Anda di halaman 1dari 9

1.

Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama


berkaitan dengan fisiknya. Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayi
menjadi hampir dua kali pada usia 4 tahun. Anak laki-laki dan perempuan pada
usia 10 tahun hampir sama tingginya. Pada usia antara 10 dan 12 tahun anak
perempuan tumbuh dengan pesat, sedangkan pada anak laki-laki hal itu terjadi
antara umur 12 dan 14. Vasta selanjutnya mengatakan bahwa tinggi badan
berlangsung sampai sekitar umur 15 atau 16 tahun pada anak perempuan dan
pada anak laki-laki sampai umur 17 atau 18 tahun. Pertumbuhan berlangsung
selama masa kanak-kanak tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap,
kemudian kecepatannya menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa
adolesen dan selanjutnya berhenti. Bagian-bagian tubuh tumbuh dan
berkembang dengan kecepatan yang berbeda. Organ-organ tubuh mencapai
kematangan pada waktu dan kecepatan yang berbeda pula. Anak-anak
perempuan mencapai masa puber lebih awal daripada anak laki-laki. Anak laki-
laki bertambah tinggi pada masa pertumbuhannya yang pesat, ototnya menguat
dan lebar bahunya bertambah pula. Banyak faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan kematangan. Genetika yang diturunkan sangat penting, namun
faktor lingkungan seperti, nutrisi, olahraga, penyakit, dan kesehatan individu
mempunyai peran juga.

Para ahli psikologi telah mengkaji bahwa perkembangan manusia itu kompleks,
merupakan teka-teki dan tantangan untuk digali informasinya. Untuk
memahaminya terlebih dahulu harus dipahami bahwa psikologi adalah kajian
ilmiah tentang perilaku terutama perilaku manusia. Lalu apakah yang dimaksud
oleh para ahli psikologi dengan perkembangan individu? Menurut Santrok dan
Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang dimulai
pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
Perkembangan Peserta Didik Psikologi perkembangan memusatkan
perhatiannya pada perubahan-perubahan perilaku dan kemampuan yang terjadi
pada saat terjadinya perkembangan.

Setiap orang berkembang dengan karakteristik tersendiri. Hampir sepanjang


waktu perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing. Sebagian manusia,
berkembang melalui tahap-tahap yang umum. Misalnya mulai belajar berjalan
pada usia satu tahun, tenggelam pada permainan fantasi pada masa kanak-kanak
dan belajar mandiri pada usia remaja. Sebagaimana pengertian di atas dalam
perkembangan terdapat pertumbuhan. Pola gerakan itu kompleks karena
merupakan hasil (produk) dari beberapa proses, yaitu proses biologis, proses
kognitif, dan proses sosial. Proses-proses biologis meliputi perubahan-
perubahan fisik individu. Gen yang diwarisi dari orang tua, perkembangan otak,
penambahan tinggi dan berat, keterampilan motorik, dan perubahan-perubahan
hormon pada masa puber mencerminkan peranan proses-proses biologis dalam
perkembangan. Proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu mengenai pemikiran, kecerdasan, dan bahasa.

Jadi menurut saya cara membandingkan konsep pertumbuhan, perkembangan,


dan fase perkembangan yang terjadi pada Budi dan Dini adalah sebagai berikut;
konsep pertumbuhan, terjadi pada Budi dan Dini pada saat berusia 6 tahun,
Budi dan Dini memiliki tinggi dan badan yang sama yaitu 130 cm, disini sudah
jelas Dini dan Budi mengalami pertumbuhan, mengapa? Karena Pertumbuhan
adalah perubahan yang terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan
fisiknya. Vasta (1992) mengemukakan bahwa panjang bayi menjadi hampir dua
kali pada usia 4 tahun. Anak laki-laki dan perempuan pada usia 10 tahun hampir
sama tingginya. Pada usia antara 10 dan 12 tahun anak perempuan tumbuh
dengan pesat, sedangkan pada anak laki-laki hal itu terjadi antara umur 12 dan
14. Vasta selanjutnya mengatakan bahwa tinggi badan berlangsung sampai
sekitar umur 15 atau 16 tahun pada anak perempuan dan pada anak laki-laki
sampai umur 17 atau 18 tahun. Pertumbuhan berlangsung selama masa kanak-
kanak tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap, kemudian kecepatannya
menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa adolesen dan selanjutnya
berhenti.
Konsep perkembangan, jika kita melihat perkembangan yang terjadi antara
Budi dan Dini, terdapat perbedaan perilaku dan perbedaan kemampuan, jika
Budi menyukai olahraga lari dan membaca buku, sedangkan Dini menyukai
berjoget mengikuti irama musik dan menghitung. Sebagaimana pengertian
diatas Perkembangan adalah perubahan. Perubahan perilaku dan kemampuan
yang terjadi sejak masa konsepsi sampai akhir hayat manusia. Menurut Santrok
dan Yussen (1992) perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang
dimulai pada saat terjadi pembuahan dan berlangsung terus selama siklus
kehidupan. Jika kita lihat diatas sudah jelas bahwa ada perubahan/
perkembangan yang terjadi di antara Budi dan Dini. Perkembanganya pada
perubahan-perubahan perilaku dan kemampuan yang terjadi pada saat
terjadinya perkembangan.

Konsep fase-fase perkembangan, setiap orang memiliki karakteristik sendiri,


begitu pula yang terjadi di antara Budi dan Dini, sesuai dengan pengertian diatas
dalam perkembangan terdapat pertumbuhan. Dalam fase perkembangan pola
gerakan itu kompleks karena merupakan hasil (produk) dari beberapa proses,
yaitu proses kognitif, proses kognitif meliputi perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu mengenai pemikiran, kecerdasan dan bahasa.

2. Intelek atau kemampuan berpikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan


saraf otak. Karena pada dasarnya menunjukkan fungsi otak, maka kemampuan
intelektual dipengaruhi oleh kematangan otak yang mampu menunjukkan
fungsinya secara baik. Kemampuan intelektual anak-anak berbeda dengan
kemampuan intelektual orang dewasa. Hal ini tidak saja disebabkan karena
orang dewasa tahu banyak tentang segala sesuatu, tetapi ada faktor penting yang
membedakannya. Kemampuan intelektual berkembang sejalan dengan
bertambahnya usia, sehingga selalu hal ini terdapat tahap-tahap perkembangan
intelektual yang pada akhirnya dapat dikatakan bahwa tahap perkembangan
yang satu berbeda dengan tahap perkembangan lain.

Tinjauan terhadap perkembangan intelektual anak sebenarnya tidak dapat


dipisahkan dengan perkembangan bahasa. Keduanya saling berkait, karena
bahasa. adalah manifestasi dari kemampuan intelektual, dan sebaliknya
perkembangan intelektual dapat dipengaruhi oleh kemampuan berbahasa.

Dalam dunia pendidikan di Indonesia, perkembangan intelektual dan bahasa


pada diri anak seringkali diabaikan. Orang dewasa dan orang-orang awam
disekitar anak hanya mampu menganggap mereka sebagai miniatur orang
dewasa. Dunia anak sering diabaikan dan dianggap dunia penuh kebodohan. Hal
ini tidak akan terjadi jika orang tua mau memahami bahwa anak-anak itu perlu
waktu untuk berkembang.

