara lebih akurat serta mengikat tali sepatu.

c. Komunikasi dan Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengkuti perintah dan dan berbicara spontan. Pada perkembangan bahasa diawali mampu
menyebut hingga empat gambar, menyebut satu hingga dua warna, menyebutkan kegunaan
benda, menghitung, mengartikan dua kata, meniru berbagai bunyi, mengerti larangan dan
sebagainya. Kosakata pada anak usai 3 tahun terdiri dari 900 kata. Anak Prasekolah dapat
mencapai sebanyak 10 sampai 20 kata baru perhari. Komunikasi pada anak Prasekolah
bersifat konkret ,karena mereka belum mampu berfikir abstrak. Anak Prasekolah sangat
memperhatikan nada suara dari alam perasaan orang tua dan dapat dengan mudah
mengambil emosi negative dalam percakapan.

d. Emosional & Sosial

Anak Prasekolah cenderung memiliki emosi yang kuat. Mereka dapat senang, bahagia, dan
gembira di satu waktu kemudian sangat kecewa diwaktu selanjutnya. Anak Pra sekolah
memiliki imajinasi yang hidup, dan ketakutan sangat nyata bagi anak Prasekolah. Sebagian
besar anak di usia ini telah belajar mengendalikan perilaku mereka. Mereka harus mampu
menyebutkan perasaan yang mereka miliki dan bukan memeragakn perasaan tersebut.
Perasaan yang kuat dapat diekspresikan melalui berbagai cara seperti bermain.

Anak Prasekolah mengembangkan rasa identitas. Mereka mengetahui bahwa mereka anak
laki-laki atau anak perempuan . Mereka tahu bahwa mereka milik keluarga, komunitas, atau
budaya tertentu. Mereka lebih bangga menggunakann kontrol diri daripada menyerah pada
impuls / rangsangan mereka. Anak Prasekolah mampu membantu orang lain dan terlibat
dalam rutinitas dan transisi.

Anak usia Prasekolah mengembangkan komunikasi satu per satu dengan seorang orang tua.
Selama Komunikasi interaktif, anak belajar unguk mengekspresikan perasaan dan ide
mereka. Komunikasi yang interaktif tidak hanya meningkatkan perkembangan emosional
dan moral, tetapi juga harga diri dan pengembangkan kognitif. Bertanya kepada anak
Prasekolah mengharuskan anak memikirkan niat atau motivasinya dan mendukung
perkembangan kosakatanya. Mendengarkan sambil menjawab pertanyaan orang tua
memberikan anak Prasekolah rasa bahwa mereka dihargai, bahwa apa yang mereka pikirkan
dan harus mereka katakan merupakan hal penting.

Orang tua atau pengasuh dapat membantu anak memberikan nama pada emosi yang
sedang dialami. Ketakutan sangat nyata bagi anak Prasekolah karena imajinasi aktif mereka
dan dapat menghasilkan beragam emosi. Orang tua harus memvalidasi perasaan atau
Emosi, kemudian berdiskusi dengan anak tentang cara alternatife untuk mengatasi emosi.
Orang tua harus memberikan waktu kepada anak yang memang dibutuhkannya untuk
menyelesaikan tugas. Ini menetapkan sensasi pencapaian.

Pada usia ini, anak dapat mulai menunjukkan ketertarikkan dalam seksualitas dasar. Anak
Prasekolah mungkin ingin mengetahui mengapa tubuh anak laki-laki dan perempuan
berbeda, bagaimana organ reproduktif, dan dari mana bayi berasal. Orang tua harus
menjawab pertanyaan anak dengan jujur dan langsung, menggunakan anatomi yang benar,.
Penjelasan panjang tidak di perlukan, berikan hanya penjelasan sederhana. Rasa ingin tahu
ini adalah fungsi normal dimasa Prasekolah, dan rasa ingin tahu dapt juga melibatkan
bermain dengan genitalia

Perkembangan Emosional dan Sosial meliputi :

d.1. Pertemanan

Anak Prasekolah juga memerlukan interaksi dengan teman. Mempelajari bagaimana


berteman dan mempertahankan seorang teman merupakan bagian penting dalam
perkembangan social. Teman mungkin merupakan anak lain di lingkuangan sekitar rumah
atau mereka yang berada di Prasekolah atau temoat penitipan anak. Anak Prasekolah
cendrung menyetujui peraturan dan ingin menyenangkan teman serta menyukai mereka.
Anak Prasekolah suka menyanyi, menari, dan main pura-pura (akting) temannya.
Ketidakpastian dapat terjadi, tetapi orang tua dapat mendukung anak untuk
mengekspresikan pandangan mereka, mendiskusikan dan menyelesaikan konflik, serta
melanjutkan pertemanan.

Pada usia anak berusia 3 tahun, mereka mengetahui bahwa apa yang mereka mengetahui
bahwa apa yang mereka lakukan benar-benar berarti. Orang tua harus memandang anak
sebagai seorang partisipan aktif dalam hubungan orang tua-anak. Temparamen anak telah
menjadi indikator terpercaya tentang bagaimana orang tua dapat berharap anak bereaksi
dalam situasi tertentu. Ketika orang tua sudah dapat beradaptasi dengan temperamen anak
Prasekolah, akan lebih mudah untuk menemukan cara untuk memudahkan transisi dan
perubahan untuk anak tersebut. Dalam area orientasi tugas, temperamen mungkin berkisar
dari sangat perhatian dan persisten sampai lebih mudah di distarksikan dan aktif. Fleksibel
social anak juga terbukti pada usia ini. Seorang anak yang cukup dapat beradaptasi akan
mengahadapi stimulus dari dunia luar dengan sikap mendekat dan bukan siakp menarik diri.
Temperamen juga menentukan tingkat reaktivitaas (ambang resposivitas sensori anak,
tinggi versus rendah0. Ini menentukan kualitas

e. Moral & Spiritual

Anak Prasekolah dapat memahami konsep benar dan salah dan mengembangkan
kesadaran. Suara dari dalam diri yang memberi peringatan atau ancaman berkembang
dimasa Prasekolah. Kohlberg mengidentifikasi tahap ini (antara 2 dan 7 tahun) sebagai
tahap prakonvensional, yang dicirikan dengan orientasi kukuman dan kepatuhan
(Kohlberg,1984). Anak Prasekolah melihat moralitas sebagai sesuatu yang berada di luar
dari diri mereka, mereka menyerah pada kekuasaan (kekuasaaan orang dewasa). Standar
moral anak adalah standar moral orang tua merekadan orang dewasa lain yang
mempengaruhi mereka, tidak selalu menjadi standar moral diri mereka sendiri. Ketika
perkembangan moral anak mengalami kemajuan,ia belajar cara menangani perasaan
marah. Terkadang cara anak memilih menangani perasaan tersebut mungkin tidak tepat,
seperti berkelahi dan memukul. Anak Prasekolah juga sangat terlibat dalam imajinasi dan
fantasi sehingga berbchong mulai terjadi pada usia ini (Brazelton & sparrow,2002). Anak
Prasekolah dapat memproyeksikan perasaan orang tua atau pengasuh mereka atau
mengkarakteristikkan “ Tuhan”: jika ibu marah, Tuhan juga kemungkinan akan marah.
Mengetahui tentang praktik berdoa ataumeditasi keluarga akan sangat membantu, bagi
perawat pediatric, yang dapat membantu, bagi perawat pediatcrik, yang dapat membantu
melanjutkan ritual ketika anak sakit atau dirawat di rumah sakit (ford,2007).

4. Tahap Perkembangan Anak Prasekolah Menurut Wong (2008), priode prasekolah dimulai
dari usia 3-6 tahun periode ini dimulai dari waktu anak bergerak sambil berdiri sampai
mereka masuk Universitas Sumatera Utara 12 sekolah, dicirikan dengan aktivitas yang tinggi.
Pada masa ini merupakan perkembangan fisik dan kepribadian yang pesat, kemampuan
interaksi sosial lebih luas, memulai konsep diri, perkembangan motorik berlangsung terus
menerus ditandai keterampilan motorik seperti berjalan, berlari dan melompat.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Menurut Hidayat


(2009) Proses Percepatan dan Perlambatan Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor.

a. Faktor Herediter Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar
dalam mencapai tumbuh kembang. Yang termasuk faktor herediter adalah bawaan, jenis
kelamin, ras, suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas dan kecepatan
alam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhaap rangsangan, umur puberitas,
dan berhentinya pertumbuhan tulang.

b. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan pranatal, lingkungan
postnatal, dan faktor hormonal. Faktor pranatal merupakan lingkungan dalam kandungan,
mulai dari konsepsi sampai lahir yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, posisi janin,
pengunaan obat-obatan , alkohol atau kebiasaan merokok. Faktor lingkungan pasca lahir
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak meliputi budaya lingkungan, sosial ekonomi,
keluarga. nutrisi, posisi anak dalam keluarga dan status kesehatan. Faktor hormonal yang
berperan dalam tumbuh kembang anak antara lain. somatotrofin (growth Hormon) yang
berperan alam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, dengan menstimulasi terjadinya
poliferasi sel kartigo dan sistem skeletal. Hormon tiroid menstimulasi metabolisme tubuh,
glukokartikoid Universitas Sumatera Utara 13 menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari
testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen
selanjutnya hormon tersebut menstimulasi perkembangan seks baik pada anak laki-laki
maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya. B. Stimulasi, Deteksi Intervensi
Dini Tumbuh Kembang Anak Prasekolah 1. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Prasekolah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak 0-6 tahun agar anak tumbuh
dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini
mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak
dilakukan oleh ibu dan ayah atau yang merupakan orang terdekat anak (Depkes, 2012,
hlm.15). Perkembangan kemampuan dasar anak mempunyai pola yang tetap dan
berlangsung secara berurutan, dengan demikian stimulasi yang diberikan kepada anak
dalam rangka merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan orang tua
atau keluarga sesuai dengan pembagian kelompok umur stimulasi (Depkes, 2012, hlm.15).
Tabel 2.1. Kelompok umur stimulasi anak (Depkes, 2012, hlm. 15). No. Priode Tumbuh
Kembang Kelompok Umur Stimulasi 1. Masa pranatal, janin dalam kandungan Masa
prenatal 2. Masa bayi 0-12bulan Umur 0-3 bulan Umur 3-6 bulan Umur 6-9 bulan Umur 9-
12 bulan 3. Masa anak balita 12-60 hari Umur 12-15 bulan Umur 15-18 bulan Umur 18-24
bulan Umur 24-36 bulan Umur 361-48 bulan Umur 48-60 bulan 4. Masa anak prasekolah 60-
72 bulan Umur 60-72 bulan Universitas Sumatera Utara 14 Kemampuan anak prasekolah
dirangsang dengan stimulasi terarah pada kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak
halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan
kemandirian.Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak kasar pada anak prasekolah
misalnya dengan mendorong anak untuk bermain bola bersama temannya, permainan
menjaga keseimbangan tubuh, belari, melompat dengan satu kaki, diajari bermain sepeda,
dan sebagainya (Depkes, 2012, hlm.37). Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan gerak
halus pada anak prasekolah misalnya menulis namanya, menulis angka-angka, menggambar,
berhitung, berlatih mengingat, membuat sesuatu dari tanah liat atau lilin, bermain
berjualan, belajar mengukur dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.37). Stimulasi yang dilakukan
pada kemampuan bicara dan bahasa pada anak prasekolah misalnya bermain tebak-
tebakan, berlatih mengingat-ingat, menjawab pertanyaan “mengapa?”, mengenal uang
logam, mengamati atau meneliti keadaan sekitanya dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.38).
Stimulasi yang dilakukan pada kemampuan bersosialisasi dan kemandirian pada anak
prasekolah misalnya mendorong anak untuk berpakaian sendiri, menyimpan mainan tanpa
bantuan, ajak berbicara tentang apa yang dirasakan, berkomunikasi dengan anak, berteman
dan bergaul, mematuhi peraturan keluarga dan lain-lain (Depkes, 2012, hlm.39).

Perkembanagn Emosional dan Sosial Mereka dapat sangat senang, bahagia, dan gembira di
satu waktu kemudian sangat kecewa di waktu selanjutnya.

Anak Prasekolah cendrung memiliki emosi yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai