Tahap Perekembangan Remaja – Remaja menjadi salah satu periode dalam kehidupan
manusia. Ia menjadi salah satu tahap peralihan dari anak-anak ke dewasa. Fase remaja
menjadi salah satu periode krusial yang harus didampingi dan dibimbing oleh orang dewasa.
Periode remaja sendiri dikelompokkan menjadi tiga tahap, yakni remaja awal, remaja tengah,
dan remaja akhir. Sebelum mengenali tahapan remaja, lebih baik, Grameds memahami
terlebih dahulu mengenai pengertian dan ciri-ciri remaja.
Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang
usia 12-21 tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa. Oleh sebab
itu, pola pikir akan berubah dan berproses menuju dewasa.
Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya,
remaja merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak
menuju dewasa. Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada
usia 18-21 tahun.
Dari beberapa pengerian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan fase atau masa
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, biasanya terjadi pada rentang usia 10 sampai
18 tahun. Pada masa remaja, biasanya terjadi perkembangan baik fisik, psikologi, dan
intelektual. Ia menjadi bagian masa perkembangan manusia.
Karakteristik Remaja
Remaja dapat dikenali melalui karakteristik yang telah dirumuskan oleh Titisari dan Utami
sebagai berikut.
Dari sisi perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap
dan berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini
juga menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti
berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan
sebagainya.
Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan
integritas diri remaja.
Dari segi kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam
ide abstrak.
Dari segi perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan
karena organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi
hormone-hormon yang mengontrol emosi.
Perkembangan fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang
biasanya terjadi sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks
primer.
Dari sisi psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan
memperluas hubungan dengan teman sebaya.
Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja menjadi salah satu fase kehidupan manusia yang tidak stabil dalam segi emosi.
Tidak hanya itu, bentuk tubuh pun mulai berubah. Berikut ciri-ciri remaja yang dapat terlihat
dari perubahan fisik dan psikisnya yang dirumuskan oleh Hurlock.
Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga,
perubahan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.
4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Setiap fase perkembangan memiliki pokok masalahnya masing-masinh. Namun, ketika
remaja dihadapkan pada permasalahan maka cenderung kesulitan untuk mengatasinya
sendiri. Oleh sebab itu, banyak remaja yang menyimpulkan bahwa penyelesaian atau jalan
keluar masalah tidak selalu sesuai dengan harapan dan cara yang telah direncanakan.
Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang
tidak sesuai dengan kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi
yang menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.
Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan mulai berjalan dengan cepat. Tubuh menjadi
tinggi, berat badan bertambah, muncul jerawat, otot semakin besar, bahu dan dada semakin
lebar, suara menjadi pecah, alat vital semakin besar, tumbuh kumin, jambang, dan
sebagainya.
Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang pula didorong
oleh peasaan atau emosinya. Mereka juga mulai tertarik menjalin hubungan romantis, seperti
pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau lebih banyak waktu dihabiskan bersama
teman. Tidak jarang mereka berselisih paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena
emosi belum stabil dan memiliki sifat sensitif.
Mereka juga telah memahami keinginannya sendiri sekaligus mengatur rencananya sendiri
tanpa terpengaruh dengan kehendak orang lain. Kemandirian dan kestabilan emosi mulai
didapatkan oleh remaja di tingkat akhir menuju dewasa.
Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang
berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di
masyarakat.
Mencapai peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, selaras dengan tuntutan
sosial dan kultural masyarakatnya.
Menerima kesatuan organ-organ tubuh/ keadaan fisiknya sebagai pria/wanita dan
menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
Menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengahtengah masyarakatnya.
Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi “diri sendiri”.
Mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi) tertentu dalam
bidang kehidupan ekonomi.
Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku
dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
Perkembangan Kognitif dan
Bahasa pada Remaja
Dalam pandangan Jean Piaget, perkembangan kognitif telah mencapai tahap puncak ketik
masa remaja, yakni tahap operasi (11 tahun sampai dewasa). Piaget juga merumuskan ciri-ciri
perkembangan kognitif pada masa remaja sebagai berikut.
Written by Alisa
https://www.gramedia.com/literasi/karakteristik-remaja-akhir/
Karakteristik Remaja AKhir – Remaja terdiri dari tiga tahap, yakni remaja awal, remaja
pertengahan, dan remaja akhir. Klasifikasi tersebut berdasarkan usia. Remaja awal biasanya
dalam rentang usia 10-13 tahun, remaja pertengahan di antara usia 14-17 tahun, dan remaja
akhir usia 18-24 tahun.
Masa remaja juga disebut sebagai adolescence. Menurut Hurlock, istilah remaja
atau adolescence berasal dari bahasa Latin, yakni adolescene yang memiliki kata
benda adolescentia yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Orang-orang di zaman
purbakala mlihat masa puber dan masa remaja tidak memiliki perbedaan dengan periode-
periode lain dalam kehidupan manusia. Mereka dianggap telah dewasa ketika mampu
melakukan reproduksi.
Saat ini, adolescence dimaknai lebih luas, yakni melingkupi kematangan mental, emosional,
dan emosi. Hal ini selaras dengan pandangan Piaget, secara psikologis, remaja merupakan
usia seorang individu yang berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
Usia anak yang merasa tidak lagi di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
berada dalam tingkat uang sama. Seminimal-minimalnya dalam masalah integrasi dengan
masyarakat dewasa memiliki aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber,
termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang unik dari cara berpikir remaja memberikan kemungkinan untuk
mencapai integrase dalam hubungan sosial orang dewasa. Hal ini menjadi ciri khas yang
menjadi rahasia umum pada periode remaja.
Sementara itu, Jhon W. Santrock, masa remaja (adolescence) ialah periode perkembangan
transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan
biologis, kognitif, dan sosial emosional.
Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang
usia 12-21 tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa. Oleh sebab
itu, pola pikir akan berubah dan berproses menuju dewasa.
Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya,
remaja merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak
menuju dewasa. Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada
usia 18-21 tahun.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), remaja dimaknai sebagai mulai dewasa;
sudah sampai umur untuk kawin; muda; pemuda. Adapun Kemenkes merumuskan remaja
sebagai suatu periode kehidupan manusia yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat.
Ia memiliki ciri khas berupa rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko
dari perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal berbau
petualangan. Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan
masyarakat yang berada di rentang usia 10 sampai 19 tahun.
Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan
sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Ciri-Ciri Periode Remaja
Fase remaja ini dapat dikenali dari beberapa ciri yang telah dirumuskan oleh Hurlock sebagai
berikut.
Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga,
perubahan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.
Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang
tidak sesuai dengan kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi
yang menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.
Perkembangan fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang
biasanya terjadi sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks
primer.
Dari sisi psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan
memperluas hubungan dengan teman sebaya.
Dari segi kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam
ide abstrak.
Dari segi perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan
karena organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi
hormone-hormon yang mengontrol emosi.
Dari sisi perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap
dan berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini
juga menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti
berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan
sebagainya.
Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan
integritas diri remaja.
Klasifikasi Remaja
Periode remaja dapat diklasifikasikan berdasarkan usia sebagai berikut.
Tidak hanya itu, perubahan tubuh juga turut menjadi perhatian remaja. Misalnya mulai
tumbuhnya rambut di bawah lengan dan di sekitar alat kelamin, perkembangnya payudara
pada anak perempuan, dan pembesaran testis pada anak laki-laki.
Anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat daripada anak laki-laki. Mereka lebih dulu
satu atau dua tahun dibandingkan anak laki-laki. Bahkan, beberapa perubahan pada
perempuan juga normal dialami sejak usia 8 tahun dan 9 tahun untuk laki-laki.
Biasanya, remaja perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun atau rata-rata 2 sampai 3
tahun setelah payudara mulai tumbuh. Perubahan-perubahan fisik dan pola pikir remaja
membuat orang tua merasa cemas dan khawatir. Terutama jika tidak tahu mana yang normal
dan mana yang tidak.
Sebagai contoh mulai mencari kebenaran mengenai suatu hal (bisa hal baik atau buruk) dari
berbagai sumber. Tidak hanya itu, pada masa ini, remaja lebih memusatkan pemikiran pada
diri sendiri yang akrab disebut dengan egosentrisme.
Remaja tahap awal juga sering kali merasa penampilan diri dinilai oleh teman-temannya.
Sehingga, berusaha semaksimal mungkin mengenakan pakaian yang pantas dan paling
terkini. Hal ini, memberikan pengaruh pada mayoritas remaja menganggap bahwa semua
penilaian dan pemikiran orang tentang dirinya menjadi penting diperhatikam.
Pada fase remaja awal, biasanya terjadi peningkatan kebutuhan privasi. Remaja akan mulai
mencari cara untuk mandiri dari keluarga. Tidak jarang, remaja juga memberikan batasan
atau bereaksi keras jika orang tua terkesan terlalu mengekang atau mencampuri urusan
pribadi.
Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang pula didorong
oleh peasaan atau emosinya. Mereka juga mulai tertarik menjalin hubungan romantis, seperti
pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau lebih banyak waktu dihabiskan bersama
teman. Tidak jarang mereka berselisih paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena
emosi belum stabil dan memiliki sifat sensitif.
Mereka juga lebih fokus untuk mewujudkan cita-cita yang direncanakan. Sekaligus mampu
membuat keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita. Misalnya, remaja akan melakukan hal
yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka seperti tugas sekolah, atau hal-hal yang
mendukung terwujudnya cita-cita mereka.
Dalam hubungan persahabatan, percintaan, dan keluarga telah lebih stabil. Mereka telah
mampu menentukan pilihan akan mendiskusikan suatu hal atau berbagi cerita ke orang yang
dipercaya.
Remaja harus menyesuaikan masalah perilaku sosial, nilai-nilai baru dalam persahabatan, dan
kelompok sosial baru untuk mencapai tujuan model sosialisasi orang dewasa. Nilai-nilai baru
berupa dukungan dan penolakan dapat memberikan dampak psikologis bagi perkembangan
pendidikan.
Dalam pergaulan di luar rumah misalnya dengan teman memberikan dampak yang besar pada
sikap, pembicaraan, minat, dan perilaku. Jiwa remaja yang selalu ingin terus maju akan
mempengaruhi kelompok sebaya mulai berkurang karena dua faktor di bawah ini.
Remaja ingin menjadi individu yang mandiri dengan cara berusaha menemukan jati diri.
Terjadi dari pemilihan sahabat sehingga remaja tidak lagi memiliki minat di berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan masa anak anak.
Tidak hanya itu, ada beberapa karakteristik remaja akhir yang menonjol seperti di bawah ini.
Kesadaran akan kesunyian berkembang yang mendorong remaja untuk bergaul. Masa
remaja disebut dengan masa sosial sebab di sepanjang masa remaja, hubungan sosial
akan semakin terlihat jelas dan lebih dominan. Kesadaran akan kesendirian membuat
remaja berusaha untuk mencari cara agar bisa berhubungan dengan orang lain dan
mulai bergaul.
Usaha untuk memilih nilai nilai sosial. Terdapat dua kemungkinan yang bisa diambil
oleh remaja saat berhadapan dengan nilai sosial tertentu yakni menyesuaikan diri
dengan beberapa nilai tersebut dan juga tetap pada pendirian dengan segala sebab
akibatnya. Ini mengartikan jika reaksi terhadap keadaan tertentu nantinya akan
berlangsung berdasarkan norma tertentu. Untuk remaja idealis dan mempunyai
kepercayaan penuh terhadap cita cita, maka menurut norma sosial mutal walau semua
yang sudah dicobanya gagal. Sedangkan untuk remaja yang berskap pasif pada keadaan
maka lebih mudah untuk menyerah bahkan apatis.
Ketertarikan dengan lawan jenis. Masa remaja sering disebut dengan masa biseksual.
Meski kesadaran dengan lawan jenis berhubungan dengan perkembangan jasmani,
namun sebenarnya yang lebih berkembang bukanlah jasmani namun mulai tumbuhnya
ketertarikan dengan lawan jenis.
Mulai memilih karir tertentu. Memasuki usia remaja akhir, maka remaja akan mulai
memilih karir tertentu meski dalam proses memilihnya seringkali mengalami kesulitan.
Untuk itu remaja membutuhkan wawasan karir beserta keunggulan dan juga
kelemahan dari setiap karir tersebut.
2. Pengembangan Moral
Moralitas merupakan seperangkat nilai yang bersumber dari berbagai perilaku yang harus
dihormati dan menjadi norma yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan
kelompok sosial dan masyarakat.
Moralitas juga menjadi tolak ukur kebaikan dan kejahatan dari seorang individu yang
ditentukan oleh nilai-nilai sosial-budaya, yang mana individu bertindak sebagai anggota
sosial. Harapannya, remaja dapat mengganti beberapa konsep moral yang berlaku secara
umum.
Lalu, meneruskan dengan kode moral yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam
berperilaku. Berikut lima dasar dalam moral yang ke depannya harus dilakukan oleh remaja.
Jika warna tersebut kuat maka akan disebut dengan emosi dalam psikologi yang ke depannya
akan mengakibatkan beberapa perubahan fisik pada seseorang di antaranya.