Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

NAMA : I PUTU GEDE SANJAYA


KELAS : A14 A KEPERAWATAN
NIM : 203213213
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….

1.2 Tujuan …………………………………………………………..

BAB II PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

2.1 Pengertia Pertumbuhan dan Perkembangan ……………………

2.2 Teori Perkembangan ……………………………………………

2.3 Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan ……..…….…………

2.4 Masa Dewasa Awal sampai Dewasa Menengah ……………...

2.5 Lanjut Usia …………………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan …………………………………………………….

3.2 Saran ……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsep tumbuh kembang merupakan suatu hal yang mutlak pada anak, maksudnya
tumbuh adalah proses bertambah besarnya sel – sel serta bertambahnya jaringan
intraseluler. Sedangkan yang dimaksud dengan kembang atau berkembang adalah proses
pematangan fungsi atau organ tubuh termasuk perkembangan kemampuan mental dan
kecerdasan serta perilaku anak (Campbell, 2000). Pada kenyataannya tumbuh kembang
secara eksplitsit bisa dipisahkan satu sama lain.
Proses tumbuh kembang ini berlangsung sejak awal pembuahan (konsepsi) sampai
akhir masa remaja dengan melewati masa – masa atau periode prenatal, bayi baru lahir,
prasekolah, sekolah dini dan remaja (Campbell, 2000). Proses tumbuh kembang anak
adalah masa balita, karena pada masa pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak selanjutnya. Perkembangan anak terdiri dari :
perkembangan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh); perkembangan motorik halus
(menggambar, memegang suatu benda dan lain – lain); perkembangan bahasa (kemampuan
respon suara, mengikuti perintah, dan berbicara sopan); kepribadian atau tingkah laku
(berinteraksi dengan lingkungannya) (Kania, 2009).
Kemampuan perkembangan motorik kasar diawali dengan koordinasi tubuh,
duduk, merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan berjalan. Kemampuan perkembangan gerak
motorik kasar ini ditentukan oleh perkembangan kekuatan otot, tulang, dan koordinasi otot
untuk menjaga keseimbangan tubuh (Irwan, 2006). Perkembangan motorik kasar tidak
hanya dipengaruhi oleh kemampuan fisik, tetapi juga kesiapan psikis anak untuk
melakukannya seperti memanjat, dan berlari. Kemampuan motorik kasar sangat
berpengaruh pada perkembangan anak. Bila mengalami keterlambatan pada kemampuan
motorik, maka anak akan mengalami keterlambatan perkembangan dan pertumbuhan anak
(Ichwan, 2008).
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
a. Agar mahasiswa mampu memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan
manusia.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami pengertian pertumbuhan dan
perkembangan manusia.
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori perkembangan.
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tingkat pertumbuhan dan
perkembangan dari masa konsepsi sampai masa remaja.
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami masa dewasa awal sampai dewasa
menengah.
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tentang ke lanjutan usia.
BAB II
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MANUSIA

2.1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah proses bertambahnya tinggi, maupun berat tubuh pada makhluk hidup, yang
bisa dihitung dengan angka. Contohnya tubuh yang akan bertambah tinggi dari saat kita masih
bayi, hingga nanti ketika sudah dewasa. Seiring dengan bertambahnya tinggi tubuh, berat badan
seseorang juga akan bertambah. Ini artinya, pertumbuhan adalah sesuatu yang bisa dilihat
langsung dengan mata.

Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam


diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu : Perubahan –perubhan
yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung
secara sistematis, progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.

2.2. Teori Perkembangan


1. Teori perkembangan biofisik
Teori ini menggambarkan proses maturasi (masa menuju kedewasaan) secara
biologis. Menurut teori perkembangan Gesell(1948), pola perkembangan setiap
anak dipengaruhi oleh faktor genetik dengan ciri khas yang dimiliki. Meskipun
faktor lingkungan juga dapat mengubah dan memodifikasi pola tersebut tetapi
hal itu tidak menyebabkan kemajuan perkembangan. Sebagai contoh dari
adanya perkembangan biofisik, yaitu pada usi pra-sekolah (usia 3 sampai 5
tahun), terjadi peningkatan koordinasi otot besar dan halus sehingga mereka
dapat beraktivitas, seperti melompat dengan berganti kaki, berlari, menaiki dan
menuruni tangga dengan mudah, serta meniru gambar garis atau kotak.
2. Teori psikoanalitik/psikososial
Teori psikososial yaitu yang berkaitan dengan emosi atau mental seseorang
dalam berhubungan dengan orang lain. Jadi, perkembangan psikososial
merupakan perubahan atau perkembangan kepribadian yang berkaitan dengan
hubungan sosial. Psikososial (Psychosocial) adalah hubungan antara kesehatan
mental atau emosional seseorang dengan kondisi sosialnya. Istilah psikososial
merupakan gabungan antara psikologis dan sosial. Dengan demikian,
pengertian perkembangan psikososial adalah perkembangan.
3. Teori perkembangan kognitif
Perkembangan kognitif adalah tahapan-tahapan Perubahan yang terjadi dalam
rentang kehidupan manusia untuk memahami, mengolah informasi,
memecahkan masalah dan mengetahui sesuatu. Jean Piaget adalah salah satu
tokoh yang meneliti tentang perkembangan kognitif dan mengemukakan
tahapan-tahapan perkembangan koginitif. Tahapan-tahapan tersebut adalah
tahap sensory motorik (0–2 tahun), pra-operasional (2–7tahun), operasional
konkret (7–11 tahun) dan operasional formal(11–15 tahun). Dalam memahami
dunia secara aktif, anak menggunakan skema, asimilasi, akomodasi, organisasi
danequilibrasi. Pengetahuan anak terbentuk secara berangsur sejalan dengan
pengalaman tentang informasi-informasi yang ditemui. Menurut Piaget, anak
menjalani urutan yang sudah pasti dari tahap-tahap perkembangan kognitif.
Pada setiap tahap, baik kuantitas maupun kualitas kemampuan anak
menunjukkan peningkatan.
4. Teori perkembangan moral
Teori moral adalah sikap dan perilaku individu yang didasari oleh nilai nilai
hukum yang berada di lingkungan tempat dia hidup. Jadi individu dapat
dikatakan memiliki teori moral adalah ketika individu sudah hidup dengan
mentaati hukum hukum yang berlaku di tempat dia hidup.

2.3. Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan


Menurut Charlotte Buhler, membagi perkembangan anak menjadi lima fase, yakni :
a. Fase I, umur 0-1 tahun, perkembangan sikap subjektif menuju objectif.
b. Fase II, umur 1-4 tahun, makin meluasnya hubungan dengan benda-benda
sekitarnya, atau mengenal dunia secara subjectif.
c. Fase III, umur 4-8 tahun, masa memasukkan diri dalam masyarakat secara
objectif, adanya hubungan diri dengan lingkungan sosial dan mulai menyadari
akan kerja, tugas serta prestasi.
d. Fase IV, umur 8-13 tahun, munculnya minat kedunia objek sampai pada
puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar.
e. Fase V, umur 13-19 tahun, masa penemuan diri dan kematangan yakni Synthesa
sikap subjectif dan objectif.

Sampai di sini jelaslah, bahwa periodesasi perkembangan itu dapat disusun dalam
rumusan yang bervariasi, masing-masing mempunyai dasar dan maksud tersendiri.
Seperti telah diuraikan terdahulu, paling tidak ada 3 macam landasan untuk menyusun
periodesasi perkembangan, yaitu: dasar biologis, didaktis, dan psikologis. Ketiganya,
sama-¬sama penting untuk diperhatikan. Tetapi yang lebih penting lagi, bahwa rumusan
periodesasi perkembangan hendaknya tidak terlalu muluk-muluk, ruwet, teoritis, dan
asing bagi masyarakat kita. Oleh karena itu, dengan periodesasi perkembangan,
maksudnya adalah untuk berkomunikasi tentang konsep atau istilah tertentu. Atas dasar
pandangan tersebut, periodesasi perkembangan yang relatif cocok untuk membicarakan
perihal kehidupan anak-anak kita, tidak lain adalah yang sesuai dengan klasifikasi
jenjang pendidikan formal, yaitu taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah,
dan perguruan tinggi. Telah dimaklumi, masing-masing membutuhkan jarak waktu 6
tahun. Hanya saja, setiap jarak waktu 6 tahun tersebut, bisa diperinci menjadi bagian
yang lebih kecil lagi. Misalnya periode taman kanak-kanak yang biasanya hanya
membutuhkan waktu selama 2 tahun, tentu saja bisa diawali dengan pembicaraan tentang
masa bagi, masa anak kecil, masa taman kanak-kanak itu sendiri. Demikian halnya,
untuk periode sekolah dasar, sekolah menengah, dan perguruan tinggi.

Dengan memperhatikan periodesasi yang dikemukakan oleh ahli di atas baik yang
ditinjau dari segi biologis, didaktis, dan psikologis, maka dalam artikel ini dibuat gambar
dan urut-urutan periodesasi perkembangan manusia tersebut, sebagai berikut :
a. Masa Intra Uterin (masa dalam. kandungan)
b. Masa Bayi
c. Masa Anak Kecil
d. Masa Anak Sekolah
e. Masa Remaja
f. Masa Dewasa dan Lanjut Usia
2.4. Masa Dewasa Awal sampai Dewasa Menengah
a. Masa dewasa dini (dewasa awal)
Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola
kehidupan baru dan harapan-harapan baru. Periode ini secara umum berusia
sekitar 18-25 dan berakhir sekitar 35-40 thn.
b. Masa dewasa madya (dewasa tengah)
Usia madya berusia sekitar 35-40 tahun & berakhir sekitar 60 tahun. Masa
tersebut pada akhirnya ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan
mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula
diiringi oleh penurunan daya ingat. Usia madya merupakan periode yang panjang
dalam rentang kehidupan manusia, biasanya usia tersebut dibagi dalam dua sub
bagian, yaitu: (1) Usia madya dini dari usia sekitar 35-50 tahun, dan (2) Usia
madya lanjut dari 50-60 tahun. Pada periode usia madya lanjut, perubahan fisik
dan psikologis menjadi lebih kelihatan.

2.5. Lanjut Usia


Usia lanjut adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan
adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia
mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak.
Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan
memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal,
siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan
mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004).
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita. Ditemukannya
penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak secara dini, maka intervensi akan lebih
mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga akan mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan atau intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan ibu/keluarga.

3.2. Saran
1. Bagi Ibu disarankan untuk dapat memperhatikan tumbuh kembang anaknya, melakukan
pola pengasuhan yang fleksibel sesuai dengan karakter anak dan keadaan anak
sehingga dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak.
2. Bagi Kader disarankan untuk mengadakan pemantauan pada anak usia pra sekolah
mengenai status gizi maupun tumbuh kembangnya dalam upaya peningkatan kognitif
anak melalui Kartu Menuju Sehat sebagai alat deteksi dini.
3. Bagi Puskesmas disarankan untuk melakukan monitoring dan evaluasi mengenai status
gizi anak dan perkembangan kognitif anak di wilayah kerjanya dengan cara
memberikan Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang 33 (SDIDTK)
secara rutin dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan anak dan juga perkembangan
kognitifnya.
DAFTAR PUSTAKA

Almaitser, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, S. 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta

Djarwanto Ps, 2001, Mengenal Beberapa Uji Statistik Dalam Penelitian,

Yogyakarta: Liberty

Ghozali, Imam. 2005, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Semarang:
Universitas Diponegoro

Gustian, Agus. 2011, Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia Dini. Yogyakarta:

Liberty

Gutama. 2004. Aspek Gizi dan Stimulasi Pendidikan Anak Dini Usia. Dalam

Prosiding Inovasi Pangan dan Gizi untuk Optimalisasi Tumbuh Kembang

Anak. Jakarta, IDAI

Anda mungkin juga menyukai