Anda di halaman 1dari 23

i

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...............................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................2
B. Rumusan Masalah .......................................................................3
C. Tujuan Masalah ..........................................................................3

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................4

1. PERKEMBANGAN FISIK ........................................................5


2. PERKEMBANGAN MOTORIK ...............................................7
3. PERKEMBANGAN KOGNITIF ..............................................9
4. PERKEMBANGAN MORAL....................................................9
5. PERKEMBANGAN EMOSI....................................................10
6. PERKEMBANGAN BICARA/BAHASA................................12
7. PERKEMBANGAN SOSIAL ..................................................14
8. PERKEMBANGAN BERMAIN..............................................14
9. PERKEMBANGAN AFEKTIF ...............................................16
10. PERKEMBANGAN MINAT....................................................17
11. PERKEMBANGAN BAHAYA................................................17
12. PERAN SEKS ............................................................................18

BAB III PENUTUP ...............................................................................19

KESIMPULAN ......................................................................................19

SARAN ...................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia


sebagai pribadi. Para ahli psikologi juga tertarik mengenai masalah tentang
seberapa jauhkah perkembangan manusia tadi dipengaruhi oleh
perkembangan masyarakatnya (Van den Bergh, 1986 dan Muchow, 1962).
Psikologi perkembangan tertuju pada manusia itu sendiri. Lalu apakah
sebetulnya yang dimaksud dengan perkembangan pribadi itu? Apakah
artinya bila dikatakan bahwa perkembangan itu sedang berlangsung?
Perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut Werner,
perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali.

Monks memberikan suatu definisi yang relevan yaitu sebagai


berikut: “Perkembangan psikologis merupakan suatu proses yang dinamis.
Dalam proses tersebut sifat individual dan sifat lingkungan menentukan
tingkah laku apa yang akan menjadi aktual dan terwujud. Umur kalender di
sini bukan merupakan suatu variabel yang bebas, melainkan merupakan
suatu dimensi waktu untuk mengatur bahan-bahan (data) yang ada.

Pada kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai


perkembangan yang terjadi pada masa kanak-kanak awal. Bagaimana
perkembangan di masa itu, lalu apa sajakah aspek perkembangan masa
kanak-kanak awal.

1
A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang


kehidupan dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada orang
lain. Masa kanak-kanak dimulai setelah masa bayi yang penuh
ketergantungan dengan orang lain. Masa kanak-kanak awal berawal dari
umur 2-6 tahun (usia pra sekolah) perkembangan fisik pada masa ini
berjalan lambat tetapi kebiasaan fisiologis yang dasarnya diletakkan pada
masa bayi menjadi cukup baik. Masa kanak-kanak merupakan tahap
perkembangan kritis atau usia emas (golden age). Pada saat masa awal
kanak-kanak dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai keterampilan
dan senang mencoba hal baru. Aspek-aspek perkembangan individu
meliputi fisik, motorik, intelektual(kognitif), sosial, bahasa emosi, moral,
afektif, bermain, minat, peran seks, dan bahaya.

Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan


pertumbhan setelah lahir. Perkembangan motorik adalah suatu perubahan
dalam perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan
makhluk dan lingkungannya Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir
merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi
baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial setiap individu selalu
berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya.
Emosi merupakan perasaaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau
perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Moralitas merupakan kemampuan untuk menerima dan
melakukan peraturan nilai-nilai atau prinsip moral. Afektif merupakan
perasaan yang muncul dan dialami oleh seseorang. Bermain adalah aktivitas
atau kegiatan bermain pada anak yang sering dilakukan oleh anak. Minat
merupakan kesenangan yang konsisten oleh anak sebagai bentuk dari
perkembangan di masa kanak-kanak awal. Peran seks merupakan
pembawaan diri yang dilakukan oleh individu dimana peran ia sebagai
perempuan atau laki-laki.
B. Rumusan Masalah

1. Apa sajakah hal yang meliputi perkembangan kanak-kanak awal


dari aspek berikut ini:
a. Fisik
b. Motorik
c. Kognitif
d. Moral
e. Emosi
f. Bicara atau bahasa
g. Sosial
h. Bermain
i. Minat
j. Bahaya
k. Afektif
l. Peran seks
2. Bagaimana proses perkembangan kanak-kanak awal?
3.
C. Tujuan Makalah

Untuk mengetahui dan memahami mengenai perkembangan yang


terjadi pada kanak-kanak awal baik dalam segi fisik, motorik, kognitif,
emosi, sosial, moral, bahasa, bahaya, bermain, afektif, minat, dan peran
seks.
BAB II
PEMBAHASAN

Masa kanak-kanak di mulai pada umur 2-6 tahun yang disebut Early
Childhood. Menurut Harlock (1990) Masa kanak-kanak awal dikatakan
sebagai PROBLEM AGE, karena orang tua sering dihadapkan pada
masalah-masalah :

a) Tidak menurut
b) Keras kepala
c) Negativisme

Para pendidik menyebutnya sebagai Masa Prasekolah, yaitu masa


persiapan baik secara fisik maupun mental untuk menghadapi tugas-tugas
saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal.

Di mana pun anak berada, tekanan dan harapan yang dikenakan


terhadap anak pada masa ini sangat berbeda dengan apa yang akan
dialaminya saat memulai pendidikan formal di kelas satu.

Para ahli psikologi menyebut masa ini sebagai:

1) Usia Kelompok, yaitu masa dimana anak-anak mempelajari dasar-


dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan sosial yang
lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri saat mereka
masuk kelas satu (SD).
2) Usia Menjelajah/Eksplorasi, yang menunjukkan bahwa anak-anak
ingin mengetahui keadaan lingkungannya (lingk. hidup dan benda
mati), mekanismenya, perasaannya, dan bagaimana ia dapat menjadi
bagian dari lingkungannya.
3) Usia Bertanya, yaitu anak banyak bertanya sebagai salah satu cara
menjelajah lingkungan.
4) Usia Meniru, merupakan ciri yang sangat menonjol pada masa ini,
yaitu anak meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.
5) Usia Kreatif, dimana pada masa ini anak lebih menunjukkan
kreativitas dalam bermain dibandingkan dengan pada masa-masa
perkembangan lainnya.

Tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal menurut Havighurst


adalah sebagai berikut:

1. Belajar mengerti tentang perilaku seks yang benar.

2. Belajar membedakan benar dan salah dalam hubungannya dengan


orang2-orang di luar rumah terutama di lingkungan tetangga, sekolah dan
teman bermain.

3. Belajar mengembangkan hati nurani.

4. Belajar memberi dan menerima kasih sayang. (Hurlock, 1990)

1. PERKEMBANGAN FISIK

Selama kanak-kanak awal, pertumbuhan fisik berlngsung lambat


dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Pertumbuhan
fisik yang lambat ini berlangsung sampai mulai munculnya tanda-tanda
pubertas yaitu kira-kira 2 tahun menjelang anak matang secara seksual dan
pertumbuhan fisik kembali berkembang pesat.

a. Tinggi dan Berat

Selama masa kanak-kanak awal tinggi rata-rata anak


bertumbuh 2,5 inci (6,35 cm) dan berat bertambah antara 2,5-3,5kg
setiap tahunnya. Pada usia 3 tahun, tinggi anak sekitar 38 inci (96,52
cm) dan beratnya sekitar 16,5 kg. Pada usia 5 tahun tinggi anak
mencapai 43,6 inci (110,477 cm) dan beratnya 21,5 kg.
b. Perkembangan Otak

Otak terus bertumbuh pada masa kanak-kanak awal. Namun


pertumbuhannya tidak sepesat pada masa bayi. Pada saat bayi
mencapai 2 tahun ukuran otaknya rata-rata 75% dari otak orang
dewasa, dan pada usia 5 tahun ukuran otaknya telah mencapai skitar
90% dari otak orang dewasa. Pertumbuhan otak selama awal masa
kanak-kanak disebabkan oleh pertambahan jumlah dan ukuran urat
saraf dan berujung didalam dan di daerah dan diantara daerah-daerah
otak. Ujung-ujung urat saraf itu terus bertambah dan setidaknya
hingga masa remaja beberapa pertumbuhan ukuran juga disebabkan
oleh pertambahan myelination yaitu suatu proses dimana sel sel urat
saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel . proses ini
berdampak kepada peningkatan kecepatan infomasi yang berjalan
melalui sistem urat syaraf (Desmita,2012:127-128).

c. Gizi anak

Gizi merupakan hal penting terhadap pertumbuhan anak oleh


karena itu, orangtua harus bisa menjaga kualitas gizi anak-anaknya
yang berasal dari pengaruh faktor lingkungan. Hal ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan anak-anak, lingkungan yang sehat dan
bersih akan nyaman di tempati dan penyakit-penyakit kemungkinan
terhindar dari kita. Biasanya dalam kalangan desa yang kumuh dan
sempit itu tergolong banyak anak-anak yang mempunyai penyakit
yang disebut “Gizi buruk” disebut dengan keadaan yang kurang
energi dan protein sehingga menyebabkan berat badan menurun
drastis akibat kekurangan asupan makanan yang bergizi dan cukup.

2. PERKEMBANGAN MOTORIK
Perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsur
kematangan dan pengendalian gerakan tubuh yang erat kaitannya dengan
perkembangan pusat motorik di otak. Perkembangan motorik adalah
perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf,
dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan motorik adalah proses yang
sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan,
dimana gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak
terorganisir, dan tidak terampil, ke arah penguasaan keterampilan motorik
yang kompleks dan terorganisasi dengan baik.

(Hurlock 1998)

Tidak banyak orangtua yang mengerti bahwa keterampilan motorik


kasar dan halus seorang anak perlu dilatih dan dikembangkan setiap saat
dengan berbagai aktivitas. Pengembangan ini memungkinkan seorang anak
melakukan berbagai hal dengan baik, termasuk di dalamnya pencapaian
dalam hal akademis dan fisik.

A. Pengaruh Perkembangan Motorik Terhadap Perkembangan Individu

Hurlock (1998) memaparkan pengaruh perkembangan motorik sebagai


berikut:

(1) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan


memperoleh perasaan senang. Seperti senang memiliki
keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola
atau memainkan permainan;
(2) Anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan
pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent, anak
dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat
berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini dapat menunjang rasa
percaya diri anak;
(3) Anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar,
anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan
baris-berbaris;
(4) Perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat
bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang
tidak normal akan menghambat anak untuk bergaul bahkan dia
akan dikucilkan atau menjadi anak yang terpinggirkan;
(5) Perkembangan motorik sangat penting pada perkembangan
kepribadian anak. Anak dapat menunjukan kepribadian. Apabila
kemampuan motorik masa ini berkembang dengan baik, maka
perkembangan berikutnya akan baik pula, begitu juga sebaliknya.

B. Motorik Kasar dan Motorik Halus

Motorik Kasar dan Halus Pada umumnya perkembangan motorik dibedakan


menjadi dua yaitu motorik kasar dan motorik halus:

a. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup


keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak, tengkurap,
mengangkat leher dan duduk.
b. Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan
gerak otot-otot kecil, seperti mengambil benda kecil dengan ibu jari
dan telunjuk, menggambar dan menulis. (Nevvy H: 2013).

C. Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus


a. Motorik Kasar.
Perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh,
seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan
menangkap, serta menjaga keseimbangan. Anak pada masa ini
menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari
atau kegiatan lainnya yang mengandung bahaya.

b. Motorik Halus.
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak
ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini
berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek
dengan menggunakan jari tangan atau mengkoordinasikan gerakan
visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan
tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat
pada waktu anak menulis atau menggambar.

3. PERKEMBANGAN KOGNITIF

Menurut Jean Piaget, perkembangan kanak-kanak awal (usia 2-6


tahun) memasuki tahap perkembangan pra operasional yakni belum
matangnya cara kerja pikiran (Santrock, 2002). Perkembangannya masih
kacau dan belum terorganisasi dengan baik yang sering dikatakan anak
belum menguasai operasi mental secara logis.

Ciri- ciri dari tahapan ini adalah :

a). Anak mulai menguasai fungsi simbolis sebagai akibat anak mulai
mampu bermain pura-pura (pretend play), disamping itu penguasaan bahasa
menjadi semakin sistematis.

b). Terjadi tingkah laku imitasi; anak melakukan peniruan besar-besaran


terutama pada kakak atau teman yang lebih besar usianya dan dari jenis
kelamin yang sama. Tingkah laku imitasi ini dilakukan secara langsung
maupun tertunda. Pada tingkah laku imitasi tertunda, anak setelah melihat
tingkah laku orang lain, tidak secara langsung menirukannya, melainkah ada
rentangan waktu beberapa saat baru menirukan.

c). Cara berpikir anak egosentris, yakni suatu ketidakmampuan untuk


membedakan antara perspektif seseorang dengan orang lain.

d). Cara berpikir anak centralized, yaitu terpusat pada satu dimensi saja.
Sebagai contoh, pada suatu eksperimen, anak dipertunjukan dua buah gelas
A dan B yang sama diameter dan tingginya. Pada kedua gelas itu diisi air
jeruk yang sama banyaknya. Kemudian anak ditanya air jeruk yang ada di
gelas A dengan gelas B mana yang lebih banyak, maka anak dengan cepat
akan menjawab: “sama banyaknya” jawaban ini didasarkan pada pandangan
tentang garis sejajar yang ditariknya dari permukaan air jeruk yang ada di
gelas A dan B. Setelah itu, disaksikan anak, air jeruk yang ada di gelas B
dituangkan ke dalam gelas C yang diameternya lebih kecil, tetapi lebih
tinggi. Kemudian anak ditanya lagi, mana yang lebih banyak antara air A
dan C. Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, anak menjawab bahwa
air jeruk di gelas C lebih banyak karena permukaannya lebih tinggi. Dalam
hal ini, anak mengabaikan dimensi lebar gelas dan hanya memperhatikan
dimensi tinggi dari gelas. Cara berpikir seperti ini dikatakan belum
menguasai gejala konservasi.

e). Berpikir tidak dapat dibalik, operasi logis anak pada masa ini belum
dapat dibalik. Sebagai contoh, Adi ditanya: Adi, kamu punya saudara
tidak?” Jawab Adi: “punya”. Setelah itu ditanya lagi, “Siapa nama
saudaramu?”, Adi menjawab: “Mita”. Kemudian sekali lagi Adi ditanya:
“apakah Mita mempunyai saudara?”, Adi menjawab: “Tidak”. Dalam hal ini
Adi tidak sadar bahwa dirinyala saudara Mita. (monks dkk., 1998)

4. PERKEMBANGAN MORAL

Perkembangan moral adalah perkembangan tentang pikiran,


perasaan dan perilaku yang dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan
orang lain. Perkembangan moral sangat berpengaruh terhadap lingkungan
sehingga pada masa kanak-kanak awal orang tua dan lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan moral anak, moral yang positif akan
berdampak baik untuk kedepanya dan begitupun sebaliknya. Jika si anak
sejak kecil hanya menerima moral yang negatif maka anak akan
berkembang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh orang tua.

Ketika anak berinteraksi, mereka akan berhubungan dengan konsep


tentang keadilan, kejujuran, kewajiban, dan kebaikan. Damon menyatakan
bahwa kesadaran moral anak diperoleh dari pengalaman sosial yang normal.
1. Kesenjangan moral :
anak sering merasa bingung dengan perilaku orang dewasa
yang kadang berbohong, karena belum mampu menilai suatu
perbuatan dari latar belakang motivasinya.
2. Aspek perkembangan moral anak usia 4 s.d 8 tahun :
persahabatannya dan kewajiban-kewajiban tertentu dari
persahabatan, keadilan dan kejujuran, kepatuhan, otoritas,
serta hukum-hukum sosial dan adat.
3. Anak perempuan : sudut pandang "memperhatikan", yang
menekankan hubungan interpersonal dan perhatian untuk
orang lain.
4. Anak laki-laki lebih umum menggunakan “keadilan” sebagai
sudut pandangnya.

Perkembangan moral juga berkaitan dengan kekhususan


budaya; kelompok budaya yang berbeda akan memiliki nilainilai
yang berbeda pula.

Istilah moral berasal dari kata “MORES” (bahasa latin) yang berarti
tata cara dalam kehidupan, adat istiadat atau kebiasaan, adapun penyebab
moral anak usia dini menjadi rusak ialah:

a. Keluarga

Moral pada anak dapat rusak ketika di dalam keluarga seorang


anak yang baru berkembang atau di masa pertumbuhan, tidak mendapat
bimbingan atau pengetahuan tentang moral yang baik oleh keluarga.

b. Lingkungan
Jika seorang anak berada didalam lingkungan yang tidak baik,
maka seorang anak tersebut pasti memiliki sifat dan perilaku yang
tidak baik juga.

5. PERKEMBANGAN EMOSI

Bahwa perkembangan sosial emosi mengacu pada kemampuan anak


untuk:

a. Memiliki pengetahuan dalam mengelola dan mengekspresikan emosi


secara lengkap baik emosi positif maupun emosi negative.
b. Mampu menjalin hubungan dengan anak-anak lain dan orang
dewasa disekitarnya, serta secara aktif mengeksplorasi lingkungan
melalui belajar.

Usia dini disebut juga sebagai tahap perkembangan kritis atau usia emas
(GOLDEN AGE). Pada tahap ini sebagian besar jaringan sel-sel otak
berfungsi sebagai pengendali setiap aktivitas dan kualitas manusia.

Dua tahun pertama kehidupan manusia sangat penting bagi


perkembangan anak. Anak mulai mengembangkan kemampuan motorik
indra, visual, dan audio yang distimulasi melalui lingkungan sekitarnya.

Tahap Perkembangan Sosial Emosi Pada Anak :

Secara ringkas, Zeman (2001) merangkum perkembangan emosi masa


kanak-kanak sebagaimana dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

1. 2 Tahun: Anak mulai mengembangkan kemampuan berempati.


Perkembangan empati memerlukan kemampuan membaca tanda-
tanda emosi seseorang, memahami bahwa orang lain merupakan
satuan (entitas) yang berbeda dari diri sendiri, dan menempatkan diri
sendiri dalam posisi orang lain). Kemampuan kognitif ini belum
terbentuk sebelum usia satu tahun. Tanda pertama dari empati pada
anak terjadi saat mereka mencoba untuk meredakan distress. Anak
akan menggunakan bahasa yang enak didengar dan memulai kontak
fisik dengan ibu mereka saat mereka merasa stress.

2. 3 Tahun: Anak belajar bahwa ekspresi kemarahan dan agresi


dikendalikan dengan hadirnya orang dewasa.
Ketika anak berada di sekitar teman sebaya, anak kurang mau
menekan perilaku emosi negatif. Perbedaan ini muncul sebagai
akibat dari konsekuensi yang berbeda, yang mereka terima
sehubungan dengan ekspresi emosi mereka di hadapan orang dewasa
maupun teman sebaya. Anak mulai menginternalisasi aturan
masyarakat yang menentukan tentang ekspresi emosi yang sesuai.

3. 4 Tahun: Anak mampu mengubah ekspresi emosi.


Pada usia ini, anak sudah mampu menunjukkan ekspresi emosi
eksternal yang tidak selalu sama dengan keadaan emosi internal.
Kemampuan ini mensyaratkan anak untuk memahami perlunya
mengubah tampilan emosi, mengambil perspektif dari sudut pandang
orang lain, mengetahui bahwa keadaan eksternal tidak selalu sesuai
dengan keadaan internal, dapat mengendalikan otot-otot untuk
menghasilkan ekspresi emosi, sensitif terhadap konteks sosial yang
menyadarkan mereka untuk mengubah ekspresi mereka, dan
memiliki motivasi untuk menunjukkan ekspresi yang berbeda
tersebut dalam cara yang meyakinkan.

4. Permulaan usia 4-5 Tahun: Anak mengembangkan pemahaman yang


sangat baik tentang keadaan emosional orang lain.
Meningkatnya perkembangan kognitif menjadikan anak pra sekolah
mampu sampai pada pemahaman yang lebih kompleks tentang
emosi. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, anak mulai
mengembangkan teori mereka sendiri tentang keadaan emosi orang
lain dengan mengacu pada sebab-akibat dari emosi, dan dengan
mengobservasi dan menjadi sensitif terhadap tanda-tanda perilaku
yang mengindikasikan distress emosi. Anak pada usia ini juga mulai
memprediksi tentang pengalaman orang lain dan ekspresi emosi
orang lain, misalnya memprediksi bahwa anak yang gembira akan
mau berbagi mainan yang dimilikinya.

6. PERKEMBANGAN BICARA/BAHASA

Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan bahasa ditandai


dengan:

a) Pengucapan kata-kata: anak sulit mengucapkan bunyi tertentu dan


kombinasi bunyi seperti z, w, d, s dan g dan kombinasi huruf mati st,
str, dr dan fl
b) Menambah kosa kata
c) Membentuk kalimat

(Hurlock, 1990)

7. PERKEMBANGAN SOSIAL

Perkembangan sosial menunjuk pada pola perkembangan


keterampilan sosial dan kematangan emosi yang diperlukan untuk menjalin
hubungan dan berhubungan dengan orang lain termasuk juga berempati dan
memahami kebutuhan orang lain.

(Herlina 2013 3:32)

Dalam perkembangan sosial Erikson dibagi menjadi 3 tahap:

1. Trust VS Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan)


Umur 0-1 atau 1,5 tahun
Pada tahap ini anak membutuhkan peran yang besar dari
orangtua untuk menumbuhkan rasa kepercayaan diri bagi anak.
Namun jika anak mengalami kecurigaan dan merasa terancam maka
akan menimbulkan marah, anak menjadi tidak penurut, dsb.
2. Otonomi VS Keraguan
Umur 1,5 tahun sampai 4 tahun
Anak-anak mulai mengeksplorasi lingkugan sekitar seperti
berlari-larian, memegang tangan orang lain, ataupun menyentuh
benda-benda yang ada di sekitarnya. Orangtua jangan sampai
membatasi ruang gerak anak sehingga anak dapat memiliki
kemandirian dan dapat bertindak sendiri. Jika orangtua membatasi
ruang gerak anak, maka anak akan menjadi mudah menyerah atau
menganggap dirinya tidak mampu dalam melakukan hal tersebut.

3. Inisiatif VS Kesalahan
Umur 3-6 tahun
Anak belajar tentang bagaimana ia berusaha untuk
menjadikan sesuatu yang belum yata menjdi nyata, sehingga di
umur ini orangtua dapat mengasuh anaknya dengan cara mendorong
anaknya untuk mewujudkan gagasan dan ide-idenya. Sebaliknya,
jika orangtua menghukum upaya-upaya inisiatif dari anak maka ia
akan merasa bersalah.

8. PERKEMBANGAN BERMAIN

Pada masa kanak-kanak awal, perkembangan bermain


ditandai dengan adanya sosialisasi dengan kelompok teman sebaya:

a) Setelah pada masa bayi cendeung melakukan permainan


yang bersifat menyendiri (Solitary Play). Pada awal masa
kanak-kanak ini, seorang menunjukkan minat yang nyata
untuk melihat teman-temannya dan berusaha mengadakan
kontak sosial Parallel Play (2-3 tahun) dimana ada bersama-
sama tapi bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak
lain.
b) Secara bertahap, anak mulai terlibat dalam kegiatan yang
menyerupai kegiatan anak-anak lain (Assosiative Play).
c) Pada sekitar usia 3 tahun, anak mulai bermain pura-pura
(Make believe play), misalnya bersama temannya bermain
pura-pura menjadi polisi melawan perampok.
d) Pada akhir tahun ke-3 (tahun ke-4), sejalan dengan
meningkatnya kontak sosial, anak menjadi anggota kelompok
dan saling berinteraksi Cooperative Play, misalnya
melakukan permainan-permainan yang memiliki aturan-
aturan dan menguji keterampilan, seperti permainan
melempar dan menangkap bola. (Hurlock, 1990)

9. PERKEMBANGAN AFEKTIF

Pada tahap ini anak-anak mengalami perubahan perasaan secara


signifikan. Di umur mereka ini, kejadian atau peristiwa yang dialami oleh
anak pasti berbeda-beda sehingga memunculkan perasaan yang bermacam-
macam sehingga tidak bisa diprediksi oleh orang dewasa.

Contohnya seorang anak merengek meminta benda A lalu anak ini


akan berhenti menangis bila diberikan benda B yang dapat membuat ia
menjadi tertarik.

10. PERKEMBANGAN MINAT

Sepanjang masa kanak-kanak, minat menjadi sumber motivasi yang kuat


untuk belajar. Anak yang berminat terhadap sebuah kegiatan, baik
permainan maupun pekerjaan akan berusaha leih keras untuk belajar. Jika
kita mengharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan kemampuan anak
sepenuhnya maka harus diatur supaya bertepatan dengan minat anak.

Ciri-ciri minat anak :

a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.


Pada waktu pertumbuhan terlambat dan kematangan dicapai,
minat menjadi lenih stabil. Anak yang berkembang lebih cepat atau
lebih lambat daripada teman sebayanya. Mereka yang lambat
matang, sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu.
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar.
Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka
siap secara fisik dan mental. Sebagai contoh,mereka tidak dapat
mempunyai minat sungguh-sungguh untuk permainan bola sampai
mereka memiliki kekuatan dan koordinasi yang diperlukan untuk
permainan bola tersebut.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar.
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan
minat, baik anak-anak maupun dewasa yang menjadi bagian dari
lingkungan anak. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar
terbatas pada rumah, minat mereka “tumbuh dari rumah”. Dengan
bertambah luasnya lingkup sosial, mereka menjadi tertarik pada
minat orang diluar rumah yang mulai mereka kenal.

d. Perkembangan minat mungkin terbatas.


Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial
yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang cacat fisik
misalnya, tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada
olahraga seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya
normal.
e. Minat dipengaruhi budaya.
Anak-anak mendapat kesempatan dari orangtua, guru dan
orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja yang oleh
kelompok budaya mereka dianggap minat yang sesuai dan mereka
tidak di beri kesempatan untuk menekuni minat yang dianggap tidak
sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka.

Pada tahap ini, anak-anak memiliki minat/ kesenangannya terhadap hal


tertentu. Contohnya adalah:
1.   Minat pada agama : Anak sejak kecil diajarkan cara berdoa
menurut kepercayaan yang dianut oleh orangtua.
2. Minat terhadap diri sendiri: Bagaimana ia melihat dirinya sendiri
sebagai perwujudan dari bentuk kepribadian (pria atau wanita).
3. Minat terhadap pakaian: ketika pada masa kanak-kanak awal, anak
cenderung untuk memakai baju yang sama dari hari ke hari,
contohnya seorang anak yang menggunakan baju bergambar
superhero atau kartun favoritnya.
4.
11. PERKEMBANGAN BAHAYA

Pada tahap ini bahaya yang dialami oleh anak-anak dibagi menjadi
dua yaitu bahaya fisik dan psikologis. Contoh bahaya fisik yaitu kecelakaan,
penyakit, atau hal-hal yang menyebabkan fungsi fisik anak menjadi
terganggu.

Bahaya psikologis yaitu phobia, kemampuan bicara, kemampuan


emosional. Hal ini menjadi masalah yang serius jika tidak ditangani oleh
orangtua secara khusus.

12. PERAN SEKS

Peran seks membantu individu (anak) mulai sejak lahir untuk


mengetahui dan dapat membawa dirinya itu sebagai pria atau wanita.
Contohnya anak menunjukkan kesenangannya pada mainan yang sesuai
dengan jenis kelaminnya (Anak perempuan bermain boneka barbie
sedangkan anak laki-laki bermain mobil-mobilan.)

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam rentang


kehidupan saat dimana individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada
orang lain. Masa awal kanak-kanak berawal dari usia 2 tahun sampai 6
tahun, masa ini sekaligus merupakan masa pra sekolah, dimana anak pada
umumnya masuk kelompok bermain dan Taman kanak-kanak. Pada saat
masa awal kanak-kanak ini dianggap sebagai saat belajar untuk mencapai
berbagai keterampilan dan senang mencoba hal-hal baru.

Masa kanak-kanak adalah masa paling vital yang terjadi dalam


pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini anak-anak harus dibina
untuk menciptakan karakter mereka sendiri melalui kontak langsung dengan
lingkungan setelah lepas dari keluarganya. Anak-anak dituntut untuk
mandiri, bisa bergabung dalam kelompok sosial.

Selain itu juga pembinaan akhlak yang paling penting didalam


keluarga. Orang tua berperan penting mengarahkan anak-anaknya agar
memiliki budi pekerti yang baik. Pembiasaan yang baik sejak dini membuat
anak akan selalu menerapkan dalam segala ruang. Walaupun tanpa orang
tua mengawasi jika sudah diajarkan sejak kecil, anak akan mengingat
pelajaran hingga dewasa kelak.

SARAN

Penulis berharap dengan keberadaan makalah tentang Perkembangan


Masa Kanak-kanak Awal ini, penulis dan pembicara bisa ingat bagaimana
perkembangan yang terjadi. Khususunya bagi para orang tua hendaknya
dapat membimbing dan mengawasi anaknya dengan hati-hati sehingga
aspek – aspek perkembangan individu yang meliputi fisik, motorik, kognitif,
moral, emosi, bicara/bahasa, sosial, bermain, afektif, minat, bahaya, seks
sang anak dapat tercapai dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Monks, F. J. Knoers, A.M.P. 2006. Psikologi Perkembangan Pengantar


Dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-
HERLINA/PERKEMBANGAN%20MASA%20KANAK-KANAK.pdf

https://www.academia.edu/23707499/
PERKEMBANGAN_MASA_AWAL_ANAK

https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bunayya/article/download/2042/1513

Materi Kuliah Psikologi Pendidikan Dosen: Bernardinus Agus Arswimba


M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai