Anda di halaman 1dari 4

Hari, tanggal : Senin, 26 Oktober 2020

Mata Pelajaran : Bimbingan dan Konseling

PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHNNYA


a. Siapa Remaja itu?
Remaja itu adalah suatu fase perkembangan yang dialami seseorang ketika
memasuki usia 12 - 22 tahun. Mujiyono (Tesis : 1986) membagi remaja menjadi tiga
rentangan, yakni : Remaja Awal : 12 – 15 tahun ; Remaja Madya : 15 – 18 tahun ; Remaja
Akhir : 19 – 22 tahun. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Hal ini sering membuat bingung baik oleh si remaja sendiri dan orang tua.
Begitu juga, orang tua sering kali tidak tahu harus berbuat apa kepada anak remajanya
yang sepertinya mulai nakal. Disinilah fungsi psikologi remaja, yaitu untuk memahami
cara berpikir para remaja.

b. Ciri-ciri atau Karakteristik Remaja


1. Perkembangan Fisik
Fase remaja adalah periode kehidupan manusia yang sangat strategis, penting
dan berdampak luas bagi perkembangan berikutnya. Pada remaja awal, pertumbuhan
fisiknya sangat pesat tetapi tidak proporsional, misalnya pada hidung, tangan, dan
kaki. Pada remaja akhir, proporsi tubuh mencapai ukuran tubuh orang dewasa dalam
semua bagiannya. Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, perkembangan
terpenting adalah aspek seksualitas ini dapat dipilah menjadi dua bagian, yakni :
1) Ciri-ciri Seks Primer
Remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis, pembuluh
yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ
seksualitas ini memungkinkan remaja pria, sekitar usia 14 – 15 tahun, mengalami
“mimpi basah”, keluar sperma. Pada remaja wanita, terjadi pertumbuhan cepat
pada organ rahim dan ovarium yang memproduksi ovum (sel telur) dan hormon
untuk kehamilan. Akibatnya terjadilah siklus “menarche” (menstruasi pertama).
Siklus awal menstruasi sering diiringi dengan sakit kepala, sakit pinggang, depresi,
dan mudah tersinggung.
2) Ciri-ciri Seks Sekunder
Seksualitas sekunder pada remaja adalah pertumbuhan yang melengkapi
kematangan individu sehingga tampak sebagai lelaki atau perempuan. Remaja
pria mengalami pertumbuhan bulu-bulu pada kumis, jambang, janggut, tangan,
kaki, ketiak, dan kelaminnya. Pada pria telah tumbuh jakun dan suara remaja pria
berubah menjadi parau dan rendah. Kulit berubah menjadi kasar. Pada remaja
wanita juga mengalami pertumbuhan bulu-bulu secara lebih terbatas, yakni pada
ketiak dan kelamin. Pertumbuhan juga terjadi pada kelenjar yang bakal
memproduksi air susu di buah dada, serta pertumbuhan pada pinggul sehingga
menjadi wanita dewasa secara proporsional.
2. Perkembangan Kognitif
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 12 – 20 tahun secara
fungsional, perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan
sebagai berikut :
1) Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
2) Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana,
strategi,membuat keputusankeputusan, serta memecahkan masalah.
3) Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit
dengan yang abstrak.
4) Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipótesis.
5) Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk
mencapainya.
6) Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi.
7) Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas,
dan identitas (jati diri)
3. Perkembangan Emosi Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan
emosi tingkat tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif,
reaktif yang kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung,
marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu
mengendalikannya. Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif,
kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif
berupa tingkah laku “salah suai”, misalnya :
1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu, dll.
2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat, minuman keras, atau obat terlarang.
4. Perkembangan Moral
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja,
tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian
positif dari orang lain).
5. Perkembangan Sosial
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain
(social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki
sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi,
minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya. Perkembangan sikap yang cukup rawan
pada remaja adalah sikap comformity yaitu kecenderungan untuk menyerah dan
mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat. Misalnya dalam hal pendapat,
pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran, keinginan, dll.
6. Perkembangan Kepribadian
Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang
bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan
problem “siapa saya?” (Who am I?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau
mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan.

Fase remaja tugas perkembangannya adalah :

1. Menerima keadaan fisik dengan segala kualitasnya


2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan figur yang mempunyai otoritas
3. Mengembangkan keterampilan berkomunikasi antarpribadi dan belajar bergaul
dengan orang lain/teman
4. Menemukan manusia model atau tokoh yang akan dijadikan identitas dirinya
5. Menerima dirinya sendiri dan yakin atas kemampuannya
6. Memperkuat kontrol diri dengan landasan nilai-nilai moral, prinsip-prinsip, dan
falsafah hidup
7. Meninggalkan sifat kekanak-kanakan

c. Remaja dan Permasalahannya


Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga
sering menimbulkan masalah pada diri remaja. Gunarsa (1989) merangkum beberapa
karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja,
yaitu :
1. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
2. Ketidakstabilan emosi.
3. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
4. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
5. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan
pertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi
semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Absen bagi yang sudah membaca sampai sini : http://bit.ly/AbsenMateriPRP
Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja
bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa
permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik
yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang
dialami oleh remaja.

Permasalahan Fisik dan Kesehatan

Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika
mereka mengalami pubertas. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik
orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan
mereka kurang percaya diri. Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan
distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri,
merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body
image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia
atau bulimia. Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis.
Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan
obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab
terbesar adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.

Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat


memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-
kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang.

Anda mungkin juga menyukai