Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam siklus kehidupannya, manusia pasti mengalami perkembangan, baik
dari segi fisik, maupun psikologisnya. Perkembangan menunjukkan suatu proses
tertentu, yaitu suatu proses yang menuju ke depan dan tidak dapat diulang kembali.
Dalam perkembangan manusia terjadi perubahan-perubahan yang sedikit banyak
mengalami proses perkembangan, baikk bersifat tetap dan tak dapat diulangi.
Perkembangan menunjukkan perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat
tetap dan maju.
Dalam proses perkembangan, jelas adanya perubahan-perubahan yang
meliputi aspek fisik, emosional, sosial, intelektual, dan sebagainya. Perubahan-
perubahan yangb berbeda pada tiap manusia akan menciptakan kebutuhan dan
kepentingan manusia itu sendiri. Perbedaan itu juga menyebabkan persaingan dan
juga rasa saling membutuhkan.
Mempelajari psikologi, akan dapat memudahkan orang-orang dalam
menjalani hidupnya. Termasuk para orang tua dalam memahami keinginan anaknya.
Juga para pemimpin dalam membaca karakter bawahannya. Setiap orang mempunyai
sifat dan kepribadian yang berbeda-beda berdasarkan proses perkembangannya.
Mulai dari bayi hingga dewsa. Menunjukkan perubahan yang nyata. Perkembangan
seorang anak akan berpengaruh pada masa dewasanya. Kebiasaan yang ditanamkan
oleh orang tua juga harus diperhatikan. Kemampuan yang dibawa sejak lahir, serta
pengaruh lingkungan dan penidikan yang diterima oleh anak, akan sangat membantu
anak dalam menjadi dewasa.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan psikologi perkembangan?
2. Bagaimana fase-fase perkembangan yang terjadi pada manusia?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia?
4. Bagaimana aliran-aliran dalam psikologi perkembangan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian psikologi perkembangan.
2. Bagaimana fase-fase perkembangan yang yang terjadi pada manusia.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.
4. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam psikologi pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Psikologi Perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan
kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai
meninggal.” Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang
dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau
kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah), maupun psikis (rohaniah)1.
Psikologi perkembangan lebih mempersoalkan faktor-faktor yang umum
yang mempengaruhi proses perkembangan yang terjadi di dalam diri kepribadian
yang khas itu.
Menurut Prof. Dr. F.J. Monks, Prof. Dr. A.M.P.Knoers dan Prof. Dr. Siti
Rahayu Haditoro dalam psikologi Perkembangan : Psikologi perkembangan adalah
suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi
proses perkembangan (perubahan ) yang terjadi dalam diri pribadi seseorang, dengan
menitikberatkan pada relasi antara kepribadian dan perkembangan.2
B. Fase-fase perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan
rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus individu. Fase-
fase perkembangan menurut para tokoh psikologi dibedakan atas dasar biologis,
psikologis, dan pendidikan . secara rinci fase-fase perkembangan adalah sebagai
berikut :
1. Fase perkembangan berdasarkan biologik
Menurut Aristoteles, ia menggambarkan perkembangan anak sejak lahir
sampai dewasa itu dalam tiga tahap , yang masing-masing lamanya tujuh tahun.

Fase I : Dari 0,0 sampai 7,0 ( masa anak kecil atau bermain).
Fase II : Dari 7,0 sampai 14,0 ( masa anak, masa belajar, atau masa sekolah
rendah).

1
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan anak dan Remaja, (Bandung : PT remaja
Rosdakarya, 2004), h. 15.
2
Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h. 3.

3
Fase III : Dari 14,0 sampai 21,0 ( masa remaja atau pubertas, masa peralihan
dari anak menjadi dewasa)
2. Fase perkembangan berdasarkan Didaktik/Pedagogik
Menurut J.J. Rousseau fase-fase perkembangan manusia berdasarkan fase
didaktif :
Fase I : Dari umur 0,0 sampai 2,0 tahun, tahap ini disebut tahap asuhan.
Fase II : Dari umur 2,0 sampai 12 tahun, tahap ini dinamakan tahap
pendidikan jasmani dan latihan-latihan panca indra.
Fase III : Dari umur 12-15 tahun, tahap ini disebut tahap pendidikan akal
pikiran.
Fase IV : Dari umur 15-20 , tahap ini disebut tahap pembentukan watak dan
pendidikan agama.
3. Fase Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Menurut Kohstamm, fase perkembangan manusia berdasarkan aspek
psikologis yaitu :
Fase I : 0-2 Tahun disebut dengan masa vital
Fase II : 2-7 tahun disebut masa estetis.
Fase III : 7-14 tahun disebut masa intelektual.
Fase IV : 14-21 tahun disebut masa sosial.3

Tahap-tahap Perkembangan individu merupakan perubahan yang teratur.


Saling berkaitan menuju suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih maju,
sesuai dengan tingkat usia, potensi kuantitas, dan kualitas rangsangan yang diperoleh
dari lingkunganya. Erickson membedakan tahap perkembangan manusia atas 8 tahap
berikut :

Pertama, perkembangan pada masa bayi, yaitu usia 0-1 tahun. Secara
deskrpif, pada awal tahun pertama kehidupan, bayi sangat tergantung pada dunia luar
terutama kepada orang tua (ibu) atau pengasuhnya dalam memenuhi kebutuhannya.
Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat terpenuhi bayi akan mengalami

3
Rifa Hidayah, Psikologi Pengasuhan Anak, (Yogyakarta ; Malangpress, 2009),h. 4-8.

4
perkembangan dan juga memperoleh pengalaman belajar tentang kepercayaan
terhadap lingkungan.

Kedua, perkembangan pada masa prasekolah (toddler), yaitu masa usia 2-6
tahun. Terjadi krisis otonomi (independensi) vs keragu-raguan. Secra deskrptif, bayi
belajar berjalan, bericara, menggunakan toilet dan memperleh keyakinan diri. Jika
orang tuamemberikan peluang pada anak unuk berinisiatif, amak anak akan dapat
berkembang untuk mengatasi masalahnya Lain halnya dengan orang tua yang
bersikap overprotektive, maka yang terjadi pada anak akan berkembangnya perilaku
negatif, seperti malu-malu dan tidak percaya diri.
Ketiga, perkembangan pada masa anak-anak (early c hildhood), yaitu usia 2-6
tahun. Secara deskriptif, anak-anak menunjukkan kemampuan motorik dan menjadi
lebih tertarik dalam interaksi sosial dengan orang-orang disekitarnya. Bila orang tua
kurang memahami anak, anak akan berkembang perasaan bersalah dan kurang
percaya diri yang berujung pada kesalahan indenpendensi. Jika orang tua
memberikan harapan juga kedisiplinan maka anak akan belajar menerima kesalahan
serta.
Keempat, Perkembangan pada masa sekolah (elementary and middle school
years), yaitu usia 6-12 tahun. Anak belajar mengambil keputusan,memperoleh
keterampilan-keterampilaan, dan juga potensi dasar. Jika anak-anak memperolah
rangsangan intelektual yang memadai maka mereka menjadi lebih produktif,
sebaliknya, jika memperoleh kepuasan mereka akan menunjukkan sikap rendah diri.
Kelima, perkembangan pada masa remaja (usia 12-18 tahun). Secara
deskriptif remaja akan berfokus pada pertanyaan “siapa saya” Remaja mesti bebas
dari rasa konflik dalam berbagai hal, adanya peluang untuk mengembangkan
kepercayaan diri, independensi,kompetensi, dan kontrol diri. Jika gagal mengatasi
konflik dan identitas diri, maka akan tenggelam dalam kebingungan, tidak mampu
membuat pilihan dan keputusan.
Keenam, masa dewasa ( 19-40 Tahun), secara deskriptif pada tahap ini, faktor
penting adalah cinta dalam kasih sayang dalam menjalin hubungan persahabatan.
Individu yang tidak sukses dalam mencapai kekakraban cenderung terisolasi, diliputi
kekhawatiran dalam melakukan suatu komitmen, dan menunjukkan sifat tergantung.

5
Ketujuh, tahap dewasa pertengahan (usia 40-65 tahun). Masa kebangkitan dan
stagnansi. Generasivitas mengacu pada kemampuan orang dewasa untuk melihat
hal-hal di luar dirinya. Orang yang sukses pada fase ini ditandai dengan kesuksesan
dalam membina rumah tangga dan keluarga. kegagalan pada fase ini berarti
kemungkinan individu akan mengalami stagnansi pada kehidpan berikutnya, dan
krisis terhadap diri sendiri.
Kedelapan, tahap dewasa akhir (usia > 65 tahun) pada usia ini seseorang
Syamsul Bahri Taliakan mencapai integritas yang ditandai dengan perannya dalam
mewujudkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera, ada perasaan aman dan tentram.4

C. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perkembangan


1. Hereditas ( Keturunan/ Pembawaan)
Hereditas merupakan faktor pertama yang mempengaruhi perkembangan
individu. Hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan
orang tua kepada anaknya, atau segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki
individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari
pihak orang tua melalui gen-gen.
2. Hubungan Individu dengan lingkungannya
Hubungan antara individu dengan lingkungannya terdapat hubungan yang
saling timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, dan sebaliknya
individu juga dapat emmpengaruhi lingkungan. Sikap individu terhadap lingkungan
dapat dikemukakan sebagai berikut :
a. Individu menolak atau menentang lingkungan. Dalam keadaan ini lingkungan
tidak sesuai dengan yang ada dalam diri individu. Dalam keadaan yang tidak
sesuai ini individu dapat memberikan bentuk atau perubahan lingkungan
seperti yang dikehendaki oleh individu bersangkutan.
b. individu menerim lingkungan. Dalam keadaan ini keadaan lingkungan sesuai
atau sejalan dengan yang ada dalam diri individu. Dengan demikian individu
dapat menerima lingkungan itu.
c. Individu bersikap netral. Dalam hal ini individu tidak menerima tetapi juga
tidak menolak . individu dalam keadaan status quo terhadap lingkungan.

Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,


4

(Jakarta : Kencana Prenada Media Grup, 2010), h. 23-25.

6
Lingkungan sangat berperan penting dalam tahapan perkembangan individu.
Berikut merupakan jenis-jenis lingkungan serta peranannya dalam perkembangan
individu.

a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya
terdapat pada setiap masyarakat di sunia atau suatu sistem sosial yang terpancang
(terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih besar. Keluarga memilki peranan yang
snagat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak.
Erick Erickson berpendapat bahwa psikologis dalam kehidupan seorang
individu bergantung pada pengalaman yang diperolehnya dalam keluarga. Iklim
keluarga yang sehat atau pperhatian yang penuh kasih sayang meruapakan fakor
esensial yang memfasilitasi perkembangan spikologi anak.

Fungsi keluarga diklasifikasikan ke dalam fungsi-fungsi berikut:


 Fungsi Biologis.
 Fungsi ekonomis.
 Fungsu Pendidikan ( Edukatif)
 Fungsi soaialisasi.
 Fungsi perlindungan.
 Fungsi rekreatif.

b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu
siswa agar mampu mengembangakan potensinya, baik yang menyangkut aspek
moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Hurlock mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi
perkembangan kepribadian anak (siswa), baik dalam cara berpikir, bersikap, maupun
cara berperilaku.
Ada beberapa alasan, mengapa sekolah memainkan peranan yang berarti bagi
perkembangan kepribadian anak, yaitu : ara siswa harus hadir di sekolah, sekolah

7
memberikan pengaruh kepada anak secara dini, seiring dengan perkembangan
“konsep diri” nya., anak-anak banyak menghabiskan waktunya di sekolah daripada
di tempat lain, maupun di rumah, sekolah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk meraih sukses, dan sekolah memberikan kesempatan pertama kepada anak
untuk menilai dirinya, dari kemampuannya secara realistik.
c. Kelompok Teman Sebaya
Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja (siswa)
mempunyai peranan yang cukup penting bagi perkembana kepribadiannya. Peranan
itu semakin penting terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur
masyarakat.
Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam
pengalamnnya bergaul dengan teman sebaya, adalah :
a) Sosial Cognition, kemmapuan untuk memikirkan tentang pikitan,
perasaan, motif dan tingkah lak dirinya dan orang lain. Memungkinkan
remaja untuk dapat menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan
teman sebayanya.
b) Konfirmats , motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai-
nilai, kebiasaan, kegemaran, atau budaya tman sebayanya.’ Peranan
kelompok teman sebaya bagi remaja adaah memberikan kesempatan
untuk belajar tentang : Bagaimana berinteraksi dengan orang lain,
mengontrol tingkah laku sosial, mengembangkan keerampilan dan minat
yang relevan dengan usianya, dan saling bertukar perasaan dan masalah. 5

D. Aliran-Aliran Dalam Psikologi Perkembangan


1. Aliran Nativisme
Teori ini dikemukakan oleh Schopenhouer pada tahun 1950. Teori ini
menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh faktor-faktor
nativus, yaitu faktor-faktor keturunan yang merupakan faktor yang dibawa oleh

5
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT remaja Rosdakarya, 2004), h. 31-
59.

8
individu pada waktu dilahirkan. Menurut teori ini, suatu individu dilahirkan telah
membawa sifat-sifat tertentu dan siat inilah yang mennetukan keadaan individu yang
bersangkutan .
Di dalam paham ini pendidiakn dapat dikatakan tidak berpengaruh terhadap
perkembangan individu itu.
2. Teori empirisme.
Teori ini dikemukakan oleh John Locke. Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman-
pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Seseorang anak
bagaikan sebuah kertas putih yang belum ada tulisan-tulisannya. Individu akan
menjadi seperti apa tergantung kepada apa yang dituliskan diatasnya.
3. Teori Konvergensi
Teori ini dikemukakan oleh William Stern.Teori ini merupakan teori
gabungan (konvergensi) dari kedua teori di atas. Teori ini dipengaruhi oleh
pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting
dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh
faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan
( pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen.6

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

6
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, ( Yogyakarta : Andi Yogyakarta, 2004), h. 45-
47.

9
Psikologi perkembangan adalah suatu ilmu yang lebih mempersoalkan faktor-
faktor umum yang mempengaruhi proses perkembangan (perubahan ) yang terjadi
dalam diri pribadi seseorang, dengan menitikberatkan pada relasi antara kepribadian
dan perkembangan.
Fase perkembangan merupakan tahapan-tahapan yang terarur dan tidak dapat
diundur. Dalam tahapan-tahapan perkembangan manusia dibagi menjadi tahapaan
bayi, anak-anak, remaja, dewasa, dewasa pertengahan, dan dewasa akhir yang setiap
tahapan memiliki ciri-ciri tertentu.
Faktor yang mempegaruhi proses perkembangan individu yaitu faktor
hereditas dan lingkungan. Beberapa teori aliran pendidikan juga menjelaskan tentang
teori nativisme, yang menyatakan bahwa perkembangan seorang individu akan
ditentukan oleh faktr-faktor keturunan yang dibawa individu. Teori empirisme
menyatakan bahwa perkembangan seseorang individu akan ditentukan oleh
lingkunagn dan pendidikan. Sedangkan teori terakhir, teori konvergensi menyatakan
bahwa kedua faktor antara pembawaan dan lingkungan sangat memmpengaruhi
perkembangan individu.
B. Saran
Berdasarkan teori-teori aliran pendidikan. Kebiasaan baik yang perlu
ditanamkan oleh orang tua, guru dan masyarakat adalah memahami setiap individu.
Memberikan dukungan guna mencapai perkembangan yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.

10
Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan anak dan Remaja.
Bandung : PT remaja Rosdakarya.
Bachri Thalib, Syamsul. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis
Empiris Aplikatif, .Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.
Rifa Hidayah, Rifa. 2009. Psikologi Pengasuhan Anak. Yogyakarta :
Malangpress.
Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi
Yogyakarta .

11

Anda mungkin juga menyukai