Perkembangan Intelektual atau sering juga disebut perkembangan kognitif,


merupakan perubahan yang terjadi pada kemampuan berpikir (H.M Surya,
2005 : 7-14). Dalam konteks ini, perkembangan intelaktual anak akan dibahas
dengan mengacu pada teori perkembangan kognitif yang dikemukakan Jean
Piaget. Menurut Piaget, perkembangan Intelektual anak berlangsung melalui
perkembangan yang dimaksudkannya sebagai skema (Peterson, 1996:56).
Skema ini dimaksudkan Piaget sebagai penggambaran internal mengenai
kegiatan fisik atau mental sehingga skema dapat dianggap sebagai kumpulan
kaidah mengenai bagaimana caranya berinteraksi dengan lingkungan. Seorang
anak yang memiliki skema tertentu akan terdorong untuk menggunakannya.
Selanjutnya menurut Piaget, aktivitas didalam menggunakan skema inilah yang
membawa anak kearah hubungannya dengan lingkungan. sehingga
menghasilkan perkembangan kognitif. Dalam proses hubungan anak dengan
lingkungan akan menimbulkan dua proses berikut yaitu : asimilasi dan
akomodasi.
Menurut Piaget perkembangan kognitif berlangsung melalui empat tahapan
utama (Santrock, 1995:44-45), yaitu sebagai berikut:

1. Tahap sensorimotor, berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun. Dalam


tahap ini pola kognitif anak masih bersifat biologis yang berpusat pada fungsi-
fungsi alat indra dan gerak, kemudian secara bertahap berkembang menjadi
kemampuan berinteraksi dengan lingkungan secara lebih tepat.
2. Tahap praoperasional, berlangsung kira-kira pada usia 2 hingga 7 tahun. Dalam
tahapan ini pola berpikir anak sudah mulai berkembang kepada pola-pola
berpikir tertentu. Anak sudah mampu membuat logikanya sendiri meskipun
masih bersifat primitif dan kurang rasional. Pada tahap ini, anak-anak mulai
melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar.
3. Tahap Operasional Konkret, yang berlangsung kira-kira dari usia 7 tahun
hingga 11 tahun. Pada masa ini anak telah mampu menggunakan pola berpikir
operasional konkret dalam arti masih memerlukan dukungan objek-objek
konkret. Pada masa ini anak telah memahami konsep yang berhubungan
dengan ukuran kuantitas seperti panjang, lebar, luas dan berat.
4. Tahap operasional Formal, yang tampak dari usia 11 hingga 15 tahun,
merupakan tahap keempat dan terakhir Piaget. Pada tahap ini, individu
melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara
abstrak dan lebih logis. Sebagai bagian dari pemikiran yang lebih abstrak, anak-
anak remaja mengembangkan gambaran keadaan yang ideal.

Menurut saya jika kita melihat dari penjelasan diatas perkembangan intelektual
anak menurut Piaget, anak kelas 1 SD berumur antara (7-11 tahun) merupakan
tahap Operasional Konkret. Pada masa ini anak telah mampu menggunakan
pola pikir operasional konkret dalam arti masih memerlukan dukungan objek-
objek konkret. Dalam hal ini seharusnya guru (pak Deni) dalam mengajar
menyampaikan materi kepada anak jangan hanya menggunakan metode
ceramah karena anak kelas 1 SD masih banyak membutuhkan bantuan dalam
pembelajaran sebaiknya pak Deni menggunakan alat peraga dalam
menjelaskan materi agar anak bisa mengerti apa yang diajarkan/dijelaskan.
Agar untuk mempermudah pemahaman pada anak untuk menangkap pelajaran
yang sedang berlangsung. Dan selama tahap ini juga, sebagain besar anak masih
tidak dapat berpikir secara abstrak. Jadi, sebagai seorang guru seharusnya tidak
hanya menggunakan metode ceramah saja tetapi harus menggunakan metode
yang lain, sesuai dengan materi yang dipelajari agar menarik perhatian anak
dalam belajar. Berikut hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru agar anak dapat
mengerti materi yang disampaikan, yaitu:

Pak deni semestinya memberikan materi pebelajaran yang bersifat empirik


(nyata) bukan yang hanya bersifat abstrak/khayal. Proses KBM yang dilakukan
mesti konstektualisasikan dalam kehidupan nyata, misalnya dengan
memberikan contoh langsung dari materi yang dipelajari dan melakukan
parktik langsung.

3. Anak-anak dan remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara


fisik maupun psikis untuk menjadi dewasa. Namun ketika dewasa,
perkembangan itu tidak pernah berhenti. Manusia bersifat dinamis, mereka
berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dilansir dari Encyclopedia
Britannica, masa dewasa adalah periode dalam kehidupan manusia di mana
kematangan fisik dan intelektual penuh telah dicapai. Masa dewasa pada
manusia terjadi sekitar umur 20 hingga 40 tahun.

Berikut adalah faktor yang mempengaruhi sekaligus penghambat perkembangan


orang dewasa:   Fisiologis Dilansir dari Medical News Today, fisiologi adalah ilmu
yang mempelajari bagaimana organ dan sistem tubuh bekerja, bagaimana
mereka berkomunikasi, dan bagaimana mereka menggabungkan upaya untuk
membuat kondisi yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup.

Kognitif Istilah kognitif berasal dari bahasa Latin “cognoscere” yang berarti
mengenal. Dilansir dari Cambridge Cognition, kognitif adalah kemampuan untuk
memahami dan bereaksi, memproses dan memahami, menyimpan dan
mengambil informasi, membuat keputusan dan menghasilkan tanggapan yang
cepat. Faktor kognisi seseorang ditentukan oleh kondisi otak dan sel saraf di
dalamnya atau tingkat intejelensi seseorang. Kognitif pada dasarnnya adalah
kemampuan otak dalam mengendalikan pikiran dan perilaku manusia. Tingkat
kognitif yang baik pada orang dewasa mendukung perkembangan dan
penyelesaian tugas-tugas perkembangan pada orang dewasa.

Psikologis Faktor selanjutnya yang memengaruhi perkembangan orang dewasa


adalah faktor psikologis. Faktor psikologis adalah proses yang dilakukan secara
individu yang mempengaruhi keadaan mental seseorang. Faktor psikologis yang
memengaruhi perkembangan orang dewasa mencakup motivasi, sikap, sistem
kepercayaan, dan emosi.

Pada masa dewasa, perkembangan secara psikologis atau mental inilah yang
sangat terlihat. Kondisi mental yang baik memungkinkan seseorang untuk
memiliki motivasi belajar dan berkembang yang kuat, sikap yang baik,
kepercayaan dan prinsip hidup yang kuat, juga emosi yang stabil. Kondisi mental
yang baik mendorong seseorang untuk melakukan tugas-tugas perkembangan
dengan baik. Sedangkan kondisi mental yang kurang baik justru dapat menutup
potensi seseorang, membuat orang dewasa tidak bisa berkembang.

adapun peranan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi perkembangan orang


dewasa seperti gambar diatas sebagai berikut;
1. Kekuatan Fisk
Bagi kebanyakan individu, puncak kekuatan fisik dicapai pada usia
pertengahan dua puluhan, dan mengalami penurunan lambat laun hingga
awal
usia empat puluhan. Dengan demikian, secara fisik individu mampu
menghadapi dan mengatasi masalah-masalah yang timbul pada periode ini.
Kekuatan fisik perlu dijaga kesehatannya. Sehingga diperlukan kebiasaan
hidup sehat untuk memelihara kekuatan fisik.
2. Kemampuan Motorik
Puncak kemampuan motorik dewasa antara usia dua puluhan dan tiga
puluhan. Namun, mengalami kecepatan maksimal antar usia dua puluh dan
dua puluh lima, dan setelah itu kemampuan ini mengalami penurunan sedikit
demi sedikit. Selain itu, dalam belajar mengusai kemampuan
keterampilanketerampilan motorik yang baru, lebih mudah dilakukan oleh
dewasa muda dari pada mereka yang mendekati usia setengah umur.
Kemampuan motorik ini, dapat diandalkan dalam situasi-situasi tertentu
yang tidak dapat dilakukan ketika masih remaja karena pertumbuhan yang
cepat dan tidak seimbang, sehingga menyebabkan mereka kurang luwes dan
kaku.
3. Kemampuan Mental
Kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan menyesuaikan
diri pada situasi-situasi baru yaitu dengan mengingat hal-hal yang dulu
pernah dipelajari, penalaran analogis dan berpikir kreatif. Kemampuan
mental ini mencapai puncaknya ketika dalam usia dua puluhan, selanjutnya
mengalami penurunan sedikit demi sedikit. Akan tetapi, kualitas belajarnya
akan sesuatu tidak mengalami penurunan, hanya tidak dapat secepat dulu.
Kemampuan mental ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
penyesuaian diri terhadap tugas-tugas perkembangan, dari pada kemampuan
motorik. Kemampuan mental yang dimaksud seperti penalaran analogi,
mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, dan berpikir secara
kreatif dalam mempelajari dan menyesuaikan diri terhadap keterampilan
dan kecakapan sesuai dengan tugas perkembangan. Laki-laki maupun wanita,
keduanya memiliki kemampuan berpikir yang sama dalam memilih teman
bergaul sebagai calon pendamping hidup.
4. Motivasi
Remaja yang telah mencapai usia dewasa, berkeinginan kuat untuk dianggap
sebagai orang dewasa yang mandiri oleh kelompok sosialnya. Sehingga, hal
ini menjadi motivasi untuk mereka dalam menguasai tugas-tugas
perkembangan yang diperlukan agar dapat dianggap mandiri. Begitupun
sebaliknya, mereka yang tidak memiliki motivasi untuk berkembang menjadi
orang dewasa, maka kecenderungan melakukan pengabaian terhadap
tugastugas perkembangan orang dewasa yang harus dikuasai.
5. Model Peran
Remaja yang berinteraksi dengan orang dewasa dan menjalankan tugas-
tugas perkembangannya, maka mereka akan memiliki contoh perilaku yang
sesuai dengan norma masyarakat deawasa. Namun sebaliknya, jika remaja
tetap berinterkasi dengan teman sebayanya dan tidak menjalankan tugas-
tugas perkembangan agar menjadi dewasa, maka mereka tidak memiliki
kesempatan untuk menguasai tugas-tugas perkembangan orang dewasa.
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan dewasa
dalam kehidupannya, dapat kita simpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi terciptanya generativitas pada dewasa madya yaitu adanya
motivasi untuk menjadi lebih mandiri sehingga mampu mewujudkan
generasi berikutnya; sertamodel peran yang baru sebagai kesempatan
individu dalam menguasai tugas-tugas perkembangan yang sesuai; dan
adanya kemampuan mental untuk menyesuaikan dirinya pada situasi-situasi
yang dipengaruhi oleh berkurangnya tingkat usia.
Tiga faktor tersebutlah yang mempengaruhi terciptanya generativitas pada
individu. Selain itu, faktor-faktor lain yang mempengaruhi penguasaan tugas
perkembangan pada umumnya menurut Hurlock (2012: 11) yaitu
dipengaruhi oleh tingkat perkembangan yang normal atau tidak; memiliki
kesempatan dalam mempelajari tugas-tugas perkembangan; adanya
motivasi; memiliki kesehatan baik atau buruk; tingkat kecerdasan; dan daya
kreativitas yang dimiliki.

4. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mewujudkan dan mengembangkan


potensi manusia. Fungsi pendidikan itu sendiri untuk mengembangkan
kemampuan, membentuk watak serta peradaban yang bermanfaat. Pada
dasarnya untuk memajukan pendidikan bukan hanya menjadi tanggung jawab
pendidik atau guru di sekolah karena pendidikan tidak ditempuh hanya melalui
jalur formal namun juga terdapat pendidikan informal dan Pendidikan non-
formal. Dalam UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang
No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.” Menurut UUD’45 Pasal 28B Ayat 2 yaitu “Setiap anak
berhak atas kelangsungan hidup , tumbuh dan berkembang, serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.Pasal 28H Ayat 2 menyatakan
bahwa “setiap 2 orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan. Proses tindakan belajar pada dasarnya adalah bersifat
internal, namun proses itu dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi
peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu memperoleh
kemudahan (Rifa’i Achmad .2012;157). Menurut Gagne (1981;32) menyatakan
bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik
yang dirncang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini
dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Ivar Lovas menggunakan metode ini untuk melatih anak-anak berkebutuhan


khusus di Ucla sejak tahun 1964. Metode lovas ini didasarkan pada behavior
modivication atau discrete trial training, yang menggunakan urutan : A. B. C. A
atau antacedent (prakejadian) adalah pemberian intruksi, anak diberi waktu 3-5
detik untuk merespon. B atau behavior (perilaku) yaitu respon anak. C atau
consequensi (konsekuensi atau akibat). Konsekuensi harus seketika, baik berupa
reinforcement atau kata tidak.

Metode lovas itu sendiri adalah sebuah metode untuk memperbaiki atau
menghilangkan perilaku yang negative dan bisa digunakan untuk meningkatkan
dan menguatkan perilaku-perilaku positif. Metode lovas didasarkan pada teori
operant conditioning theori yang dipelopori oleh Bf. Skinner menegaskan bahwa
sebuah perilaku akan cenderung diulang jika dikuatkan oleh sebuah ganjaran
positif berupa hadiah atau sesuatu yang menyenangkan. Sebaliknya sebuah
perilaku cenderung tidak diulang/berhenti jika disertai dengan pemberian
sebuah hukuman.

Strategi yang dapat digunakan/diterapkan oleh Guru menurut Psikologi Loovas


adalah:
a. Instruction (perintah)
Kata-kata perintah yang diberikan kepada anak pada suatu proses terapi,
intruksi kepada anak harus singkat-jelas-tegas-tuntas-sama (S-J-T-T-S) sesuai
dengan intruksi harus cukup jelas (volume suara selalu disesuaikan dengan
respon seorang anak) namun jangan membentak atau menjerit, singkat yaitu
cukup 2-3 suku kata. Tegas berarti setiap intruksi tidak boleh “ditawar” dan oleh
anak harus dilakukan atau dilaksanakan. Tuntas, bahwa setiap intruksi harus
dilaksanakan sampai selesai, jangan sampai setengah jalan. Sama, yaitu setiap
intruksi dari 3 terapis harus memakai kata-kata yang sama jangan berbeda-beda
sedikitpun. Semisal : Anak diperintahkan untuk melihat kartu yang isinya
berbagai macam  gambar. Diantaranya, gambar orang solat, gambar orang
belanja dan yang terakhir gambar orang mengaji. Disini guru memerintahkan
anak dengan menggunakan  suara yang tegas, tuntas, sama serta singkat. Agar
mempermudah anak dalam menangkap apa yang diintruksikan kepadanya.  
b. Prompt (bantuan)
Adalah bantuan atau arahan yang diberikan kepada anak apabila anak tidak
dapat memberikan respon terhadap intruksi. Ada beberapa tipe
tentang prompt; satu, Verbal prompt adalah dipakai untuk menangkap indikasi
adanya keinginan untuk merespon. Dua, visual prompt, adalah berupa membuat
gambar, tiga, gestural prompt, keempat, modeling, modeling dijadikan sebuah
indikasi bahwa siswa telah merespon, kelima, physical prompt adalah dengan
menggunakan tubuh untuk merangsang seseorang untuk membuat respon.
Semisal: Ketika guru memerintahkan anak untuk menyebutkan nama-nama
binatang, lalu disini anak tidak merespon apa yang diperintahkan guru Maka
guru disini memberikan prompt sampai anak bisa merespon dengan baik. Dan
jenis prompt yang diberikan tergantung kebutuhan yang diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai