Anda di halaman 1dari 21

LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN PRIBADI

KELAS X TENTANG MENGENAL DIRI DAN PERCAYA DIRI


Dibuat Oleh:
Wisnu Pamuja Utama, S. Pd, M. Pd
NIP. 198901222022211011
Guru Bimbingan dan Konseling
SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo

A. PENGERTIAN MENGENAL DIRI PADA MASA REMAJA.


Masa Remaja atau Pubertas adalah awal dari masa remaja dalam kehidupan kita; Masa
remaja adalah „jembatan‟ dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa; Sebagian besar dari
kita melewati pubertas antara usia 10-14 tahun untuk remaja perempuan, dan usia 12-16 tahun
untuk remaja laki-laki; namun, bagi yang mengalaminya sedikit lebih awal atau lambat
dibandingkan standar usia pada umumnya, remaja tersebut tetap dianggap normal dan sehat;
Selama pubertas, tubuh dan pikiran kita mengalami banyak perubahan dalam waktu yang
singkat! Hal tersebut bisa menjadi sesuatu yang menyenangkan, tetapi di sisi lain juga
membingungkan, penuh stres dan penuh beban; Perubahan yang terjadi pada tubuh kita
selama pubertas bersifat fisik dan emosional.
Pubertas adalah sesuatu yang harus „dirayakan‟, tidak perlu ada rasa malu dalam
menjalaninya; Semakin banyak informasi yang kita peroleh tentang pubertas, semakin mudah
mengelola perubahan yang terjadi dengan penuh percaya diri.
Pada masa remaja disebut masa pubertas yaitu masa ketika seorang anak mengalami
perubahan fisik, psikis dan kematangan seksualitasnya.Pada masa pubertas terjadi perubahan
yang sangat mencolok dan membutuhkan penyesuaian diri terhadap tuntutan sosial. Pubertas
terjadi karena tubuh mulai memproduksi hormon-hormon seksual sehingga alat reproduksi
telah berfungsi dan tubuh mengalami perubahan serta perkembangan yang sedemikian rupa
tanpa disadari oleh remaja itu sendiri. Hormon yang ada pada wanita adalah estrogen dan
progesterone sedang untuk pria dipengaruhi oleh hormone testoteron.

B. PERUBAHAN SELAMA PUBERTAS.


Fase remaja adalah fase kehidupan manusia yang sangat strategis, penting dan
berdampak luas bagi perkembangan remaja itu berikutnya atau sampai dewasa nanti.
Perkembangan atau pertumbuhan fisik pada saat awal remaja terjadinya sangat pesat dan
terkadang tidak sesuai antara usia dan fisik yang dimiliki remaja. Berkaitan dengan fisik
remaja, perkembangan terpenting adalah aspek seksualitas. Pada masa ini akan
mempengaruhi perkembangan pribadi seseorang selanjutnya, karena hal ini akan berdampak
luas. Berikut ini ciri-ciri fisik pada remaja, sebagai berikut:
1. Perubahan fisik remaja perempuan, antara lain:
Tinggi dan berat badan yang bertambah, Kulit dan rambut menjadi berminyak dan
timbul jerawat bagi sebagian orang, Keringat meningkat dan bau badan berubah; Rambut
mulai tumbuh di ketiak dan alat kelamin, Payudara membesar, lingkar pinggang
menyempit dan pinggul melebar Indung telur melepas telur untuk pertama kalinya
(menandakan bahwa remaja perempuan dapat hamil/mengandung), Periode menstruasi
dimulai.
2. Perubahan fisik remaja laki-laki, diantaranya:
Tinggi dan berat badan bertambah, Kulit dan rambut menjadi berminyak, dan
timbul jerawat bagi sebagian orang, Suara semakin dalam, Rambut wajah mulai muncul,
Rambut mulai tumbuh di ketiak, dada dan di sekitar alat kelamin, Otot berkembang dan
bahu melebar, Keringat meningkat dan bau badan berubah, Testis turun dan penis tumbuh
lebih besar, Produksi sperma dan ejakulasi dapat terjadi saat mimpi basah.
3. Perubahan sosial-emosional remaja laki-laki dan perempuan.
Perubahan suasana hati yang cepat atau tidak menentu (mood swings) Perasaan
malu dan tidak percaya diri saat tubuh berubah, Meningkatnya keinginan untuk
mengambil risiko dan mencoba hal-hal baru, Adanya tekanan untuk masuk ke dalam
kelompok teman sebaya tertentu, Meningkatnya ketertarikan dan perasaan romantis yang
kuat (muncul rasa suka terhadap orang lain).
Remaja memiliki puncak emosionalitas, perkembangan emosi tingkat tinggi, remaja
yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif atau mendukung maka
kematangan emosionalnya akan terhambat, sehingga sering mengalami akses negatif
berupa tingkah laku yang menyimpang, misalnya: 1) Agresif (bersifat melawan, keras
kepala), 2) Lebih suka menyendiri, pendiam, melamun, 3) Mengambil kompensasi atau
pelarian yang negatif
4. Kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yg menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi yg dimiliki oleh remaja. Sehat disini bukan semata-mata
bebas dari penyakit atau kecacatan namun juga sehat mental dan sosio kultural (Definisi
sehat menurut WHO). Kesehatan reproduksi remaja adalah Kondisi sehat yang
menyangkut sistim fungsi dan proses Reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Mengapa remaja perlu mengetahui Kesehatan reproduksi? Pentingnya kesehatan
reproduksi remaja adalah Agar remaja memiliki informasi yang benar mengenai proses
reproduksi serta memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai
proses reproduksi. Apakah itu proses reproduksi yaitu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan suatu keturunan demi kelestarian hidup.
Sebagai pengenalan terhadap kesehatan reproduksi dasar remaja harus mengetahui
beberapa hal berikut ini: 1) Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi,
2) Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta
dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi 3) Mengetahui dan menghindari
kekerasan seksual 4) Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual 5)
Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama membentuk kepercayaan
diri dengan tujuan untuk menghindari perilaku berisiko.
5. Perkembangan pribadi.
Perkembangan pribadi dalam masa remaja ini adalah masa berkembangnya identitas
diri yang bakal menjadi dasar pada saat perkembangan ke masa dewasa. Faktor-faktor
penting dalam perkembangan kepribadian di masa remaja, antara lain: 1) Pertumbuhan
fisik semakin dewasa, 2) Kematangan seksual, 3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan
cita-citanya, 4) Kebutuhan berinteraksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis
dan lawan jenisnya, 5) Memperhatikan etika dalam bergaul, 6) Mengembangkan sikap-
sikap pribadi.
6. Perkembangan kesadaran beragama.
Kesadaran akan beragama mulai muncul dalam perkembangan remaja ini, mereka
sudah melakukan kewajiban yang diperintahkan agama sesuai yang diajarkan baik di
sekolah maupun di lingkungan keluarga. Mereka sudah mulai sadar dan tahu apa yang
diperintahkan dan dilarang oleh agama serta keyakinan yang dianutnya.
Nilai-nilai agama sudah menjadi kebutuhan dalam berinteraksi sosial sebagi penuntun
dalam berperilaku atau bergaul dengan sesama remaja. Untuk mengembangkan hal ini para
remaja banyak mengikuti kegiatan-kegiatan, antara lain: 1) Kajian-kajian keagamaan untuk
menambah wawasan serta pendalaman agama, 2) Pelatihan-pelatihan cara mengerjakan
sholat yang benar, 3) Kursus membca Al-Qur‟an, 4) Kegiatan Istoqotsah, Yasin dan Tahlir,
5) Mengikuti Jamaah Diba‟, Hadrah, dll.

C. CARA MENJAGA ORGAN REPRODUKSI YANG BENAR.


Menjaga organ reproduksi pada masa remaja sangan penting sekali. Cara untu
menjaga organ reproduksi pada masa remaja, antara lain: 1) Pakai handuk yang lembut,
kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab, 2) Memakai celana dalam dengan bahan yang
mudah menyerap keringat, 3) Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari, 4) Ketika
menstruasi, mengganti pembalut maksimal 4 jam setelah dipakai, 5) Bagi perempuan, sesudah
buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju
belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidakmasuk ke dalam organ reproduksi, 6) Bagi
laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agar mencegah terjadinya penularan penyakit
menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.

D. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA.


Setiap remaja diharapkan mampu berkembang sesuai dengan tugas-tugas
perkembangan yang dilaluinya, seperti: 1) Menerima keadaan fisik dengan segala kelebihan
dan kekurangannya, 2) Mencapai kemandirian emosional tanpa tergantung kepada orang lain,
3) Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi antar pribadi dan belajar bergaul dengan
orang lain/teman sebaya, 4) Menemukan model atau tokoh yang dapat dijadikan idola sebagai
rujukan dalam menjalankan tugas perkembangan 5) Menerima dirinya sendiri dan yakin atas
kemampuannya, 6) Mampu mengontrol diri disesuaikan dengan nilai-nilai moral yang ada
dalam masyarakat, 7) Meninggalkan sedikit demi sedikit sifat kekanak-kanakan yang kadang-
kadang masih muncul.

E. KONSEP DIRI REMAJA.


Konsep diri merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu “self concept” istilah self
dalam psikologi memiliki dua arti yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap diri sendiri dan
sesuatu keseluruhan proses psikologi yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri.
Konsep diri adalah gambaran, pandangan, keyakinan, dan penghargaan atau perasaan
seseorang tentang dirinya sendiri (R.H. Dj. Sinurat). Konsep diri merupakan sikap, perasaan
dan pandangan individu tentang dirinya sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya yang
meliputi fisik, psikis, sosial aspirasi dan prestasi yang nantinya akan menentukan langkah-
langkah individu dalam melakukan aktifitas sesuai dengan gambaran yang ada pada dirinya.
Konsep diri ini merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki tentang diri mereka sendiri
secara luas baik mengenai fisik, psikologis dan emosional.
Konsep diri mencakup citra fisik dan psikologi. Citra fisik berkaitan dengan
penampilan fisik individu, daya tarik, kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan jenis kelamin,
arti penting tubuhnya dalam hubungan dengan perilakunya dan harga dirinya dimata orang
lain. Sedangkan citra psikologi didasarkan atas pikiran, perasaan dan emosi. Citra psikologi
itu terdiri dari kualitas dan kemampuan yang mempengaruhi penyesuaian pada kehidupan,
sifat-sifat seperti keberanian, kepercayaan diri serta berbagai jenis aspirasi dan kemampuan.
Hal ini akan menentukan siapa kita dalam kenyataan, tetapi juga menentukan siapa kita
menurut pikiran sendiri, apa yang dapat kita lakukan menurut pikiran kita sendiri, dan
menjadi apa menurut pikiran sendiri.

F. PENGERTIAN KENAKALAN REMAJA.


Setiap masyarakat di manapun mereka berada pasti mengalami perubahan, perubahan
itu terjadi akibat adanya interaksi antar manusia. Perubahan sosial tidak dapat dielakkan lagi,
berkat adanya kemajuan ilmu dan teknologi membawa banyak perubahan antara lain
perubahan norma, nilai, tingkah laku dan pola-pola tingkah laku baik individu maupun
kelompok (Tjipto Subadi 2009: 21).
Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang
tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono (2003
: 6-7 ) secara tegas dan jelas memberikan batasan kenakalan remaja merupakan gejala sakit
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial,
sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yan menyimpang.
Perilaku anak-anak ini menunjukkan kurang atau tidak adanya konformitas terhadap
norma-norma sosial. Dalam Bakolak Inpres no : 6/1997 buku pedoman 8, dikatakan bahwa
kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku/tindak remaja yang bersifat anti sosial,
melanggat norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku di masyarakat. Fuad
Hasan dalam Sudarsono (1999) merumuskan definisi Delinquency sebagai perilaku anti sosial
yang dilakukan oleh anak remaja yang bila mana dilakukan oleh orang dewasa
dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan.
Keputusan Menteri Sosial (Kepmensos RI No. 23/HUK/1996) menyebutkan anak
nakal adalah anak yang berperilaku menyimpang dari norma-norma sosial, moral dan agama,
merugikan keselamatan dirinya, mengganggu dan meresahkan ketenteraman dan ketertiban
masyarakat serta kehidupan keluarga dan atau masyarakat Singgih D. Gunarso (1988 : 19)
mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang
berkaitan dengan norma-norma hukum, antara lain: (1) kenakalan yang bersifat amoral dan
sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan
sebagai pelanggaran hukum, (2) kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan
penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan
melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah
dijelaskan dalam pemikiran Emine Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985:73) Bahwa
perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta
sosial yang normal, dalam bukunya,” Ruler of Sociological Method” dalam batas-batas
tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan
demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan
dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada
sesuatu perbuatan yang tidak disengaja.
Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku yang nakal atau jahat
yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat. Untuk mengetahui
latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang
tidak disengaja, diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada.
Sedangkan perilaku menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku tidak mengetahui
aturan. Hal yang relevan untuk memehami bentuk perilaku tersebut adalah mengapa
seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar
aturan. Silahkan perhatikan definisi kenakalan remaja yang sudah disebutkan di atas tadi.
Kemudian kenapa seorang remaja bisa terjun ke dunia “kenakalan remaja” dan bagaimana
kita sebagai remaja bisa menghadapinya?. Selanjutnya yang menjadi pertanyaan lagi kenapa
remaja melakukan pemberontakan?
Ada tiga hal yang berperan penting dalam hal ini, antara lain: a) Keluarga Ketika
orang tua otoriter, maka yang kita sebut sebagai kenakalan remaja akan muncul dalam artian
ingin memberontak. Sementara kalau orang tua permisif, remaja malah mencari-cari perhatian
dengan segala tingkah lakunya yang kemungkinan besar menjurus ke kenalakan remaja.
Bahkan orang tua yang demokratis sekalipun, b) Pergaulan Tekanan teman bahkan sahabat,
apakah itu yang namanya rasa solidaritas, ingin diterima dan sebagai pelarian, benar-benar
ampuh untuk mencuatkan kenakalan remaja yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh
remaja. Kalau di dalam keluarga, remaja memberontak atau mencari perhatian yang menjurus
ke tindakan kenakalan remaja demi orang tua, c) Remaja itu sendiri Pada hakikatnya apa yang
dilakukan oleh seorang remaja katika mencoba menarik perhatian dari orang tua terlebih lagi
teman, adalah untuk memuaskan diri remaja itu sendiri. Bukankah apa pun yang terjadi dia
tidak akan bida mendapatkan,„perhatian itu‟, pasti dia bisa untuk tidak terperosok ke dalam
jurang kenakalan remaja.
Jenis-jenis kenakalan remaja, antara lain:
1. Jenis-jenis kenakalan remaja di rumah:
1) Tawuran, 2) Keluyuran, 3) Pacaran, 4) Mencuri, 5) Pelecehan, 6) Pergi dari rumah tanpa
pamit, 7) Berkendara tanpa SIM, 8) Berkendara tanpa helm, 9) Mengambil barang
orangtua atau orang lain tanpa izin, 9) Menonton vidio porno, 10) Mabuk-mabukan, 11)
Merokok, 12) tidak mengerjakan PR dan tidak mengikuti pembelajaran daring, 13) Berani
dengan Orang Tua atau Guru, 14) Balap liar, 15) Narkoba dan lain-lain.
2. Jenis-jenis kenakalan remaja di sekolah:
1) Terlambat masuk sekolah, 2) Membolos, 3) Tidak mengerjakan PR atau tugas sekolah,
4) Menunda tugas yang diberikan Bapak-Ibu, 4) Minum-minuman keras, 5) Pacaran, 6)
Melihat pornografi, 7) Berkelahi, 8) Ikut-ikutan demo, 9) menulis status di medsos yang
tidak baik, 10) Meloncat pagar sekolah, 11) Pulang sebelum waktunya, 12) Menulis kata-
kata tidak pantas di lingkungan sekolah, 13) Bulying (kekerasan mental atau fisik), 14)
Pilih-pilih teman atau membentuk Geng, 14) Berani dengan Orang Tua atau Guru, 15)
Tidak mengikuti magang, 16) Narkoba, 17) Memalak teman, 18) Berbicara kotor, 19)
Tidak sopan santun, 20) Mencuri dan lain-lain.
3. Jenis-jenis kenakalan remaja di masyarakat:
1) Kebut-kebutan dijalan raya, 2) Melanggar tata tertib lalu lintas, 3) Ugal-ugalan, 4)
Brandalan, 5) Urakan, 6) Pilih-pilih teman untuk membentuk geng, 7) Perkelahian antar
geng, 8) Perkelahian antar sekolah, 9) Tawuran antar suku, 10) Berpesta pora, 11) Mabuk-
mabukan, 12) Seks Bebas, 13) Narkoba, 14) Perjudian, 15) Komersial Seks, 16) Pengguran
janin, 17) Aliran radikal, 18) Perbuatan anti sosial, 19) Tindakan kasar semena-mena, 20)
Pacaran, 21) Mencuri dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, sebagai berikut:


Seorang remaja tidak akan tiba-tiba menjadi nakal, tetapi menjadi nakal karena
beberapa saat setelah dibentuk oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kenakalan remaja menurut Santrock (2013) dibagi menjadi dua, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal.
1. Faktor Internal.
Faktor internal yaitu faktor yang berpangkal pada remaja itu sendiri, antara lain: a)
Kekurangan penampungan sosial, b) Kelemahan dalam mengendalikan dorongan-dorongan
dan kecenderungankecenderungannya, c) Kegagalan prestasi sekolah atau pergaulan, d)
Dasar-dasar agama yang kurang. Hal ini terkadang tidak terlalu diperhatikan oleh orang tua
yang sibuk dengan segala usaha dan kegiatan mereka dan juga oleh pihak sekolah terkadang
kurang memperhatikan hal ini. karena jika remaja tidak mendapat pendidikan agama yang
baik mereka akan jauh dari Tuhan dan pasti tingkah laku mereka akan sembarangan.
2. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri remaja atau berasal dari
lingkungannya. Yang termasuk dalam faktor eksternal, antara lain:
a) Lingkungan Keluarga Kenakalan remaja dapat terjadi karena salah satunya dalah faktor
keluarga karena kurangnya perhatian dari orang tua atau keluarga terhadap pendidikan dan
pergaulan anak. Pola asuh dan pendidikan yang diberikan dan diterapkan oleh keluarga akan
direspon oleh anak dengan respon yang bermacam macam. Menanggapi respon yang
dilakukan oleh anak, orang tua terkadang memberikan respon balik terhadap anak dengan
respon yang negatif, meskipun hal ini terkadang dilakukan orang tua tanpa mereka sadari
respon tersebut terkadang berupa julukan atau label,
b) Lingkungan Masyarakat Masyarakat merupakan tempat atau perantara ketiga setelah
keluarga dan sekolah dalam pelaksanaan pendidikan bagi anak.Lingkungan masyarakat sangat
berperan dalam pembentukan mental maupun spiritual anak,
c) Lingkungan Sekolah. Bagi anak-anak ternyata lingkungan sekolah merupakan lingkungan
yang penting dan berpengaruh, sehingga kalau lingkungan sekolah kurang menguntungkan
dan tidak menarik bagi siswa maka dapat menimbulkan ulah atau perilaku siswa yang tidak
diinginkan,
d) Perkembangan Teknologi Teknologi dapat menimbulkan kegoncangan pada remaja yang
belum memiliki kekuatan mental untuk menerima perubahan-perubahan baru,
e) Faktor-Faktor Sosial Politik Mobilisasi-mobilisasi sesuai dengan kondisi secara
keseluruhan atau kondisi-kondisi stempat seperti dikota-kota besar dengan ciri khasnya dapat
mempengaruhi kenakalan pada remaja,
f) Media Komunikasi Massa Media komunikasi massa seperti TV, radio, surat kabar, majalah
dan film merupakan media informasi atau pemindahan buah pikiran ataupun perasaan
seseorang kepada orang lain. Dengan demikian media komunikasi massa ini disamping
memberikan manfaat juga dapat menimbulkan hal-hal yang kurang menguntungkan bagi
perilaku anak,
g) Lingkungan Sosial Budaya Manusia merupakan mahkluk sosial oleh karena itu tidak bisa
terlepas dari kehidupan sosial budaya yang terbentuk dalam masyarakatnya.Karena anak
dibesarkan dan jiwanya tumbuh dalam lingkungan masyarakat, maka lingkungan sosial
budaya sangat berpengaruh dalam perilaku dan sikap anak sehari-hari.

Tindakan pemerintah, tokoh masyarakat dan toko agama, diantaranya:


1. Tindakan Keluarga.
Sudarsono (2012) mengatakan bahwa keluarga memiliki peranan penting dalam
membina anak terutama mencegah kenakalan remaja. Tindakan yang bisa dilakukan menurut
Sudarsono (2012), seperti: a) Menanamkan kasih sayang, b) Menjadi keluarga yang penuh
perhatian dan pengawasan yang maksimal, c) Menjalin komunikasi yang intens, d) Hidup
rukun dan damai, e) Menanamkan moralitas sejak dini, f) Tidak membeda-bedakan bentuk
kepribadian anak,
2. Tindakan Pemerintah.
Dalam mengatasi kenakalan remaja, Sinambela (2011) mengatakan bahwa pemerintah
berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak
yang bermasalah termasuk remaja yang melakukan tindakan atau perilaku jahat atau nakal
hingga mengganggu diri sendiri dan orang lain.
Pemerintah berperan menyusun program dan kegiatan serta memasukkan unsur atau
materi yangberhubungan dalam upaya mempercepat pengendalian, penurunan, peningkatan
dan pengawasan dalam membina permasalahan kenakalan remaja. Selanjutnya, Hanif (2011)
menyebutkan ada dua peran pemerintah dalan mengatasi kenakalan remaja, antara lain: a)
Kampanye anti kenakalan remaja dan b) Sosialisasi bahaya dari kenakalan remaja.
3. Tindakan Tokoh.
Masyarakat Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri, yang hidup
bersama-sama cukup lama, yang mendiami suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang
sama dan melakukan sebagian besar kegiatan kelompok. Selanjutnya, Tagela (2014) merinci
pengertian masyakart adalah suatu kelompok yang berpikir tentang diri mereka sebagai
kelompok yang berbeda, sebagai kelompok yang diorganisasi secara tetap untuk waktu yang
lama dalam rintang kehidupan seseorang secara terbuka dan bekerja pada daerah geografis
tertentu.
M. Jakfar (2012) menyebutkan bahwa tindakan tokoh masyarakat adalah mereka harus
bisa mengayomi masyarakatnya dan mengarahkan ke hal-hal yang baik sesuai dengan aturan
yang telah ditetapkan dan bisa memberi perlindungan kepada masyarakatnya sehingga
masyarakat merasa dirinya aman dan tidak merasa takut. Dengan demikian, Soerjono (2010)
menyebutkan tindakan yang dilakukan seorang tokoh masyarakat adalah sebagai berikut: a)
Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan bagi pengikut-
pengikutnya. Dengan adanya kerangka pokok tersebut, maka dapat disusun suatu skala
prioritas mengenai keputusan-keputusan yang perlu diambil untuk menanggulangi masalah-
masalah yang dihadapi (yang sifatnya potensial atau nyata). Apabila timbul pertentangan,
kerangka pokok tersebut dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyelesaikan sengketa
yang terjadi. b) Mengawasi, mengendalikan, serta menyalurkan perilaku warga masyarakat
yang dipimpinnya. c) Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia di luar kelompok yang
dipimpinnya.
4. Tindakan Tokoh Agama Tokoh agama memiliki peranan yang strategis dalam
menumbuhkembangkan kepribadian remaja. Perlu diketahui bahwa masa remaja adalah masa
di mana masih mencari identitas diri, tanpa diperlukan dengan baik maka remaja akan
kehilangan arah. Singgih (2011) menyebutkan ada berbagai hal yang perlu dilakukan dalam
peran tokoh agama dalam mengatasi kenakalan bagi remaja, diantaranya: (a) Melakukan
pembinaan moral dan (b) Peran dalam mempertebal rasa keimanan.

G. MACAM-MACAM KONSEP DIRI.


Kita bisa melihat konsep diri dari 4 sudut pandang,antara lain:
1. Konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri negatif (rendah).
Sudut pandang ini digunakan untuk membedakan apakah kita memandang diri sendiri baik
(positif) atau buruk (negatif). Ada lima karakteristik orang yang memiliki konsep diri positif,
diantaranya: a) Yakin akan kemampuannya dalam mengatasi masalah b) Merasa setara
dengan orang lain c) Menerima pujian tanpa malu d) Menyadari, bahwa setiap orang memiliki
berbagai perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya dapat disetujui oleh
masyarakat e) Mampu memperbaiki dirinya, karena ia sanggup mengungkapkan aspekaspek
kepribadian yang tidak disenanginya dan dia berusaha mengubahnya.
Lima hal yang menjadi karakteristik orang yang memiliki konsep diri negatif, sebagai
berikut: a) Peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan pada kritik yang diterimanya, dan
mudah marah atau naik pitam b) Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin
berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu
menerima pujian c) Sikapnya hiperkritis terhadap orang lain d) Bersikap pesimis terhadap
kompetisi seperti terungkap dalam keanggotaannya untuk bersaing dengan orang lain dalam
membuat prestasi.
2. Konsep diri fisik dan konsep diri sosial.
Sudut pandang ini membedakan pandangan diri kita sendiri atas pribadi kita, melihat
keadaan fisik, kesehatan, kegagahan dan seksualitas. Sedangkan konsep diri sosial adalah
pandangan masyarakat atas pribadi kita.
3. Konsep diri emosional dan konsep diri akademis.
Dengan sudut pandang ini kita bisa membedakan pandangan diri sendiri yang dipengaruhi
oleh perasaan/ fakor psikologi dan yang secara ilmiah bisa dibuktikan.
4. Konsep diri riil dan konsep diri ideal.
Sudut pandang ini membedakan diri kita yang nyata atau sebenarnya dan yang kita cita-
citakan.

H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBAGAN KONSEP DIRI.


Konsep diri bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan hasil belajar. Semenjak manusia
mengenal lingkungan hidupnya, sejak itu pula ia belajar banyak tentang kehidupan.
Berdasarkan pengalaman hidupnya, seseorang akan menetapkan konsep dirinya berdasarkan
berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut, diantaranya: 1) Identity Self Faktor ini mengacu pada
pertanyaan “siapa saya?” dalam pertanyaan tersebut tercakup label-label atau simbol-simbol
yang diberikan pada diri (self) oleh individu untuk menggambarkan dirinya dan membangun
identitasnya, 2) Behavioral Self Faktor ini merupakan persepsi individu mengenai tingkah
lakunya dan berisikan seluruh kesadaran mengenai “apa yang diri lakukan”, 3) Judging Self
Diri penilai berfungsi mengamati, menentukan standar dan mengevaluasi. Diri penilai ini pula
yang menentukan kepuasan seseorang akan dirinya atau seberapa jauh seseorang menerima
dirinya, 4) Physical Self Merupakan persepsi individu terhadap keadaan dirinya secara fisik,
seperti kesehatan, penampilan dan keadaan tubuh, 5) Moral Ethical Self Merupakan persepsi
individu terhadap keadaan dirinya dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika, 6)
Personel Self Merupakan persepsi individu terhadap keadaan pribadinya, yang berhubungan
dengan sejauh mana ia merasa puas terhadap pribadinya atau sejauh mana ia merasa dirinya
sebagai pribadi yang tepat, 7) Family Self Menunjukkan persepsi individu yang berhubungan
dengan kedudukannya sebagai anggota keluarga, 8) Social Self Merupakan persepsi individu
terhadap interaksi dirinya dengan orang lain atau lingkungan di sekitarnya

I. PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KOMUNIKASI.


Konsep diri merupakan inti dari kepribadian. Konsep diri mempengaruhi segenap tingkah
laku seseorang dan cara-cara seseorang menyesuaikan diri dengan situasi hidup. Ada 5
pengaruh konsep diri terhadap komunikasi dalam hidup, sebagai berikut: 1) Seseorang
cenderung melihat dirinya seperti yang dilihat dan dikatakan atau diharapkan olehorang lain,
2) Seseorang cenderung bertingkah laku sesuai dengan yang dilihat dan dikatakan atau
diharapkan oleh orang lain. Sesuatu yang diharapkan dan diyakini tentang diri cenderung
menjadi kenyataan, 3) Seseorang yang berkonsep diri positif cenderung membuka diri secara
wajar pada orang lain, sedangkan yang berkonsep diri negatif biasanya sulit membuka diri,
sulit dalam berbicara dengan orang lain, sulit mengakui kesalahan, sulit menerima kritikan,
sulit mengemukakan gagasan atau ide, merasa tidak aman, merasa takut, merasa tidak
berharga dan tidak mampu,serta kehilangan percaya diri, 4) Seseorang berkonsep diri positif
cenderung merasa senang akan dirinya dan merasa yakin bahwa ia mampu menghadapi
berbagai situasi yang dijumpai dalam pergaulan hidup dan memiliki kepercayaan diri.

J. USAHA UNTUK MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI SEHINGGA MENCAPAI


KEMATANGAN DAN KEDEWASAAN DIRI.
Remaja adalah pribadi yang sedang berkembang menuju kematangan diri dan
kedewasaan. Untuk itu, remaja perlu membekali diri dengan pandangan yang benar tentang
konsep diri. Remaja perlu menjadi diri yang memiliki konsep diri positif. Remaja perlu
menjadi diri yang efektif agar dapa mempengaruhi orang lain untuk memiliki konsep diri
yang positif. Remaja perlu menjadi diri yang mampu menciptakan interaksisosial yang saling
mempercayai, saling terbuka, saling memperhatikan kebutuhan teman, dan saling mendukung.
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan kegoncangan dan kebimbangan
serta ketidakstabilan di dalam dirinya. Pada masa ini remaja mengalami perubahan drastis,
baik dalam fisik, psikis maupun sosial. Dimasa ini remaja akan menghadapi berbagai macam
persoalan yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri tanpa adanya bimbingan dan dukungan
dari orang-orang terdekatnya. Oleh karena itu, remaja berusaha menggabungkan diri dengan
teman-teman sebayanya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan pengakuan dan
dukungan dari kelompok teman sebayanya sehingga akan tercipta rasa aman, terutama ketika
remaja dihadapkan pada suatu masalah.
Kelompok teman sebaya merupakan lingkungan sosial pertama dimana remaja belajar
untuk hidup bersama dengan orang lain yang bukan anggota keluarganya. Dukungan sosial
yang didapatkan remaja dari teman sebayanya dapat memberikan informasi terkait dengan hal
apa yang harus dilakukan remaja dalam upaya membentuk konsep dirinya, selain itu dapat
pula memberikan timbal balik atas apa yang remaja lakukan dalam kelompok dan lingkungan
sosialnya serta memberikan kesempatan bagi remaja untuk menguji coba berbagai macam
peran dalam menyelesaikan krisis guna membentuk konsep diri yang positif. Pembentukan
konsep diri merupakan tugas perkembangan utama individu ketika ia memasuki usia remaja.
Hurlockberpendapat bahwa konsep diri sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang
dirinya. Konsep diri merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki orang tentang diri
mereka sendiri, karakteristik fisik, psikologi, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi.

K. GENERASI REMAJA YANG BAIK HARUS PERCAYA DIRI.


Percaya Diri (Self Confidence) adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian
(judgement) diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini
termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang
dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. kepercayaan diri adalah sikap positif
seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik
terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Hal ini
bukan berarti induvidu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri.
Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari
kehidupan induvidu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan
percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta
harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang
terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya. (Hakim, 2004:6).
Berikut beberapa ciri atau karakteristik individu yang memiliki rasa percaya diri yang
proposional, diantaranya: a. Selalu merasa tenang disaat mengerjakan sesuatu, b. Mempunyai
potensi dan kemampuan yang memadai, c. Mampu menetralisasi ketegangan yang muncul di
dalam berbagai situasi, d. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi, e.
Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya, f. Memiliki
kecerdasan yang cukup, g. Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup, h. Memiliki
keahlian dan keterampilan lain yang menunjang kehidupannya, misalnya keterampilan
berbahasa asing, i. Memiliki kemampuan bersosialisasi j. Memiliki latar belakang pendidikan
keluarga yang baik. k. Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat
dan tahan di dalam menghadapi berbagai cobaan hidup. l. Selalu bereaksi positif di dalam
menghadapi berbagai masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah dalam
mengahdapi persoalan hidup yang berat justru semakin memperkuat rasa percaya diri
seseorang.
Menumbuhkan rasa percaya diri dan proposional harus dimulai dari dalam diri
individu. Hal ini sangat penting mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan yang
dapat mengatasi rasa percaya diri yang sedang dialaminya. Ada beberapa cara yang bisa
dilakukan untuk memupuk rasa percaya diri, diantaranya: a. Bangkitkan kemauan yang keras.
Kemauan dapat dikatakan merupakan pondasi yang pertama dan utama untuk membangun
kepribadian yang kuat, termasuk rasa percaya diri, b. Biasakan untuk memberanikan diri.
Manfaat situasi sebagai salah satu sarana untuk berlatih dan membangun rasa percaya diri,
dengan cara membangkitkan keberanian dan berusaha menetralisir ketegangan dengan
bernapas panjang dan rileks, c. Biasakan untuk memberanikan diri. Menghilangkan pikiran
yang negatif dan membiasakan diri untuk berpikir yang logis dan realistis, dapat membangun
rasa percaya diri yang kuat dalam individu, d. Membiasakan untuk selalu berinisiatif. Salah
satu cara efektif untuk membangkitkan rasa percaya diri adalah dengan membiasakan diri
berinisiatif dalam setiap kesempatan, tanpa menungguh perintah orang lain, e. Selalu bersikap
mandiri.Melakukan segala sesuatu terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
hidupnya dengan tidak terlalu bergantung pada orang lain, f. Mau belajar dari kegagalan
Sikap positif yang harus dilaksanakan dalam menghadapi kegagalan adalah sikap mental
untuk menerimanya, untuk kemudian mengambil hikmah dan pelajaran dan mengetahui faktor
penyebeb dari kegagalan tersebut, g. Tidak mudah menyerahMenguatkan kemauan untuk
melangkah, bersikap sabar dalam menghadapi rintangan dan mau berpikir kritis untuk
menyelesaikan masalah merupakan sikap yang harus dilakukan oleh seorang individu untuk
membentuk rasa percaya diri yang kuat dalam dirinya. h. Membangun pendirian yang kuat
Pendirian yang kuat teruji jika kita dihadapkan dalam berbagai masalah dan pengaruh negatif
sebagai imbas dari proses interaksi sosial. Individu yang percaya diri selalu yakin dengan
dirinya dengan tidak berubah pendiriannyameskipun banyak pengaruh negatif disekitarnya. i.
Bersikap kritis dan objektif Untuk membngun rasa percaya diri yang kuat, setiap orang
hendaknya selalu mengembangkan sikap kritis dan objektif.
Orang yang memiliki kepercayaan rendah atau telah kehilangan kepercayaan,
cenderung merasa bersikap, sebagai berikut: a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan,
target) yang diperjuangkan secara sungguhsungguh, b. Mudah frustasi atau give-up ketika
menghadapi masalah atau kesulitan, c. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau
setengah-setengah, d. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab
(tidak optimal), e. Canggung dalam menghadapi orang, f. Tidak bisa mendemonstrasikan
kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan, g. Sering memiliki
harapan yang tidak realistis, h. Terlalu perfeksionis atau terlalu sensitif.
Akibat kurang percaya diri. Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari,
orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung
merasa atau bersikap, sebagai berikut: a. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target)
yang diperjuangkan secara sungguh sungguh, b. Tidak memiliki keputusan melangkah yang
decissive (ngambang), c. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau
kesulita, d. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah, e. Sering
gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab (tidak optimal), f. Canggung
dalam menghadapi orang, g. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan
kemampuan mendengarkan yang meyakinkan, h. Sering memiliki harapan yang tidak realistis,
i. Terlalu perfeksionis, j. Terlalu sensitif (perasa).
Proses terbentuknya rasa percaya dirin menurut Hakim (2002 : 6) secara garis besar,
sebagai berikut: a. Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan
yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu, b. Pemahaman seorang terhadap kelebihan-
kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu
dengan memanfaatkan kelebihankelebihannya, c. Pemahaman dan reaksi positif seseorang
terhadap kelemahan-kelemahan yang dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri
atau sulit menyesuaikan diri, d. Pengalaman di dalam menjalani berbagai aspek kehidupan
dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.
Bagi sebagian kita yang punya masalah seputar rendahnya kepercayaan diri atau
merasa telah kehilangan kepercayaan diri, berikut ini merupakan teknik dan cara meraih
pribadi yang percaya diri, sebagai berikut: 1) Cintailah dirimuKetika seseorang merasa harga
dirinya rendah, tentu hal itu akan berpengaruh terhadap emosinya, 2) Hadapi dunia nyata
Keberanian dalam mengambil risiko ini penting, sebab daripada menyerah pada rasa takut
alangkah lebih baik belajar mengambil risiko yang masuk akal, 3) Berjalan 25 Persen Lebih
Cepat Gerak tubuh adalah hasil dari tindakan pikiran, 4) Gerak sempoyongan menandakan
rasa percaya diri mendekati titik nol 4. Tunjukkan apa yang anda banggakanKebanyakan dari
kita merasa bahwa kita memiliki kemampuan lebih dari apa yang kita perlihatkan, tetapi tidak
mengambil langkahlangkah yang diperlukan untuk mengubah keadaan, 5) Jadilah diri sendiri
dan mandiri. Dalam hidup ini kita pasti membutuhkan orang lain. Bercermin pada orang lain
yang memiliki kelebihan juga merupakan anjuran untuk bisa meneladaninya, 6) Jangan kalah
sama ejekan orangJangan perdulikan segala ejekan yang kemarin, sekarang, dan suatu saat
yang akan datang menghampirimu, 7) Banyak-banyak senyumSenyuman merupakan
komunikasi non verbal yang menunjukkan kita sebagai orang yang baik dan ramah, 8) Masuki
lingkungan orang-orang yang percaya diri Rasa percaya diri merupakan sifat menular. Artinya
jika kita dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki cara pandang yang positif, bersemangat,
optimis, dan sebagainya, 9) Pandang semua orang dengan kaca mata yang sama Tuhan
mencipatakan manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya, 10) Buang prasangka
buruk, Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran tersebut akan
terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan
dan dipotong, 11) Mintalah pendapat orang lain. Sebagai pribadi kita tidak bisa menilai diri
kita sendiri. Apalagi kita tidak pernah jujur tentang kekurangan kita sendiri, 12) Percaya diri
bukan hanya sekedar fisik percaya diri bukan melulu masalah fisik namun kepercayaan diri
muncul karena kelebihan yang kita miliki, 13) Praktekkan Berbicara Terus Terang Dalam
setiap kesempatan jadilah sebagai pemecah kekakuan, orangpertama yang memberikan
komentar, 14) Belajarlah untuk lebih komunikatif. Berkomunikasi adalah hal yang
pentingyang harus kita lakukan kapan dan dimana saja, 15) Berhentilah mengeluh. Hidup ini
terasa indah namun, mengapa masih begitu sering kita menemukan orang yang merasakan
hidup ini, penuh kesulitan, dan masalah, sehingga tiada lagi keindahan dan bumi pun terasa
sempit menghimpit.
POS TES 1
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan : Pribadi
Jenis Layanan : Informasi
Pemberi layanan/ Konselor : Wisnu Pamuja Utama, S. Pd, M. Pd
Nama Peserta didik : ........................................................
Kelas/ Jurusan : ........................................................
Hari, tanggal layanan : .........................................................

Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!


1. Topik apakah yang telah dibahas melalui layanan tersebut?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Bagaimana perasaan anda setelah mengikuti layanan tersebut?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Hal-hal atau pemahaman baru apakah yang anda peroleh dari layanan tersebut?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
4. Hal-hal apakah yang akan anda lakukan setelah mengikuti layanan tersebut?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
5. Masalah remaja apa saja yang pernah anda alami dan bagaimana sebaiknya untuk
mengatasinya?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
POS TES 2
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan : Pribadi
Jenis Layanan : Informasi
Pemberi layanan/ Konselor : Wisnu Pamuja Utama, S. Pd, M. Pd
Nama Peserta didik : ........................................................
Kelas/ Jurusan : ........................................................
Hari, tanggal layanan : .........................................................
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!
1. Apa yang dimaksud masa remaja?
2. Sebutkan 10 macam kenakalan remaja!
3. Bagaimana cara mencegahnya?
4. Mengapa kita harus mencegah kenakalan remaja?
Silahkan Memberi jawaban yang benar dan tepat!
POS TES 3
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan : Pribadi
Jenis Layanan : Informasi
Pemberi layanan/ Konselor : Wisnu Pamuja Utama, S. Pd, M. Pd
Nama Peserta didik : ........................................................
Kelas/ Jurusan : ........................................................
Hari, tanggal layanan : .........................................................
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!
1. Apa pengertian masa remaja?
2. Sebutkan ciri-ciri fisik masa remaja?
3. Apa saja tugas-tugas perkembangan masa remaja?
4. Bagaimana cara membangun konsep diri yang baik pada masa remaja?
5. Mengapa kita harus memiliki konsep diri?
Silahkan Memberi jawaban yang benar dan tepat!
POS TES 4
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan : Pribadi
Jenis Layanan : Informasi
Pemberi layanan/ Konselor : Wisnu Pamuja Utama, S. Pd, M. Pd
Nama Peserta didik : ........................................................
Kelas/ Jurusan : ........................................................
Hari, tanggal layanan : .........................................................
Isilah titik-titik dibawah ini dengan benar!
1. Berikan contoh menumbuh rasa percaya diri yang baik!
2. Apa saja ciri-ciri karakter percaya diri yang baik?
3. Mengapa anda harus dapat munumbuhkan rasa percaya diri?
4. Hal-hal apa saja yang membuat diri anda kurang percaya diri?
5. Bagimana cara mencegah atau mengatasi rasa kurang percaya diri yang anda alami?
Silahkan Memberi jawaban yang benar dan tepat!
POS TES 5
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan : Pribadi
Jenis Layanan : Informasi
Pemberi layanan/ Konselor : Wisnu Pamuja Utama, S. Pd, M. Pd
Nama Peserta didik : ........................................................
Kelas/ Jurusan : ........................................................
Hari, tanggal layanan : .........................................................
Tugas Kelompok Refleski, observasi, menganalisis dan mengevaluasi tayangan vidio
dari Youtobe yang terdiri dari lima anggota atau enam anggota kelompok:
1. Amatilah Vidio Youtobe tentang mengenal diri dan kepercayaan diri, melalui link
Youtobe berikut ini:
https://www.youtube.com/watch?v=isD3bKIrofM
2. Apa kesan Anda sebelum mendapatkan informasi tentang mengenal diri dan kepercayaan
diri dari tutorial tersebut?
3. Apa kesan Anda setelah mendapatkan informasi mengenal diri dan kepercayaan diri dari
tutorial tersebut?
4. Tulislah kesan Anda di buku Tulis Bimbingan dan Konseling, kemudian
presentasikanlah?
DAFTAR PUSTAKA

Konsep Diri
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/154314-1600527297.pdf .Diakses 17 Juli
2022 pukul 07.00 WIB

Kenakalan Remaja
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/152686-1600490618.pdf .Diakses 17 Juli
2022 pukul 07.00 WIB

Kenakalan Remaja dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


file:///C:/Users/win7/Downloads/1453-3656-1-SM.pdf . Diakses 17 Juli 2022 pukul
07.00 WIB

Masa Remaja
files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/396063-1626711871.pdf .Diakses 17 Juli 2022 pukul
07.00 WIB

Perkembangan Remaja
http://www.bimbingankonseling-id.com/2018/01/rpl-bk-layanan-klasikal-materi-
perkembangan-remaja-awal.html Diakses 17 Juli 2022 pukul 07.00 WIB

Percaya diri
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/153379-1600864350.pdf Diakses 17 Juli 2022
pukul 07.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai