Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap individu pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terus
berlangsung sampai dewasa, sebelum memasuki masa dewasa setiap individu melewati
fase-fase perkembangan  termasuk perkembangan pada masa remaja. Masa remaja ini
merupakan masa transisi  atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional (Santrock, 1995)
Perubahan-perubahan pada masa remaja sangat membingungkan oleh remaja saat
mereka menjalaninya. Pertumbuhan dan perkembangan yang dramatis di dalam tubuh
seorang remaja menimbulkan kekhawatiran yang akut akan tubuh mereka dan
menimbulkan berbagai pertanyaan, keraguan dan ketakutan. Dalam proses perkembangan
kematangan psikologis dan biologis remaja kerap menghadapi ketegangan dan
kekhawatiran. Remaja mengalami perasaan labil, mencoba sesuatu hal yang baru dan
sering melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Karena pada masa ini juga dikenal
dengan masa pencarian jati diri diperlukan pengetahuan bagaimana perkembangan
psikologi masa remaja dan bagaimana masa ini terlewati dengan berbagai kesulitan
sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah
konflik yang timbul pada masa remaja dalam keseharian bermasyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan masa remaja? Dan kapankah masa remaja tersebut
dimulai danberakhir?
2. Bagaimana perkembangan kognitif pada masa remaja?
3. Bagaimana perkembangan psikososial pada masa remaja?
4. Apa yang dimaksud dengan tumbuh dewasa ?
5. Bagaimana saja perkembangan fisik pada masa dewasa ?
6. Bagaimana saja perkembangan kognitif pada masa dewasa ?
7. Bagaimana saja perkembangan social - emosianal pada masa dewasa ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masa Remaja dan Perkembangannya


Perjalanan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa ditandai oleh periode
transisional panjang yang dikenal dengan masa remaja. Remaja sebetulnya tidak
mempunyai tempat yang jelas. Ia tidak termasuk golongan anak,tetapi ia tidak pula
termasuk golongan orang dewasa ataupun golongan tua.Remaja ada di antara anak dan
orang dewasa. Secara jelas masa anak-anak dapat dibedakan dari masa dewasa dan masa
tua. Seorang anak masih belum selesai perkembangannya, orang dewasa dapat dianggap
sudah berkembang penuh, ia sudahmenguasai sepenuhnya fungsi-fungsi fisik dan
psikisnya; pada masa tua pada umumnya terjadi kemunduran terutama dalam fungsi-
fungsi fisiknya. Sedangkan remaja masih belum mampu untuk menguasai fungsi-fungsi
fisik maupun psikisnya. Ditinjau dari segi tersebut remaja masih termasuk golongan
kanak-kanak. (Monks, 1982)
Berhubung ada macam-macam persyaratan untuk dapat dikatakan dewasa, maka
lebih mudah untuk dimasukkan kategori anak-anak daripada kategori dewasa. Meskipun
begitu kedudukan dan status remaja berbeda daripada anak-anak. Masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan (Calon,1953) karena
remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-
kanak.
Ausubel(1965) menyebut status orang dewasa sebagai status primer, artinya status
itu diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Status anak adalah status
diperoleh (derived), artinya tergantung daripada apa yang diberikan oleh orang tua (dan
masyarakat). Remaja ada dalam status interim sebagai akibat daripada posisi yang
sebagian diberikan oleh orang tua dan sebagian diperoleh melalui usaha sendiri yang
selanjutnya memberikan prestise tertentu padanya. Status interim berhubungan dengan
masa peralihan yang timbul sesudah pubertas. Masa peralihan tersebut diperlukan untuk
bagaimana remaja mampu memikul tanggung jawab nanti dalam masa dewasa. Makin
maju masyarakatnya makin sukar tugas remaja untuk mempelajari tanggung jawab ini.
(Monks, 1982)
Suatu pendidikan yang emansipatoris akan berusaha untuk melepaskan remaja
dari status interimnya supaya ia dapat menjadi dewasa yang bertanggung jawab.Masa
remaja secara umum dianggap dimulai dengan pubertas, proses yang mengarah kepada
kematangan seksual, atau fertilitas-kemampuan untuk bereproduksi. Masa remaja dimulai
pada usia 11 atau 12 sampai masa remaja akhir atau awal usia dua puluhan, dan masa
tersebut membawa perubahan besar saling bertautan dalam semua ranah perkembangan.
(Papalia, 2008)
Dengan menggunakan definisi sosiologis,orang dapat menyatakan diri mereka
orang dewasa ketika mereka mandiri atau telah memilih karier, menikah atau membentuk
hubungan yang signifikan, atau memulai sebuah keluarga. Ada pula definisi psikologis,
kematangan kognitif sering kali dianggap bertepatan dengan kemampuan berpikir abstrak.
Kematangan emosional dapat bergantung kepada pencapaian seperti menemukan jati diri,
independen dari orang tua, mengembangkan system nilai, dan membentuk hubungan.
Sebagian orang tidak pernah meninggalkan masa remaja, tidak peduli berapa pun usia
mereka.(Papalia, 2008)
Masa remaja secara umum berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan
pembagian 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun: masa remaja pertengahan, 18-21
tahun: masa remaja akhir. Masa remaja awal (sekitar usia 11 atau 12 sampai 14 tahun),
transisi keluar dari masa kanak-kanak, menawarkan peluang untuk tumbuh—bukan hanya
dalam dimensi fisik, tetapi juga dalam kompetensi kognitif dan social. Sebagian anak
muda kesulitan menangani begitu banyak perubahan yang terjadi dalam satu waktu di
antara anak muda mayoritas, yang diarahkan untuk mengisi masa dewasa dan
menjadikannya produktif, dan minoritas yang akan berhadapan dengan masalah besar
(Offer 1987:Offer &Schonert-Reichl. 1992) .
2.1.1 Perkembangan Fisik Psikologi Remaja
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis,
penting, dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja
awal, pertumbuhan fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya
pada hidung, tangan, dan kaki. Pada remaja akhir, proporsi tubuh mencapai
ukuran tubuh orang dewasa dalam semua bagiannya (Syamsu Yusuf :2005).
Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan terpenting adalah
aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni :

a) Ciri-ciri Seks Primer


Perkembangan psikologi remaja pria mengalami pertumbuhan pesat
pada organ testis, pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat.
Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria, sekitar
usia 14 – 15 tahun, mengalami “mimpi basah”, keluar sperma. Pada remaja
wanita, terjadi pertumbuhan cepat pada organ rahim dan ovarium yang
memproduksi ovum (sel telur) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya
terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama). Siklus awal menstruasi
sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, kelelahan, depresi, dan
mudah tersinggung.
b) Ciri-ciri Seks Sekunder
Perkembangan psikologi remaja pada seksualitas sekunder adalah
pertumbuhan yang melengkapi kematangan individu sehingga tampak sebagai
lelaki atau perempuan. Remaja pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada
kumis, jambang, janggut, tangan, kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah
tumbuh jakun dan suara remaja pria berubah menjadi parau dan rendah. Kulit
berubah menjadi kasar. Pada remaja wanita juga mengalami pertumbuhan
bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada ketiak dan kelamin. Pertumbuhan
juga terjadi pada kelenjar yang bakal memproduksi air susu di buah dada, serta
pertumbuhan pada pinggul sehingga menjadi wanita dewasa secara
proporsional.
2.1.2 Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12–20 tahun
secara fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat
digambarkan sebagai berikut:

1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan


abstrak
2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana,
strategi, membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang
konkrit dengan yang abstrak.
4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajarmenguji hipotesis
5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif
untuk mencapainya psikologi remaja
6. Mulai menyadari proses berfikir efisiendan belajar berinstropeksi
7. Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan,
moralitas, dan identitas (jati diri)
2.1.3 Perkembangan  Emosi  Psikologi Remaja
Remaja mengalami perkembangan emosi tingkat tinggi. Perkembangan
emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, emosinya bersifat
negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung).
Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yang
berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnya
terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku “salah
suai”, misalnya:

 Agresif: melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya


 Lari dari kenyataan (regresif): suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis
dapat membantu kematangan emosi remaja menjadi:
 Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang
menolong), respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan
lain-lainnya
 Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar,
optimistik, tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
2.1.4 Pekembangan Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik
saja, tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian
positif dari orang lain).
2.1.5 Perkembangan Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang
lain (social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang
memiliki sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya
sama hobi, minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah
sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana
teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya
hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dan lain-lainnya.
2.1.6 Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja
Psikologi remaja. Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya
identitas diri (jati diri) yang bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai
sibuk dan heboh dengan problem “siapa saya?” (Who am I?). Terkait dengan hal
tersebut remaja juga risau mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh
panutan dan kebanggaan. Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas
pribadi remaja (psikologi remaja) adalah:
1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk
berperilaku dewasa pula
2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan
cita-citanya
4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan
lawan jenis
5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak
menuju dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan,
mengembangkan, dan memelihara identitas diri

Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:


a. Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan
dirinya
b. Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang
diidamkan
c. Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-
temannya
d. Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
2.1.7 Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana
perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan
perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai
agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu dan
kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangan-kepincangan
di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan nilai agama, bersifat
munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme keimanan dan
spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian. Demikian
perkebangan psikologi remaja, mudah-mudahanan dapat bermanfaat. (TL/CM)

2.1.8 Perkembangan Psikososial Ramaja


Aspek-aspek Psikologis yang Menyertai Perubahan Fisik
Serangkaian perubahan psikologis akan menyertai perkembangan fisik
seorang remaja. Remaja disibukkan dengan tubuh mereka dan mengembangkan citra
individual mengenai gambaran tubuh mereka. Kesibukan dengan citra tubuh
seseorang sangat kuat selama masa remaja, tetapi kesibukan itu secara khusus
meningkat selama masa pubertas, suatu masa ketika remaja awal lebih tidak puas
dengan tubuh mereka daripada akhir masa remaja (Wright, 1989)
Masa pubertas mempengaruhi beberapa remaja lebih kuat daripada remaja lain
dan mempengaruhi beberapa perilaku lebih kuat daripada perilaku lain. Citra tubuh,
minat berkencan, dan perilaku seksual dipengaruhi oleh perubahan masa pubertas.
Berdasarkan hal yang kerap dipertanyakan tentang dampak-dampak masa pubertas
tampak bahwa, bila kita melihat perkembangan dan penyesuaian diri secara
keseluruhan dalam siklus kehidupan manusia, keragaman masa pubertas adalah tidak
sedramatis daripada yang umumnya diduga.
Dalam memandang dampak masa pubertas, ingatlah bahwa dunia seorang
anak remaja meliputi perubahan social dan kognitif serta perubahan fisik. Sama
seperti semua periode perkembangan, proses-proses ini bekerja sama untuk
menghasilkan siapa kita dimasa remaja. (Block, 1992; Eccles&Buchanan, 1992)
2.1.9 Perkembangan Kognitif pada Masa Remaja
Kekuatan pemikiran remaja yang sedang berkembang membuka cakrawala
kognitif dan cakrawala social yang baru. Pemikiran remaja semakin abstrak, logis,
dan idealistis; lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain,dan
apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka; serta cenderung
menginterpretasikan dan memantau dunia social. (Santrock,1995)
 Tahap Operasi Formal Piaget
Merujuk kepada Piaget, remaja memasuki level tertinggi perkembangan
kognitif—operasi formal—ketika mereka mengembangkan kemampuan berpikir
abstrak. Perkembangan ini, yang biasanya terjadi pada usia 11 tahun, memberikan
cara baru yang lebih fleksibel kepada mereka untuk mengolah informasi. (Papalia,
2008)
Orang-orang di tahap operasi formal dapat mengintegerasikan apa yang
telah mereka pelajari dengan tantangan di masa mendatang dan membuat rencana
untuk masa datang. Pikiran pada tahap ini memiliki fleksibelitas yang tidak
dimiliki di tahap operasi konkret. Kemampuan berpikir abstrak juga memiliki
implikasi emosional. Sebelumnya, seorang anak dapat mencintai orang tua dan
membenci teman sekelas. Sekarang, si remaja “dapat mencintai kebebasan dan
membenci eksploitasi…kemungkinan dan cita-cita yang menarik bagi pikiran dan
perasaan”  (H. Ginsburg & Opper, 1979. hlm. 201).
Selain abstrak, pemikiran remaja juga idealistis. Remaja  mulai berpikir
tentang ciri-ciri ideal bagi mereka sendiri dan orang lain dan membandingkan diri
mereka dan orang lain dengan standar-standar ideal ini, sementara anak-anak lebih
berpikir tentang apa yang nyata dan apa yang terbatas. Selama masa remaja,
pemikiran-pemikiran sering berupa fantasi yang mengarah ke masa depan.
(Santrock, 1995)
 Penalaran Hipotesis-Deduktif
Pada saat yang sama, ketika remaja berpikir lebih abstrak dan idealistis,
mereka juga  berpikir lebih logis (Kuhn, 1991). Remaja mulai berpikir seperti
ilmuwan, yang menyusun rencana-rencana untuk memeahkan masalah-masalah
dan menguji pemecahan-pemecahan masalah secara sistematis. Tipe pemecahan
masalah ini diberi nama penalaran hipotesis deduktif. Penalaran hipotesis deduktif
(Hypotheticaldeductive reasoning) ialah konsep operasional formal Piaget, yang
menyatakan bahwa remaja memiliki kemampuan kognitif untuk mengembangkan
hipotesis, atau dugaan terbaik, mengenai cara memecahkan masalah, seperti
persamaan aljabar. Kemudian mereka menarik kesimpulan secara sistematis, atau
menyimpulkan, pola mana yang diterapkan dalam memecahkan masalah.
Sebaliknya, anak-anak cenderung memecahkan masalah secara coba-coba (trial
and error). (Santrock, 1995)
3.1 Perkembangan Psikologi Dewasa

3.1.2 Tumbuh Dewasa


Transisi dari remaja ke dewasa kini disebut sebagai tumbuh dewasa (Emerging
Adulthood) (Arnett,2004,2006, 2007). Seperti masa muda, rentang usia bagi tumbuh
dewasa awal kira – kira di antara usia 18 hingga 25 dan berakhir 35 hingga 40 tahun.
Pada dewasa madya berdadi usia sekitar 35 hingga 40 dan berakhir sekitar 60 tahun.
Menurut Hurlock (2002) tahap terakhir dewasa berada di antara 65 tahun hingga75
tahun. Percobaan dan pecarian menandai seseorang yang berada pada masa tumbuh
dewasa. Pada titik perkembagan ini banyak individu masih mecari jalur karir yang
mereka inginkan, sepertia apa yang ingin mereka miliki dan gaya hidup seperti apa yang
mereka anut( misalnya hidup sendiri, tinggal bersama atau menikah).
Jeffrey Arnett (2006) menyimpulkan 5 hal yang menandai seseorang dewasa :
1. Pencaria identitas, terutama dalam asmara da pekerjaan : tumbuh dewasa adalah
waktu kunci perubahan identitas yang terjadi bagi kebanyaka idividu.
2. Ketidakstabilan : pada masa dewasa awal merupaka puncak masa seseorang pindah
tempat tinggal, suatu masa dimasa juga terdapat ketidakstabila dalam asmara,
pekerjaan, dan pendidikan.
3. Fokus diri : seseorang yang berada dalam masa tumbuh dewasa “ focus pada diri
mereka sendiri sehingga hanya sedikit mempertimbangkan kewajiban social dan
sedikit mempertimbangkan tugas da komitmen orang lain sehingga lebih banyak
memiliki kemandirian dalam menjalanka hidup mereka “ (2006, hlm 10).
4. Merasa “ditengah – tengah”: mereka yang berada dalam masa tumbuh dewasa merasa
diri mereka sudah buka remaja lagi, namun belum menjadi orang dewasa sepenuhnya.
5. Usia dengan segala kemungkinan, masa dimana individu memiliki kesempatan untuk
mengubah hidup mereka.
3.1.3 Perkembangan Fisik pada Masa Dewasa
1) Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Awal
Kebanyakan orang dewasa awal berada di puncak kesehatan, kekuatan,
energi dan daya tahan, serta di puncak fungsi sensori dan motorik. Kesehatan pada
sebagian orang dipengaruhi oleh faktor perilaku, namun dapat juga dipengaruhi
oleh faktor gen. Kesehatan yang dipengaruhi oleh faktor periaku seperti aktifitas
fisik, perilaku merokok, penggunaan alkohol dan obat obatan terlarang, diet atau
mengontrol berat badan akan berpengaruh besar terhadap kesehatan sekarang dan
masa yang akan datang. Kesehatan yang dipengaruhi oleh faktor gen seperti
psoriarsis, diabetes, anemia sicklecell ( sel darah merah yang berbentuk bulan
sabit), dll. Pada masa dewasa awal ini terdapat pula tiga masalah penting yang
berkaitan dengan masalah reproduksi, seperti:
a. Premenstrual syndrome
Gangguan yang menyebabkan ketidak nyamanan fisik dan
ketegangan emosi selama 2 minggu sebelum menstruasi , seperti lelah,
sakit kepala, keram, bertambahnya berat badan, cemas, dan lain lain.
b. Sexually transmitted disease / penyakit menular sexual
Hal ini bisa disebabkan oleh seks bebas
c. Infertelitas
Ketidak mampuan untuk menghasilkan anak setelah 12 – 18 bulan
berusaha melakukan hubungan seksual secara rutin. Pada pria, umumya
infertelitas disebabkan oleh produksi sperma pria yang terlalu sedikit.
Sedangkan pada wanita disebabkan oleh kegagalan untuk menghasilkan
sel telur atau sel telu yang normal, adanya lender di leher Rahim yang
menghalangi sperma untuk penetrasi atau endometriosis ( penyakit dalam
kandungan yang menyebabkan terhalangnya implantasi telur)
2) Perubahan Fisik pada Masa Dewasa tengah/madya
Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat
ketakutan, dimana penampilannya pada masa ini akan menghambat
kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka, atau mengurangi
daya tarik lawan jenis.
Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang
dikutip oleh Jhon F. Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan berusia
dewasa madya lebih memfokuskan perhatiannya pada daya tarik wajah dari
pada perempuan yang lebih muda atau tua. Dalam penelitian ini, wanita
dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda penuaan sebagai
pengaruh negatif terhadap penampilan fisiknya.
3) Perubahan Fisik pada Masa Dewasa Akhir
Perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa
penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia
sebelumnya. Kita akan mencatat rentetan perubahan perubahan dalam
penurunan fisik yang terkait dengan penuaan, dengan penekanan pentingnya
perkembangan perkembangan baru dalam penelitian proses penuaan yang
mencatat bahwa kekuatan tubuh perlahan lahan menurun dan hilangnya fungsi
tubuh kadangkala dapat diperbaiki.
Dalam buku Psikologi Perkembangan Anak: Mengenal Sifat, Bakat,
dan Kemampuan Anak oleh Reni Hawadi Akbar pada tahun 2001, berikut
adalah beberapa penurunan dan hilangnya fungsi tubuh dalam hal fisiologis
masa perkembangan masa dewasa akhir atau usia lanjut:
 Otak dan sistem syaraf
 Perkembangan Sensori
 Sistem peredaran darah
 Sistem pernafasan
 Seksualitas 
3.1.4 Perkembangan Kognitif pada masa Dewasa
1. Kognisi pada dewasa awal
Schaie ( dalam Papalia, Olds, & Feldman, 2007) melihat bahwa
perkembangan kognitif dewasa awal dengan memperhatikan perkembangan
intelektual dalam konteks social. Menurutnya, pada perkembangan kognitif dewasa
awal, terjadi peralihan dari pendalaman informasi dan keterampilan ( apa yang perlu
saya tahu) ke integrasi praktis pengetahuan dan keterampilan ( bagaimana
menerapkan apa yang saya tahu), hingga pencarian makna dan tujuan (mengapa saya
harus tahu). Terdapat 7 tahap perkembangan Sachie, yaitu:
 Acquisitive stage ( kanak kanak dan remaja)
 Achieving stage ( remaja akhir atau awal 20 tahun – awal 30 tahun)
 Responsible stage ( akhir tahun 30 – awal 60 tahun)
 Executive stage (30 – 40 tahun – paruh baya)
 Reorganizational stage ( akhir paruh baya – awal lansia)
 Reintegrative stage ( lansia)
 Legacy creating stage ( di atas lansia)
2. Kognisi pada dewasa Tengah
Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda).
Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan
penghalusan dari pola pemikiran ini.
Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan
universal yaitu dunia idealitas paling tinggi. Orang dewasa dalam menyelesaikan
suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa
penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung dari usaha-usahanya
guna menyelesaikan masalah tersebut.
Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya
(baik fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan
hidupnya.
Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih
dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai
hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat
suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-
pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan
relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.
3. Kognisi pada dewasa Akhir
Pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi
mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.Kecepatan dalam
memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir.
Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali
informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi
secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir,
namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney
(1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan
masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-
aktivitas yang abstrak atau sederhana.
Perkembangan Sosial - Emosional Pada Masa Dewasa
 Perkembangan Sosial - Emosional pada masa Dewasa Awal
Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial
masa dewasa. Masa dewasa awal terjadi peralihan padangan egosentris menjadi sikap
yang empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting.
Tugas perkembangan dewasa awal diantaranya adalah menikah atau
membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,
memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu
kelompok sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan.
 Perkembangan Sosial - Emosional pada masa dewasa tengah
a) Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh
kehidupan manusia.
b) Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki
suatu periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang
baru.
c) Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama
usia madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka
berhenti (stagnasi).
d) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar
dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan
perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.
 Perkembangan Sosial - Emosional pada masa dewasa Akhir
Memasuki masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000).
Munculnya rasa tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan
baru seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi lanjut
usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan
depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan
penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam
menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa
selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan
orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan
fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai
keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang
disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat
sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah
baru.

BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dibandingkan pertumbuhan pada masa anak-anak yang relative berjalan lambat,
kematangan masa pubertas atau masa remaja awal ini terjadi dengan sangat cepat.
Ditandai dengan perubahan fisik yang sangat menonjol baik laki-laki maupun perempuan
begitu pula halnya dengan perubahan-perubahan kognitif yang mengesankan yang
membedakannya dengan anak-anak.
Percepatan perkembangan dalam masa remaja yang berhubungan dengan
pemasakan seksualitas, juga mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial
remaja. energi dan daya tahan, serta di puncak fungsi sensori dan motorik. Masa dewasa
tengah baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana penampilannya pada
masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan pasangan mereka,
atau mengurangi daya tarik lawan jenis. Masa dewasa akhir atau usia lanjut, membawa
penurunan fisik yang lebih besar dibandingkan dengan periode periode usia sebelumnya.
Perkembangan kognitif pada masa dewasa awal terjadi peralihan dari pendalaman
informasi dan keterampilan ( apa yang perlu saya tahu) ke integrasi praktis pengetahuan
dan keterampilan ( bagaimana menerapkan apa yang saya tahu), hingga pencarian makna
dan tujuan (mengapa saya harus tahu). Perkembangan sosial - emosianal pada masa
dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa dewasa. Masa dewasa awal
terjadi peralihan pasdangan egosentris menjadi sikap yang empati. Masa dewasa tengah
perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan
kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan pribadi
dan sosial. Masa dewasa akhir sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan
menyikapi masa tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat
menyesuaikan diri dan memecahkan masalah yang dihadapi.
2. SARAN
Penyusum tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih
baik untuk kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai