Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KESEHATAN KOMUNITAS II AGREGAT REMAJA

DOSEN PENGAMPU : ICCA PRESILIA ANGGREYANTI, S.Kep, Ns., M.Kep

Dibuat Oleh :

Eko Purnomo (2221022030)


Rido Wahyu (2221022027)
Roni Badrusalim (2221022029)
Yuda Efendi (2221022037)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN INSTITUSI TEKNOLOGI
KESEHATAN MALANG WIDYA CIPTA HUSADA MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas berkat rahmat serta kehendak-Nya lah kami dapat menyusun dan menyeleseikan makalah
ini. Dalam menyeleseikan makalah ini, banyak kesulitan yang kami hadapi. Namun berkat
bimbingan dari Dosen kami yaitu Ibu ICCA PRESILIA ANGGREYANTI, S.Kep, Ns., M.Kep,
makalah ini dapat terseleseikan tepat pada waktunya.

Seperti yang kita ketahui bahwa sebagai perawat tentunya kita memahami bahwa
kesehatan komunitas juga menyangkut kesehatan masa remaja. Dimasa ini banyak sekali
perubahan terjadi karena banyak faktor, baik faktor keluarga dan faktor lingkungan luar.
Ditambah lagi perkembangan terknologi juga ikut mempengaruhi perubahan masa remaja.

Kami menyadari sebagai mahasiswa masih perlu banyak belajar dalam penyusunan suatu
makalah, makalah ini masih ada kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang positif agar makalah ini menjadi lebih baik
dan berguna di masa yang akan datang.

Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
para pembaca kedepannya.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja adalah masa setelah dari anak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi
berbagai macam perubahan yang cukup banyak, baik secara fisik, biologis, mental dan
psikososial mereka. Perubahan tersebut sangat dipengaruhi dari lingkungan sekitar, baik
dari dalam keluarga maupun lingkungan luar tempat dia bertempat tinggal sekarang
ataupun lingkungan luar tempat di beraktifitas setiap hari.
Jika faktor lingkungan ini tidak diperhatikan maka dikhawatirkan perubahan sikap
dan perilaku pada saat remaja dapat mengakibatkan perilaku menyimpang seperti
kenakalan remaja, pemakaian obat-obatan terlarang, penyakit menular seksual, kehamilan
yang tidak diinginkan dan banyaknya penyakit gatal-gatal karena kurangnya kebersihan
diri.
Untuk itu para remaja harus diberikan pengetahuan dan informasi tentang
kesehatan dan psikososial. Informasi tersebut dimaksudkan untuk mengimbangi atau
menangkal dunia global sehingga dapat merealisasikan generasi remaja yang sehat fisik
maupun psikososial, mandiri dan berkualitas.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana prosedur asuhan keperawatan pada masa remaja.

C. Tujuan
Agar perawat sebagai pelaksana dapat memberikan terapi asuhan keperawatan kepada
masa remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. (Siti
Sundari)
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup
kematangan mental, emosional sosial dan fisik. (Hurlock)

B. Ciri-ciri Remaja
Terdapat beberapa perubahan atau ciri-ciri yang terjadi selama masa remaja yaitu:

 Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat.


 Perbahan yang cepat secara fisik yang juga disertai dengan kematangan seksual.
 Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
 Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
 Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

C. Fase Pertumbuhan Remaja


1. Masa Pra-pubertas (12 – 13 tahun)

Masa ini disebut juga masa pueral, yaitu masa peralihan dari kanak-kanak ke
remaja. Pada anak perempuan, masa ini lebih singkat dibandingkan dengan anak laki-laki.
Pada masa ini, terjadi perubahan yang besar pada remaja, yaitu meningkatnya hormon
seksualitas dan mulai berkembangnya organ-organ seksual serta organ-organ reproduksi
remaja.

Di samping itu, perkembangan intelektualitas yang sangat pesat jga terjadi pada
fase ini. Akibatnya, remaja-remaja ini cenderung bersikap suka mengkritik (karena
merasa tahu segalanya), yang sering diwujudkan dalam bentuk pembangkangan ataupun
pembantahan terhadap orang tua, mulai menyukai orang dewasa yang dianggapnya baik,
serta menjadikannya sebagai “hero” atau pujaannya. Perilaku ini akan diikuti dengan
meniru segala yang dilakukan oleh pujaannya, seperti model rambut, gaya bicara, sampai
dengan kebiasaan hidup pujaan tersebut.

Selain itu, pada masa ini remaja juga cenderung lebih berani mengutarakan
keinginan hatinya, lebih berani mengemukakan pendapatnya, bahkan akan
mempertahankan pendapatnya sekuat mungkin. Hal ini yang sering ditanggapi oleh orang
tua sebagai pembangkangan. Remaja tidak ingin diperlakukan sebagai anak kecil lagi.
Mereka lebih senang bergaul dengan kelompok yang dianggapnya sesuai dengan
kesenangannya.

Mereka juga semakin berani menentang tradisi orang tua yang dianggapnya kuno
dan tidak/kurang berguna, maupun peraturan-peraturan yang menurut mereka tidak
beralasan, seperti tidak boleh mampir ke tempat lain selepas sekolah, dan sebagainya.
Mereka akan semakin kehilangan minat untuk bergabung dalam kelompok sosial yang
formal, dan cenderung bergabung dengan teman-teman pilihannya. Misalnya, mereka
akan memilih main ke tempat teman karibnya daripada bersama keluarga berkunjung ke
rumah saudara.

Tapi, pada saat yang sama, mereka juga butuh pertolongan dan bantuan yang
selalu siap sedia dari orang tuanya, jika mereka tidak mampu menjelmakan keinginannya.
Pada saat ini adalah saat yang kritis. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kebutuhan
psikisnya untuk mengatasi konflik yang terjadi saat itu, remaja akan mencarinya dari
orang lain. Orang tua harus ingat, bahwa masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi
orang tua itu merupakan masalah sepele, tetapi bagi remaja itu adalah masalah yang
sangat-sangat berat.

2. Masa Pubertas (14-16 tahun)


Masa ini disebut juga masa remaja awal, dimana perkembangan fisik mereka
begitu menonjol. Remaja sangat cemas akan perkembangan fisiknya, sekaligus bangga
bahwa hal itu menunjukkan bahwa ia memang bukan anak-anak lagi. Pada masa ini,
emosi remaja menjadi sangat labil akibat dari perkembangan hormon-hormon seksualnya
yang begitu pesat. Keinginan seksual juga mulai kuat muncul pada masa ini.

Pada remaja wanita ditandai dengan datangnya menstruasi yang pertama,


sedangkan pada remaja pris ditandai dengan datangnya mimpi basah yang pertama.
Remaja akan merasa bingung dan malu akan hal ini, sehingga orang tua harus
mendampinginya serta memberikan pengertian yang baik dan benar tentang seksualitas.
Jika hal ini gagal ditangani dengan baik, perkembangan psikis mereka khususnya dalam
hal pengenalan diri/gender dan seksualitasnya akan terganggu. Kasus-kasus gay dan lesbi
banyak diawali dengan gagalnya perkembangan remaja pada tahap ini.

Di samping itu, remaja mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik
seksual. Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh
perkembangan seksualitasnya, remaja sukar diselami perasaannya. Kadang mereka
bersikap kasar, kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria.
Perasaan sosial remaja di masa ini semakin kuat, dan mereka bergabung dengan kelompok
yang disukainya dan membuat peraturan-peraturan dengan pikirannya sendiri.

3. Masa Akhir Pubertas (17-18 tahun)


Pada masa ini, remaja yang mampu melewati masa sebelumnya dengan baik, akan
dapat menerima kodratnya, baik sebagai laki-laki maupun perempuan. Mereka juga
bangga karena tubuh mereka dianggap menentukan harga diri mereka. Masa ini
berlangsung sangat singkat. Pada remaja putri, masa ini berlangsung lebih singkat
daripada remaja pria, sehingga proses kedewasaan remaja putri lebih cepat dicapai
dibandingkan remaja pria. Umumnya kematangan fisik dan seksualitas mereka sudah
tercapai sepenuhnya. Namun kematangan psikologis belum tercapai sepenuhnya.

4. Periode Remaja Adolesen (19-21 tahun)


Pada periode ini umumnya remaja sudah mencapai kematangan yang sempurna,
baik segi fisik, emosi, maupun psikisnya. Mereka akan mempelajari berbagai macam hal
yang abstrak dan mulai memperjuangkan suatu idealisme yang didapat dari pikiran
mereka. Mereka mulai menyadari bahwa mengkritik itu lebih mudah daripada
menjalaninya. Sikapnya terhadap kehidupan mulai terlihat jelas, seperti cita-citanya,
minatnya, bakatnya, dan sebagainya. Arah kehidupannya serta sifat-sifat yang menonjol
akan terlihat jelas pada fase ini.

D. Permasalahan Dalam Remaja


1. Kebutuhan akan figur teladan
2. Sikap apatis
3. Kecemasan dan kurangnya harga diri
4. Ketidakmampuan untuk melibatkan diri
5. Perasaan tidak berdaya
6. Pemujaan akan pengalaman

E. Format Pengkajian Remaja


1. Identitas klien
Informasi lengkap mengenai identias diri, orang tua, saudara kandung dan lingkungan

2. Kesehatan Reproduksi
Berapa Usia remaja, jenis kelamin, apakah sudah menstruasi bagi perempuan, siklus haid
bagi permpuan, sudahkah mimpi basah bagi laki-laki, apakah remaja memahami penyakit
kelamin menular.

3. Riwayat Kesehatan
A. Penyakit masa kecil,
Apakah remaja pernah sakit, jika pernah berapa lama.

B. Dirawat di rumah
Bagaimana pola asuh ayah dan ibu di rumah, apakah otoriter, demokratis.
C. Perilaku
Apakah remaja pernah merokok, apakah pernah memakai NAPZA, siapa yang
mempengaruhi merokok atau memakai NAPZA.

D. Hubungan sosial
Apakah remaja mengikuti suatu organisasi, jika ‘iya’ sudah berapa lama dan apa
alasan mengikuti organisasi tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa. Jika dilihat
dari berbagai ciri remaja, fase dalam pertumbuhan remaja dan berbagai permasalahan
pada masa remaja maka perlu kehadiran perawat dalam hal ini penerapan asuhan
keperawatan komunitas khususnya komunitas remaja untuk ikut berpartisipasi aktif di
dalam lingkungan tinggalnya dan lingkungan kerjanya agar terciptanya generasi remaja
yang sehat secara fisik, mandiri dan berkualitas.

B. Saran
Meskipun makalah ini masih belum sempurna, maka disarankan kepada pembaca kiranya
dapat mempelajari, mengetahui informasi fase remaja dan dapat membantu untuk
pembuatan makalah yang lebih baik.
Contoh Kasus :

1. Pengkajian
Inti Komunitas
A. Sejarah Kasus
Perawat R dari Puskesmas Maju Jaya melakukan pembinaan kepada warga Desa Pondok
Rejo. Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat 504 KK yang dikaji yang
terdiri dari 1697 penduduk. Perbandingan sex ratio dari jumlah penduduk yang dilakukan
pengkajian. Sebagian besar penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak 825 orang
(48,62%) dan jenis kelamin laki-laki sebanyak 872 orang (51,38%). Hal ini menggambarkan
pertumbuhan penduduk perempuan lebih tinggi, komposisi jumlah penduduk berdasarkan
rentang usia dari 1697 penduduk yang dilakukan pengkajian. Sebagian besar penduduk yang
dikaji terdiri dari kelompok usia dewasa sebanyak 931 (54,9%) dan sebagian kecil terdiri
dari kelompok bayi, balita. Data tersebut menjelaskan data usia produktif menempati urutan
jumlah tertinggi sehingga angka ketergantungan semakin kecil.

B. Demografi
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, didapat hasil 137 warga yang berusia
antara 13-18 tahun. Hasil distribusi remaja berdasarkan kebiasaan merokok didapatkan
bahwa sebagian remaja tidak memiliki kebiasaan merokok, yaitu sebanyak 83 orang
(60,58%) dan remaja sebanyak 54 orang (39,42%) memiliki kebiasaan merokok. Hasil
distribusi remaja berdasarkan alasan remaja tidak merokok didapatkan bahwa untuk menjaga
kesehatan, yaitu sebanyak 57 orang (68,67%) karena dimarahi orang tua sebanyak 15 orang
(18,07%), karena pemborosan sebanyak 1 orang (1,20%) dan karena lain-lain 10 orang
(12,05%).

C. Etnisitas
Suku di Desa Pondok rejo mayoritas adalah suku Melayu.
D. Nilai dan Keyakinan
Penduduk di Desa Pondok rejo mayoritas beragama islam. Banyak terdiri masjid dan
mushola di sekitar permukimam warga.

Subsistem komunitas
A. Lingkungan
Sebagian besar rumah penduduk telah memenuhi persyaratan lantai rumah sehat dengan
lantai berupa ubin atau semen yang kedap air dan mudah dibersihkan. Mayoritas penduduk
yang dilakukan pengkajian menyatakan nyamuk sebagai faktor penyakit terbesar sebanyak
392 rumah (77,93%) dean sebagian kecil diakibatkan oleh kecoa sebanyak 16 rumah
(2.98%). kondisi ini mendukung fakta di lapangan bahwa desa pondok rejo dengan insiden
penyakit Demam Berdarah tergolong tinggi akibat faktor penyakit akibat nyamuk.

B. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Distribusi kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke Puskesmas sebanyak 261
warga (42,86%). Kebiasaan warga untuk minta tolong bila sakit ke Dokter praktik sebanyak
64 warga (12,70%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke perawat sebanyak
101 warga (20,01%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke bidan sebanyak
107 warga (21,23%). Kebiasaan keluarga untuk minta tolong bila sakit ke fasilitas lain
sebanyak 9 warga (1,79%).

C. Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yaitu buruh tani sebanyak 807 orang dan
karyawan sebanyak 654 orang.

D. Transportasi dan Keamanan


Transfortasi di Desa Pondokrejo mayoritas menggunakan kendaraan roda
dua. Sebagian penduduk juga ada yang menggunakan kendaraan roda empat
dalam melakuka mobilisasi, dan ada juga yang hanya berjalan kaki dalam mengakses
pelayanan kesehatan.
E. Politik dan Pemerintahan
Untuk meminimalkan terjadinya peningkatan jumlah perokok remaja di
Kecamatan Pondok rejo banyak dilakukan program kesehatan mengenai bahaya dari
merokok.
F. Komunikasi
Desa Pondok rejo tidak memiliki telepon umum,
karena masyarakansebagian besar menggunakan ponsel untuk saling berkomunikasi antar m
asyarakat.

G. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Pondok rejo sebagian besar adalah yang sedang
sekolah yaitu sejumlah 530 orang (76,3%). Sedangkan penduduk yang belum TK sebesar 26
orang, penduduk TK 96 orang dan tamat S-1 43 orang.

H. Rekreasi
Desa Pondok rejo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas rekreasi. Masyarakat
Pondok rejo biasanya pergi ke pantai, atau ke taman hiburan lain yang letaknya berada di
Kecamatan lain.

2. Analisa Data
No Data Data Masalah Kesehatan/Keperawatan
Subyektif Obyektif
1. - Hasil Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok remaja
pengkajian di Desa Pondok rejo dalam mengatasi masalah
kesehatan remaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
54 remaja remaja mengenai kesehatan remaja serta kurangnya
memiliki keterampilan remaja dalam meningkatkan kualitas
kebiasaan kesehatan
merokok
Penapisan Prioritas Masalah
No Masalah Scor
1. Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok remaja di 54
desa Pondok rejo dalam mengatasi masalah
remaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja
mengenai kesehatan remaja serta kurangnya
keterampilan remaja dalam meningkatkan kualitas kesehatan

3. Diagnosa
Ketidakefektifan koping komunitas pada kelompok remaja di Desa Pondok Rejo dalam
mengatasi masalah remaja berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja mengenasi
kesehatan remaja serta kurangnya keterampilan remaja dalam meningkatkan kualitas kesehatan.
4. Intervensi

5. Implementasi dan Evaluasi


Implementasi Evaluasi
1. Memberikan informasi mengenasi S : Remaja mengatakan sudah paham
penyakit berhubungan dengan perilaku tentang bahaya merokok
merokok
2. Mengajarkan pantangan terhadap O :
perilaku merokok bila sudah aktif -. Remaja terlihat antusias mengikuti
merokok ajarkan cara untuk berhenti penyuluhan tentang bahaya merokok
menjadi perokok aktif -. Remaja dapat mengetahui tentang
3. Memberikan informasi akurat tentang bahaya merokok
konsekuensi perilaku merokok
4. Memberikan penjelasan tentang bahaya A : Kurangnya penbgetahuan remaja
kandungan zat dalam rokok tentang bahaya merokok teratasi sebagian
5. Memberikan informasi kepada orang
tua atau wali perilaku anak mereka P : Lakukan pantauan atau pengecekan
yang rentan melakukan perilaku kepada remaja apakah sudah mengurangi
merokok angka konsumsi rokok

Anda mungkin juga menyukai