Anda di halaman 1dari 12

Tahap Perekembangan Remaja Berdasarkan Usia

Written by Alisa https://www.gramedia.com/literasi/tahap-perekembangan-remaja/

Tahap Perekembangan Remaja – Remaja menjadi salah satu periode dalam kehidupan
manusia. Ia menjadi salah satu tahap peralihan dari anak-anak ke dewasa. Fase remaja
menjadi salah satu periode krusial yang harus didampingi dan dibimbing oleh orang dewasa.
Periode remaja sendiri dikelompokkan menjadi tiga tahap, yakni remaja awal, remaja tengah,
dan remaja akhir. Sebelum mengenali tahapan remaja, lebih baik, Grameds memahami
terlebih dahulu mengenai pengertian dan ciri-ciri remaja.

Menurut World Health Organization  (WHO), remaja merupakan masyarakat yang berada di


rentang usia 10 sampai 19 tahun. Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun
2014, remaja didefinisikan sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24
tahun dan belum menikah.
Sementara itu, Kemenkes merumuskan remaja sebagai suatu periode kehidupan manusia
yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual secara
pesat. Ia memiliki ciri khas berupa rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil
risiko dari perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal
berbau petualangan.

Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang
usia 12-21 tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa. Oleh sebab
itu, pola pikir akan berubah dan berproses menuju dewasa.

Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya,
remaja merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak
menuju dewasa. Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada
usia 18-21 tahun.

Dari beberapa pengerian di atas, dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan fase atau masa
peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, biasanya terjadi pada rentang usia 10 sampai
18 tahun. Pada masa remaja, biasanya terjadi perkembangan baik fisik, psikologi, dan
intelektual. Ia menjadi bagian masa perkembangan manusia.
Karakteristik Remaja
Remaja dapat dikenali melalui karakteristik yang telah dirumuskan oleh Titisari dan Utami
sebagai berikut.

 Dari sisi perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap
dan berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini
juga menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti
berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan
sebagainya.
 Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan
integritas diri remaja.
 Dari segi kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam
ide abstrak.
 Dari segi perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan
karena organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi
hormone-hormon yang mengontrol emosi.
 Perkembangan fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang
biasanya terjadi sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks
primer.
 Dari sisi psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan
memperluas hubungan dengan teman sebaya.

Ciri-Ciri Remaja
Masa remaja menjadi salah satu fase kehidupan manusia yang tidak stabil dalam segi emosi.
Tidak hanya itu, bentuk tubuh pun mulai berubah. Berikut ciri-ciri remaja yang dapat terlihat
dari perubahan fisik dan psikisnya yang dirumuskan oleh Hurlock.

1. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting


Ketika anak-anak mulai memasuki masa remaja maka akan disertai dengan perkembangan
yang cepat. Sehingga, menyebabkan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap,
minat baru, dan niat.

2. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan


Pada masa ini, remaja masuk ke dalam fase bukan lagi seorang anak dan bukan juga seorang
dewasa. Mereka dalam tahap peralihan status dan terjadi keraguan atau ketidakjelasan dalam
diri remaja.

3. Masa Remaja sebagai Masa Perubahan


Perubahan fisik berkembang selaras atau beriringan dengan perubahan sikap dan perilaku.
Ada beberapa jenis perubahan yang terjadi pada remaja. Pertama, tingginya intensitas emosi
bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Karena, biasanya, perubahan emosi
terjadi lebih cepat selama awal masa remaja.

Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga,
perubahan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.
4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Setiap fase perkembangan memiliki pokok masalahnya masing-masinh. Namun, ketika
remaja dihadapkan pada permasalahan maka cenderung kesulitan untuk mengatasinya
sendiri. Oleh sebab itu, banyak remaja yang menyimpulkan bahwa penyelesaian atau jalan
keluar masalah tidak selalu sesuai dengan harapan dan cara yang telah direncanakan.

5. Masa Remaja sebagai Usia Mencari Identitas


Remaja dalam tahap ini mulai mencari jati diri atau esensi dia hidup. mereka mulai resah,
gelisah, dan merasa tidak puas dalam banyak hal. Pencarian jati diri dilakukan dengan cara
apapun misalnya membaca, menonton, bergabung ke komunitas, bertukar pikiran dengan
orang lain, dan cara-cara lainnya.

6. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan


Remaja dianggap sebagai kelompok manusia tang tidak rapi, sulit diberikan kepercayaan, dan
sering kali merusak. Hal ini menyebabkan orang dewasa yang bertanggung jawab mengawasi
dan membimbing kehidupan remaja menjadi takut untuk mengambil tanggung jawab itu.
Mereka juga enggan untuk bersimpatik pada perilaku-perilaku remaja yang dianggap tidak
normal.

7. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis


Remaja akan mudah kecewa dan sakit hati jika rencana atau tujuannya tidak tercapai. Mereka
cenderung melihat kehidupan dengan kacamata merah jambu. Dalam pandangannya, diri
sendiri dan orang lain dilihat sesuai dengan keinginannya. Bukan dari apa adanya mereka.

Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang
tidak sesuai dengan kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi
yang menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.

8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa


Mendekati usia kematangan atau dewasa, remaja menjadi gelisah untuk menunjukkan bahwa
dirinya hampir dewasa. Sekaligus menghilangkan kesan stereotipe yang telah melekat
belasan baru dan menggantinya dengan pandangan baru sebagai manusia dewasa.

Tahap Perkembangan Remaja


Melansir dari laman Sehat1.com, tahap perkembangan remaja diklasifikasikan menjadi tiga
fase. Berikut penjelasannya.
1. Masa Remaja Awal
Periode remaja awal terjadi pada rentang usia 10-13 tahun. Di tahap ini, seseorang akan
tumbuh lebih cepat dan mengalami fase awal pubertas. Dalam tahap ini terjadi pertumbuhan
rambut di ketiak dan alat kelamin, keputihan, menstruasi, tumbuh payudara, mimpi basah,
testis membesar, dan sebagainya. Tidak hanya itu, penampilan juga turut menjadi perhatian.
Mereka juga perlu memiliki area privasi sehingga tidak jarang membentuk benteng atau
mengambil jarak dengan keluarga. Biasanya hal-hal tersebut terjadi lebih dulu pada anak
perempuan.
2. Masa Remaja Pertengahan
Remaja yang berusia 14-17 tahun termasuk dalam fase remaja pertengahan. Pada tubuh anak
perempuan terjadi perubahan. seperti panggul, pinggang, dan bokong mulai membesar,
menstruasi mulai teratur, bertambahnya produksi keringat, dan alat reproduksi yang
berkembang.

Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan mulai berjalan dengan cepat. Tubuh menjadi
tinggi, berat badan bertambah, muncul jerawat, otot semakin besar, bahu dan dada semakin
lebar, suara menjadi pecah, alat vital semakin besar, tumbuh kumin, jambang, dan
sebagainya.

Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang pula didorong
oleh peasaan atau emosinya. Mereka juga mulai tertarik menjalin hubungan romantis, seperti
pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau lebih banyak waktu dihabiskan bersama
teman. Tidak jarang mereka berselisih paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena
emosi belum stabil dan memiliki sifat sensitif.

3. Masa Remaja Akhir


Remaja usia 18-24 tahun termasuk dalam masa remaja akhir. Perkembangan fisik mulai
matang dan telah berkembang sepenuhnya. Perubahan lebih banyak terjadi dalam diri.
Misalnya pengendalian emosi yang lebih stabil, memikirkan konsekuensi dari perbuatan yang
dilakukan, dan merencanakan masa depan.

Mereka juga telah memahami keinginannya sendiri sekaligus mengatur rencananya sendiri
tanpa terpengaruh dengan kehendak orang lain. Kemandirian dan kestabilan emosi mulai
didapatkan oleh remaja di tingkat akhir menuju dewasa.

Tugas Perkembangan Remaja


Hurlock merumuskan mengenai tugas perkembangan remaja sebagai berikut.

 Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang
berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku di
masyarakat.
 Mencapai peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, selaras dengan tuntutan
sosial dan kultural masyarakatnya.
 Menerima kesatuan organ-organ tubuh/ keadaan fisiknya sebagai pria/wanita dan
menggunakannya secara efektif sesuai dengan kodratnya masing-masing.
 Menerima dan mencapai tingkah laku sosial tertentu yang bertanggung jawab di
tengahtengah masyarakatnya.
 Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya
dan mulai menjadi “diri sendiri”.
 Mempersiapkan diri untuk mencapai karir (jabatan dan profesi) tertentu dalam
bidang kehidupan ekonomi.
 Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia perkawinan dan kehidupan
berkeluarga.
 Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku
dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
Perkembangan Kognitif dan
Bahasa pada Remaja
Dalam pandangan Jean Piaget, perkembangan kognitif telah mencapai tahap puncak ketik
masa remaja, yakni tahap operasi (11 tahun sampai dewasa). Piaget juga merumuskan ciri-ciri
perkembangan kognitif pada masa remaja sebagai berikut.

 Mampu menalar secara abstrak dalam situasi yang menawarkan beberapa


kesempatan untuk melakukan penalaran deduktif hipotetis (hypotetico-deductive
reasoning) dan berpikir proposisional (propositional thought).
 Memahami kebutuhan logis dari pemikiran proposisional, memperbolehkan
penalaran tentang premis (alasan) yang kontradiktif dengan realita.
 Memperlihatkan distorsi kognitif yaitu pendengar imajiner atau khayal dan
dongeng pribadi (personal fable), yang secara bertahap akan menurun dan
menghilang di usia dewasa.
Sementara itu, perkembangan bahasa pada remaja juga mengalami peningkatan. Menurit
Santrock, berikut perkembangan bahasa yang terjadi pada remaja.

 Terjadi peningkatan penguasaan dalam penggunaan kata-kata yang kompleks,


yang mana remaja menjadi lebih baik dari anak-anak dalam menganalisis fungsi
suatu kata yang berperan dalam sebuah kalimat.
 Mengalami kemajuan dalam memahami metafora (perbandingan makna antara
dua hal berbeda, menggunakan suatu kata untuk makna yang berbeda) dan satir
(menggunakan ironi, cemooh, atau lelucon untuk mengekspos kekejian atau
kebodohan).
 Meningkatnya kemampuan memahami literatur yang rumit.
 Lebih baik dari anak-anak dalam mengorganisasikan ide untuk menyusun tulisan;
menggabungkan kalimat-kalimat sehinga masuk akal; dan mengorganisasikan
tulisan dalam susunan pendahuluan, inti, dan kesimpulan.
 Berbicara dalam kalimat yang mengandung dialek, yaitu variasi bahasa yang
memilki kosa kata, tata bahasa, atau pengucapan yang khas.

Karakteristik Remaja AKhir Semakin Matang Menuju Dewasa

Written by Alisa
https://www.gramedia.com/literasi/karakteristik-remaja-akhir/

Karakteristik Remaja AKhir – Remaja terdiri dari tiga tahap, yakni remaja awal, remaja
pertengahan, dan remaja akhir. Klasifikasi tersebut berdasarkan usia. Remaja awal biasanya
dalam rentang usia 10-13 tahun, remaja pertengahan di antara usia 14-17 tahun, dan remaja
akhir usia 18-24 tahun.
Masa remaja juga disebut sebagai adolescence. Menurut Hurlock, istilah remaja
atau adolescence berasal dari bahasa Latin, yakni adolescene yang memiliki kata
benda adolescentia yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Orang-orang di zaman
purbakala mlihat masa puber dan masa remaja tidak memiliki perbedaan dengan periode-
periode lain dalam kehidupan manusia. Mereka dianggap telah dewasa ketika mampu
melakukan reproduksi.
Saat ini, adolescence  dimaknai lebih luas, yakni melingkupi kematangan mental, emosional,
dan emosi. Hal ini selaras dengan pandangan Piaget, secara psikologis, remaja merupakan
usia seorang individu yang berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
Usia anak yang merasa tidak lagi di bawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan
berada dalam tingkat uang sama. Seminimal-minimalnya dalam masalah integrasi dengan
masyarakat dewasa memiliki aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber,
termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.

Transformasi intelektual yang unik dari cara berpikir remaja memberikan kemungkinan untuk
mencapai integrase dalam hubungan sosial orang dewasa. Hal ini menjadi ciri khas yang
menjadi rahasia umum pada periode remaja.

Sementara itu, Jhon W. Santrock, masa remaja (adolescence) ialah periode perkembangan
transisi dari masa kanak-kanak hingga masa dewasa yang mencakup perubahan-perubahan
biologis, kognitif, dan sosial emosional.

Adapun menurut Monks dan Haditono, remaja merupakan seseorang yang berada di rentang
usia 12-21 tahun. Masa remaja juga menjadi transisi dari anak-anak ke dewasa. Oleh sebab
itu, pola pikir akan berubah dan berproses menuju dewasa.

Selaras dengan Monks dan Haditono, King juga merumuskan pengertian remaja. Baginya,
remaja merupakan perkembangan manusia yang ditandai dengan masa transisi dari anak-anak
menuju dewasa. Masa remaja biasanya dimulai pada sekitar usia 12 tahun dan berakhir pada
usia 18-21 tahun.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), remaja dimaknai sebagai mulai dewasa;
sudah sampai umur untuk kawin; muda; pemuda. Adapun Kemenkes merumuskan remaja
sebagai suatu periode kehidupan manusia yang mana terjadi pertumbuhan dan perkembangan
fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat.

Ia memiliki ciri khas berupa rasa ingin tahu yang tinggi, cenderung berani mengambil risiko
dari perbuatannya tanpa mempertimbangkan dengan matang, dan menyukai hal-hal berbau
petualangan. Sementara itu, menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan
masyarakat yang berada di rentang usia 10 sampai 19 tahun.
Adapun, menurut Peraturan Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja didefinisikan
sebagai penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
Ciri-Ciri Periode Remaja
Fase remaja ini dapat dikenali dari beberapa ciri yang telah dirumuskan oleh Hurlock sebagai
berikut.

1. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting


Ketika anak-anak mulai memasuki masa remaja maka akan disertai dengan perkembangan
yang cepat. Sehingga, menyebabkan adanya penyesuaian mental dan pembentukan sikap,
minat baru, dan niat.

2. Masa Remaja sebagai Masa Peralihan


Pada masa ini, remaja masuk ke dalam fase bukan lagi seorang anak dan bukan juga seorang
dewasa. Mereka dalam tahap peralihan status dan terjadi keraguan atau ketidakjelasan dalam
diri remaja.

3. Masa Remaja sebagai Masa Perubahan


Perubahan fisik berkembang selaras atau beriringan dengan perubahan sikap dan perilaku.
Ada beberapa jenis perubahan yang terjadi pada remaja. Pertama, tingginya intensitas emosi
bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Karena, biasanya, perubahan emosi
terjadi lebih cepat selama awal masa remaja.

Kedua, perubahan tubuh, peran, dan minat yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Ketiga,
perubahan nilai-nilai yang dipengaruhi oleh perubahan minat dan pola perilaku remaja.

4. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah


Setiap fase perkembangan memiliki pokok masalahnya masing-masinh. Namun, ketika
remaja dihadapkan pada permasalahan maka cenderung kesulitan untuk mengatasinya
sendiri. Oleh sebab itu, banyak remaja yang menyimpulkan bahwa penyelesaian atau jalan
keluar masalah tidak selalu sesuai dengan harapan dan cara yang telah direncanakan.
5. Masa Remaja sebagai Usia Mencari Identitas
Remaja dalam tahap ini mulai mencari jati diri atau esensi dia hidup. mereka mulai resah,
gelisah, dan merasa tidak puas dalam banyak hal. Pencarian jati diri dilakukan dengan cara
apapun misalnya membaca, menonton, bergabung ke komunitas, bertukar pikiran dengan
orang lain, dan cara-cara lainnya.

6. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan


Remaja dianggap sebagai kelompok manusia tang tidak rapi, sulit diberikan kepercayaan, dan sering
kali merusak. Hal ini menyebabkan orang dewasa yang bertanggung jawab mengawasi dan
membimbing kehidupan remaja menjadi takut untuk mengambil tanggung jawab itu. Mereka juga
enggan untuk bersimpatik pada perilaku-perilaku remaja yang dianggap tidak normal.

7. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistis


Remaja akan mudah kecewa dan sakit hati jika rencana atau tujuannya tidak tercapai. Mereka
cenderung melihat kehidupan dengan kacamata merah jambu. Dalam pandangannya, diri
sendiri dan orang lain dilihat sesuai dengan keinginannya. Bukan dari apa adanya mereka.

Harapan dan cita-cita pun dipupuk tidak realistis. Misalnya mimpi-mimpi atau cita-cita yang
tidak sesuai dengan kemampuan diri ataupun ekonomi. Hal ini menimbulkan tingginya emosi
yang menjadi salah satu ciri dari fase awal masa remaja.

8. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa


Mendekati usia kematangan atau dewasa, remaja menjadi gelisah untuk menunjukkan bahwa
dirinya hampir dewasa. Sekaligus menghilangkan kesan stereotipe yang telah melekat pada
dirinya dan menggantinya dengan pandangan baru sebagai manusia dewasa.

Karakteristik Fase Remaja


Titisari dan Utami merumuskan beberapa karakteristik remaja sebagai berikut.

 Perkembangan fisik dan seksual yang ditandai dengan laju perkembangan yang
biasanya terjadi sangat pesat dan muncul adanya ciri-ciri seks sekunder dan seks
primer.
 Dari sisi psikososial, remaja cenderung mulai memisahkan diri dari orang tua dan
memperluas hubungan dengan teman sebaya.
 Dari segi kognitif, mental remaja telah mampu berpikir logis mengenai beragam
ide abstrak.
 Dari segi perkembangan emosional cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan
karena organ-organ seksual mengalami perkembangan dan mempengaruhi
hormone-hormon yang mengontrol emosi.
 Dari sisi perkembangan moral, remaja ada dalam lingkaran harus tetap bersikap
dan berperilaku sesuai dengan norma dan peraturan yang diyakininya. Hal ini
juga menyebabkan remaja melanggar peraturan dan nilai yang berlaku, seperti
berhubungan seks di luar nikah, minum minuman beralkohol, tawuran, dan
sebagainya.
 Perkembangan kepribadian menjadi fase yang penting bagi perkembangan dan
integritas diri remaja.
Klasifikasi Remaja
Periode remaja dapat diklasifikasikan berdasarkan usia sebagai berikut.

1. Periode Remaja Awal


Anak memasuki fase remaja ketika berumur 10 tahun. Rentang usia 10-13 tahun termasuk
dalam fase remaja awal. Pada tahap ini, anak-anak mengalami tahap awal pubertas dan mulai
tumbuh lebih cepat. Baik anak laki-laki maupun perempuan mengalami pertumbuhan fisik
yang signifikan dan peningkatan dalam minat seksual.

Tidak hanya itu, perubahan tubuh juga turut menjadi perhatian remaja. Misalnya mulai
tumbuhnya rambut di bawah lengan dan di sekitar alat kelamin, perkembangnya payudara
pada anak perempuan, dan pembesaran testis pada anak laki-laki.

Anak perempuan biasanya tumbuh lebih cepat daripada anak laki-laki. Mereka lebih dulu
satu atau dua tahun dibandingkan anak laki-laki. Bahkan, beberapa perubahan pada
perempuan juga normal dialami sejak usia 8 tahun dan 9 tahun untuk laki-laki.

Biasanya, remaja perempuan mulai menstruasi di usia 12 tahun atau rata-rata 2 sampai 3
tahun setelah payudara mulai tumbuh. Perubahan-perubahan fisik dan pola pikir remaja
membuat orang tua merasa cemas dan khawatir. Terutama jika tidak tahu mana yang normal
dan mana yang tidak.

Beberapa anak juga mungkin mempertanyakan identitas gendernya di masa remaja.


Sementara itu, secara kognitif, remaja pada tahap ini telah mulai mengalami peningkatan
minat intelektual. Mereka juga memiliki pemikiran yang konkrit.

Sebagai contoh mulai mencari kebenaran mengenai suatu hal (bisa hal baik atau buruk) dari
berbagai sumber. Tidak hanya itu, pada masa ini, remaja lebih memusatkan pemikiran pada
diri sendiri yang akrab disebut dengan egosentrisme.

Remaja tahap awal juga sering kali merasa penampilan diri dinilai oleh teman-temannya.
Sehingga, berusaha semaksimal mungkin mengenakan pakaian yang pantas dan paling
terkini. Hal ini, memberikan pengaruh pada mayoritas remaja menganggap bahwa semua
penilaian dan pemikiran orang tentang dirinya menjadi penting diperhatikam.

Pada fase remaja awal, biasanya terjadi peningkatan kebutuhan privasi. Remaja akan mulai
mencari cara untuk mandiri dari keluarga. Tidak jarang, remaja juga memberikan batasan
atau bereaksi keras jika orang tua terkesan terlalu mengekang atau mencampuri urusan
pribadi.

2. Periode Remaja Pertengahan


Remaja yang berusia 14-17 tahun termasuk dalam fase remaja pertengahan. Pada tubuh anak
perempuan terjadi perubahan. seperti panggul, pinggang, dan bokong mulai membesar,
menstruasi mulai teratur, bertambahnya produksi keringat, dan alat reproduksi yang
berkembang.
Sementara itu, pada anak laki-laki pertumbuhan mulai berjalan dengan cepat. Tubuh menjadi
tinggi, berat badan bertambah, muncul jerawat, otot semakin besar, bahu dan dada semakin
lebar, suara menjadi pecah, alat vital semakin besar, tumbuh kumin, jambang, dan
sebagainya.

Pada masa ini, pola pikir remaja didasarkan oleh logika, tetapi tidak jarang pula didorong
oleh peasaan atau emosinya. Mereka juga mulai tertarik menjalin hubungan romantis, seperti
pacaran. Memiliki kecenderungan lebih suka atau lebih banyak waktu dihabiskan bersama
teman. Tidak jarang mereka berselisih paham bahkan bertengkar dengan orang tua karena
emosi belum stabil dan memiliki sifat sensitif.

3. Periode Remaja Akhir atau Dewasa Muda


Remaja di rentang usia 18-24 tahun termasuk dalam fase remaja akhir atau dewasa muda.
Pada umumnya, memasuki fase remaja akhir, fisik telah berkembang dengan maksimal.
Tidak hanya itu, kemampuan berpikir jauh lebih matang daripada remaja menengah.

Mereka juga lebih fokus untuk mewujudkan cita-cita yang direncanakan. Sekaligus mampu
membuat keputusan berdasarkan harapan dan cita-cita. Misalnya, remaja akan melakukan hal
yang menjadi prioritas dalam kehidupan mereka seperti tugas sekolah, atau hal-hal yang
mendukung terwujudnya cita-cita mereka.

Dalam hubungan persahabatan, percintaan, dan keluarga telah lebih stabil. Mereka telah
mampu menentukan pilihan akan mendiskusikan suatu hal atau berbagi cerita ke orang yang
dipercaya.

Krakteristik Remaja Akhir


Melansir dari laman Adalah.co.id  dan Dosenpsikologi.com, remaja dapat dikategorikan
sebagai remaja akhir jika telah menunjukkan beberapa karakteristik atau ciri-ciri di bawah
ini.
1. Perkembangan Sosial
Salah satu perkembangan yanh paling sulit dilakukan oleh remaja adalah penyesuaian sosial.
Mereka harus beradaptasi dengan hubungan romantis yang sebelumnya belum pernah
dijalani. Tidak hanya itu, mereka juga harus beradaptasi dengan orang dewasa selain di
sekolah dan keluarga.

Remaja harus menyesuaikan masalah perilaku sosial, nilai-nilai baru dalam persahabatan, dan
kelompok sosial baru untuk mencapai tujuan model sosialisasi orang dewasa. Nilai-nilai baru
berupa dukungan dan penolakan dapat memberikan dampak psikologis bagi perkembangan
pendidikan.

Dalam pergaulan di luar rumah misalnya dengan teman memberikan dampak yang besar pada
sikap, pembicaraan, minat, dan perilaku. Jiwa remaja yang selalu ingin terus maju akan
mempengaruhi kelompok sebaya mulai berkurang karena dua faktor di bawah ini.

 Remaja ingin menjadi individu yang mandiri dengan cara berusaha menemukan jati diri.
 Terjadi dari pemilihan sahabat sehingga remaja tidak lagi memiliki minat di berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan masa anak anak.
Tidak hanya itu, ada beberapa karakteristik remaja akhir yang menonjol seperti di bawah ini.

 Kesadaran akan kesunyian berkembang yang mendorong remaja untuk bergaul. Masa
remaja disebut dengan masa sosial sebab di sepanjang masa remaja, hubungan sosial
akan semakin terlihat jelas dan lebih dominan. Kesadaran akan kesendirian membuat
remaja berusaha untuk mencari cara agar bisa berhubungan dengan orang lain dan
mulai bergaul.
 Usaha untuk memilih nilai nilai sosial. Terdapat dua kemungkinan yang bisa diambil
oleh remaja saat berhadapan dengan nilai sosial tertentu yakni menyesuaikan diri
dengan beberapa nilai tersebut dan juga tetap pada pendirian dengan segala sebab
akibatnya. Ini mengartikan jika reaksi terhadap keadaan tertentu nantinya akan
berlangsung berdasarkan norma tertentu. Untuk remaja idealis dan mempunyai
kepercayaan penuh terhadap cita cita, maka menurut norma sosial mutal walau semua
yang sudah dicobanya gagal. Sedangkan untuk remaja yang berskap pasif pada keadaan
maka lebih mudah untuk menyerah bahkan apatis.
 Ketertarikan dengan lawan jenis. Masa remaja sering disebut dengan masa biseksual.
Meski kesadaran dengan lawan jenis berhubungan dengan perkembangan jasmani,
namun sebenarnya yang lebih berkembang bukanlah jasmani namun mulai tumbuhnya
ketertarikan dengan lawan jenis.
 Mulai memilih karir tertentu. Memasuki usia remaja akhir, maka remaja akan mulai
memilih karir tertentu meski dalam proses memilihnya seringkali mengalami kesulitan.
Untuk itu remaja membutuhkan wawasan karir beserta keunggulan dan juga
kelemahan dari setiap karir tersebut.
2. Pengembangan Moral
Moralitas merupakan seperangkat nilai yang bersumber dari berbagai perilaku yang harus
dihormati dan menjadi norma yang mengatur perilaku individu dalam hubungannya dengan
kelompok sosial dan masyarakat.

Moralitas juga menjadi tolak ukur kebaikan dan kejahatan dari seorang individu yang
ditentukan oleh nilai-nilai sosial-budaya, yang mana individu bertindak sebagai anggota
sosial. Harapannya, remaja dapat mengganti beberapa konsep moral yang berlaku secara
umum.

Lalu, meneruskan dengan kode moral yang nantinya digunakan sebagai pedoman dalam
berperilaku. Berikut lima dasar dalam moral yang ke depannya harus dilakukan oleh remaja.

 Pandangan moral individu semakin lama semakin abstrak.


 Keyakinan moral akan berpusat pada apa yang benar dan salah dan keadilan moral
sebagai kekuatan moral yang dominan.
 Penilaian moral akan semakin kognitif.
 Penilaian moral atidak terlalu egosentris.
 Penilaian moral secara psikologis semakin mahal sehingga penilaian moral menjadi
bahan emosi dan menyebabkan ketegangan emosi.
3. Perkembangan Seksual
Remaja akan menemukan satu identitas diri berbentuk orientasi seksual yang terlihat dari
emosional, romantis, hasrat seksual, dan kasih sayang kepada orang yang dicintainya. Oleh
sebab itu, remaja akan mencari cara untuk mengekspresikan diri secara seksual. Salah
satunya mencari caranya sendiri sendiri dalam meredakan ketegangan seksual melalui
masturbasi yang dipicu oleh perilaku erotis.
4. Perkembangan Emosi
Emosi remaja akhir, umumnya disertai dengan tindakan misalnya bahagia dan tidak bahagia.
Perasaan yang menyertai tindakat tersebut disebut sebagai warna afektif, yang tidak jarang
kuat, lemah, dan tidak jelas.

Jika warna tersebut kuat maka akan disebut dengan emosi dalam psikologi yang ke depannya
akan mengakibatkan beberapa perubahan fisik pada seseorang di antaranya.

 Pupil mata membesar saat sedang marah.


 Reaksi elektris pada kulit akan meningkat saat sedang terpesona.
 Darah mengalir lebih cepat saat sedang marah.
 Bernafas panjang saat kecewa.
 Denyut jantung bertambah cepat saat sedang terkejut.
 Air liur mengering saat takut atau tegang.
 Pencernaan terganggu saat tegang.
 Bulu roma berdiri saat sedang takut.

Anda mungkin juga menyukai