Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN MASA REMAJA Remaja sebagai periode tertentu dari kehidupan manusia merupakan suatu konsep yang relatif

baru dalam kajian psikologi. Di negara-negara barat, istilah remaja dikenal dengan istilah adolescence. Istilah adolesen atau remaja telah digunakan secara luas untuk menunjukan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. A. PERKEMBANGAN FISIK DAN KOGNITIF 1. Perkembangan Fisik Perubahan-perubahan fisik merupakan gejalanprimer dalam pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-perubahan psikologis. Baik anak laki-laki maupun perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut growth spurt (percepatan pertumbuhan), dimana terjadi perubahan dan percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan. Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal dari anak laki-laki. a. Perubahan dalam tinggi dan berat badan Penambahan tinggi anak laki-laki dan perempuan selama masa remaja sekitar 9 atau 10 inci dan setelah itu pertumbuhan relatif lebih sedikit, maka perempuan pada akhirnya lebih pendek dibanding dengan rata-rata pria. Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki-laki dan 10 kg bagi anak perempuan. b. Perubahan dalam proporsi tubuh Perubahan-perubahan dalam proporsi tubuh selama masa remaja terlihat pada bagian fisiknya, antara lain terlihat pada perubahan ciri-ciri wajah, dimana wajah anak-anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. c. Perubahan pubertas Adalah suatu periode dimana pematangan kerangaka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Yang ditandai dengan perubahan pada ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder. Perubahan ciri-ciri seks primer Ciri-ciri seks primer ini berbeda antara anak laki-laki dan perempuan. Bagi anak laki-laki, ditunjukan dengan pertumbuhan yang cepat dari batang

kemaluan (penis) dan kantung kemaluan (skrotum), yang mulai terjadi pada usia sekitar 12 tahun dan berlangsung sekitar 5 tahun untuk penis dan 7 tahun untuk skrotum. Kadang-kadang sekitar usia 12 tahun anak laki-laki kemungkinan untuk mengalami penyemburan air mani mereka yang pertama yang biasa disebut dengan mimpi basah. Pada anak perempuan, ditandai dengan munculnya periode menstruasi (menarche) yaitu menstruasi yang pertama kali dialami oleh seorang gadis dan didahului oleh sejumlah perubahan lain yang meliputi pembesaran payudara, kemunculan rambut disekitar didaerah kelamin, pembesaran pinggul dan bahu. Perubahan ciri-ciri seks sekunder Adalah tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang menbedakan antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki adalah tumbuh kumis dan janggut, jakun, bahu dan dada melebar, suara berat, tumbuh bulu di ketiak, di dada, kaki dan lengan dan disekitar kemaluan serta otot-otot menjadi kuat. Sedangkan pada perempuan terlihat payudara dan pinggul yang membesar, suara menjadi halus, tumbuh bulu di ketiak dan di sekitar kemaluan. 2. Perubahan dan perkembangan kognitif Pada masa remaja terjadi reorganisasi lingkaran syaraf prontal lobe (belahan otak bagian depan sampai pada belahan atau celah sentral) yang berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan. a. Pengambilan keputusan Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berpikir dan hasil dari perbuatan itu disebut keputusan. Tidak jarang remaja terpaksa mengambil keputusan-keputusan yang salah karena dipengaruhi oleh orientasi masyarakat terhadap remaja dan kegagalannya untuk memberi remaja pilihanpilihan yang memadai. b. Orientasi masa depan Menurut G.Trosmmsdorff, orientasi masa depan merupakan fenoma kognitif motivasional yang kompleks, yakni antisipasi dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interaksinya dengan lingkungan. Orientasi masa depan juga berkaitan erat dengan skema kognitif, yaitu suatu organisasi perceptual dari pengalaman masa lalu beserta kaitannya dengan pengalaman masa kini dan di

masa yang akan datang (Chaplin, 2002). Menurut Nurmi. Skema kognitif berinteraksi dengan 3 tahap proses pembentukan orientasi masa depan, yaitu motivasi, perencanaaan, dan evaluasi. c. Kognisi sosial Adalah kemampuan untuk berpikir secara kritis mengenai isu-isu dalam hubungan interpersonal, yang berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman, serta berguna untuk memahami orang lain dan menentukan bagaimana melakukan interaksi dengan mereka. Salah satu bagian penting dari perubahan perkembangan aspek kognisi sosial remaja ini adalah apa yang diistilahkan oleh psikolog David Elkind dengan egosentrisme yakni kecenderungan remaja untuk menerima dunia dari perspektifnya mereka sendiri yang dikelompokan dalam 2 bentuk pemikiran sosial yaitu penonton khayalan dan dongeng pribadi. d. Penalaran moral Moral merupakan suatu kebutuhan penting bagi remaja, terutama sebagai pedoman menemukan identitas dirinya, mengembangkan hubungan personal yang harmonis, dan menghindari konflik-konflik peran yang selalu terjadi dalam masa transisi. Moral menurut Kohlberg adalah bagian dari penalaran sehingga ia pun menamakannya dengan penalaran moral, makin tinggi tingkat penalaran seseorang makin tinggi pula tingkatan moralnya. Remaja sudah mulai mengenal konsep-konsep moralitas seperti kejujuran, keadilan, kesopanan, kedisiplinan dan sebagainya. e. Pemahaman agama Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bisa memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada di dunia ini, agama juga memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya. 3. Hakekat sekolah pada remaja Pada abad ke-19, sekolah-sekolah menengah lanjutan hanya untu kaum elit. Pada tahun 1920-an, sekolah-sekolah telah berubah menjadi semakin komprehensif dan melatih remaja untuk bekerja dan menjadi warganegara, serta meningkatkan inteletual meraka. Sekolah menengah atas yang komprehensif tetap bertahan dewasa ini, tetapi fngsi skolah menengah lanjutan terus diperdebatan. Beberapa kalangan mempertahankan pendapat bahwa fungsi sekolah seharusnya adalah pengembangan intelektual, kalangan yang lain menuntut fungsi yang lebih komprehensif.

Sekolah-sekolah menengah pertama semakin populer pada tahun-tahun terakhir ini, bersamaan dengan tibanya masa pubertas yang lebih awal. Transisi ke sekolah menengah pertama bersaman dengan banyaknya perubahan-perubahan sosial keluarga dan individual dalam kehidupan anak remaja. Transisi meliputi peralihan posisi teratas ke posisi terbawah. Para siswa putus sekolah karena alasan-alasan ekonomi dan pribadi yang berkaitan denan sekolah. Untuk mengurangi angka putus sekolah, lembaga-lembaga masyarakat khususnya sekolah harus mengatasinhambatan-hambatan antara pekerjaan dengan sekolah. 4. Masalah-masalah dan gangguan remaja Kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang perilaku yang luas,dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial ke pelanggaran status hingga tindakan-tindakan kriminal. Faktor yang mendorong kenakalan meliputi : a. Identitas negatif b. Derajat pengendalian diri yang rendah c. Jenis kelamin laki-laki d. Harapan-harapan yang rendah pada pendidikan e. Pengaruhn teman sebaya f. Kegagalan orangtua dalam mendidik g. Hidup di lingkunganperkotaan dan sebagainya Bunuh diri dan gangguan-gangguan makan juga mempengaruhi dalam masalahmasalah dan gangguan remaja. 5. Status remaja saat ini pemuda yang beresiko Dalam banyak hal, para remaja dewasa ini diperhadapkan kepada sebuah lingkungan yang kurang stabil dibandingkan dengan satu atau dua dasawarsa yang lalu. Adalah penting untuk memandang para remaja sbagai suatu kelompok yang heterogen karena kemunculan sebuah gambaran yang berbeda tergantung pada seperangkat karakteristik khusus para remaja yang digambarkan. Tumbuh kesadaran bahwa perilaku-perilaku beresiko tinggi pada para remaja sering kali tumpang tindih dengan 4 bidang keprihatinan khusus : a. Kenakalan remaja b. Penyalahgunaan obat-obatan c. Kehamilan remaja d. Masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah

15 hingga 25 % para remaja beresiko karena terbatasnya kemungkinan mereka menjadi orang-orang dewasa yang produktif. Dua pendekatan yang mengandung aplikasi yang paling luas untuk memperbaiki kehidupan para remaja beresiko : memberi perhatian individual kepada anak-anak dan para remaja yang beresiko serta mengembangkan penanganan yang berbasis masyarakat luas. B. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL 1. Individual dan identitas Identitas masing-masing orang merupakan suatu hal yang kompleks yang mencakup banyak kualitas dan dimensi yang berbeda-beda, yang lebih ditentukan oleh pengalaman subjektif daripada pengalaman objektif, serta berkembang atas dasar ekplorasi sepanjang proses kehidupan. Selama masa remaja ini, kesadaran akan identitas menjadi lebih kuat karrena itu ia berusaha mencari identitas dan mendefinisikan kembali siapakah ia saat ini dan akan menjadi siapakah atau menjadi apakah ia pada masa yang akan datang. 2. Hubungan dengan orang tua Salah satu ciri yang menonjol dari remaja yang mempengaruhi relasinya dengan orang tua adalah perjuangan untuk memperoleh otonomi, baik secara fisik dan psikologis. Karena remaja meluangkan lebih sedikit waktunya bersama orang tua dan lebih banyak menghabiskan waktu saling berinteraksi dengan dunia yang lebih luas, maka mereka berhadapan dengan bermacam-macam nilai dan ide-ide. Begitu pentingnya faktor keterkaitan yang kuat antara orang tua dan remaja dalam menentukan arah perkembangan remaja, maka orang tua senantiasa harus menjaga dan mempertahankan keterkaitan ini. 3. Hubungan dengan teman sebaya Kelly dan Hansen menyebutkan 6 fungsi positif dari teman sebaya, yaitu : a. Mengontrol implus-implus agresif b. Memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih independen c. Meningkatkan keterampilan-keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-perasaan dengan caracara yang lebih matang d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkahlaku peran jenis kelamin e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai f. Meningkatkan harga diri.

4. Seksualitas Terjadinnya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan seksual sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama periode pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja. Dorangan seksual remaja sangat tinggi, dan bahkan lebih tinggi dari orang dewasa karena mereka belum memiliki pengalaman tentang seksual, tidak jarang dorongan-dorongan seksual ini menimbulkan ketegangan fisik dan psikis. 5. Proaktivitas Makna pertama yang terkandung dalam pegertian proaktivitas adalah kebebasan memilih yang terkandung unsur-unsur : kesadaran diri, imajinasi, kata hati, kehendak bebas. Makna kedua, proaktivitas adalah bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengambil inisiatif. Makna ketiga, proaktivitas adalah tanggung jawab. 6. Resiliensi Adalah kemampuan atau kapasitas insani yang dimiliki seseorang, kelompok atau masyarakat yang memungkinkannya untuk menghadapi, mencegah, meminimalkan dan bahkan menghilangkan dampak-dampak yang merugikan dari kondisi-kondisi yang tidak menyenangkan, atau bahkan mengubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal yang wajar untuk diatasi. Sumber resiliensi yaitu : a. Hubungan yang dilandasi oleh kepercayaan penuh b. Struktur dan peraturan di rumah c. Model-model peran d. Dorongan untuk mandiri (otonomi) e. Akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, keamanan, dan kesejahteraan.

IMPLIKASI BAGI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMTP/SMTA

Dengan mempelajari perkembangan masa remaja kita dapat mengetahui apa yang diharapkan dari anak remaja dan kapan yang diharapkan itu muncul. Pengetahuan tentang perkembangan masa remaja dapat memberikan harapan yang realistis terhadap remaja. Kita

juga dapat mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seorang remaja, seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan, dalam fungsionalitas inteleknya.

Anda mungkin juga menyukai