Anda di halaman 1dari 143

Psikologi Perkembangan

1

BAB I
KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami dan menguasai konsep dasar perkembangan dan pertumbuhan
serta implikasinya dalam pembelajaran
Kompetensi Dasar:
Memahami konsep dasar perkembangan dan pertumbuhan
I ndikator:
Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian perkembangan dan pertumbuhan
2. Mendeskripsikan perbedaan antara perkembangan dan pertumbuhan
3. Menjelaskan tujuan / manfaat psikologi perkembanagan

A. PENGERTIAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
PERTUMBUHAN (GROWTH)
Istilah pertumbuhan dimaksudkan untuk menunjukkan bertambah besarnya
ukuran badan dan fungsi fisik yang murni. Pertumbuhan fisik memang mempengaruhi
perkembangan fisik, misalnya bertambahnya fungsi otak memungkinkan anak dapat
tertawa, berjalan, dsb. Mampu berfungsi dalam suatu tahap yang nlebih tinggi karena
pengaruh pertumbuhan yang disebut pemasakan. Misalnya sebelum pendidikan
kebersihan dapat dimulai, maka urat daging pembuangan harus selesai pertumbuhannya,
harus sudah masak lebih dahulu. Meskipun dapat dikatakan mengenai belajar berjalan,
namun harus ada pemasakan beberapa fungsi lebih dahulu, sebelum belajarnya tadi
dilaksanakan.
Pertumbuhan sebenarnya merupakan istilah yang lazim digunakan dalam biologi,
sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. Berikut pendapat beberapa ahli tentang
pertumbuhan:
1. C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan adalah suatu pertambahan atau
kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau organism sebagai suatu
keseluruhan.
Psikologi Perkembangan

2

2. A.E. Sinolungan (1997), pertumbuhan menunjuk pada perubahan kuantitatif yaitu
yang dapat diukur atau dihitung, seperti panjang atau berat tubuh.
3. Ahmad Thontowi (1993) pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat
dalam ukuran (size) sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-
sel.
Dari beberapa definisi di atas dapat dipahami istilah pertumbuhan, antara lain:
Pertumbuhan merujuk pada perubahan-perubahan yang bersifat kuantitatif, yaitu
peningkatan dalam ujuran dan struktur seperti pertumbuhan badan, kaki, kepala,
jantung, paru-paru, dsb.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume dan ukuran yang disebebkan
pertambahan dan pembesaran sel yang bersifat irreversibel (pertambahan ukuran,
berat, dan bentuk tetapi tidak dapat berbalik) dan kuantatif (terukur).
Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami
kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berrti pertumbuhan fisik ada
puncaknya. Sesudah masa tertentu fisik mulai mengalami kemunduran dan
berakhir pada keruntuhan di hari tua, di mana kekuatan dan kesehatannya
berkurang, panca indera menjadi lemah/ lumpuh sama sekali. Berbeda halnya
dengan perkembangan aspek psikis/ mental relatif berkelanjutan, sepanjang
individu yang bersangkutan tetap memeliharanya.
PERKEMBANGAN (DEVELOPMENT)
Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Istilah perkembangan
lebih dapat mencerminkan sifat yang khas mengenai gejala psikologis yang muncul.
Perkembangan juga berkaitan dengan belajar khususnya mengenai isi proses
perkembangan, apa yang berkembang berkaitan dengan perilaku belajar. Di samping itu
juga bagaimana sesuatu hal dipelajari, misalnya apakah melalui memorisasi
(menghafalkan) atau mengerti hubungan, ikut menentukan perkembangan. Dengan
demikian perkembangan dapat diartikan sebagai proses ekal dan tetap yang mennuju ke
arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan,
Psikologi Perkembangan

3

pemasakan dan belajar. Terjadilah suatu organisasi atau struktur tingkah laku yang lebih
tinggi.
Lebih tinggi berarti bahwa tingkah laku tadi mempunyai lebih banyak
differensiasi yaitu bahwa tingkal laku tersebut tidak hanya lebih luas, melainkan
mengandung kemnungkinan yang lebih banyak. Organisasi atau struktur berari bahwa di
antara tingkah laku tersebut ada hubungan y ng khas dn menunjukkan kekhususan
seseorng pada suatu tingkat umur tertentu. Perkembangan psikologis merupakan suatu
proses yang dinamis, dalam proses tersebut sifat individu dan sifat lingkungan menetukan
tingkah laku apa yang akan menjadi aktual dan terwujud.
Berikut ini beberapa definisi perkembangan menurut beberapa ahli, antara lain:;
1. Chaplin (2002), mengartikan perkembangan sebagai:
Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir
sampai mati.
Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke
bagian-bagian fungsional.
Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.
2. Reni Akbar Hawadi (2001), perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Istilah perkembangan
juga mencakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir
dengan kematian.
3. F.J. Monks, dkk (2001), perkembangan menunjuk suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan
merupakan proses kekal dan tetap menuju ke arah suatu organnisasi pada tingkat
integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.
Kesimpulan umum yang dapat ditarik antara lain:
Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan yang ditandai dengan
differensiasi sel-sel tubuh untuk membentuk fungsi tertentu, menuju ke arah yang
Psikologi Perkembangan

4

lebih sempurna dengan menyelesaikan tugas-tugas dalam setiap tahap
kehidupannya.
Perkembangan adalah serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus
menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan ohaniah yang dimiliki
individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan dan
belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang
berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih kompleks.
Perkembangan bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu tahap
/bentuk ke tahap/ bentuk berikutnya, yang kian har kian bertambah maju mulai
dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian. Ini menunjukkan bahwa
sejak masa konsepsi sampai meninggal dunia individu tidak pernah statis
melainkan senantiasa mengalami perubahan-perubahan yang bersifat progresif
dan berkesinambungan. Contoh: selama masa kanak-kanak sampai menginjak
remaja, ia mengalami perkembangan struktur fisik dan mental, jasmani dan rohani
sebagai ciri-ciri dalam memasuki jenjang kedewasaan. Demikian seterusnya,
perubahan-perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti, meskipun
perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik
puncaknya. Ini berari dalam konsep perkembangan juga tercakup makna
pembusukan (decay), seperti kematian.

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA UNTUK TUMBUH KEMBANG
1. Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH)
Meliputi:
- pangan/gizi
- perawatan kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI, penimbangan yang teratur,
pengobatan
Psikologi Perkembangan

5

- pemukiman yang layak
- kebersihan perseorangan, sanitasi lingkungan
- pakaian
- rekreasi, kesegaran jasmani
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Kasih sayang dari orang tua akan menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental, atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH)
Stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas,
agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas dan sebagainya. Anak yang mendapat ASUH,
ASIH, dan ASAH yang memadai akan mengalami tumbuh kembang yang optimal sesuai dengan
potensi genetik yang dimilikinya.

PRINSIP-PRINSIP TUMBUH KEMBANG ANAK.
1. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi.
Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak
dan serabut saraf.
2. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri.
Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait
Psikologi Perkembangan

6

dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merupakan masa
kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada
masing-masing anak.
Misalnya: pada usia 8 bulan, ada bayi yang sudah mulai tumbuh gigi, sedangkan anak yang
lain pada usia yang sama belum tumbuh gigi. Kemudian pada usia 7 bulan ada bayi yang
sudah dapat merangkak, sedangkan pada bayi yang lain belum.
4. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Jadi anak sehat, bertambah umur,
bertambah berat dan tinggi badannya maka tambah berkembang juga kepandaiannya.
5. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan didahului di daerah proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian distal
seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
Misalnya: kemampuan anak untuk berjalan berkembang lebih dulu daripada kemampuan
menulis/ menggambar.
6. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran
sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan dan
sebagainya.


Psikologi Perkembangan

7

PERIODE TUMBUH KEMBANG ANAK.
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan
berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang anak terbagi
dalam beberapa periode sebagai berikut:
1. Masa prenatal (masa janin dalam kandungan).
Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
o Masa zigot, sejak saat pembuahan sampai umur kehamilan 2 minggu.
o Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8 minggu.
o Masa janin, sejak umur kehamilan 8 minggu sampai akhir kehamilan.
Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:
1. Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 8 minggu sampai trimester ke-2
kehidupan prenatal. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan
jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.
2. Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi.
2. Masa bayi (infancy) umur 0 sampai 12 bulan.
Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu :
o Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.
Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta
mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:
1. Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.
2. Masa neonatal lanjut, umur 7 - 28 hari.
o Masa post (pasca) neonatal, umur 28 hari sampai 12 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara
terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.
Masa bayi adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan anak terjalin, sehingga dalam masa ini,
pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
Psikologi Perkembangan

8


3. Masa anak awal (anak balita, umur 1-5 tahun).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.
4. Masa anak akhir (5-12 tahun)
5. Masa remaja (12-17 tahun)
6. Masa dewasa
Masa dewasa awal (17- 35 tahun)
Masa dewasa madya (30-65 tahun)
Masa dewasa akhir (lebih dari 60 tahun)
Selisih tumpang tindih usia disebut masa peralihan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
Faktor prenatal:
1. Faktor genetik/bawaan
Termasuk factor genetik misalnya berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik,
jenis kelamin. Potensi genetik yang normal hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan
secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Banyak penyakit yang disebabkan
oleh factor keturunan, misalnya kelainan kromosom, seperti down sindrom.
2. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan pranatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut:
a) Gizi ibu
Makanan bayi yang belum dilahirkan berasal dari aliran darah ibu melalui plasenta. Makanan
ibu harus mengandung cukup protein, lemak dan karbohidrat untuk menjaga kesehtan ibu.
Gizi ibu yang jelek sebelum terjadinya kehamilan dan selama kehamilan akan menyebabkan
bayi BBLR (berat badan bayi rendah). Selain itu dapat juga mengakibatkan hambatan
pertumbuhan otak janin dan untuk bayi yang baru lahir akan mudah terkena infeksi.
Psikologi Perkembangan

9

b) Zat kimia
Hingga saat ini masih terlalu sedikit pengetahuan mengenai apa saja obat yang aman
digunakan untuk wanita hamil dan yang dapat membahayakan janin. Wanita hamil sangat
disarankan untuk tidak meminum obat-obatan tanpa sepengetahuan dokter. Demikian juga
dengan ibu hamil perokok. Merokok paling berbahaya bagi anak yang belum lahir bila ibu
menghirup asapnya. Calon ibu perokok akan mempengaruhi denyut jantung janin.
c) Radiasi sinar X
Penggunaan radiasi sinar X pada wanita hamil dapat merusak janin, terutama bila usia janin
di bawah 18 minggu. Kerusakan dapat berbentuk cacat lahir , keguguran atau kematian
sebelum lahir. Penggunaan sinar X untuk tujuan diagnosis: untuk menentukan ukuran dan
posisi janin dalam rahim mendekati akhir kehamilan tidak mempengaruhi janin.
d) Emosi calon ibu
Calon ibu yang mengalami stress ringan menyebabkan kegiatan janin dan denyut jantung
janin meningkat. Calon ibu yang mengalami stress berat dan lama akan mempengaruhi
perkembangan pralahir dan pascalahir.
e) Kekurangan vitamin
Kekurangan vitamin terutama vit. C, B6, B12, D,E dan K akan menganggu pola normal
perkembangan pra lahir.
f) Kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibulah yang diketahui mempunyai pengaruh terbesar pada kandungan.

Faktor post natal:
Faktor- factor yang mempengaruhi perkembangan pasca lahir merupakan kondisi
lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi setelah dilahirkan. Yang
termasuk lingkungan post natal antara lain:
1. Lingkungan biologis
Psikologi Perkembangan

10

a) Ras/ suku bangsa
Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh ras/ suku bangsa. Seperti misalnya suku bangsa Eropa
memiliki pertumbuhan fisik yang lebih tinggi daripada suku bangsa Asia.
b) Jenis kelamin
Anak perempuan memiliki masa pertumbuhan lebih cepat daripada anak laki-laki, tetapi anak
laki-laki memiliki masa pertumbuhan lebih lama daripada anak perempuan. Anak perempuan
percepatan pertumbuhan badan mulai usia 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun.
Sedangkan anak laki-laki percepatan pertumbuhan badan mulai usia 14 tahun dan berakhir
pada usia 21 tahun.
c) Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
d) Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan anak tidak hanya kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan
menimbang anak secara rutin setiap bulan. Dan yang paling penting adalah pemberian
imunisasi .
2. Faktor fisik
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
Musim kemarau yang panjang dan bencana alam lainnya dapat berdampak pada
pertumbuhan dan perkembangan anak. Antara lain sebagai akibat gagalnya panen banyak
anak yang kurang gizi. Adanya banjir juga mengakibatkan banyaknya penyakit sehingga
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
b) Sanitasi
Sanitasi lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam penyediaan lingkungan yang
mendukung kesehatan anak. Misalnya kebersihan, baik kebersihan perorangan dan
kebersihan lingkungan. Karena kebersihan yang kurang akan menyebabkan timbulnya
bermacam penyakit. Misalnya diare, cacingan, malaria, demam berdarah. Selain itu polosi
udara juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan anak. Misalnya polusi asap pabrik,
Psikologi Perkembangan

11

kendaraan bermotor, maupun asap rokok dapat menyebabkan terganggunya pernafasan,
sehingga menyebabkan pertumbuhan terganggu.
c) Keadaan rumah
Misalnya ventilasi udara, cahaya, dan kepadatan hunian. Rumah yang sehat adalah rumah
yang tersedia cukup ventilasi udara, cahaya serta rumah yang tidak sesak/sumpek.

3. Factor psikososial
a) Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat stimulasi.
a) Kelompok sebaya
Adanya kelompok sebaya sangat penting untuk perkembangan social anak.
4. Factor keluarga dan adat istiadat
a) Pekerjaan dan pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang
tua mampu menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer maupun sekunder.
b) Pendidikan ayah ibu.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu factor yang penting dalam tumbuh kembang
anak, karena dengan pendidikan yang baik, maka orang tua akan menerima segala informasi
dari luar terutama bagaimana cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga
kesehatan anaknya, pendidikan dsb.
c) Jumlah saudara
Jumlah saudara yang banyak mengakibatkan berkurangnya perhatian orang tua terhadap
perkembangan anak.

Psikologi Perkembangan

12

d) Stabilitas rumah tangga.
Keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak.Tumbuh kembang anak
akan berbeda pada anak yang berada pada keluarga yang harmonis dan pada keluarga yang
kurang harmonis.
e) Kepribadian orang tua.
Kepribadian orang tua yang terbuka tentu pengaruhnya berbeda tumbuh kembang anak bila
dibandingkan dengan anak yang memilki orang tua yang memiliki kepribadian tertutup.

B. PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
Pertumbuhan Perkembangan
Berkenaan dengan aspek-aspek jasmani/ fisik Berkenaan dengan aspek-aspek psikis/ rohani
Perubahan/ penambahan secara kuantitas
(penambahan ukuran besar atau tinggi serta
penyempurnaan struktur)
Peningkatan kualitas yaitu peningkatan dan
penyempurnaan fungsi
Pada aspek tertentu akan berhenti atau berakhir
apabila telah mencapai titik maksimal
pertumbuhan.
Berlangsung sampai akhir hayat hidupnya
Adanya perubahan ukuran (penambahan
jumlah/ ukuran yang telah ada)
Adanya pemunculan hal baru (adanya sifat-
sifat baru yang berbeda dari sebelumnya)
Hanya menumbuhkan apa yang telah ada dan
lebih banyak bergantung pada faktor luar
Telah ada potensi yang menentukan arah
perkembangan
Terbatas pada perubahan-perubahan yang
bersifat evolusi (menuju ke arah yang lebih
sempurna)
Dapat pula mencakup perubahan-perubahan
yang bersifat involusi (penurunan dan
kerusakan menuju ke arah kematian)
Psikologi Perkembangan

13

Proses pertumbuhan volume dan ukuran yang
disebabkan pertambahan dan pembesaran sel
yang bersifat irreversibel (ukuran, berat, dan
bentuk tetapi tidak dapat berbalik serta terukur)
Proses menuju kedewasaan ditandai dengan
diferensiasi sel-sel tubuh untuk membentuk
fungsi tertentu (mental, pola pikir, kecerdasan)
dapat berbalik serta dapat mengalami
keterlambatan dan kecepatan.



C. TUJUAN DAN MANFAAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
TUJUAN PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
1. Menurut Mussen, Conger dan Kagan (1969)
Psikologi perkembangan lebih menitikberatkan pada usaha-usaha mengetahui sebab-
sebab yang melandasi terjadinya pertumbuhan dan perkembangan manusia, sehingga
menimbulkan perubahan-perubahan. Sehingga tujuan psikologi perkembangan
meliputi:

Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta
kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat umur dan yang
mempunyai ciri-ciri universal, dalam arti yang berlaku bagi anak-anak di
mana saja dan dalam lingkungan sosial budaya mana saja.
Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau
masa perkembangan tertentu.
Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan
reaksi yang berbeda.
Mempelajari penyimpangan dari tingkah laku yang dialami seseorang, seperti
kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsionalitas inteleknya, dll.

2. Elizabeth B. Hurlock (1980)
Psikologi Perkembangan

14

Menyebutkan 6 tujuan psikologi perkembangan dewasa ini, antara lain:
Menemukan perubahan-perubahan apakah yang terjadi pada usia yang umum
dan yang khas dalam penampilan, perilaku, minat, dan tujuan dari masing-
masing periode perkembangan.
Menemukan kapan perubahan-perubahan tersebut terjadi
Menemukan sebab-sebabnya
Menemukan bagaimana perubahan itu mempengaruhi perilaku
Menemukan dapat atau tidaknya perubahan-perubahan itu diramalkan
Menemukan apakah perubahan itu bersifat individual/ universal.

MANFAAT PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
1. Seifert Hoffnung (1994)
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa psikologi perkembangan adalah ilmu yang
mempelajari tentang perkembangan tingkah laku manusia. Sehingga menurutnya
perkembangan manusia sangat bermanfaat bagi kita dalam 4 hal, antara lain:
Pengetahuan tentang perkembangan dapat membepsikologi perkembangan
memerikan harapan yang relistis terhadap anak dan remaja, misalnya
psikologi perkembangan memberitahu kita kapan biasanya anak mulai
berbicara dan kapan anak sekolah mulai mampu berpikir abstrak.
Pengetahhuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam
memberikan respons yang tepat terhadap perilaku anak. Psikologi
perkembangan dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan arti dan sumber pola berfikir, perasaan, dan tingkah laku
anak.
Pengetahhuan tentang perkembangan dapat membantu kita mengenal kapan
perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri.
2. Elizabeth B. Hurlock (1980)
Menyebutkan beberapa kegunaan mempelajari psikologi perkembangan, antara lain:
Psikologi Perkembangan

15

Membantu kita mengetahui apa yang diharapkan dadri anak dan kapan yang
diharapkan itu muncul.
Dengan mengetahui apa yang diharapkan dari anak, memungkinkan kita
menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-berat, skala
usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau emosional.
Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan orang tua dan guru
memberikan bimbingan belajar yang tepat pada anak.
Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para orang
tua dan guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan
yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
Dengan demikian betapa besarnya kegunaan mempelajari psikologi perkembangan
terutama bagi para orang tua dan guru, sehingga mereka dapat memberikan bantuan
dan pendidikan yang tepat sesuai dengan pola-pola dan tingkat-tingkat perkembangan
anak. Kemudian pengetahuan tentang psikologi perkembangan akan dapat
menimbulkan kesadaran terhadap dir sendiri, sehingga dapat melaksanakan tugas-
tugas perkembangan dengan baik.














Psikologi Perkembangan

16

BAB II
TEORI-TEORI PERKEMBANGAN
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami teori-teori perkembangan
Kompetensi Dasar:
Memahami macam-macam teori perkembangan dan penerapannya dalam proses
pembelajaran
I ndikator:
Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan teori orientasi biologis
2. Menjelaskan teori yang berorientasi lingkungan
3. Mendeskripsikan teori berorientasi psikodinamika
4. Mendeskripsikan teori berorientasi ilmu kerohanian
5. Menjelaskan teori interakionisme.

A. Teori yang berorientasi Biologi
Istilah perkembangan adalah sinonim istilah evolusi. Kelompok teori yang paling tua ini
berdasarkan analogi dengan teori evolusi yang diterapkan pada perkembangan manusia. Teori ini
menitikberatkan pada apa yang disebut bakat. Perkembangan bersifat endogen artinya
perkembangan tidak hanya berlangsung spontan saja, melainkan juga harus dimengerti sebagai
pemekaran predisposisi yang telah ditentukan secara biologis dan tidak dapat berubah lagi
(genotype). Pengaruh lingkungan yang meguntungkan juga ikut menentukan sifat apa yang akan
terwujud yang akan dimiliki oleh organisme dalam perode tertentu (fenotype).
Salah satunya adalah Teori etologis. Etologis merupakan studi tentang perkembangan
perilaku evolusi spesies dalam lingkungan alamiahnya. Teori ekologi mengenai perkembangan
menekankan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi terkait dengan evolusi, dan ditandai
oleh periode-periode kritis atau sensitif (Santrock, 1998). Dengan demikian, pendekatan etologi
difokuskan pada asal-usul evolusi dari ringkah laku dan menekannkan tingkah laku yang terjadi
dalam lingkungan alamiah. Para ahli etologi mencoba mengidentifikasikan faktor apa yang
menentukan perkembangan individu dan mempelajari keterlibatan pengaruh evolusi.
Salah satu contoh dari aplikasi pendekatan etologis adalah tingkah laku mengekor
(imprinting) pada anak hewan. Menurut Bowlby, bayi-bayi dari spesies yang berbeda
Psikologi Perkembangan

17

menunjukkan beberapa tingkah laku spesifik spesies yang menolong mereka untuk selalu dekat
dengan ibu mereka.
B. Teori yang berorientasi Lingkungan
Dalam kelompok teori lingkungan (mellieu) termasuk teori belajar sosial dan teori
ekologis. Yang termasuk dalam teori belajar sosial antara lain:
Teori koneksionisme (tokoh: Thorndike>>> kucing)
yaitu asosiasi (hubungan antara kesan pancaindera dengan impuls untuk bertindak). Hukum-
hukum belajar antara lain :
law of readiness
law of exercise (law of use dan law of disuse)
law of effect
Teori Konditioning
1. Konditioning klasik ---- pavlovionisme (tokoh: Pavlov>>> anjing)
Belajar dapat dilakukan dengan mengubah atau menata kondisi lingkungan sebagai syarat
pembelajaran agar diperoleh hasil yg diharapkan. Tingkah laku muncul akibat pemberian
stimulus penguat (reinforcement), sedangkan perangsang meliputi: CR (Conditioned
Response), CS(conditioned stimulus), UR(Unconditioned Respon), US (Unconditioned
Stimulus)
2. Konditioning operant ---- tokoh: B.F Skinner
Skinner dengan menggunakan tikus berprinsip bahwa tingkah lakulah yg menimbulkan
penguat.
3. Bandura, yang beranggapan bahwa ada hubungan timbal balik antara behavior-
lingkungan-faktor pribadi dan kognitif.
Psikologi Perkembangan

18

Sedangkan teori ekologis lebih memberikan tekanan pada sistem lingkungan. Tokohnya
adalah Urie Brofenbrenner. Teori ini meggambarkan 4 kondisi lingkungan di mana
perkembangan terjadi, antara lain:
Mikrosistem, menunjukkan situasi dimana individu hidup dan saling berhubungan
dengan orang lain (meliputi keluarga, teman sebaya, sekolah dan lingkungan sosial
lainnnya)
Mesosistem, menunjukkan hubungan antara dua atau lebih mikrosistem atau hubungan
beberapa konteks (hubungan antara rumah dan sekolah, rumah dan masjid, sekolah dan
lingkungan, rumah dan tempat kerja).
Ekosistem, terdiri dari setting sosial di mana individu tidak berpartisipasi aktif, tetapi
keputusan penting yang diambil mempunyai dampak terhadap orang-orang yang
berhubungan langsung dengannya (misal: tempat kerja orang tua, dewan sekolah,
pemerintah lokal, dll)
Makrosistem, meliputi blueprints pembentukan sosial dan kebudayaan untuk
menjelaskan dan mengorganisir institusi kehidupan. Makrosistem direfleksikan dalam
pola lingkaran mikrosistem, mesosistem dan ekosistem yang dicirikan dari sebuah
subkultur, kultur, konteks sosial lainnya yang lebih luas (meliputi: asumsi, ideologi,
sistem kepercayaan).
C. Teori yang berorientasi Psikodinamika
Teori ini berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan kepribadian. Unsur-unsur
yang sangat diuatamakan dalam teori ini adalah motivasi, emosi, dan aspek-aspek internal
lainnya. Teori ini mengasumsi bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik
dari aspek-aspek psikologis tersebut, yang umunya terjadi selama masa kanak-kanak dini. Para
teoritis psikodinamik percaya bahwa perkembangan merupakan suatu proses aktif dan dinamis
yang sangat dipengararuhi oleh dorongan-dorongan atau impuls-impuls individual yang dibawa
sejak lahir serta pengalaman-pengalaman sosial dan emosional mereka.
Psikologi Perkembangan

19

Teori psikoseksual Sigmund Freud (1856-1939)
Berfokus: pd alam bawah sadar (peristiwa2 yg terjd pd masa kanak2 sangat mempengaruhi
kehidupan dimasa selanjutnya)
Struktur kepribadian:
a. id: impuls, insting, agresif (aspek biologis)
b. ego: realitas >> yg mbuat keputusan2 rasional (aspek psikologis)
c. superego: moral kepribadian (aspek sosiologis)






















Psikologi Perkembangan

20

Tahap perkembangan psikoseksual:
Tahap Usia Ciri2 perkembangan
Oral 0-1 Kenikmatan pd daerah mulut: mengunyah,
menggigit, menghisap adl sumber
kenikmatan utama
Anal 1-3 Kenikmatan pd daerah sekitar lubang anus
(BAB)
Phalic 3-6 Kenikmatan pd alat kelamin, mulai perhatian
pd perbedaan-perbedaan anatomik antara
laki-laki & perempuan, thdp asal-usul bayi,
hal-hal yang berkaitan dgn kegiatan seks
Latency 6-12 Menekan semua minat thdp seks,
mengembangkan ketrampilan sosial dan
intelektual
Genital 12- dewasa Dorongan seks pd masa phalic berkembang
lagi, kematangn fisiologis ketika anak
memasuki masa remaja mempengaruhi
timbulnya daerah-daerah pada alat kelamin
sebagai sumber kenikmatan

Teori psikososial Erikson>>> Tokoh Erik Erikson (1902-1994)
8 fase perkembangan menurut Erikson:
1. kepercayaan dasar vs kecurigaan dasar
2. otonomi vs rasa malu dan ragu2
3. inisiatif vs rasa bersalah
Psikologi Perkembangan

21

4. rasa, mampu, rajin, usaha vs rendah diri
5. identitas vs kebingungan identitas
6. intimitas vs isolasi
7. generativitas vs stagnasi
8. integritas Aku vs putus harapan

Teori Kognitif (tokoh: Piaget)
Tahap perkembangan kognitif menurut Piaget:
Tahap Usia Gambaran
Sensorimotor 0-2 Bayi bergerak dari tindakan refleks instingtif
pada saat lahir sampai permulaan pemikiran
simbolis
Preoperational 2-7 Anak mulai mereprensentasikan dunia dengan
kata-kata dan gambar-gambar.
Concrete
operational
7-11 Anak dapat berpikir secara logis mengenai
peristiwa-peristiwa yang konkrit dan
mengklasifikasikan benda-benda ke dalam
bentuk-bentuk yang berbeda
Formal operational 11-15 Anak remaja berpikir dengan cara yang lebih
abstrak dan logis, pemikiran lebih idealistik

D. Teori yang Berorientasi Ilmu Kerohanian
Tokoh yang paling utama dalam teori ini adalah Eduard Spranger (1882-1962). Titik
berat pandangannya adalah pada kekhususan psikis individu. Gejala psikis hanya dapat kita
mengerti (verstehen) yaitu kita mengerti dari arti yang ada dalam keseluruhannya. Apa
yang diartikan mengertidisini bukan merupakan proses rasional saja, melainkan suatu
Psikologi Perkembangan

22

kemampuan untuk dapat merasakan suatu situasi tertentu.
Menurut Spranger pengintegrasian Sexos dan Eros serta berbagai nilai hidup dalam
suatu system nilai pribadi bersamaan dengan penemuan diri dan pembentukan suatu
rencanahi.
Meskipun pendapat Spanger masih tergolong spekulatif, karena bertitik tolak dari
antropologis, namun ide-idenya banyak dianut oleh penulis yang kemudian. Beberapa
pendapat kemudian yang mendukung, misalnya pemisahan seksualitas dan kasih sayang, ide
mengenai pembentukan rencana hidup yang bersifat lebih dari pemilihan pekerjaan saja. Di
Negeri Belanda maka Langeveld (1959), Calon (1953) dan Bets (1954) dipandang sebagai
wakil aliran ilmu kerohanian yang bersifat antropologis.
E. Teori yang Berorientasi Pada Interaksionisme
Beberapa teori yang dibicarakan sebelumnya agak bersifat menyebelah, dari sebab itu
membutuhkan suatu sintesa. Sintesa tersebut didapatkan di dalam teori interaksionisme yang
sekarang banyak dianut oleh kebanyakan ahli psikologi perkembangan di Barat. William
Stern dapat dipandang sebagai pelopor teori konvergensi yang beranggapan bahwa setiap
tingkah laku merupakan hasil pertemuan (konvergensi) antara faktor pribadi dan faktor
lingkungan.
Inti pengertian teori Piaget adalah bahwa perkembangan harus dipandang sebagai
kelanjutan genesa-embrio. Perkembangan tersebut berjalan melalui berbagai stadium dan
membawa anak ke dalam tingkatan berfungsi dan tingkatan struktur yang lebih tinggi.
Terlaksananya perkembangn ini dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Pertama faktor
pemasakan yang memungkinkan dilakukannya aktivitas seseorang. Anak tidak dapat
melakukan tindakan (operasi) tertentu, sebelum ia mencapai suatu tingkat kemasakan
tertentu. Pengaruh yang lain datang dari pengalaman dan transmisi sosial. Bentuk
penyesuaian ini oleh Piaget disebut asimilasi, yaitu memperoleh kesan dan pengertian baru
atas dasar pola pengertian yang sudah ada. Sedangkan istilah akomodasi menurut Piaget
diartikan sebagai penyesuaian diri untuk dapat bertindak yang cocok dengan situasi baru
Psikologi Perkembangan

23

dalam lingkungannya. Penyesuaian diri di sini terutama menuntut sikap yang baru sama
sekali, menuntut tingkah laku operasi atau aktivitas yang kreatif. Hal ini menyebabkan anak
dapat berfungsi dalam nivo yang lebih tinggi, mencapai struktur yang lebih tinggi. Dalam
tiap struktur berkembang suatu skema tertentu. Kemudian dengan pertolongan skema
tersebut maka dalam suatu stadium perkembnagn tertentu anak dapat mencapai suatu
keseimbangan antara kecenderungan asimilasi dan akomodasi yang cocok untuk stadium
tersebut. Maka dari itulah suatu akomodasi lebih lanjut yang dibutuhkan untuk bertindak
yang sesuaiakan memecahkan keseimbangan tadi. Pemecahan keseimbangan yang sudah ada
itu untuk mencapai struktur yang lebih tinggi, oleh Piaget disebut ekuilibrasi Perancis:
equilibre= keseimbangan). Ekuilibrasi berarti mendapatkan keseimbangan baru secara aktif,
jadi suatu bentuk regulasi diri yang sungguh-sungguh.
Istilah interaksionisme menunjuk pada pengertian interaksi, yaitu pengaruh timbal
balik. Di sini dimaksudkan tidak hanya menganuh mempengaruhi antara bakat (pembawaan
dan konstitusi) dan milleu, antara pemasakan dan belajar, melainkan juga interaksi antara
pribadi dan dunia luar. Interaksi tadi mengandung arti bahwa orang dengan mengadakan
reaksi dan aksi ikut memberikan bentuk pada dunia luar (keluarga, teman, tetangga, kelas
sosial, kelompok kerja, bangsa). Sebaliknya orangnya sendiri juga mendapatkan pengaruh
dari keliling, dan kadang-kadang pengaruh itu begitu kuat hingga membahayakan pribadinya.
Di samping interaksi ada kovariansi faktor keturunan dan faktor lingkungan, artinya
kedua faktor berjalan besama-sama. Misalnya orang tua merupakan pengaruh keturunan dan
pengaruh lingkungan sekaligus bagi anak. Dengan begitu dapa dilihat pengertian adaptasi
Piaget dalam arti biologis harus dilengkapi dengan arti sosiologis. Dalam hal ini mungkin
istilah emansipasi lebih tepat untuk melukiskan keadaan tersebut di atas. Dalam huhum
Romawi emansipasi berarti melepaskan tangan (terjemahan harafiah istilah emancipation)
dari kepala seorang anak untuk mengakhiri masa kanak-kanak secara simbolis. Para ahli
sosiologi mengambil alih pengertian itu untuk menunjukkan usaha kelompok yang merasa
tidak diperlakukan adil dalam memperoleh hukum yang sama. Dalam pedagogik dan
psikologi pengertian emansipasi digunakan untuk menunjukkan usaha anak dan pemuda
untuk membebaskan diri dan menemukan kepribadiannya sendiri, baik sebagai individu
Psikologi Perkembangan

24

maupun sebagai anggota kelompok.
Dalam hubungannya dengan pendapat yang interaksionistis maka pandangan yang
ekologis (Spiel, 1994; Oerter, 1992) serta pendekatan yang genetis (Scarr dan McCartney,
1982) tidak boleh diabaikan.
Menurut pandangan yang ekologis maka perkembangan dalam arti kata hubungan
yang timbal balik selalu berupa interaksi anatarabakat (genotip) dan lingkungan. Dalam
proses perkembanagan dibedakan adanya tiga macam hasil interaksi genotip dan lingkungan:
a) Hasil interaksi genotip-lingkungan yang bersifat pasif
Timbul karena orang tua memberikan lingkungan yang sesuai dengan bakat mereka
sendiri. Misalnya orang tua gemar akan musik selalu memberikan lingkungan musik pada
anaknya sehingga anak sejak awal hidup dalam lingkungan musik tersebut. Hasil
pengaruh tersebut biasanya timbul terutama pada anak sebelum ia masuk sekolah.
b) Hasil interaksi genotip-lingkungan yang bersifat evokatif
Timbul karean anak-anak dengan bakat yang berbeda-beda menimbulkan berbagai
macam reaksi terhadap lingkungan sosialnya. Hal ini terutama diketemukan pada anak
sekolah. Anak masa sekolah ini sering melakukan hal-hal seenaknya saja sehingga
menimbulkan perhatian pada orang lain yang mempengaruhi perilakunya sendiri lagi.
c) Hasil interaksi genotip-lingkungan yang bersifat aktif
Timbul karena seseorang memilih lingkungan yang cocok dengan pribadinya sendiri
(Spiel,l994). Kebanyakan terjadi pada masa remaja dan sering dilakukan bersama sama
dengan pencarian identitas-ego atau citra diri.
Perpindahan dari pasif ke aktif ini dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
tingkat kecerdasan seeorang. Dengan demikian namapk perbedaan anatara anak berbakat dan
yang tidak dalam dua hal: pertama, mereka mencari secara aktif lingkungan yang cocok
denqan bakat mereka. Kedua, mereka mengolah informasi dalam lingkungan yang sama
dengan cara yang lebih efisien daripada mereka yang tidak bebakat (Spiel, 1994).
Psikologi Perkembangan

25














BAB III
KONSEP DASAR METODE LONGITUDINAL, TRANSVERSAL DAN
LINTAS BUDAYA
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami dan menguasai konsep dasar metode longitudinal vs
transversal dan pendekatan lintas budaya
Kompetensi Dasar:
Memahami konsep dasar metode longitudinal vs transversal dan pendekatan lintas
budaya
I ndikator:
Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan konsep dasar metode longitudinal vs transversal
2. Mendeskripsikan metode lintas budaya

Metode-metode dalam psikologi dapat sibedakan menjadi dua macam yaitu metode atau
pedekatan umum dan metode spesifik. Pedekatan umum memberikan pengertian akan
keseluruhan proses perkebangan atau beberapa aspeknya misalnya perkebangan intelektual atau
juga memberikan pengertian akan arti faktor-faktor internal dan eksternal bagi perkebangan
seseorang. Metode-metode yang spesifik adalah cara-cara khusus yang dingunakan untuk
Psikologi Perkembangan

26

mengetahui gejala-gejala perkembangan yang timbul. Namun dalam makalah ini kami hanya
membahas tentang pendekatan umum. Pendekatan umum dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok:
kelompok satu yang membarikan lebih banyak data mengenai keseluruhan perkembangan atau
beberapa aspeknya, sedangkan kelompok yang lain melihat apa yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor bawaan atau apa saja yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan khususnya faktor
kebudayaan .
A. METODE LONGITUDINAL VS TRANSVERSAL
1. Metode longitudinal
Metode longitudinal adalah metode yang membutuhkan waktu yang panjang untuk
mencapai hasil penelitian. Misalnya seseorang di ikuti perkembangannya dari lahir sampai
mati atau menyelidiki seseorang untuk sebagian waktu hidupnya misalnya sampai masa
kanak-kanaknya.dengan metode ini biasanya diteliti beberapa aspek tingkah laku pada satu
atau dua orang yang sama dalam waktu beberapa tahun. Dengan begitu akan diperoleh
gambaran aspek perkembangan secara menyeluruh. Keuntungan metode ini proses
perkembangan diikuti dengan teliti, kerugiannya peneliti sangat tergantung pada orang
yang diselidiki dalam jangka waktu yang cukup lama, bisa jadi yang diselidiki pindah
tempat tinggal atau sudah meningal.
Beberapa keuntungan dan kerugian metode longitudinal menurut (Elizabet B. Hurlock,
1978:9):
a. Keuntungan
1) Menganalisis setiap perkembangan anak
2) Dapat meliti kenaikan pertubuhan
3) Memberi kesempatan untuk menganalisis hubungan antara proses
kematangan dan proses pengalaman
b. Kerugian
1) Umumnya membutuhkan penelitian lebih lanjut oleh para ahli yang baru
karena panjangnya waktu yang diliputi
2) Biaya yang tinggi untuk melasanakannya.
3) Data banyak dan tidak praktis untuk dipakai
Psikologi Perkembangan

27

Penelitian dengan menggunakan metode longitudinal memiliki cakupan pengertian serta
karakter sebagai berikut(Ruspini, 2000; Taylor et.al,2000):
a. Data dikumpulkan untuk setiap variable pada dua atau lebih periode waktu
tertentu.
b. Subyek atau kasus yang dianalisis sama atau setidaknya dapat diperbandingkan
antara satu periode dengan periode berikutnya.
c. Analisis melibatkan perbandingan data yang sama dalam satu periode antar
berbagai metode yang berbeda.
Penelitian longitudinal biasanya lebih kompleks san membutuhkan biaya lebih besar dari
pada penelitian cross sectional,namun lebih andal dalam mencari jawaban tentang
dinamika perubahan. Selain itu penelitian longitudinal berpotensi menyediakan
informasi yang lebih lengkap bergantung pada operasionalisasi teori dan metodologi
penelitiannya.
2. Metode Transversal
Metode Transversal adalah metode yang menyelidiki orang-orang atau kelompok
orang dari tingkat usia yang berbeda-beda. Dengan mengambil kelompok oran gdan
tingkatan umur yang berurutan makadapat ditemukan gambaran mengenai proses
perkembangan satu atau beberapa sapek kepribadian seseorang. Mungkin gambaran yang
akan diperoleh nanti agak kurang jelas karena tidak mengenai orang yang sama seperti
halnya pada metode longitudinal. Tetapi sebaliknya melalui metode transversal itu dapat
diperoleh pengertian yang lebih baik akan faktor yang khas atau kurang khas bagi
kelompok kelompok yang dapat diperbandingkan , misalnya meneliti orang dari status
masyarakat yang berbeda- beda.
Keuntungan metode transversal adalah:
a. Menghemat Waktu
b. Memberikan gambaran karakteristik yang khas pada berbagai usia
c. Relative murah untuk dilaksanakan
d. Dapat dilaksanakan oleh seorang ahli
Psikologi Perkembangan

28

Karakteristik penelitian cross sectional sebagai berikut:
Penelitian cross sectional lebih banyak dilakukan dibanding peneltian longitudinal,
karena lebih sederhana dan lebih murah. Dalam peneltian corss sectional, peneliti hanya
mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu. Pada penelitian yang bersifat
eksploratif, diskriptif ataupun eksplantif, peneltian cross sectional mampu menjelaskan
hubungan satu variable dengan variable yang lainnya pada populasi yang diteliti, menguji
keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan diantara
kelompok sampling pada satu titik tertentu. Namun penelitian cross sectional tidak
memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari
populasi yang diamatinya dalam peirode waktu yang berbeda, serta veriabel dinamis yang
mempengaruhinya. Kelemahan rancangan cross sectional lainnya adalah ketidak
mampuannya menjelaskan hubungan antara dua variable, namun tidak mampu
menunjukkan arah hubungan kausal diantara jedua variable tersebut
(Shklovski,et.al,2004).
Selain itu juga dapat diadakan kombinasi metode longitudinal Vs cross sectional
dengan meneliti beberapa tahun, tetapi diusahakn sedemikian rupa hingga usia kelompok
yang satu dengan yang lainnya saling menutupi. Misalnya kelompok yang satu terdiri dari
pada anak umur 12,13 dan 14 tahun kelompok yang lain berumur 14,15,dan 16 tahun. Sifat
longitudinalnya ada dalam mengikuti kelompok tadi selama 3 tahun berturut-turut,
sedangkan cross sectionalnya dapat dilakukan dengan membandingkan usia 14 tahun yang
salaing menutupi tadi mengenai beberapa tingkah laku tertentu.
B. Pendekatan Lintas Budaya
Pendekatan lintas budaya antropologi budaya telah berjasa dalam pendekatan ini
yaitu dengan menunjukkan bahwa faktor-faktor sebelumnya dianggap sebagai faktor
kemasakan ternyata merupakan faktor-faktor yang banyak ditentukan oleh faktor lingkungan
atau kebudayaan sendiri. Dalam hal ini Benedict, Kordinir dan Meal ( dalam Monks dkk 1991
: 31), menunjukkan bahwa penghayatan kemasakan seksual dalam masa remaja banyak
dipengaruhi oleh perlakuan dan norma- norma yang ada dalam suatu kebudayaan
tertentu.Diskrepansi antar kemasakan seksual dan tingkah laku seksual sangat bergantung
Psikologi Perkembangan

29

pada norma yan gberlaku pada kebudayaan tadi. Piaget (1937) misalnya menduga bahwa
perkembangan intligensi dimulai dengan suatu stadium egosentris dalam stadium tersebut
anak belum dapat membedakan dirinya sendiri dengan dunia luar. Perkembangan intlegensi
akan menyebabkan datangnya pengertian akan perbandingan perbedaan itu. Penelitian
Penelitian lain Bruner(1972) menunjukkan bahwa anak-anak sinegal tidak mengalami
perkembangan semacam itu. Begitu pula Reich mengemukakan bahwa pada orang meksiko
sama sekali tidak ada perbedaan antara individu dan dunia luar.
Pendekatan lintas budaya (cross cultural) ini memberikan pengertian yang lebih
mendalam akan proses perkembangan seseorang . Di negara barat banyak penelitian banding
antara anak-anak yang berasal dari suku bangsa yang berbeda-beda tetapi masih dalam
masyarakat yang sama,misalnya membandingkan anak kulit putih dengan anak kulit negro di
Amerika. Perbedaan alam budaya atau perbedaan cultural semacam itu kadang-kadang
dimengerti sebagai perbedaan sub cultural yaitu perbedaan yang terdapat dalam kelompok
yang berbeda beda yang hidup dalam masyarakat yang sama.. Di Amerika, orang negro
tergolong kelas social ekonomi yang rendah . Ciri perkembangan orang yang tidak
berpendidikan atau ciri anak yang hidup di kota yang miskin ditemukan pada anak negro.
Jensen dapat menunjukkan bahwa orang negro memperoleh skor beberapa angka lebih
rendah daripada orabg kulit putih dalam beberapa tes intelegensi. Secara dangkal hali ini
dapat disimpulkan bahwa orang negro lebih kurang cerdas daripada orang kulit putih. Tes
intelegensi yang dikenakan bersifat bebas budaya terdiri dari beberapa tes yang nonverbal
sehingga bebas dari hambatan bahasa . Hal ini cukup penting karena banyak pendapat
pendapat menyatakan bahwa perkembangan bahasa banyak ditentukan oleh sub budaya
seseorang (Bernstein, 1967 ; oevermann,1971). Namun tes Raven menganggap culture free
masih juga dipengaruhi oleh latar belakang cultural orang yang dites(Drenth,1973).
Pendekatan lintas budaya ini dengan jelas membuktikan bahwa motif prestasi banyak
ditentukan oleh faktor cultural atau sub cultural,dengan demikian pendekatan lintas budaya
memberikan sumbangan besar pada penelitian psikologi perkembangan.


Psikologi Perkembangan

30


BAB IV
TAHAP PEKEMBANGAN PRANATAL
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami karakteristik perkembangan pada tahap pranatal
Kompetensi Dasar:
1. Memahami hakikat konsepsi dan awal kehidupan manusia.
2. Memahami tahap perkembangan masa pranatal
3. Memahami ciri-ciri masa geminal
4. Memahami masa embrio
5. Memahami masa tahap janin
I ndikator:
Setelah mengikuti berkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan ciri awal kehidupan manusia
2. Mendeskripsikan ciri tahap pranatal
3. Mendeskripsikan tahap geminal
4. Mendeskripsikan tahap embrio
5. Mendeskripsikan tahap janin

A. CIRI CIRI AWAL KEHIDUPAN MANUSIA
Perkembangan biologis pada manusia dimulai pada saat konsepsi atau pembuahan,yaitu
pada pembuahan sel telur oleh spermatosoma. Bila Spermatosoma laki-laki memasuki dinding
telur (ovum) wanita, terjadilah konsepsi. Kemungkinan terjadinya pembuahan semacam itu
terlah ditentukan secara ilmiah. Selam dalam 28 hari, sering kali sekitar pertengahan siklus
menstruasi,sebuah telur dalam satu kandungan telur menjadi masak dan bergerak pelan kedalam
rahim. Perjalanan ini biasa memakan waktu 3 sampai 7 hari. kalau dalam perjalanan ini tidak
terjadi pembuahan ,maka lenyaplah telur itu dalam rahim.Bila telur dalam perjalanan ke rahim
bertemu dengan spermatosoma masuk melalui dinding telur, terjadilah pasa detik itu hal-hala
sebagai berikut : sel benih melepaska 23 bagian kecil-kecil dirinya, bagian bagian itu disebut
chromosoma. Pada saat itu pecahlah inti telur dan 23 chromosoma. Chromosoma ayah dan
chromosoma ibu lebur menjadi satu dan membentuk bekal keturunan bagi anak.
Secara lengkap proses pembuahan (konsepsi) sebagai berikut:
Sel sperma menembus masuk ke sel telur, setengah jam kemudian sudah
dipastikan jenis kelamin embrio yang akan terbentuk.
Psikologi Perkembangan

31

Pada saat itu terjadilah pembentukana pola DNA yang membawa sifat-sifat yang
diturunkan oleh ayah dan ibunya
Tiga puluh jam setelah pembuahan, hasilnyamasih berupa sebuah sekl tunggal
(zigot). Bentuk ini ditransfer dari tempat pembuahan disaluran telur menuju ke
rahim.
Dengan cepat hasil pembuahan yang berupa sebuah sel tunggal akan membelah
menjadi morula. Sekitar 45 jam setelah pembuahan berbentuk 4 sel, dan 75 jam
setelah pembuahan sudah berbentuk 72 sel. Tiga atau empat hari setelah
pembuahan terjadi penimbunan cairan dalam sel dan terbentuk embrioblast.
Bentuk seperti ini yang ditanamkan (implantasi) dalam permukaan rahim.
Pada umur kelamin 3 minggu (yang dihitung dari saat menstruasi terakhir) atau
kira kira satu minggu setelah pembuahan, panjang embrio sudah sekitar setengah
cm dan sel darah sudah mulai diproduksi oleh bangunan yang disebut tolk sac.
Tulang belakang dan tabung saraf pusat mulai terbentuk.
Organ organ tubuh seperti ginjal, hati dan ususpun dapat dilihat,sesuatu yang
dulu tidak diketahui bahwa sedini itu pembentukan organ-organ tubuh. Seminggu
kemudian ,dapat dideteksi bahwa embnrio telah menghasilkan honmon.
Setelah kehamilan mencapai umur 5 minggu atau kira-kira hanya seminggu
setelah menstruasi yang seharusnya datang ternyata tidak ,jantung sudah mulai
berdenyut. Plasenta atau ari-ari mulai berfungsi dan sirkulasi darah mulai beredar.
Pada umur kehamilan 7 minggu , bentuk muka mulai telihat system otot mulai
terbentuk dan embrio mulai bergerak . Saat hasil kehamilanberumur 8 minggu
mulai disebut janin, lengan serta kaki mulai terbentuk.
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan
oleh harvey Tilker,phd dalam developmental psycology to day (1975) dan
Elizabeth Hurlock dalam developmental psicology (1980) tampak sudah
lengkap mencakup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat
perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi samapi mati dengan
pembagian periodisasinya sebagai berikut:
Psikologi Perkembangan

32


Gb. Kejadian Manusia

B. TAHAP- TAHAP DALAM PERKEMBANGAN PRANATAL

Prenatal development dimulai saat sperma dan ovum bersatu (conception) membentuk
individu baru. Perubahan yang sangat banyak terjadi selama 38 minggu masa
kehamilan.Dibagi 3 periode yaitu : periode Zygote, periode embrio dan periode janin (fetus)
a) Peride zygote
periode ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu. Pada hari ke -14
terbentuklah Blastocyst. Berbentuk bola berisi cairan. Dibagian dalamnya terdapat
sel yang dinamakan embryonic trophoblast, yang nantinya akan mengediakan
perlindungan menyeluruh dan penyediaan nutrisi.

Psikologi Perkembangan

33

implantasi Terjadi antara hari ke 7 dan hari ke 9.
Pada tahap ini tebentuklah amnion, yang
membantu terbentuknya cairan amnion.
Fungsi cairan amnion :
1. Menjaga suhu lingkungan prenatal
agar tetap stabil
2. Menyediakan perlindungan terhadap
segala bentuk hentakan yang
disebabkan oleh pergerakan ibu.
Pada tahap ini juga terbentuk kuning telur
(yolk sac), yang akan menghasilkan sel-sel
darah merah. Hal ini berlangsung sampai
liver, limpa, dan tulang sum-sum terbentuk
dengan matang dan dapat menjalankan
fungsinya untuk membentuk sel darah
merah.
Plasenta & tali pusar Pada akhir minggu ke 2, protective
membrane (selaput pelindung yang
lain),yang disebut chorin , melindungi dan
membungkus amnion. Dari chorion, muncul
pembuluh kecil seperti rambut. Pada saat
pembuluh kecil ini masuk kedalam dinding
rahim dan pembuluh darah nibu,
berkembanglah plasenta.
Melalui plasenta, organism dapat menerima
makanan dan oksigen, sementara zat-zat
yang sudah tidak terpakai lagi dapat
dibuang. plasenta terhubung dengan
organism yang sedang berkembang melalui
Psikologi Perkembangan

34

tali pusar(umbilical cord).
Pada saat berakhirnya periode zygote ,
organism yang sedang berkembang telah
menemukan makanan dan perlindungan di
dalam uterus (rahim).

b) Periode embrio
periode ini berlangsung mulai dari minggu ke 2 sampai minggu ke 8 kehamilan.
Setengah bulan terakhir dari
bulan pertama kehamilan
(hari ke 15 )
Pada minggu pertama periode ini embryonic
disk membentuk 3 lapisan sel:
1. ectoderm; yang nantinya akan
menjadi sistem syaraf dan kulit.
2. mesoderm; yang nantinya akan
menjadi otot,rangka tubuh, sistem
sirkulasi dan organ dalam tubuh
(internal organ).
3. endoderm; yang nantinya akan
menjadi sistem pencernaan, paru-
paru, saluran kencing dan kelenjar.
Mula-mula sistem syaraf yang paling cepat
berkembang,ectodermmembentuk suatu
neural tube (pembululh saraf) atau primitive
spinal cord(urat saraf tulang belakang
primitif). Pada minggu ke 3 setengah,
bagian atas tubuh membesar dalam rangka
pembentukan otak. Produksi neuron (neuron
= sel saraf yang menyimpan dan
mengirimkan informasi) terjadi di dalam
neural tube(pembuluh saraf). Setelah
Psikologi Perkembangan

35

terbentuk, neuron bergerak membentuk
bagian lokasi permanennya,dimana mereka
akan membentuk bagian terbesar (major
part)dari otak.
Saat sitem saraf berkembang, jantung mulai
memompa darah ,otot, tulang belakang,
tulang rusuk dan saluran pencernaan mulai
berkembang.
Meskipun panjangnya yang sepermpat
inchi,embrio berusia a minggu (curled
embryo) memiliki jutaan sel yang memiliki
fungsi yang spesifik.
Bulan ke dua masa kehamilan Pada masa ini pertumbuhan oraganisme
berlangsung dengan cepat. Mata, telinga,
hidung, rahang dan leher mulai terbentuk.
Ujung ujung kecil menjadi lengan, tangan,
jari dan kaki. Organ- organ dalam juga
semakin jelas, pada masa ini liver dan limpa
mengambil alih pemroduksian sel darah
merah sehingga kuning telur tidak lagi
dibutuhkan. Panjang badan embrio pada
masa ini sekitar 1 inchi, dengan berat badan
sekitar 1/7 pon.Embrio dapat merasakan
dunianya. Ia berespon terhadap sentuhan,
terutama area mulut dan telapak kaki. Ia
juga dapat bergerak,namuntubuhnya masih
sangat kecil, sehingga kehadirannya belum
dapat dirasakan oleh ibunya.


Psikologi Perkembangan

36

c) Periode Janin (fetus)
berlangsung dari usia kehamilan 9 minggu sampai akhir masa kehamilan. Periode janin
adalah fase pertumbuhan dan penyelesaian akhir.
Bulan ketiga masa
kehamilan
Organ-organ tubuh, otot-otot dan sistem saraf
mulai terorganisir dan terhubung satu dengan
yang lainnya. otak memberi sinyal, tubuh
berespon dengan menendang, mengepal
tangan,menggerakkan jari kaki, membuka
mulut, mengisap ibu jari. Paru-paru mulai
mengembang dan tampak ada upaya atau
gerakan untuk bernafas. Memasuki minggu
kedua belas,organ genital bagian luar mulai
terbentuk dengan baik, sehingga jenis kelamin
dari janin dapat dideteksi dengan
menggunakan ultrasound. Saat ini detak
jantung sudah menjadi lebih kuat dan dapat
didengar melalui stethoroscope. Penyelesaian
akhir lainnya yang tampak antara lain, kuku-
kuku di jari tangan dan kaki, pucuk-pucuk
gigi (tooth buds), dan kelopak mata yang
dapat membuka dan menutup. Pada akhir
bulan ketiga trimester pertama telah dilalui.
Trimester kedua Antara minggu ke 17 dan 20, janin sudah
tumbuh cukup besar sehingga ibu dapat
merasakan pergerakannya. Jika kita
mengamati ke dalam uterus pada masa ini ,
kita akan melihat bahwa janin diselimuti oleh
subtansi yang berwarna putih seperti keju,
yang disebut vernix. Vernix melindungi kulit
Psikologi Perkembangan

37

dari kerusakan selama janin berada di dalam
cairan amniotik. Tubuh janin juga diselimuti
lanugo, yaitu bulu halus berwarna putih yang
berfungsi untuk membantu venix melekat
pada kulit.
Pada akhir trimester ke 2 ,banyak organ
organ tubuh yang sudah berkembang dengan
baik dan perkembangan terpenting terjadi
pada otak. Dengan adanya pertumbuhan otak,
berarti adanya pertambahan kapasitas tingkah
laku yang baru. Janin yang berusia 20
mingguu, dapat distimulasi oleh suara;
demikian juga dapat terganggu oleh suara.
Jika dokter melihat ke dalam uterus dengan
menggunakan fetoscopy,fetus tampak berpaya
melindungi mata dengan menggunakan
tangannya. Mengindikasikan bahwa indera
penglihatan mulai berfungsi. Namun
demikian, janin yang terlahir pada trisemester
ke 2 tetap saja tidak dapat bertahan hidup.
Paru- parunya belum matang dan otak belum
dapat mengatur pernafasan dan suhu tubuh.
Trimester ke tiga Selama trisemester terakhir ini, janin yang
terlahir lebih awal memiliki kesempatan
untuk bertahan hidup. Saat dimana seorang
bayi pertama kakli dapat bertahan hidup
disebut dengan usia kelangsungan hidup (age
of viability). Berkisar 22 dan 26 minggu,
meskipun demikian bayi yang lahir pada
Psikologi Perkembangan

38

bukan ketujuh atau kedelapan dari masa
kehamilan tetap saja mengalami masalah
dalam bernafas dan bantuan oksigen
diperlukan. Meskipun pusat pernafasan yang
ada di otak sudah siap, namun kantung
kantung kecil dalam paru paru belum siap
memompa dan menukar karbon dioksida
menjadi oksigen.
Otak berkembang dengan sangat pesat.
Cerebral cortex, bagian otak yang terkait
dengan inteligensi membesar. Dengan
demikian, janin berespon dengan lebih jelas
terhadap stimulus dari lingkungan. Pada usia
28 minggu, janin mengedipkan mata sebagai
respon terhadap suara yang ada didekatnya.
Pada minggu terakhir masa kehamilan, janin
belajar untuk memilih tekanan dan nada suara
dari suara ibunya. Pada suatu penelitian, ibu
diminta untuk membacakan cerita The Cat In
The Hat dengan volume suara cukup keras,
pada bayi didalam kandungannya, selama 6
minggu terakhir masa kehamilan. Setelah
lahir bayi mengisap putting susu dengan lebih
semangat ketika mendengarkan The In The
Hat , dibandingkan ketika mendengarkan
cerita lain dengan nada suara yang berbeda.
Selama 3 bulan terakhir masa kehamilan,
berat badan janin bertambah lebih dari 5 pon,
dan bertambah tinggi lebih dari 7 inchi. Pada
Psikologi Perkembangan

39

bulan ke 8, lapisan lemak bertambah dibawah
kulit, untuk membantu pengaturan temperatur
tubuh. Janin juga menerima antibody dari
darah ibu, yang melindungi janin dan bayi
dari penyakit. Sistem imun bayi yang baru
lahir belum berfungsi dengan baik sampai
beberapa bulan setelah kelahiran.
Pada minggu terakhir, kebanyakan janin
berada dalam posisi terbalik dengan kepal
dibawah. Antar lain karena bentuk dari
uterus(rahim) dank arena kepala lebih berat
dari kaki. Pertumbuhan janin mulai telambat
dan janin sudah siap lahir.

















Psikologi Perkembangan

40


BAB V
TAHAP PERKEMBANGAN BAYI
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami karakteristik perkembangan Bayi
Kompetensi Dasar:
1. Memahami karakteristik perkembangan fisik bayi
2. Memahami karakteristik perkembangan kognitif masa bayi
3. Memahami karakteristik perkembangan psikososial masa bayi
I ndikator:
1. Mendeskripsikan Karakteristik Perkembangan Fisik Masa Bayi
2. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan kognitif masa bayi
3. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan psikososial masa bayi

Masa bayi merupakan masa awal kehidupan manusia. Perkembangan masa bayi sangat
mempengaruhi dasar dari perilaku individu di kehidupan selanjutnya. Untuk itu sangat perlu
diperhatikan, masa bayi dimulai sejak berakhirnya masa orok (sejak lahir sampai usia dua
minggu) sampai akhir tahunb kedua dari kehidupan. Masa bayi memiliki ciri-ciri perkembangan
fisik, kognitif dan psikososial dan uraiannya sebagai berikut.

Gb. Bayi

Psikologi Perkembangan

41

A. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN FISIK
Selama tahun pertama panjang badan bertambah 1/3 bagian dan berat badan menjadi 3
kali berat semula. Proporsi badan berubah dengan cepat terutama pada bagian kedua tahun
pertama. Perbedaan mengenai pertumbuhan fisik anak ini sangat besar pada berbagai macam
kultur dan bangsa.
Pada umumnya gigi pertama tumbuh pada usia 7 bulan, dan pada usia 12 bulan biasanya
sudah tumbuh 12 gigi. Pengerasan tulang mulai pada periode pra-natal dan berlangsung terus
sampai masa remaja. Dikarenakan tulang anak yang lebih lentur dan reaktif mak tulangnya tidak
mudah patah.urat daging bayi yang baru dilahirkan belum berkembang. Urat daging tumbuh
dalam panjang, lebar dan besamya. Anak laki-laki mempunyai proporsi jaringan urat daging
lebih besar dibandingkan wanita.
Anak yang baru dilahirkan mempunyai sejumlah refleks. Ada yang menghilang dalam
waktu tertentu (refleks anak menusu/reflek bayi), ada yang tidak menghilang ( refleks permanen
).termasuk reflek anak menusu atau refleks sementara adalah :
Refleks moro,mengembangkan tangan ke samping lebar-lebar, melebarkan jari jari lau
mengembalikan tanganya denagn tarikan cepat-cepat seakan akan ingin memeluk seseorang.
Refleks mencium-cium atau "rooting-reflex",ditimbulkan oleh stimulasi taktil pada pipi atau
daerah mulut.
Refleks hisap,mempunyai fungsi eksploratif yang menenangkan.akan menghilang sekiatr usia
6 bulan.
Refleks genggam atau refleks darwin, bila jari diletakkan pada telapak tangan, anak akan
menutup telapak tanganya tadi.
Refleks babinski,semacam refleks genggam kaki.

Mengenai keadaan panca indera dapat dikatakan sebagai berikut :
Pencium/pembau, bayi tampak memalingkan kepala bial ada bau yang tidak enak.
Pengecap, sudah bisa mereaksi dengan menyingkirkan mukanya bila mengecap sesuatu yang
Psikologi Perkembangan

42

tidak enak.
Indera kulit, sudah muali ada rasa tekanan dan rasa sakit, meskipun masih global dan belum
jelas.
Rasa suhu, mempunyai jenjang rasa suhu yang lebar
Penglihatan, sudah dapat melihat terang, gelap, dan warna.
Pendengaran, sudah dapat mendengar, ia mengadakan reaksi terhadap stimulus.
Pola tingkah laku motorik makin lama makin bertambah baik koordinasinya, makin cermat dan
makin tepat.
Kinestesi :
Sudah mempunyai penghayatan aktif, sudah dapat merasakan gerakan-gerakanya.
Duduk:
Rata-rata usia 2-3 bulan anak dapat duduk denagn bantuan, pada usia 7 bulan anak dapat duduk
tanpa bantuaan orang lain.
Merangkak :
Ada 3 tingkatan dalam merangkak.
Homolateral : sekitar 34 minggu perut masih belum diangkat dan anak maju dengan bantuan
gerakan tangan dan kaki. Kepala berpaling ke arah bagian tangan dan kaki
sekitar 40 minggu akan merangkak dengan tangan dan lutut
bilateral : mampu untuk menggerakkan kedua sisi badan secara serasi
Berdiri dan berjalan :
Anak sudah bisa berdiri beberapa minggu sebelum dapat berjalan. Biasanya anak dapat berjalan
pada usia satu tahun ada juga yang 9-15 bulan.
Memegang atau meraih :
Kemampuan memegang tergantung baik pada pemasakan fungsi-fungsi anak dari dalam maupun
dari pengaruh keliling
Psikologi Perkembangan

43

Bahasa :
Bahasa (language) adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunukasi
dengan orang lain.Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis dan
adanya sebuah sistem aturan.
Daya cipta yang tidak pernah habis (infinite generativy) adalah suatu kemampuan
individu untuk menciptakan sejumlah kalimat bermakna yang tidak pernah berhenti dengan
menggunakan seperangkat kata dan aturan yang terbatas, yang menjadikan bahasa sebagai upaya
yang sangat kreatif. Sistem aturan bahasa mencakup fonologi, morfologi, sintaksis, semantik dan
pragmatik.
Mulai kurang lebih 6 minggu anak mulai meraban ( mengoceh ). Meraban ini dapat
dipandang sebagai pemulaaan bahasa dan pada sekitar tahun peratama anak mulai mengucapkan
kata-kata pertama. Pada bagian tahun kedua tahun pertama anak sudah bisa mengadakan
semacam dialog dengan dirinya sendiri.
Respons bayi sudah lebih kompleks. Untuk mengungkapkan perasaan, ia tak hanya
mengeluarkan bunyi-bunyian vokal maupun diftong (ai, oi, au), tapi juga dibarengi gerakan
anggota tubuh. Misal, saat ia mendengar bunyi, ia akan menggerakkan mata atau tubuhnya
mencari sumber suara tadi. Ketika diajak bicara, bayi tampak serius memerhatikan dan
mengamati orang yang mengajaknya bicara itu.
Tangisannya pun sudah bervariasi. Ada perbedaan pada tangisan saat lapar, kesal, marah,
mengantuk, dan sebagainya. Ia juga sudah bisa menjerit jerit. Lantaran itu, orang tua harus peka
dengan apa yang tengah dibutuhkan bayi.
Psikologi Perkembangan

44

Beberapa tonggak masa perkembangan bahasa pada masa bayi yaitu :
1. Mengoceh usia 3 - 6 bulan
Permulaan mengoceh ditentukan oleh kematangan biologis, bukan oleh penguatan
(reinforcement), pendengaran atau interaksi pengasuh bayi.
Tujuan komunikasi sejak bayi adalah menarik perhatian orang tua dan orang lain di sekitar
usia 6 - 9
2. Pemahaman kata-kata pertama oleh bayi bulan usia 9 12
3. Pertumbuhan pembendaharaan kata yang diterima bulan
Pertumbuhan pembendaharaan kata yang diterima mencapai 300 kata atau lebih, dan mulai
mengerti pelajaran, seperti kata daah yang diucapkan ketika berpisah. usia 10 15
4. Pengucapan kata pertama bulan.
Pengucapan kata pertama terjadi pada usia ini. Perbendaharaan kata ucapan bayi meningkat
secara cepat rata-rata mencapai 200 - 275 pada usia 2 tahun.

Hipotesis Holofrase (holoprhrase hypothesis)
Hipotesis holofrase menyatakan bahwa suatu, kata tunggal sering digunakan untuk mengartikan
suatu kalimat yang sempurna, hal ini menandai kata pertama bayi.
Pada usia 18 - 24-, bulan, bayi sering berbicara dengan pengucapan dua kata. Selama tahap dua
kata ini, bayi dengan cepat memahami pentingnya mengekspresikan konsep dan peran yang
dimainkan oleh bahasa dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Cara Berbicara Telegrafis
Ialah penggunaan, kata-kata yang pendek dan tepat untuk berkomuikasi, ini menandai
pengucapan dua kata oleh bayi.
Mean Length of Utterance (MLU) / Panjang Pengucapan Rata-rata (Roger Brown) Yaitu sebuah
Psikologi Perkembangan

45

indeks yang, perkembangan bahasa yang didasarkan atas jumlah kata per kalimat yang
dihasilkan oleh seorang anak di dalam suatu sampel yang terdiri dari sekitar 50 hingga 100
kalimat, sebagai suatu indeks kematangan yang baik.
Tahun-tahun awal masa anak-anak merupakan periode yang penting untuk belajar
bahasa. Jika pengenalan bahasa tidak terjadi sebelum masa remaja, maka ketidakmampuan
dalam menggunakan tata bahasa yang baik akan dialami seumur hidup.
Bahasa hanyalah bentuk lain dari perilaku. Para ahli perilaku yakin bahasa dipelajari
khususnya melalui penguatan dan imitasi, walaupun kemungkinan ini lebih merupakan usaha
yang memudahkan pembelajaran bahasa daripada hal mutlak diperlukan.
Kebanyakan anak diperkenalkan dengan bahasa sejak awal perkembangan mereka.
Beberapa cara orang dewasa mengajarkan bahasa pada bayi adalah dengan motherese, recasting,
echoing, expanding dan labeling.
Strategi yang digunakan oleh orang dewasa untuk memperkaya penguasaan bahasa anak
antara lain:
1. Motherese
Ialah satu peran yang membangkitkan rasa ingin tahu dalam penguasaan bahasa pada anak
kecil. Motherese yakni cara ibu dan orang dewasa sering berbicara pada bayi dengan
frekuensi dan hubungan yang lebih luas daripada normal, dan dengan kalimat yang
sederhana.
2. Recasting (Menyusun Ulang)
Ialah pengucapan makna suatu kalimat yang sama atau yang mirip dengan cara yang berbeda,
barangkali dengan mengubahnya menjadi suatu pertanyaan. Contoh : Jika seorang anak
mengatakan Anjing itumenggonggong , orang dewasa dapat merespon Kapan anjing itu
menggonggong?. Dampak recasting sesuai dengan anjuran mengikuti untuk mengarahkan
menolong anak untuk mempelajari bahasa, yakni memberi komentar, menjelaskan dll.
3. Echoing (Menggemokan)
Psikologi Perkembangan

46

Ialah mengulang apa yang anak katakan pada anda, khususnya kalau perkataan itu adalah
suatu ungkapan atau kalimat yang tidak sempurna.
4. Expanding (Momporluas)
Ialah menyatakan ulang apa yang anak telah katakan dalam bahasa yang secara linguistik
canggih.
5. Labeling (Memberi Homo)
Ialah mengidentifikasikan nama-nama benda.
USIA
(Dalam Bulan )
PERKEMBANGAN MOTORIK
1 Gerakan reaksi (negatif = menangis, positif = senyum dan spontan =
menggerak-gerakkan kaki dan tangan)
2 Memutar ke kanan dan ke kiri
3 Menarik narik selimut dan bju
4 Menegakkan tangan ke arah dua belah tangan
5 Dapat menelungkupkan beberapa menit
6 Mengamati mainan yang dipegang
7 Menarik kepala ke depan
8 Duduk beberapa menit
9 Dapat duduk sendiri
10 Merangkak
11 Berdiri sendiri
Psikologi Perkembangan

47

12 Mulai dapat berjalan
18 Dapat berjalan dengan baik, dan dapat menaiki kursi atau tangga
24 Dapat naik dan turun tangga, dan berlari

Secara ringkas karakteristik perkembangan fisik motorik pada bayi adalah sebagai berikut :
Motorik kasar
Bila ditengkurapkan, bayi dapat mengangkat dada dan menopang dengan kedua
tangannya. Terkadang, ia pun menumpu pada kedua kakinya. Otot leher yang
semakin kuat, memungkinkan bayi untuk menegakkan kepala dan
menggoyangkan kepalanya. Bila otot leher bayi masih terkulai lemas maka perlu
dicurigai.
Bila didudukkan dengan dipangku, kepalanya dapat tegak. Curigai bila kepalanya
lemas terjatuh atau menunduk.
Sudah berguling atau tengkurap-telentang sendiri. Beberapa bayi masih perlu
bantuan untuk itu. Ini masih wajar. Saat tubuhnya miring-miring, coba bantu dia
membalikkan badannya. Waspadai bila menaruhnya di tempat tidur karena
dengan kemampuannya yang baru ini, ia berisiko terjatuh bila tidak diawasi.
Ketika bayi telungkup, berikan mainan berbunyi di hadapannya agar ia berusaha
mengangkat kepala. Ini juga melatih kekuatan otot leher yang diperlukan saat ia
belajar duduk nantinya dan untuk belajar meraih mainannya. Jangan sering
menggendongnya, lebih baik taruh bayi di tempat tidurnya agar banyak
bereksplorasi.
Bayi sudah diajar untuk didudukkan. Contoh, dari posisi telentang, kita bisa
menarik kedua tangannya perlahan sehingga ia seolah-olah dalam posisi duduk.
Sudah memungkinkan juga untuk memosisikan bayi duduk saat digendong,
Psikologi Perkembangan

48

dipangku atau diletakkan di kereta dorong bayi.
Motorik halus
Bila diberikan mainan, bayi dapat menggenggam dan memainkannya.
Dapat meraih benda.
Memasukkan tangan ke mulut dengan mainan atau benda.
Bola mata mengikuti arah benda yang digerakkan dihadapannya tanpa diikuti
gerakkan kepala.
B. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN KOGNITIF
Perkembangan kognitif (intelektual) sebenarnya merupakan perkembangan pikiran.
Pikiran anak adalah bagian dari otaknya yang bertanggung jawab terhadap bahasa, pembentukan
mental, pemahaman, penyelesaian masalah, pandangan, penilaian, pemahaman sebab akibat,
serta ingatan.
Begitu bayi lahir ke dunia, saat itu pula pikirannya memulai proses belajarnya. Bayi
belajar melalui interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dia menggunakan panca inderanya
untuk mempelajari dunia di sekelilingnya. Jangan meremehkan tingkat kewaspadaannya
terhadap apa yang terjadi di sekitarnya.
Walaupun ia belum bisa mengutarakan sifat keras-lunak, pahit-manis dengan kata-kata,
namun ia sebenarnya bisa memahami berbagai sifat ini melalui kelima panca inderanya.
Bayi juga akan sangat senang jika kita selalu memperkenalkan benda-benda baru serta
sifat-sifatnya. Teruslah berulangkali menjelaskan kepadanya nama-nama benda tersebut, berikut
sifatnya (hijau, halus, dingin),, maka lama kelamaan ia akan menguasai dan memahaminya.
Dilihat dari perkembangan kognitif menurut piaget, usia bayi berada pada periode sensori
motorik. Tahap ini berlangsung dari lahir hingga kira-kira hingga usia 2 tahun dan meliputi
kemajuan dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan sensasi yang diterima melalui
gerakan-gerakan fisik. Tahap sensorik - motorik dibagi menjadi enam subtahap yaitu :
Psikologi Perkembangan

49

1. Refleks sederhana (simple reflexs)
Pengertian : suatu subtahap sensorik motorik pertama Piaget.
Waktu : bulan pertama setelah kelahiran.
Karakteristik : pada subtahap ini, alat dasar koordinasi sensasi dan aksi ialah melalui
perilaku refleksif. Bayi mengembangkan suatu kemampuan untuk menghasilkan perilaku
yang menyerupai refleks dalam ketiadaan rangsang reflektif yang jelas.
Contoh : bayi dalam tahap ini dapat langsung menghisap botol susu yang didekatkan
bayi.
2. Kebiasaan - kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer (first habits and primary circular
reactions).
Pengertian : subtahap sensorik-motorik Piaget kedua ~ Waktu: antara usia I dan 4 bulan.
Karakteristik : pada subtahap ini, bayi belajar mengorganisasikan sensasi dan tipe skema
atau struktur , yaitu kebiasaan-kebiasaan dan reaksi sirkuler primer.
Suatu kebiasaan ialah suatu skema yang didasarkan atas satu refleks yang sederhana
Contoh : Seorang bayi pada subtahap I akan menghisap bila secara oral dirangsang oleh
suatu botol , tetapi pada subtahap 2 ini dapat melatih isapan bahkan bila tidak ada botol
muncul.
Reaksi sirkuler primer ialah suatu skema yang didasarkan pada usaha bayi untuk
memproduksi suatu peristiwa yang menarik atau menyenangkan yang pada mulanya
terjadi secara kebetulan.
Contoh : Seorang anak secara kebetulan menghisap jarinya ketika jarinya didekatkan di
dekat mulutnya, kemudian dia mencarinya untuk dihisap lagi, tetapi jari tidak bekerja
sama dalam pencarian karena bayi tidak dapat mengkoordinasikan tindakan visual dan
tindakan manual.
3. Reaksi sirkuler sekunder ( secondary circular reaction )
Pengertian : subtahap sensorik motorik ketiga Piaget
Waktu : antara usia 4 dan 8 bulan.
Karakteristik : Pada sub tahap ini, bayi semakin berorientasi atau berfokus pada benda di
dunia, yang bergerak di dalm keasyikan dengan diri sendiri dalam interaksi sensorik
Psikologi Perkembangan

50

motorik.
Contoh : Kesempatan menggoyang-goyangkan suatu mainan yang berbunyi kertak
- kertak, misalnya dapat menakjubkan bayi dan selanjutnya akan mengulang tindakan
ini dalam rangka mengalami ketakjuban, bayi meniru tindakan orang lain seperti
berbicara,dll.
4. Koordinasi reaksi sirkuler sekunder (coordination secondary circular reaction)
Pengertian : subtahap sensorik motorik Piaget keempat.
Waktu : antara usia 8 dan 12 tahun.
Karaktristik : Pada subtahap ini, beberapa perubahan yang signifikan berlangsung
meliputi koordinasi skema dan kesenjangan. Bayi dapat mengkoordinasikan dan
mengkombinasikan ulang skema yang telah dipelajari sebelumnya dengan cara yang
terkoordinasi.
Berkaitan dengan koordinasi ini adalah antara pencapaian kedua adanya
kesenjangan(intentionality), pemisahan cara dan tujuan dalam melaksanakan perbuatan yang
sederhana.
Contoh : Bayi dapat menggunakan suatu tongkat ( cara )untuk meraih suatu mainan yang
diinginkan di dalam jangkauan tertentu ( tujuan ).
5. Reaksi sirkuler tersier, kesenangan atas sesuatu yang baru dan keingintahuan (tertiery
circular reaction, novelty and curiosity).
Pengertian : Subtahap sensorik - motorik kelima Piaget. Yaitu suatu skema di mana bayi
dengan tujuan tertentu menjelajahi kemungkinan- kemungkinan baru pada benda-benda
dan terus- menerus mengubah apa yang dilakukan terhadap benda-benda itu dan
mengamati hasilnya.
Waktu : antara usia 12 dan 18 bulan.
Karakteristik: Pada subtahap ini, bayi semakin tergugah minatnya oleh berbagai hal yang
ada pada benda-benda itu dan oleh banyaknya hal yang dapat mereka lakukan pada
benda-benda itu.
Contoh : Balok dapat dibuat jatuh, berputar atau ditabrakan ke benda lain.

Psikologi Perkembangan

51

6. Intemalisasi skema (Internalization of schemes)
Pengertian : Subtahap sensorik-motorik keenam Piaget.
Waktu : Antara usia 18 dan 24 bulan.
Karakteristik : Pada subtahap ini, fungsi mental bayi berubah dari suatu taraf sensorik-
motorik murni menjadi suatu taraf simbolis dan bayi mulai mengembangkan kemampuan
untuk menggunakan simbol- simbol primitif. Simbol primitif adalahrepresentasi peristiwa
yang dialami bayi melalui sensoris gambar atau kata yang terinternalisasi dalam dirinya.
Contoh: Seorang anak membuka pintu pelan-pelan agar setumpuk kertas yang diletakkan
di atas lantai tidak terbang kemana-mana. Dengan jelas anak memiliki suatu gambaran
kertas atas kertas yang belum pernah dia lihat sebelumnya dan apa yang terjadi pada
kertas itu bila pintu dibuka dengan cepat.
Secara ringkas karakteristik perkembangan kognitif pada bayi adlah sebagai berikut .
Aktif memerhatikan orang yang ada di dekatnya atau yang mengajaknya
bicara atau objek yang berada di dekat/dalam pandangannya.
Mulai ada ketertarikan untuk mengamatinya.
Bermain dengan mainan kerincingan atau memainkan tangan, kaki maupun
jari- jari tangan dan kakinva.
Mencari sumber suara dan mengeskplorasi rasa dengan menggunakan tangan
dan mulut.
Mengembangkan imitasi, memori dan berfikir
Mempersepsi ketajaman objek,
Bergerak dari kegiatan yang bersifat refleks ke aktivitas yang mengarah
kepada tujuan
Piaget yakin bahwa kemampuan bayi untuk membangun skema sensorik
motorik,meniru, membentuk gambaran atas benda yang bayi lihat dicapai pada pertengahan
kedua tahun kedua, tetapi para pakar psikologi pemrosesan informasi yakin bahwa
Psikologi Perkembangan

52

kemampuan-kemampuan perhatian, simbolis, imitasi dan konseptual terjadi jauh lebih awal
dan maju dalam perkembangan mereka, termasuk perkembangan dalam hal memori dan
imitasi.
Habituasi dan Dishabituasi
Pembiasaan (habituation) adalah penyajian yang berulang-ulang dari stimulus
yang sama yang menyebabkan berkurangnya perhatian terhadap rangsangan.
Contoh : apabila suatu rangsangan (cahaya atau suara) ditujukan kepada bayi
beberapa kali secara berturut-turut, mereka biasanya kurang memberi
perhatian terhadap rangsangan itu.
Dishabituation ialah suatu minat yang diperbaharui seorang bayi terhadap
suatu rangsangan.
Contoh : apabila bayi diberikan rangsangan yang berbeda dari jenis rangsangan sebelumnya
dan bayi memberi perhatian terhadap rangsangan itu, maka hal itu disebut dishabituasi.
Memori
Memori adalah unsur pusat perkembangan kognitif, yang memuat seluruh situasi yang
didalamnya individu menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu. Memori
berkembang jauh lebih awal pada masa bayi dan lebih spesifik daripada kesimpulan yang
dikemukakan sebelumnya.
Imitasi
Kemampuan imitasi bayi secara biologis telah muncul sejak lahir karena bayi ternyata
dapat meniru ekspresi wajah dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran.
Meltzoffmempelajari imitasi yang ditunda (deferred imitation) yang merupakan imitasi yang
terjadi setelah suatu penundaan waktu berjam jam atau berhari-hari. Dalam Penelitian
Meltzoff suatu investigasi Meltzoff mendemonstrasikan bahwa bayi berusia 9 bulan dapat
meniru tindakan yang mereka lihat dilakukan 24 jam sebelumnya. Piaget yakin bahwa imitasi
yang ditunda terjadi pada usia kira 18 bulan, Meltzoff menunjukkan bahwa imitasi ini jauh
Psikologi Perkembangan

53

lebih awal dalam perkembangan bayi.
PERBEDAAN-PERBEDAAN INDIVIDUAL DALAM INTELEGENSI
Skala perkembangan intelegensi bagi balita muncul sebagai akibat dari adanya
pelaksanaan tes IQ pada anak-anak yang lebih besar, tetapi ukuran-ukuran yang mengukur bayi
pada dasarnya kurang verbal dibandingkan dengan tes IQ yang mengukur intelegensi anak-anak
yan lebih tua.
Tes intelegensi bayi berguna dalam mengukur berapa besar dampak kekurangan gizi,
obat-obatan, kehilangan kasih sayang ibu (maternal deprivation) dan rangsangan lingkungan
dalam perkembangan bayi.

C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Perkembangan psikososial bayi dimulai pada usia 1-2 bulan memperlihatkan rasa senang-
nyaman berdekatan dengan orang yang dikenal, usia 4-7 bulan memberikan respon emosional
terhadap kontak sosial, dan usia 9-10 bulan mulai lepas dari pengasuhnya karena sudah dapat
merangkak atau meraih sesuatu. Usia 1 tahun tampak interaktif rasa aman dengan ibu atau
pengasuhnya dan usia 2 tahun mulai mengikuti perbuatan.
Adanya gangguan psikososial ini kemungkinan dapat memperkirakan apakah anak akan
cendrung menjadi pendiam atau hiperaktif. Adanya gangguan ini perlu mendapatkan perhatian
orang tua, karena biasanya berhubungan dengan gangguan lainnya seperti hiperaktif dengan
terlambat bicara.
Sebelumnya kita telah membahas tentang teori-teori dalam psikologi perkembangan.
Salah satunya terdapat teori psikososial erikson, yang menyatakan bahwa kepribadian terbentuk
ketika seseorang melewati tahap psikososial seumur hidupnya. Dimana masing-masing tahap
memiliki tugas perkembangan tang khas,dan mengharuskan individu menhadapi dan
menyelesaikan krisis yang di alami. Sedangkan perkembangan psikososial berhubungan dengan
perubahan-perubahan perasaan atau emosi dan kepribadian srta perubahan dalam bagaimana
Psikologi Perkembangan

54

individu berhubungan dengan oranglain (adaptasi dengan lingkungan)
Perkembangan psikososial masa bayi juga berhubungan dengan perubahanperubahan
perasaan atau emosi dan kepribadian dalam berhungan dengan orang lain. Meskipun dalam
pemenuhan kebutuhannya bayi sangat tergantung pada ibunya atau pengasuhnya. Namun, bukan
berarti bayi tersebut aktif, dia juga mengalami prubahanperubahan dari pengalamannya sejak
lahir. Sehingga, semakin bertambah dan berpartisipasi aktif dalam perkembangan psikososialnya
sendiri, mengamati, serta berinteraksi dengan orang-oran disekitarnya.
Sebagai bayi yang sedang tumbuh lebih dewasa, dia memiliki kedekatan dan keterkaitan
emosional denga orang-orang yang peting dalam hidupnya. Bayi juga berpartisipasi dalam
menjalin huungan dengan cara-cara yang halus. Lebih dari itu, bayi juga menyatakan perasaan
atau kebutuhannya dengan cara-cara yang membingungkan
Perilaku demikian menunjukkan adanya dua tema utama dalam
perkembangan psikosial selama masa bayi, yaitu keprcayaan dan otonomi. Bayi
mempelajari apa yang di harapkan dari orang-orang yang penting dalam hidupnya. Mereka
mengembangkan suatu perasaan mengenai siapa yang mereka senangi dan makanan apa yang di
senangi serta yang tidak disenangi.
Secara ringkas karakteristik emosi pada bayi adalah sebagai berikut :
Mampu berinteraksi dan berkomunikasi secara beragam. Contoh, ketika diajak bicara, ia
memberi respons berupa suara atau tingkah yang memperlihatkan kesenangan maupun
ketidaksenangan. Jika ada hal yang menurutnya menyenangkan, ia bisa tersenyum bahkan
tergelak tertawa.
Menyukai permainan yang bersifat sosial atau permainan yang bersenda gurau, seperti main
cilukba.
Kontak mata semakin intens dan bola matanya dapat mengikuti arah pergerakan objek.
Secara visual, bayi sudah mengenali orangtuanya. Bisa menarik perhatian. Antara lain
dengan tertawa keras, menjerit, menghentakkan badan, menendangkan kaki, main ludah dan
lainnya.
Psikologi Perkembangan

55

Memberi respons dengan menoleh pada suara yang menarik perhatiannya. Ada keinginannya
untuk digendong oleh orang yang mendekatinya.
D. PERKEMBANGAN EMOSI
Emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan gejolak fisiologis dan perilaku yang
tampak sekaligus. Emosi pun diklasifikasi menjadi dua yaitu, afektifitas positif (antusiasme,
kegembiraan, kesabaran, dan ketenangan) dan afektifitas negatif (kecemasan, kemarahan, rasa
bersalah, dan kesedihan). Sedangkan, yang dinamakan dengan emosionalitas pada perangai bayi
adalah kecenderungan untuk mengalami kesulitan (distressed).
Dalam perkembangan anak, emosi memiliki peranan-peranan tertentu, seperti, media
untuk penyesuaian diri dan mempertahankan kelangsungan hidup (adaptation&survival). Emosi
pun memiliki fungsi sebagai media pengaturan diri (regulation). Dan juga berfungsi sebagai
media komunikasi.
Gejala awal perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulus yang
kuat. Keterangsangan berlebih-lebihan tampak dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru
lahir. Meski begitu, reaksi emosional pada bayi yang masih dalam periode neo natal, kurang
spesifik, karena hanya menampakan reaksi terhadap kesenangan dan ketidak senangan. Seiring
pertambahan usianya, ekspresi emosional bayi sekitar satu tahun, telah menyerupai ekspresi yang
ditampakkan oleh orang dewasa.
Biasanya, emosi pada bayi hanya ditunjukkan dengan menangis dan tersenyum, karena
kedua hal itu adalah mekanisme yang terpenting untuk mengembangkan komunikasi bayi
tersebut.
Para ahli telah lama mempercayai bahwa kemampuan untuk berkreasi secara emosional
sudah ada pada bayi yang baru lahir seperti menangis, tersenyum, dan frustasi, bahkan beberapa
peneliti percaya bahwa beberapa minggu setelah lahir bayi dapat memperlihatkan bermacam-
macam ekspresi dari semua emosi dasar termaksud kebahagiaan, perhatian, keheranan,
kemarahan, ketakutan, kesedihan, dan kemuakan sesuai dengan situasinya untuk mengetahuinya
apakah bayi benar-benar mengekspresikan emosi tertentu, Carroll Izord (1982) mengembangkan
Psikologi Perkembangan

56

suatu sistem pengkaderan ekspresi wajah bayi yang berkaitan dengan emosi tertentu yang
dikenal dengan maximally discrimunative facial movement coding system, berdasarkan sistem
klasifikasi Izord,diketahui beberapa ekspresi emosi selama masa bayi, yaitu :
Perkembangan Emosi bayi
Umur Umur ekspresi emosi
0 - I bulan
3 bulan
3 - 4 bulan
4 bulan
4 - 7 bulan
5 - 9 bulan
18 bulan
Senyuman sosial
Senyuman kesenangan
Kehati-hatian
Kelurahan
Kegembiraan, kemarahan
Ketakutan
Malu

Ekspresi berbagai emosi tersebut mempunyai pesanan yang sangat penting bagi
perkembangan anak. Brethertun et al (1981) menyebutkan 3 fungsi utama ekspresi emosi
bayi,yaitu adaptasi dan kelangsungan hidup, regulasi, komunikasi. Fungsi penyesuaian diri dan
kelngsungan hidup berbagai ketakutan adalah bersifat adaptif, karena ada kaitan yang jelas
antara gejolak perasaan dengan kemungkinan bahaya.fungsi pengaturan,yaitu berkaitan dengan
emosi yang mempengaruhi informasi yang di seleksi anak-anak dari dunia presepsi dan prilaku
yang diperlihatkan.kemudian yang berkaitan dengan fungsi komunikasi, anak-anak
menggunakan emosi untuk menginformasikan pada orang lain tentang perasaan dan kebutuhan-
kebutuhannya.
Menurut Wasz-Hockert dan kawan-kawan (1968), bayi memiliki tiga jenis tangisan yaitu
tangisan dasar atau basic cry (ketika menunjukan rasa lapar), tangisan marah atau anger cry
(variasi basic cry yang menunjukan kegusaran), dan tangisan sakit atau pain cry (tangisan
merintih yang butuh upaya menarik nafas cukup lama dan menunjukan rasa sakit).
Menurut Emde, Gaensbauer, dan Harmon (1976), bayi memiliki dua tipe senyuman yaitu
senyum refleksi atau reflexive smile (bukan karena rangsang luar) dan senyum sosial atau social
Psikologi Perkembangan

57

smile (respon atas stimulus).
Secara ringkas karakteristik emosi pada bayi adalah sebagai berikut :
Melewati usia 3 bulan reaksi emosi bayi sudah lebih jelas. Jika ada keinginan yang tak
terpenuhi, si kecil bisa mengomunikasikannya dengan gerak tubuh, rengekan atau tangisan
yang beritmis, serta mimik muka. Adakalanya emosi yang muncul -karena rasa marah dan
kecewa- ditampakkan dengan berlebihan seperti berteriak-teriak dan perlu waktu untuk
menenangkannya. Orangtua dapat membangun emosi positif dengan berusaha jeli memahami
apa kebutuhan bayinya dan harus sering mengajaknya bicara pada setiap kesempatan.
Berikan stimulasi setiap berinteraksi dengan anak.
Bayi sudah bisa merasakan emosi orangtuanya yang sedang sedih, marah, letih dan
sebagainya. Umpamanya, saat si kecil berceloteh lantas ibu mengeluarkan suara dengan
intonasi tinggi, ia akan diam. Bayi yang merniliki gangguan emosi justru cuek pada apa yang
terjadi di sekelilingnya. Kalau ini yang terjadi, sering-seringlah mengajak si kecil bermain,
ngohrol, mendongeng, dan lain sebagainya. Dengan begitu, setidaknya ada rangsangan ke
otak si kecil untuk bisa fokus ke satu hal yang tengah dihadapinya.
Bayi sudah mengenali raut wajah kedua orangtuanya. Maka itu, perlihatkan wajah yang
selalu ceria padanya. Hal ini akan memberi pengaruh pada keceriaannya juga. Wajah
cemberut dan kesal yang kerap diperlihatkan pada bayi, hanya akan membuatnya juga jadi
mudah marah.

PERKEMBANGAN TEMPERAMEN
Temperamen merupakan sebuah aspek karakter yang menyelubungi seseorang secara
umum, yang dibentuk oleh kecenderungan-kecenderungan pola-pola khusus reaksi emosional,
perubahan suasana hati, dan tingkat kepekaan yang dihasilkan rangsangan. Temperamen juga
bisa dilihat sebagai reaksi seseorang terhadap respon lingkungannya. Temperamen umumnya
diperoleh seseorang melalui orang tuanya dengan cara diturunkan, juga dipengaruhi lingkungan
sekitar.
Psikologi Perkembangan

58

Goleman (1995) :
"The moods that typify our emotional life "
Baltes (1998) :
"an individual's behavioral style and characteristic way of responding "
Seifert dan Hoffnung (1994) :
"temperament refers to individual differences in responsivensess and self regulation that
are present at birth, are relatively stable and enduring over time and cross situation, and
influenced by the interction of heredity, maturation and experience " :
Temprament adalah :Perbedaan kualitas dan intensitas respons emotional serta
pengaturan diri yang memunculkan perilaku individual yang terlihat sejak lahir, yang relatif
stabil dan menetap dari waktu ke waktu dan pada semua situasi yang dipengaruhi oleh interaksi
antara pembawaan, kematangan, dan pengalaman
Beberapa bayi sangat aktif menggerakkan tangan, kai dan mulutnya tanpa henti-hentinya, tetapi
bayi lain terlihat sangat tenang. Sebagian bayi merespons dengan hangat kepada orang lain
cerewet, rewel dan susah diatur. Semua gaya perilaku ini merupakan tempramen seorang bayi.
Alexander Tomas dan Stella Chess mengklasifikasikan tempramen atas tiga pola dasar :
Pertama : Bayi yang bertempramen sedang (easy babies), menunjukkan suasana hati yang
lebih positif, keteraturan fungsi tubuh dan mudah\ beradaptasi dengan situasi baru.
Kedua : Bayi yang bertempramen tinggi (difficult babies), memperlihatkan suasana hati yang
negatif, fungsi-fungsi tubuh tidak teratur, dan stres dalam menghadapi situasi baru.
Ketiga : Anak yang bertempramen rendah (slow to warm up babies) memiliki tingkat yang
rendah dan secara reletif tidak dapat menyesuaikan diri dengan pengalaman baru, suka
murung serta memperlihatkan intensitas suasana hati yang rendah (Thomas & chess, 1977)
Konsistensi tempramen ini ditentukan oleh faktor keturunan, kematangan Jan pengalaman,
terutama pola pengasuhan orang tua. Teperamen bayi diklasifikasikan sebagai berikut :
Psikologi Perkembangan

59

Pendiam
Bayi yang digolongkan ke dalam temperamen pendiam tidak terlalu banyak tingkah,
sangat kalem. la tidak sulit untuk disuapi atau dimandikan. Jika menangis, ia mudah sekali
ditenangkan. Memiliki bayi yang bertemperamen seperti ini menyenangkan namun umumnya
lambat dalam tahap perkembangannya dibandingkan bayi-bayi lainnya. Cara yang baik
dalam mengasuh bayi berjenis temperamen ini adalah orang tua hendaknya memberikan
stimulasi berupa nyanyian, cerita, ataupun mainan yang dapat merangsang gerak motoriknya.
Aktif
Bayi yang memiliki jenis temperamen ini, begitu terlihat aktif sejak ia bangun hingga
menjelang tidur. Mereka hanya perlu sedikit tidur, lalu energinya kan penuh seperti semula.
Ia akan memainkan semua hal yang menarik perhatiannya, dan menjadi rewel jika ia merasa
bosan. Bayi yang memiliki temperamen seperti ini umumnya memiliki kematangan fisik di
atas bayi-bayi seusianya. Karena sulit dilarang untuk melakukan suatu kegiatan, cara
pengasuhan yang baik adalah dengan membuat lingkungan yang aman untuk dijelajahi.
Tergantung
Keadaan bayi tergantung pada kehadiran orang lain. Ia protes apabila orang tuanya
meletakkannya dalam box sendirian. Semua aktifitas akan dilakukannya dengan mudah jika
ada orang di dekatnya, apalagi orang tua. Sepanjang ada yang menemani, maka ia akan
makan, main, atau tidur dengan mudah. Namun jika bayi berjenis temperamen ini tidak
melihat seseorang disampingnya, ia akan rewel. Cara yang baik dalam mengasuhnya adalah
dengan membuat bayi yang memiliki temperamen ini menjadi mandiri, sehingga ia dapat
berpisah dengan orang tuanya dengan intensitas yang sering. Meski awalnya ia akan rewel,
namun ia akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan orang yang menggantikan posisi
orang tua dalam merawatnya.
Ceria
Bayi dengan jenis temperamen ini mudah dibedakan dari bayi-bayi lainnya karena ia
memiliki ekspresi yang selalu tersenyum dan tertawa. Jika melihat orang lain, bayi yang
memiliki temperamen seperti ini umumnya akan menggerakkan tangan dan kakinya, seolah-
Psikologi Perkembangan

60

oiah hendak menyapa. Bayi ini umumnya akan tumbuh menjadi anak yang mudah bergaul
dan disenangi teman-temannya. Untuk mengimbanginya, cara yang baik dalam mengasuh
bayi jenis ini adalah dengan memperkenalkan bayi pada kegiatan yang lebih tenang,
misalnya mendengarkan musik sendirian, agar ia terbiasa sendiri.
Tahu yang ia mau
Bayi seperti ini umumnya tahu benar apa yang diinginkannya, bahkan sejak bayi
dilahirkan. Jika bayi tidak ingin tidur, orang tua kesulitan menidurkannya. Begitu pula
dengan aktivitas yang tidak diinginkannya. Jika orang tua memaksanya, ia akan rewel
(memprotes) berjam jam tanpa lelah. Untungnya, bayi ini biasanya ketika tumbuh berubah
menjadi anak yang lebih mudah berkomunikasi dan bernegosiasi. Ketika ia masih bayi, cara
yang baik dalam mengasuhnya adalah dengan orang tua dituntut mengenali kebutuhan dan
memberikan rutinitas yang sama setiap harinya. Kegiatan yang terprediksi dari waktu ke
waktu dangat dibutuhkan untuk mengimbangi kebutuhannya.
PERKEMBANGAN ATTACHMENT
Bayi yang baru lahir telah memiliki perasaan sosial untuk berinteraksi dan melakukan
penyesuaian sosial terhadap orang lain. Oleh sebab itu, tidak heran kalau bayi dalam semua
kebudayaan mengembangkan kontak dan ikatan sosial yang kuat dengan orang yang
mengasuhnya, terutama ibunya.
Kontak sosial pertama bayi dengan pengasuhnya ini diperkirakan mulai terjadi pada usia
2 bulan, yaitu pada saat bayi mulai tersenyum ketika memandang wajah ibunya dan hal itu untuk
memperkukuh hubungan ibu dan anak. Perkembangan awal kontak sosial pada bayi ini
merupakan dasar bagi pembentukan hubungan sosial di kemudian hari.
Pada usia 8 bulan, muncul "objek permanen" bersamaam dengan kekhawatiran terhadap
orang yang tidak di kenal, yang disebut stranger anciety. Pada masa ini bayi mulai
memperlihatkan reaksi ketika didekati olehorang yang tidak dikenalnya. Setelah usia 8 bulan,
seorang bayi dapat membentuk gambaran mental tentang orang- orang atau keadaan, yang
disebut skema. pada usia 12 bulan umumnya bayi melekat erat pada orang tuanya ketika
Psikologi Perkembangan

61

ketakutan atau mengira akan ditinggalkan. Ketika mereka bersama kembali, mereka akan
mengumbar senyuman dan memeluk orang tuanya, perasaan cinta antara bayi dan ibu ini disebut
dengan attachment.
Attachment adalah sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh J. Bowlby tahun
1958 untuk menggambarkan pertalian atau ikatan antara ibu dan anak.
Kebanyakan ahli psikologi perkembangan mempercayai bahwa attachment pada bayi
merupakan dasar utama bagi pembentukan kehidupan sosial anak di kemudian hari. Menurut J.
Bowlby, pentingnya attachment dalam tahun pertama kehidupan bayi adalah karena bayi dan
ibunya secara naluriah memiliki keinginan untuk membentuk suatu katerikatan.

Ada 4 tahap perkembangan attachment pada bayi :
1. Tahap indiscriminate sosihility (0-2 bulan),
Bayi tidak membedakan antara orang- orang dan merasa senang dengan atau menerima
dengan senang orang yang dikenal dan yang tidak dikenal.
2. Tahap attachment is the makin (2-7 bulan),
Bayi mulai mengakui dan menyukai orang-orang yang dikenal, tersenyum pada orang yang
lebih dikenal.
3. Tahap specific, clear-cut attachment (7-24 bulan),
Bayi telah mengembangkan keterikatan dengan ibu atau pengasuh pertama lainnya dan akan
berusaha untuk senantiasa dekat dengannya, akan menangis ketika berpisah dengannya.
4. Tahap goal-coordination partenerships (24- seterusnya)
Bayi merasa lebih aman dalam berhubungan dengan pengasuh pertama, bayi tidak merasa
sedih selama berpisah dengan ibunya atau pengasuh pertamanya dalam jangka waktu yang
lama.
Kegagalan membentuk keterikatan dengan sesorang atau beberapa orang pada tahun
Psikologi Perkembangan

62

pertama kehidupannya, akan berakibat ketidakmampuan mempererat hubungan sosial yang akrab
pada masa dewasa. Penelitian Baltes dan rekan-rekannya juga menunjukkan bahwa ibu-ibu yang
diperkenankan berinteraksi segera setelah dia melahirkan anaknya, ternyata di kemudian hari
jarang ditemui persoalan- persoalan, seperti ibu yang melalaikan anak, menyiksa atau pergi
meninggalkan anak.
Sejumlah peneliti berkesimpulan bahwa semua bayi terikat pada ibunya dalam tahun
pertama. Akan tetapi kualitas ikatan tersebut berbeda-beda, sesuai dengan tingkat respon ibu
terhadap kebutuhan mereka. Ainswoth (1979) membedakan keterikatan bayi atas dua bentuk,
yaitu keterikatan yang, aman (secure attachment) dan keterikatan yang tidak aman (insecure
attachment).
PERKEMBANGAN RASA PERCAYA
Menurut Erik Erikson (1968), pada tahun pertama (bayi usia 1-2 bulan) kehidupan
ditandai dengan adanya tahap perkembangan rasa percaya dan rasa tidak percaya. Erikson
meyakini bayi dapat mempelajari rasa percaya apabila mereka diasuh dengan cara yang
konsisten. Rasa tidak percaya dapat muncul apabila bayi tidak mendapatkan perlakuan yang
baik. Gagasannya tersebut banyak persamaanya dengan konsep Ainsworth tentang keterikatan
yang aman (secure attachment).
Rasa percaya dan tidak percaya tidak muncul hanya pada tahun pertama kehidupan saja.
Tetapi rasa tersebut muncul lagi pada tahap perkembangan selanjutnya. Beberapa hal yang harus
diperhatikan pada saat anak-anak memasuki sekolah dengan rasa percaya dan tidak percaya
dapat mempercayai guru tertentu yang banyak memberikan waktu baginya sehingga
membuatnya sebagai orang yang dapat dipercayai. Pada kesempatan kedua ini , anak mengatasi
rasa tidak percaya sebalumnya. Sebaliknya, anak-anak yang meninggalkan masa bayi dengan
rasa percaya pasti pada tahap selanjutnya masih dapat memiliki rasa tidak percaya, yang
mungkin terjadi karena adanya konflik atau perceraian kedua orang tua nya. Erikson
menekankan bahwa tahun kedua kehidupan ditandai oleh tahap otonomi versus rasa malu dan
ragu-ragu.
Psikologi Perkembangan

63

Ketika bayi baru lahir, maka dapat tahapan sampai bayi berusia dua bulan sebagai berikut:
Bayi 0-1 bulan
Kelekatan hanya bisa tercipta jikalau orang tua mengenal bayi dan mengurus sendiri
bayi sejak awalnya. Jika orang tua sedang menantikan kelahiran bayi pertama, lebih baik
untuk memilih lahir normal (jika memungkinkan). Sekalipun kedengarannya lebih
mengerikan dibandingkan dengan operasi, kelahiran normal memberikan memory tersendiri
antara anda-suami-anak. Memory itu dapat mempererat hubungan orang tua. Dalam tahap ini,
orang tua utamanya ibu lebih baik memilih tidur sekamar dengan bayi. Keberadaan ayah di
tengah malam juga sangat menolong. (bread feeding father)
Bayi 1-2 bulan
Sekitar usia 6 minggu, sistem penglihatan bayi sudah mulai berkembang. Pada level
ini, bayi mulai memasuki level interaksi sosialnya. la mulai menatap wajah ibu dan mulai
membesarkan matanya. Pada saat inilah untuk pertama kalinya ibu merasa si bayi
memandangi wajahnya dan mulai berinteraksi lebih hangat lagi dengan si bayi.
Bagi orang tua hendaknya memberikan mainan yang berbunyi di dekat mata bayi dan
gerakan dari kiri ke kanan dan sebaliknya, jauh - dekat, dan sebaliknya. Hal ini dapat melatih
penglihatan bayi. Pada waktu usia 2 bulan, orang tua akan menemukan bayi tersenyum manis
didepannya. Bukan lagi senyum refleks pada saat tidur, tapi senyum yang memancing
respond anda untuk membuatnya tersenyum lebih lebar. Pada saat inilah orang tua
mengetahui bahwa tiba saatnya perannya dibutuhkan untuk mulai pendidikan sosial bagi
bayi. Sekalipun pada usia ini senyumannya belum terarah kepada orang tertentu (karena
keterbatasan penglihatan), stimulasi orang tua sangatlah dibutuhkan. Pada saat bayi
tersenyum, orang tua hendaknya memberikan respon dengan mengajak berbicara, tersenyum
kembali, atau menggelitik dagunya. Bayi akan tersenyum kembali, kadang lebih lebar atau
bahkan tertawa dan mengeluarkan suara. Respon bayi ini akan mendorong orang tua untuk
memberikan stimulasi kembali. Maka terjadilah interaksi atau komunikasi yang sederhana
antara bayi dengan orang tua. Diketemukan bahwa interaksi seperti ini mempengaruhi
perkembangan kecerdasan anak. Anak-anak yang mencapai nilai tinggi dalam test intelegensi
Psikologi Perkembangan

64

telah mendapatkan stimulasi yang baik dari orang tua ketika mereka masih bayi: orang tua
mengajak berbicara, tersenyum, bermain, mendengarkan, meniru, dan memberikan respon
yang konstan kepada senyuman bayi.
Pada usia 2 bulan bayi akan menggapaikan tangannya di hadapan mukanya. Pada saat
seperti itu orang tua dapat membiarkannya sendiri di baby box dan pergi mengerjakan hal-hal
lain.
PERKEMBANGAN OTONOMI
Menurut Chaplin (2002)
Otonomi adalah kebebasan individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan
yang bisa memerintah, menguasai, dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan menurut Seifert
dan Hoffnung (1994)
The ability to govern and regulate one's own thoughts, feeling, and action freely and responsibly
while overcoming feelings of shame and doubt. (Kemampuan untuk memerintah dan mengatur
pikiran sendiri, perasaan, dan tindakan bebas dan bertanggung jawab sementara mengatasi
perasaan malu dan ragu.red)

Menurut Erikson
Otonomi (Kemandirian) merupakan tahap kedua perkembangan psikososial yang
berlangsung pada akhir masa bayi dan baru berjalan.
Otonomi dibangun diatas perkembangan kemampuan mental dan kemampuan motorik.
Pada tahap ini bayi tidak hanya dapat berjalan tetapi mereka juga dapat memanjat, membuka dan
menutup, menjatuhkan, menolak dan menarik, memegang dan melepas. Bayi merasa bangga
dengan prestasi ini dan ingin melakukannya dengan sendiri. Penting bagi orang tua untuk
mengenal motivasi balita berjalan untuk melakukan apa yang dapat mereka lakuan sesuai dengan
kemampuan. Mereka dapat belajar mengendalikan otot dan dorongan keinginan mereka sendiri.
Psikologi Perkembangan

65

Dengan demikian, setelah memperoleh kepercayaan bayi mulai menemukan bahwa perilaku
mereka adalah milik mereka sendiri dan menyatakan rasa mandiri (otonomi).
Dalam tahap ini, orang tua selalu memberikan dorongan kepada anak agar dapat melatih
kemampuan, sebaliknya jika orang tua cenderung menuntut terlalu banyak atau membatasi untuk
menyelidiki lingkungan, maka anak akan mengembangkan rasa malu dan ragu tentang
kemampuan mereka untuk mengendalikan diri sendiri dan dunia mereka.
Erikson yakin bahwa tahap Otonomi versus rasa malu dan ragu memiliki implikasi yang
penting bagi perkembangan kemandirian dan identitas selama masa remaja. Perkembangan
otonomi selama tahun balita memberi remaja dorongan untuk menjadi individu yang mandiri,
yang dapat memiliki dan menentukan masa depan mereka sendiri.
Dalam perkembangan sosio-emosi pada masa bayi, memiliki hubungan dengan perihal
keterikatan (attachment), otonomi bayi, perkembangan psikososial, temperamen, perkembangan
rasa percaya, emosi dll. Perkembangan sosio-emosi pada bayi menjadi hal penting yang banyak
dikaji. Karena beragam hal yang dialami pada masa bayi akan membentuk pola perilaku tertentu
dengan efek psikologis tertentu. Perkembangan yang terjadi pada masa bayi mempengaruhi pola
perkembangan di tahap berikutnya. Untuk itu hendaklah orang tua yang memiliki bayi,
memperhatikan setiap kejadian yang tengah terjadi pada masa tumbuh kembang bayi supaya bayi
dapat berkembang menjadi orang yang diharapkan oleh orang tua kelak










Psikologi Perkembangan

66

BAB VI
TAHAP PERKEMBANGAN ANAK-ANAK
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami karakteristik perkembangan anak-anak
Kompetensi Dasar:
1. Memahami karakteristik perkembangan fisik masa anak-anak (awal dan
akhir)
2. Memahami karakteristik perkembangan kognitif masa anak-anak (awal dan
akhir)
3. Memahami karakteristik perkembangan psikososial masa anak-anak (awal
dan akhir)
I ndikator:
1. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan fisik masa anak-anak (awal dan
akhir)
2. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan kognitif masa anak-anak (awal
dan akhir)
3. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan psikososial masa anak-anak
(awal dan akhir)

A. PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK AWAL
Masa anak-anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan,
yakni kira-kira usia 2 tahun sampai saat anak matang secara seksual, yakni kira-kira usia 13
tahun untuk wanita dan 14 tahun untuk pria. Masa anak-anak awal berlangsung dari umur 2
tahun sampai 6 tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia 6 tahun sampai saat anak matang
secara seksual (Hurlock, 1980).
1. Perkembangan Fisik
Selama masa anak-anak awal, pertumbuhan fisik berlangsung lambat
dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan selama masa bayi. Namun keterampilan-
keterampilan motorik kasar dan motorik halus justru berkembang pesat.
- Tinggi dan Berat
Selama masa anak-anak awal, tinggi rata-rata anak bertumbuh 2,5 inci dan berat
bertambah antara 2,5 hingga 3,5 kg setiap tahunnya.
- Perkembangan Otak
Psikologi Perkembangan

67

Pertumbuhan otak selama awal masa anak-anak disebabkan oleh pertambahan jumlah
dan ukuran urat saraf yang berujung di dalam dan di antara daerah - daerah otak.
Ujung - ujung urat saraf it uterus bertumbuh setidak-tidaknya hingga masa remaja.
Beberapa pertambahan ukuran otak juga disebabkan oleh pertambahan myelination,
yaitu suatu proses di mana sel-sel urat saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan
sel-sel lemak.
- Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik pada masa anak-anak ditandai dengan berkembangnya
keterampilan motorik, baik kasar maupun halus.
Tabel.Perkembangan Motorik Masa Anak-anak Awal
Usia/Tahun Motorik Kasar Motorik Halus
2,5-3,5 Berjalan dengan baik;
berlari 1 urus kedepan;
melompat

Meniru sebuah lingkaran;
tulisan cakar ayam; dapat
makan menggunakan
sendok;
menyusun beberapa kotak
3,5-4,5 Berjalan dengan 80%
langkah orang dewasa;
berlari 1/3 kecepatan
orang dewasa; melempar
& menangkap bola besar,
tetapi lengan masih kaku.

Mengancingkan baju;
meniru bentuk sederhana;
membuat gambar
sederhana.

4,5-5,5 Menyeimbangkan badan
di atas satu kaki; berlari
jauh tanpa jatuh; dapat
berenang dalam air yang
dangkal
Menggunting; menggambar
orang; meniru angka &
huruf sederhana; membuat
susunan yang kompleks
dengan kotak -kotak.


Psikologi Perkembangan

68

2. Perkembangan Kognitif
a. Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget
Perkembangan kognitif pada masa anak-anak dinamakan tahap praoperasional
(preoperational stage), yang berlangsung dari usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap ini,
konsep yang stabil dibentuk, penalaran mental muncul, egosentrisme mulai kuat dan
kemudian melemah, serta terbentuknya keyakinan terhadap hal yang magis.
Secara garis besarnya pemikiran praoperasional dapat dibagi ke dalam dua
subtahap, yaitu :
- Subtahap Prakonseptual (2 - 4 tahun)
Subtahap Prakonseptual disebut juga pemikiran simbolik (symbolic
thought), karena karakteristik utama subtahap ini ditandai dengan munculnya
system-sistem lambing atau symbol,seperti bahasa. Pada subtahap ini anak-anak
mengembangkan kemampuan untuk menggambarkan atau membayangkan secara
mental suatu objek yang tidak ada (tidak terlihat) dengan sesuatu yang lain.
Misalnya, pisau yang terbuat dari plastic adalah sesuatu yang nyata, mewakili
pisau yang sesungguhnya. Kata pisau sendiri bias mewakili sesuatu yang abtrak,
seperti bentuknya atau tajamnya.
- Subtahap Intuitif (4 - 7 tahun)
Merupakan subtahap kedua dari pemikiran praoperasional yang terjadi
pada anak dalam periode dari 4 hingga 7 tahun. Dalam subtahap ini, meskipun
aktivitas mental tertentu (seperti cara-cara mengelompokkan, mengukur atau
menghubungkan objek-objek) terjadi, tetapi anak-anak belum begitu sadar
mengenai prinsip-prinsip yang melandasi terbentuknya aktivitas tersebut.
b. Perkembangan Persepsi
Selama tahun-tahun prasekolah, penglihatan yang menjadi sumber informasi
penting mengalami penigkatan. Meskipun demikian, anak prasekolah masih belum
mampu melihat sebaik penglihatan anak yang lebih besar. Mereka biasanya memiliki
penglihatan jauh.
Psikologi Perkembangan

69

Seiring dengan peningkatan ketajaman visual, selama masa awal anak-anak
persepsi visual mereka juga bertambah baik. Peningkatan persepsi visual ini terjadi
melalui dua cara. Menurut Seifert & Hoffnung, 1994:
1. Diskriminasi visual (visual discrimination),yaitu kemampuan untuk membedakan
atau melihat perbedaan-perbedaan terhadap yang mereka lihat.
2. Integrasi visual (visual integration),yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan
beberapa penglihatan dengan tindakantindakan fisik secara tepat.
Kemudian, dalam banyak hal perkembangan persepsi pendengaran anak
prasekolah lebih cepat dari persepsi visualnya. Pada usia 2 atau 3 tahun, ketajaman
pendengaran anak pada umumnya telah berkembang sangat baik.
c. Perkembangan Memori
Memori Jangka Pendek
Dalam memori ini, individu menyimpan informasi selama 15 hingga 30
detik, dengan asumsi tidak ada latihan atau pengulangan. Memori jangka pendek
(short-term memory) ini sering diukur dalam rentang memori (memory span),
yaitu jumlah item yang dapat diulang kembali dengan tepat sesudah satu
penyajian tunggal.
Menurut Matlin, dibandingkan dengan anak-anak yang lebih besar atau
dengan orang dewasa, anak yang lebih kecil lebih mungkin untuk menyimpan
materi berupa visual dalam ingatan jangka pendeknya. Hitch dan teman-temanya
menemukan bahwa anak usia 5 tahun mengalami kesulitan mengulang kembali
serangkaian gambar-gambar yang sama dari objek-objek secara visual
dibandingkan dengan serangkaian dari gambar-gambar yang tidak sama.
Memori Jangka Panjang
Pada umumnya anak-anak yang masih kecil memiliki kemampuan memori
rekognisi dan memori recall.
Psikologi Perkembangan

70

d. Perkembangan Atensi
Atensi (attention) atau perhatian merupakan sebuah konsep multidimensional
yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan ciri-ciri dan cara-cara merespons
dalam system kognitif. Atensi pada anak telah berkembang sejak masa bayi.
Meskipun atensi bayi memilki pengaruh yang besar terhadap perkembangan kognitif
selama tahun-tahun prasekolah, namun kemampuan anak untuk memusatkan
perhatian berubah secara signifikan selama tahun-tahun prasekolah. Para ahli
psikologi perkembangan meyakini bahwa perubahan ini mencerminkan suatu
pergeseran pengendalian kognitif perhatian sehingga anak-anak bertindak kurang
impulsif.
e. Perkembangan Metakognitif
Perkembangan metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses
kognisi atau kesadaran kita tentang pemikiran. Metakognitif merupakan suatu proses
menggugah rasa ingin tahu karena kita menggunakan proses kognitif kita untuk
merenungkan proses kognitif kita sendiri.
Penelitian Flavel tentang metakognitif lebih difokuskan pada anakanak. Flavel
menunjukkan bahwa anak-anak yang masih kecil telah menyadari adanya pikiran,
memiliki keterkaitan dengan dunia fisik, dapat menggambarkan objek-objek dan
peristiwa-peristiwa secara akurat atau tidak akurat, dan secara aktif menginterpretasi
tentang realitas dan emosi yang dialami.
f. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini anak-anak telah mengalami sejimlah nama-nama dan hubungan
antara simbol-simbol la juga dapat membedakan berbagai benda di sekitarnya serta
melihat hubungan fungsional antara bendabenda tersebut. Di samping itu, pada masa
ini penguasaan kosa kata anak juga meningkat pesat.
Pada mulanya bahasa anak-anak bersifat egosentris,yaitu bentuk bahasa yang
lebih menonjolkan diri sendiri, berkisar pada minat, keluarga, dan miliknya sendiri.
Menjelang akhir masa anak-anak awal, percakapan anak-anak berangsur-angsur
Psikologi Perkembangan

71

berkembang menjadi bahasa social. Ketika bahasa anak berubah dari bahasa yang
bersifat egosentris ke bahasa social, maka terjadi penyatuan antara bahasa dan
pikiran. Penyatuan antara bahsa dan pekiran ini sangat penting bagi pembentukan
struktur mental atau kognitif anak.

3. Perkembangan Psikososial
Beberapa aspek penting perkembangan psikososial yang terjadi pada masa anak-
anak awal :
a) Perkembangan Permainan
Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas sosial yang dominan pada awal
masa anak-anak. Permainan bagi anak-anak adalah suatu bentuk aktivitas yang
menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri, bukan karena
ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas tersebut. Hal ini adlah karena
bagi anakanak proses melakukan sesuatu lebih menarik daripada hasil yang akan
didapatkannya.
Fungsi Permainan
Hetherington dan Parke (1979),menyebutkan 3 fungsi utama dari permainan :
- Fungsi kognitif permainan membantu perkembangan kognitif anak.
- Fungsi social permainan dapat meningkatkan perkembangan social anak.
- Fungsi Emosi permainan memungkinkan anak untuk memecahkan sebagian
dari masalah emosionalnya, belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin.
Jenis jenis Permainan
Kategori permainan anak-anak : (Parten)
1). Permainan Unoccupied
2). Permainan Solitary
3). Permainan Onlooker
Psikologi Perkembangan

72

4). Permainan Parallel
5). Permainan Assosiative
6). Permainan Cooperative.
Macam permainan menurut Seifert & Hoffnung :
1). Permainan fungsional (functional play)
2). Permainan konstruktif (constructive play)
3). Permainan dramatic (dramatic play)
4). Permainan dengan aturan (games with play).
b) Perkembangan Hubungan dengan Orang Tua
Kasih sayang orang tua atau pengasuh selama beberapa tahun pertama
kehidupan merupakan kunci utama perkembangan social anak, meningkatkan
kemungkinan anak memilki kompetensi secara social dan penyesuaian diri yang bailc
pada tahun-tahun prasekolah dan sesudahnya.
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya
pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua. Dalam Lerner & Hultsch
merekomendasikan 3 tipe pengasuhan yang terkait dengan aspek-aspek yang berbeda
dalarn tingkah laku social anak,yaitu :
1) Pengasuhan otoritatif (authoritative parenting) adalah salah satu gaya
pengasuhan yang memperlihatkan pengawasan ekstra ketat terhadap tingkah laku
anak-anak, tetapi mereka juga bersikap rresponsif, menghargai dan menghormati
pemikiran, perasaan, serra mengikutsertakan anak dalam pengambilan
keputusan.
2) Pengasuhan otoriter (authoritarian parenting) adalah suatu gaya pengasuhan yang
membatasi dan menuntut anak untuk mengikuti perintah-perintah orang tua.
3) Pengasuhan permisif (perrrrissive parenting) Ada dua bentuk :
Psikologi Perkembangan

73

- Pengasuhan permissive-indulgent
- Pengasuhan permissive-indifferent.
c) Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Hubungan social dengan teman sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi
perkembangan pribadi anak. Salah satu fungsi kelompok teman sebaya yang paling
penting ialah menyediakan suatu sumber informasi dan perbandingan tentang dunia d
luar keluarga.
d) Perkembangan Gender
Gender dimaksudkan sebagai tingkah laku dan sikap yang diasosiasikan
dengan laki-laki atau perempuan. Kebanyakan anak mengalami sekurang-kurangnya
tiga tahap dalam perkembangan gender (Shepherd-Look).
1. Anak mengembangkan kepercayaan tentang identitas gender, yaitu rasa laki-laki
atau perempuan.
2. Anak mengembangkan keistimewaan gender, yaitu sikap tentang jenis kelamin
mana yang mereka kehendaki.
3. Mereka memperoleh ketetapan gender, suatu kepercayaan bahwa jenis kelamin
seseorang ditentukan secara biologis, permanen, dan tak berubah-ubah.

Tren Perkembangan Gender Selarna Masa Awal Anak-anak
1) Permainan dan Aktivitas
Anak-anak usia antara 2 dan 3 tahun, telah mempelajari stereotip gender
konvensional yang dihubungkan dengan berbagai aktivitas dan objek-objek
umum. Mereka menghubungkan gender dengan mainan, seperti permainan mobil-
mobilan adalah "untuk anak laki-laki" dan boneka "untuk perempuan". Pada saat
yang sama, mereka belajar mengasosiasikan jenis pakaian, peralatan-peralatn
umum, dan permainan-permainan umum.
Pada awal usia sekolah, mereka mulai menghubungkan keluarga dan
Psikologi Perkembangan

74

pekerjaan tertentu dengan gender, sekalipun keluarga mereka tidak
memperlihatkan pembagian tersebut.
2) Kualitas Personal
Belakangan ini, diusulkan teori gender skema (gender schematheory)
untuk menjelaskan perkembangan pemahaman anak mengenai gender. Skema
gender adalah mengorganisir dunia dalam sudut pandang perempuan dan laki-
laki. Teori skema gender adalah pernyataan bahwa perhatian dan perilaku
individu dipandu olah motivasi internal untuk menyesuaikan diri dengan standar-
standar dan stereotip-stereotip social budaya yang berbasis gender.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa teori skema gender merupakan
suatu bentuk kepercayaan dan stereotip tentang gender yang digunakan anak
untuk mengorganisir informasi tentang karakteristik, pengalaman, dan harapan
dari hubungan gender.
Pemikiran skema gender seorang anak berkembang melalui serangkaian
tahap. Pertama, anak mempelajari suatu hal yang secara langsung dihubungkan
dengan masing-masing jenis kelamin. Kedua, usia 4-6 tahun, anak mulai
mengembangkan assosiasi yang lebih kompleks dan tidak langsung terhadap
informasi yang relevan atas jenis kelaminnya sendiri, tetapi tidak untuk lawan
jenis. Ketiga, 8 tahun anak juga mempelajari asosiasi yang relevan terhadap lawan
jenia dan telah menguasai konsep gender kewanitaan (femininity) dan kelaki-
lakian (masculinity).
e) Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan
konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya
dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral), tetapi
dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu,
melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami
tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang
Psikologi Perkembangan

75

buruk, yang tidak boleh dikerjakan.
Teori Psikoanalisa tentang Perkembangan Moral
Dalam menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dengan
pembagian struktur kepribadian manusia menjadi tiga, yaitu
- id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional
dan tidak disadari.
- ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis, yaitu
subsistem ego yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas.
- superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek social yang
berisikan system nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan
"benar" atau "salahnya" sesuatu.
Teori Belajar-Sosial tentang Perkembangan Moral
Teori belajar social melihat tingkah laku moral sebagai respon atad stimulus.
Dalam hal ini, proses-proses penguatan, penghukuman, dan peniruan digunakan
untuk menjelaskan perilaku moral anak-anak.
Teori Kognitif Piaget tentang Perkembangan Moral
Teori ini mengenai pengembangan moral melibatkan prinsipprinsip dan proses-
proses yang sama dengan pertumbuhan kognitif. Hakikat moralitas adalah
kecenderungan untuk menerima dan menaati system peraturan. Piaget
menyimpulkan, pemikiran anak-anak tentang moralitas dapat dibedakan atas dua
tahap yaitu :
- Heteronomous morality atau morality of constraint ialah tahap perkembangan
moral yang terjadi pada anak usia kira-kira 6 hingga 9 tahun. Dalam tahap
berfikir ini, anak-anak menghormati ketentuan-ketentuan suatu permainan
sebagai sesuatu yang bersifat suci dan tidak dapat diubah. Karena berasal dari
otoritas yang dihormatinya.
- Autonomous morality atau morality of cooperation ialah tahap
perkembangan moral yang terjadi pada anak-anak usia kira-kira 9 hingga 12
Psikologi Perkembangan

76

tahun. Pada tahap ini anak mulai sadar bahwa aturanaturan dan hokum
merupakan ciptaan manusia dan dalam menerapkan suatu hukuman atas
suatu tindakan harus mempertimbangkan maksud pelaku serta akibat-
akibatnya.
Teori Kohlberg tentang Perkembangan Moral
Tabel
Tingkat dan Tahap Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Tingkat Tahap
1. Prakonvensional Moralitas
Pada level ini anak
mengenal moralitas
berdasarkan dampak yang
ditimbulkan oleh suatu
perbuatan, yaitu
menyenangkan (hadiah) atau
menyakitkan (hukuman).
Anak tidak melanggar
aturan karena takut akan
ancaman hukuman dari
otoritas
1. Orientasi Kepatuhan dan
Hukuman
Pemahaman anak
tentang baik dan buruk
ditentukan oleh otoritis.
Kepatuhan terhadap
aturan adalah untuk
menghindari hukuman
dari otoritas
2. Orientasi hedonistic
instrumental
Suatu perbuatan dinilai
baik apabila berfungsi
sebagai instrumen untuk
memnuhi kebutuhan
atau kepuasan diri
2. Konvensional
Suatu perbuatan dinilai baik
oleh anak apabila mematuhi
3. Orientasi anak yang baik
Tindakan berorientasi
pada orang lain. Suatu
Psikologi Perkembangan

77

harapan otoritas atau
kelompok sebaya
perbuatan dinilai baik
apabila menyenangkan
bagi orang lain.
4. Orientasi keteraturan
dan otoritas
Perilaku yang dinilai
baik adalah menunaikan
kewajiban, menghormati
otoritas, dan memelihara
ketertiban sosial
3. Pasca Konvensional
Pada level ini aturan dan
instusi dari masyarakat tidak
di pandang sebagai tujuan
akhir, tetapi diperlukan
sebagai subjek. Anak
menaati aturan untuk
menghindari hukuman kata
hati.
5. Orientasi control sosial
legalistik
Ada semacam perjanjian
antara dirinya dan
lingkungan sosial.
Perbuatan dinilai baik
apabila sesuai dengan
perundang-undangan
yang berlaku
6. Orientasi kata hati
Kebenaran ditentukan
oleh kata hati, sesuai
dengan prinsip-prinsip
etika universal yang
bersifat abstrak dan
penghormatan terhadap
martabat manusia.

Psikologi Perkembangan

78

B. PERKEMBANGAN MASA PERTENGAHAN dan AKHIR ANAK-ANAK
Masa pertengahan dan akhir anak-anak berlangsung dari usia 6 tahun hingga tiba
ssatnya individu menjadi matang secara seksual. Permulaan masa pertengahan dan akhir
anak-anak ini ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu sekolah dasar.
1. Perkembangan Fisik
Masa pertengahan dan akhir anak-anak merupakan periode pertumbuhan fisik
yang lambat dan relative seragam. Masa ini sering juga disebut sebagai"periode tenang"
sebelum pertumbuhan yang cepat menjelang masa remaja.
Keadaan Berat dan Tinggi Badan
Pada masa ini peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang
badannya. Peningkatan berat badan anak selama masa ini terjadi terutama karena
bertambahnya ukuran system rangka dan otot, serta ukuran beberapa organ tubuh.
Pada saat yang sama, kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan
gemuk bayi berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena factor
keturunan dan latihan. Karena perbedaan jumlah sel-sel otot, maka umumnya anak
laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan.
Perkembangan Motorik
Terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka selama masa
pertengahan dan akhir anak-anak ini perkembangan motorik menjadi lebih halus
dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Mereka mulai
memperlihatkan gerakan-gerakan yang kompleks, rumit, dan cepat, yang diperlukan
untuk menghasilkan karya kerajinan yang bermutu bagus atau memainkan
instrument masik tertentu.
Anak-anak masa sekolah ini mengembangkan kemampuan melakukan
permainan dengan peraturan, sebab mereka sudah dapt memahami dan mentaati
aturan-aturan suatu permainan.

Psikologi Perkembangan

79

2. Perkembangan Kognitif
a. Perkembangan Kognitif Menurut Teori Piaget
Piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar disebut pemikiran
operasional konkrit (concrete operational thought). Operasi konkrit adalah aktivitas
mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau
konkrit dapat diukur. Anak-anak pada masa konkrit operasional ini telah mempu
menyadari konservasi, yakni kemampuan anak untuk berhubungan dengan
sejumlah aspek yang berbeda secara serempak. Tiga macam prose yang yang
disebut proses-proses, yaitu : negasi (negation), hubungan timbal balik
(resiprokasi), dan identitas.
b. Perkembangan Memori
Strategi memori (memory strategy) yaitu perilaku yang sengaja digunakan
untuk meningkatkan memori. Matlin menyebutkan empat macam strategi memori
yang penting yaitu :
- Rehearsal (pengulangan) adalah salah satu strategi meningkatkan memori
dengan cara mengulangi berkali-kali informasi setelah informasi tersebut
disajikan
- Organization (organisasi) seperti pengkategorian dan pengelompokkan,
merupakan strategi memori yang sering digunakan oleh orang dewasa.
- Imagery (perbandingan) adalah tipe dari karakteristik bayangan dari seseorang.
- Retrieval (pemunculan kembali) adalah proses mengeluarkan atau mengangkat
informasi dari tempat penyimpanan.
c. Perkembangan Pemikiran Kritis
Menurut Nickerson, definisi pemikiran kritis adalah pemahaman atau
refleksi terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar
tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan perspektif yang berbeda, tidak
mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang dari barbagai sumber
(lisan dan tulisan), dan berpikir secara reflektif dan evaluative.
Psikologi Perkembangan

80

Menurut Perkins, Jay dan Tishman bahwa pemikiran yang baik meliputi
disposisi-disposisi :
1. Berpikir terbuka, fleksibel dan berani mengambil resiko
2. Mendorong keingintahuan intelektual
3. Mencari dan memperjelas pemahaman
4. Merencanakan dan menyusun srategi
5. Beerhati-hati secara intelektual
6. Mencari dan mengevaluasi pertimbangan-pertimbangan rasional
7. Mengembangkan metakognitif.
Jadi, pemikiran kritis merupakan suatu bagian dari kecakapan praktis, yang
dapat membantu dalammemahami bagaimana alat-alat yang belum dikenal
mengalami kerusakan, bagaimana menyusun istilah-istilah karya ilmiah, bagaimana
menyelesaikan konflik pribadi dengan teman; atau bagaimana mengambil
keputusan tentang jenis karir apa yang akan ditekuni.
Menurut Robert J. Sternber untuk mengembangkan pemikiran kritis
anak,yaitu :
1. Mengajarkan anak menggunakan proses-prosesberfikir yang benar
2. Mengembangkan strategi-strategi pemecahan masalah
3. Meningkatkan gambaran mental anak
4. Memperluas landasan pengetahuan mereka
5. Memotivasi anak untuk menggunakan keterampilan keterampilan berfikir yang
baru saja dipelajari.

Menurut Santrock, pemikiran kritis meliputi :
1. Mendengarkan secara seksama
2. Mengidentifikasikan atau merumuskan pertanyaan-pertanyaan
3. Mengorganisasikan pemikiran-pemikiran mereka
Psikologi Perkembangan

81

4. Memperhatikan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan
5. Melakukan deduksi
6. Membedakan antara kesimpulan-kesimpulan yang secara logika valid dan tidak
valid.
d. Perkembangan Inteligensi (IQ)
Dalam pembahasan tentang perkembangan kognitif anak usia sekolah,
masalah kecerdasan atau intelegensi mendapat banyak perhatian kalangan
psikologi. Dengan mengetahui intelegensinya, seorang anak dapat
dikatagorikan sebagai anak yang pandai/cerdas (genius),sedang,atau bodoh (idiot).
Pengertian Intelegensi
Intelegensi merupakan sebuah konsep abstrak yang sulit didefinisikan
secara memuaskan.Meskipun demikian,dari sekian banyak definisitentang
imtelegensiyang dirumuskan oleh para ahii,secara umum dapatdimasukkan
kedalamsalah satu dari tiga klasifikasi berikut:
Pengukuran Intelegensi
Intelegensi setiap anak tidak sama.untuk mengukur perbedaan-
perbedaan kemampuan individu tersebut,para psikologi telah mengembangkan
sejumlah tes intelegensi.Dewasa ini tes-tes intelegensi telah dipergunakan
secaraluas untuk menempatkan anak sekolah ke dalam kelas atau jurusan
tertentu,untuk menerima mahasiswa di perguruan tinggi,untuk menyeleksi
calon pegawai negeri sipil,untuk memiliki individu yang akan ditempatkan
pada jabatan tertentu dan sebagainya.
Teori-Teori Intelegensi
Dalam hal ini psikologi terbagi dalam dua kubu.Kubu pertama
menganggap intelegensi sebagai suatukemampuan umumyang merupakan satu
kesatuan.Sedangkan kubu kedua menganggap bahawa intelegensi ditentukan
oleh banyakkya kemampuan yang saling terpisah.
Psikologi Perkembangan

82

e. Perkembangan Kecerdasan Emosional (EQ)
Menurut Goleman (1995),kecerdasan emosional merujuk kepada
kemampuan mengenal perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain,kemampuan
memotivasi diri sendiri,dan kernampuan mengelola emosi dengan baikpada diri
sendirimdan dalam hubungan dengan oranglain.
Daniel Goleman mengkiasifikasikan kecerdasan emosional atas lima
komponen penting,yaitu:
1. Mengenali emosi
2. Mengelola emosi
3. Motivasi diri sendiri
4. Mengenali emosi orang lain
5. Membina hubungan
Demikian pentingnya factor emosi dalam untuk menentukan keberhasilan
belajar anak,maka DePorter,Reardon & SingerNourie,chestrating Student
Success,menyarankan agar guru memahami emosi para siswa mereka.Untuk itu
DePorter,Reardon & Singer-Nourie,(2001),merekomendasikan beberapa hal
berikut:
1. Perlakukan siswa sebagai manusia sederajat.
2. Ketahuilah apa yang disukai siswa,cara piker mereka,dan perasaan mereka
mengenai hal-hal yang terjadi dalam kehidupan mereka.
3. Bayangkan apa yang mereka katakana kepada diri sendiri,mengenai diri
sendiri.
4. Ketahuilah apa yang menghambat mereka untuk memperoleh hal yang benar-
benar mereka inginkan. Jika anda tidak tahu, tanyakanlah.
5. Berbicaralah dengan jujur kepada mereka, dengan cara yang membuat mereka
mendengarnya dengan jelas dan halus.
6. Bersenang-senanglah bersama mereka.

Psikologi Perkembangan

83

f. Perkembangan Kecerdasan Spiritual (SQ)
Menurut Yadi Purwanto(2003),ada dua hal yang dianggap penting oleh
Zohar dan Marshall,yaitu aspek nilai dan makna sebagai unsure penting dari
SQ.Hal ini terlihat dari beberapa ungkapan Zohar dan Marshall sendiri diantaranya:
1. SQ adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan maslah makna dan
nilai.
2. SQ adalah kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya.
3. SQ adalah kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang
lebih bermakna dibandingkan dengan orang lain.
4. SQ adalah kecerdasan yang tidak hanya mengetahui nilai-nilai yang ada, tetapi
juga untuk secara kreatif menempatkan nilai-nilai baru.
g. Perkembangan Kreativitas
Utami Munandar (1977) melalui penelitiannya di Indonesia,menyebutkan
cirri-ciri kepribadian kreatif yang diharapkan oleh bangsa Indonesia, yaitu:
1. Mempunyai daya imajimasi yang kuat
2. Mempunyai inisiatif.
3. Mempunyai minat yang luas.
4. Mempunyai kebebasan dalam berpikir.
5. Bersifat ingin tahu.
6. Selalu ingin mendapatkan engalaman-pengalaman baru.
7. Mempunyai kepercayaan diri yang kuat.
8. Penuh semangat.
9. Berani mengambil resiko.
10. Berani mengemukakan pendapat dan memiliki keyakinan (Munandar, 1999)
h. Perkembangan Bahasa
Selama masa akhir anak-anak,perkembangan bahasa terus
berlanjut.Prbendaharaan kosa kata anak mengikat dan cara anak-anak menggunakan
kata dan kalimat bertambah kompeks seta lebih menyerupai bahasa orang
Psikologi Perkembangan

84

dewasa.Ketika anak masuk kelas satu sekolah dasar perbendaharan kosa katanya
sekitar 20.000 hingga 24.000 kata.Pada saat anak duduk dikelas
enam,perbendaharan kosa katanya meningkat menjadi sekitar 50.000 kata (Seifret
& Huffnung, 1994).Peningkatan kemampuan anak sekolah dasar dalam
menganalisis kata-kata,menolong mereka memahami kosa kata yang tidak berkaitan
langsung dengan pengalaman-pengalaman pribadinya.Ini memugkinkan anak dalam
menambah kosa kata yang lebih abstak ke dalam perbendaharaan kata
mereka.Misalnya,"batubatuan berharga"dapat dipahami melalui pengalaman
tentang cirri-ciri umum "berlian" atau "zamrud"(Santrock, 1995)
3. Perkembangan Psikososial
Dunia psikososial anak menjadi semakin kompleks dan berbeda dengan masa awal
anak. Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus memainkan peranan penting.
Sekolah dan relasi dengan para guru menjadi aspek kehidupan anak yang semakin
terstruktur. Pemahaman anak terhadap "diri" (self) berkembang, dan perubahan-
perubahan dalam gender dan perkembangan moral menandai perkembangan anak
selama masa akhir anak-anak ini.
a. Perkembangan Pemahaman Diri
Sepanjang masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak secara aktif dan
terus-menerus mengembangkan dan memperbarui pemahaman tentang diri (sense
of self), yaitu suatu struktur yang membantu anak mengorganisasi dan memahami
tentang siapa dirinya, yang didasarkan atas pandangan orang lain, pengalaman-
pengalamannya sendiri, dan atas dasar penggolongan budaya, seperti gender, ras,
dan sebagainya.
Pada usia sekolah dasar, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami
perubahan yang sangat pesat. Menurut Santrock (1995), perubahan-perubahan ini
dapat dilihat sekurang-kurangnya dari tiga karakteristik pemahaman diri, yaitu (1),
karakteristik internal, (a) k
,
arakteristik aspek-aspek social, dan (3) karakteristik
perbandingan social.
Psikologi Perkembangan

85

b. Perkembangan Hubungan dengan Keluarga
Pada periode ini, orangtua dan anak-anak telah memiliki sekumpulan
pengalaman masa lalu bersama, dan pengalaman ini membuat hubungan keluarga
menjadi bertambah unik dan penuh arti.
c. Perkembangan Hubungan dengan Teman Sebaya
Barker dan wright (dalam Santrock, 1995) mencatat bahwa anakanak usia 2
tahun menghabiskan 10% dari waktu siangnya untuk berinteraksi dengan teman
sebaya. Pada usia 4 tahun, waktu yang dihabiskan untuk berinteraksi dengan teman
sebaya meningkat 20%. Sedangkan anak usia 7 hingga 11 tahun meluangkan lebih
dari 40% waktunya untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
d. Pembentukan Kelompok
Periode ini sering disebut "usia kelompok". Pada masa ini, anak tidak lagi
puas bermain sendirian di rumah, atau melakukan kegiatankegiatan dengan anggota
keluarga. Hal ini adalah karena anak memiliki keinginan yang kuat untuk diterima
sebagai anggota kelompok, serta merasa tidak puas bila tidak bersama teman-
temannya.
e. Popularitas, Penerimaan Sosial dan Penolakan
Para peneliti membedakan anak-anak atas dua, yaitu anak-anak yang
populer(popular) dan anak-anak yang tidak populer (unpopular).
Anak yang Populer. Popularitas seorang anak ditentukan oleh berbagai
kualitas pribadi yang dimilikinya. Hartup (1982) mencatat bahwa anak yang
populer adalah anak yang ramah, suka bergaul, bersahabat, sangat peka secara
social, dan sangat mudah bekerjasama dengan orang lain.
Anak yang tidak populer. Dapat dibedakan atas dua tipe, yaitu:
1) Anak-anak yang diabaikan (neglected children)
Adalah anak yang menerima sedikit perhatian dari teman-teman sebaya
mereka, tetapi bukan berarti mereka tidak disenangi oleh teman-teman
Psikologi Perkembangan

86

sabayanya.
2) Anak-anak yang ditolak (rejected children)
Adalah anak-anak yang tidak disukai oleh teman-teman sebaya mereka.
Mereka cenderung bersifat mengganggu, egois, dan mempunyai sedikit sifat-
sifat positif.
f. Sekolah
Di samping keluarga dan teman sebaya, sekolah juga mempunyai pengaruh
yang sangat penting bagi perkembangan selama masa pertengahan dan akhir anak-
anak. Betapa tidak, selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, anak
menghabiskan kurang lebioh 10.000 jam waktunya di ruang kelas. Interaksi dengan
guru dan teman sebaya di sekolah, memberikan suatu peluang yang besar bagi
anak-anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan social,
memperoleh pengetahuan tentang dunia, serta mengembangkan konsep diri
sepanjang masa pertengahan dan akhir anak-anak.
g. Pengaruh Guru
Selain dengan orangtua mereka, kebanyakan anak-anak sekolah dasar
menghabiskan lebih banyak waktunya bersama dengan guruguru dibandingkan
dengan orang dewasa lainnya. Guru merupakan simbol otoritas dan menciptakan
iklim kelas dan kondisi-kondisi interaksi di antara murid-murid. Oleh sebab itu,
sikap guru terhadap siswa mereka adalah penting, sebab guru mengambil suatu
peran sentral dalam kehidupan anak-anak , yang sangat menentukan bagaimana
mereka merasakan diri mereka.






Psikologi Perkembangan

87

BAB VII
TAHAP PERKEMBANGAN REMAJA
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami karakteristik perkembangan remaja
Kompetensi Dasar:
1. Memahami karakteristik perkembangan fisik masa remaja
2. Memahami karakteristik perkembangan kognitif masa remaja
3. Memahami karakteristik perkembangan psikososial masa remaja
I ndikator:
1. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan fisik masa remaja
2. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan kognitif masa remaja
3. Menjelaskan karakteristik perkembangan psikososial masa remaja

Pengertian Masa Remaja
Sebelum kita mengetahui apa itu pengertian dari masa remaja. Alangkah baiknya,
terlebih dahulu kits mengetahui apa itu perkembangan dan psikologi perkembangan.
Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds,
2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat
tubuh, dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak
(Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek
berbeda. Sedangkan, Psikologi perkembangan adalah ilu yang merupakan cabang dari
psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun setelah
kelahiran berikut kematangan perilaku. ( J.P. Chaplin, 1979 ). Psikologi perkembangan
merupakan cabang psikologi yang mempelajari perubahan tingkah laku dan kemampuan
sepanjang proses perkembangan individu dari mulai masa konsepsi sampai mati. (Ross
Vasta. Dkk. 1992 ).
Masa Remaja menurut para ahli:
a. Kata & Id4uo; remaja & rdquo; berasal dari bahasa Latin yaitu adolescere yang berarti to
grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang
memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan
remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara
Psikologi Perkembangan

88

eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).
b. Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun
dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. Menurut Adams
& Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun.
Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga
16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa
remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu
telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa. Papalia &
Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan
dewasa.
c. Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan
psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita
mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa
depan. Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa
kanakkanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai
(Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan
biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa
dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi
dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock,
1990. Papalia & Olds, 2001).
d. Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa
dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis.
Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat
sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula orang dewasa. Pada
periode ini pula remaja berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti
orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari
orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa
(Clarke-Sweart & Friedman, 1987; Ingersoll, 1989).
Psikologi Perkembangan

89

Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1)
norkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian dan
1) Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada
tubuh, :ak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001).
Perubahan pada

tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan
tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja
mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh
orang dewasa yang cirinya ialah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya
semakin sempuma meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds,
2001).
Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas, yaitu masa
terjadinya perubahan-perubahan fisik (meliputi penampilan fisik seperti bentuk tubuh dan
proporsi tubuh) dan fungsi fisiologis (kematangan organ-organ seksual). Perubahan fisik
yang terjadi pada masa pubertas ini merupakan peristiwa yang paling penting,
berlangsung cepat, drastis, tidak beraturan dan terjadi pada sistem reproduksi. Hormon-
hormon mulai diproduksi dan mempengaruhi organ reproduksi untuk memulai siklus
reproduksi serta mempengaruhi terjadinya perubahan tubuh.
Perubahan tubuh ini disertai dengan perkembangan bertahap dari karakteristik
seksual primer dan karakteristik seksual sekunder. Karakteristik seksual primer
mencakup perkembangan organ-organ reproduksi, sedangkan karakteristik seksual
sekunder mencakup perubahan dalam bentuk tubuh sesuai dengan jenis kelamin
misalnya, pada remaja putri ditandai dengan menarche (menstruasi pertama), tumbuhnya
rambut-rambut pubis, pembesaran buah dada, pinggul, sedangkan pada remaja putra
mengalami pollutio (mimpi basah pertama), pembesaran suara, tumbuh rambut-rambut
pubis, tumbuh rambut pada bagian tertentu seperti di dada, di kaki, kumis dan
sebagainya.
Psikologi Perkembangan

90

Menurut Mussen dkk., (1979) sekitar dua tahun pertumbuhan berat dan tinggi
badan mengikuti perkembangan kematangan seksual remaja. Anak remaja putri mulai
mengalami perbuhan tubuh pada usia rata-rata 8-9 tahun, dan mengalami menarche rata-
rata pada 1-2 tahun. Pada anak remaja putra mulai menunjukan perubahan tubuh pada
usia sekitar 11 tahun, sedangkan perubahan suara terjadi pada usia 13 tahun
(Katchadurian, 1989). ebab terjadi makin awalnya tanda-tanda pertumbuhan ini
diperkirakan karena faktor gizi semakin baik, rangsangan dari lingkungan, iklim, dan
faktor sosio-ekonomi (Sarwono, JEN, 1998).
Pada masa pubertas, hormon-hormon yang mulai berfungsi selain menyebabkan
perubahan fisik/tubuh juga mempengaruhi dorongan seks remaja. Menurut Bourgeois dan
Wolfish (1994) remaja mulai merasakan dengan jelas meningkatnya dorongan seks dalam
dirinya misalnya muncul ketertarikan dengan orang lain dan keinginan untuk
mendapatkan kepuasan seksual.
Selama masa remaia, perubahan tubuh ini akan semakin mencapai keseimbangan
yang sifatnya individual. Di akhir masa remaja, ukuran tubuh remaja sudah mencapai
bentuk akhirnya dan sistem reproduksi sudah mencapai kematangan secara fisiologis,
sebelum akhirnya nanti mengalami penurunan fungsi pada saat awal masa lanjut usia
(Myles dkk, 1993). Sebagai akibat proses kematangan sistem reproduksi ini, seorang
remaja sudah dapat menjalankan fungsi prokreasinya, artinya sudah dapat mempunyai
keturunan. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa remaja sudah mampu
bereproduksi dengan aman secara fisik. Menurut PKBI (1984) secara fisik, usia
reproduksi sehat untuk wanita adalah antara 20 - 30 tahun. Faktor yang
mempengaruhinya ada bermacam-macam. Misalnya, sebelum wanita berusia 20 tahun
secara fisik kondisi organ reproduksi seperti rahim belum cukup siap untuk memelihara
hasil pembuahan dan pengembangan janin. Selain itu, secara mental pada umur ini wanita
belum cukup matang dan dewasa. Sampoerno dan Azwar (1987) menambahkan bahwa
perawatan pra-natal pada calon ibu muda usia biasanya kurang baik karena rendahnya
pengetahuan dan rasa malu untuk datang memeriksakan diri ke pusat pelayanan
kesehatan.
Psikologi Perkembangan

91

2) Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget (dalam Santrock, 2001), seorang remaja termotivasi untuk
memahami dunia karena perilaku adaptasi secara biologis mereka. Dalam pandangan
Piaget, remaja secara aktif membangun dunia kognitif mereka, di mana informasi yang
didapatkan tidak langsung diterima begitu saja ke dalam skema kognitif mereka. Remaja
sudah mampu membedakan antara hal-hal atau ide-ide yang lebih penting dibanding ide
lainnya, lalu remaja juga menghubungkan ide- ide tersebut. Seorang remaja tidak saja
mengorganisasikan apa yang dialami dan diamati, tetapi remaja mampu mengolah cara
berpikir mereka sehingga memunculkan suatu ide baru.
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar,
memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Piaget (dalam Papalia & Olds, 2001)
mengemukakan bahwa pada masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari
struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang semakin luas untuk
eksperimentasi memungkinkan remaja untuk berpikir abstrak. Piaget menyebut tahap
perkembangan kognitif ini sebagai tahap operasi formal (dalam Papalia & Olds, 2001).
Tahap formal operations adalah suatu tahap dimana seseorang sudah mampu
berpikir secara abstrak. Seorang remaja tidak lagi terbatas pada hal-hal yang aktual, serta
pengalaman yang benar-benar terjadi. Dengan mencapai tahap operasi formal remaja
dapat berpikir dengan fleksibel dan kompleks. Seorang remaja mampu menemukan
alternative jawaban atau penjelasan tentang suatu hal. Berbeda dengan seorang anak yang
baru mencapai tahap operasi konkret yang hanya mampu memikirkan satu penjelasan
untuk suatu hal. Hal ini memungkinkan remaja berpikir secara hipotetis.
Remaja sudah mampu memikirkan suatu situasi yang masih berupa rencana atau
suatu bayangan (Santrock, 2001). Remaja dapat memahami bahwa tindakan yang
dilakukan pada saat ini dapat memiliki efek pada masa yang akan datang. Dengan
demikian, seorang remaja mampu memperkirakan konsekuensi dari tindakannya,
termasuk adanya kemungkinan yang dapat membahayakan dirinya.
Pada tahap ini, remaja juga sudah mulai mampu berspekulasi tentang sesuatu,
Psikologi Perkembangan

92

dimana mereka sudah mulai membayangkan sesuatu yang diinginkan di masa depan.
Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja juga dapat dilihat dari kemampuan
seorang remaja untuk berpikir lebih logis. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir
sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai
suatu tujuan di masa depan (Santrock, 2001)
Salah satu bagian perkembangan kognitif masa kanak-kanak yang belum
sepenuhnya ditinggalkan oleh remaja adalah kecenderungan cara berpikir egosentrisme
(Piaget dalam Papalia & Olds, 2001). Yang dimaksud dengan egosentrisme di sini adalah
& Idquo, ketidak mampuan melihat suatu hal dari sudut pandang orang lain &rquo
(Papalia dan Olds, 2001). Elkind (dalam Beyth Marom et al., 1993; dalam Papalia &
Olds, 2001) mengungkapkan salahs atu bentuk cara berpikir egosentrisme yang dikenal
dengan istilah personal fabel. Personal fabel adalah "suatu cerita yang kita katakan pada
diri kita sendiri mengenai diri kita sendiri, tetapi cerita itu tidaklah benar". Kata fabel
berarti cerita rekaan yang tidak berdasarkan fakta, biasanya dengan tokoh-tokoh hewan.
Personal fabel biasanya berisi keyakinan bahwa diri seseorang adalah unik dan memiliki
karakteristik khusus yang hebat, yang diyakini benar adanya tanpa menyadari sudut
pandang orang lain dan fakta sebenarnya. Papalia dan Olds (2001) dengan mengutip
Elkind menjelaskan & Idquo personal fable & rdquo sebagai berikut :
&Idquo Personal fable adalah keyakinan remaja bahwa diri mereka unik dan tidak
terpengaruh oleh hukum alam. Belief egosentrik ini mendorong perilaku merusak diri
(self destructive) oleh remaja yang berpikir bahwa diri mereka secara magis
terlindungi dari bahaya. Misalnya seorang remaja putri berpikir bahwa dirinya tidak
mungkin hamil (karena perilaku seksual yang dilakukannya), atau seorang remaja
pria berpikir bahwa ia tidak akan sampai meninggal dunia di jalan raya (saat
mengendarai mobil) atau remaja yang mencoba-coba obat terlarang (drugs) berpikir
bahwa ia tidak akan mengalami kecanduan. Remaja biasanya menganggap bahwa
hal-hal itu hanya terjadi pada orang lain, bukan pada dirinya & rdquo.
Pendapat Elkind bahwa remaja memiliki semacam perasaan invulnerability yaitu
keyakinan bahwa diri mereka tidak mungkin mengalami kejadian yang
Psikologi Perkembangan

93

membahayakan diri, merupakan kutipan yang populer dalam penjelasan berkaitan
perilaku berisiko yang dilakukan remaja (Beyth Marom, dkk. 1993). Umumnya
dikemukakan bahwa remaja biasanya dipandang memiliki keyakinan yang tidak
realistis yaitu bahwa mereka dapat melakukan perilaku yang dipandang berbahaya
tanpa kemungkinan mengalami bahaya itu.
Beyth-Marom, dkk (1993) kemudian membuktikan bahwa ternyata baik remaja
maupun orang dewasa memiliki kemungkinan yang sama untuk melakukan atau tidak
melakukan perilaku yang berisiko merusak diri (self-destructive). Mereka juga
mengemukakan adanya derajat yang sama antara remaja dan orang dewasa dalam
mempersepsi self- invulnerability. Dengan demikian, kecenderungan melakukan
perilaku berisiko dan kecenderungan mempersepsi diri invulnerable menurut Beyth-
Marom, dkk., pada remaja dan orang dewasa adalah sama.

3) Perkembangan kepribadian dan social
Yang dimaksud dengan perkembangan kepribadian adalah perubahan cara
individu herhubungan dengan dunia dan menyatakan emosi secara unik; sedangkan
perkembangan sosial berarti perubahan dalam berhubungan dengan orang lain (Papalia &
Olds, 2001). Perkembangan kepribadian yang penting pada masa remaja adalah pencarian
identitas diri. Yang dimaksud dengan pencarian identitas din adalah proses menjadi
seorang yang unik dengan peran yang penting dalam hidup (Erikson dalam Papalia &
Olds, 2001).
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya
dibanding orang tua (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001). Dibanding pada masa kanak-
kanak, remaja lebih banyak melakukan kegiatan di luar rumah seperti kegiatan sekolah,
ekstra kurikuler dan bermain dengan teman (Conger, 1991; Papalia & Olds, 2001).
Dengan demikian, pada masa remaja peran kelompok teman sebaya adalah besar.
Pada diri remaja, pengaruh lingkungan dalam menentukan perilaku diakui cukup
kuat. Walaupun remaja telah mencapai tahap perkembangan kognitif yang memadai
Psikologi Perkembangan

94

untuk menentukan tindakannya sendiri, namun penentuan diri remaja dalam berperilaku
banyak dipengaruhi oleh tekanan dari kelompok teman sebaya (Conger, 1991).
Kelompok teman sebaya diakui dapat mempengaruhi pertimbangan dan keputusan
seorang remaja tentang perilakunya (Beyth-Marom, et al., 1993; Conger, 1991; Deaux, et
al, 1993; Papalia & Olds, 2001). Conger (1991) dan Papalia & Olds (2001)
mengemukakan bahwa kelompok teman sebaya merupakan sumber referensi utama bagi
remaja dalam hal persepsi dan sikap yang berkaitan dengan gaya hidup. Bagi remaja,
teman-teman menjadi sumber informasi misalnya mengenai bagaimana cara berpakaian
yang menarik, musik atau film apa yang bagus, dan sebagainya (Conger, 1991).
C. Ciri-ciri Masa Remaja
Masa remaja adalah suatu masa perubahan. Pada masa remaja terjadi perubahan yang
cepat baik secara fisik, maupun psikologis. Ada beberapa perubahan yang terjadi selama
masa remaja, yaitu:
Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal
dengan sebagai masa storm & stress.
Peningkatan emosional ini merupakan hasil dari perubahan fisik terutama hormon
yang terjadi pada masa remaja. Dan segi kondisi sosial, peningkatan emosi ini merupakan
tanda bahwa remaja berada dalam kondisi baru yang berbeda dari masa sebelumnya. Pada
masa in] banyak tuntutan dan tekanan yang ditujukan pada remaja, misalnya mereka
diharapkan untuk tidak lagi bertingkah seperti anak-anak, mereka harus lebih mandiri dan
bertanggung jawab. Kemandirian dan tanggung jawab ini akan terbentuk seiring
berjalannya waktu, dan akan nampak jelas pada remaja akhir yang duduk di awal-awal
masa kuliah.
Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
Terkadang perubahan ini membuat remaja merasa tidak yakin akan din' dan
kemampuan mereka sendiri. Perubahan fisik yang terjadi secara cepat, baik perubahan
internal seperti sistem sirkulasi, pencernaan, dan sistem respirasi maupun perubahan
eksternal seperti tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh sangat berpengaruh
Psikologi Perkembangan

95

terhadap konsep diri remaja.
Perubahan dalam hal yang menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
Selama masa remaja banyak hal- hal yang menarik bagi dirinya dibawa dari masa
kanak-kanak digantikan dengan hal menarik yang baru dan lebih matang. Hal ini juga
dikarenakan adanya tanggung jawab yang lebih besar pada masa remaja, maka remaja
diharapkan untuk dapat mengarahkan ketertarikan mereka pada hal-hal yang lebih
penting. Perubahan juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Remaja tidak lagi
berhubungan hanya dengan individu dari jenis kelamin yang sama, tetapi juga dengan
lawan jenis, dan dengan orang dewasa.
Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak
menjadi kurang penting karena sudah mendekati dewasa.
Kebanyakan remaja bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi. Di
satu sisi mereka menginginkan kebebasan, tetapi di sisi lain mereka takut akan tanggung
jawab yang menyertai kebebasan tersebut, serta meragukan kemampuan mereka sendiri
untuk memikul tanggung jawab tersebut.
Masa remaja sebagai periode peralihan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke
peralihan masa dewasa.
Masa remaja sebagai periode perubahan.
Masa remaja sebagai usia bermasalah.
Masa rema(Ja sebagai masa mencari identitas.
Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan, karena masalah penyesuaian diri
dengan situasi dirinya yang baru, karena setiap perubahan membutuhkan penyesuaian
diri.
Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.
Ciri-ciri kejiwaan remaja, tidak stabil, keadaan emosinya goncang, mudah condong
kepada ekstrim, sering terdorong, bersemangat, peka, mudah tersinggung, dan
perhatiannya terpusat pada dirinya.
Pertumbuhan Fisik yang sangat Cepat
Psikologi Perkembangan

96

Emosinya tidak stabil
Perkembangan Seksual sangat menonjol
Cara berfikirnya bersifat kausalitas (hukum sebab akibat)
Terikat erat dengan kelompoknya

D. Tugas perkembangan remaja
Menurut William Kay mengemukakan tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai
berikut:
a) Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b) Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mencapai otoritas.
c) Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan
teman sebaya atau orang lain, baik secara individu maupun kelompok.
d) Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e) Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri.
f) Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai. Prinsip-
prinsip atau falsafah hidup (Weltanschauung).
g) Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kenak-kanakan.

Tugas perkembangan remaja menurut Havighurst dalarn Gunarsa (1991) antara lain :
1) memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan
kawan sehaya, baik laki-laki maupun perempuan
2) memperoleh peranan sosial
3) menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan efektif
4) memperoleh kebebasan emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5) mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6) memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan
7) mempersiapkan diri dalam pembentukan keluarga
8) membentuk sistem nilai, moralitas dan falsafah hidup
Psikologi Perkembangan

97

Tugas perkembangan menurut Havighurst dalam Hurlock, (1973) yaitu:
1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya baik sesama jenis
maupun lawan jenis
2. Mencapai peran sosial maskulin dan feminin
3. Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif
4. Mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya
5. Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi
6. Memilih pekerjaan dan mempersiapkan diri untuk bekerja
7. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan dan kehidupan keluarga
8. Mengembangkan kemampuan dan konsep-konsep intelektual untuk tercapainya
kompetensi sebagai warga negara
9. Menginginkan dan mencapai perilaku yang dapat dipertanggungjawabkan secara sosial
10. Memperoleh rangkaian sistem nilai dan etika sebagai pedoman perilaku
Erikson (1968, dalam Papalia, Olds & Feldman, 2001) mengatakan bahwa tugas
utama remaja adalah menghadapi identity versus identity confusion, yang merupakan krisis
ke-5 dalam tahap perkembangan psikososial yang diutarakannya. Tugas perkembangan ini
bertujuan untuk mencari identitas diri agar nantinya remaja dapat menjadi orang dewasa yang
unik dengan sense of self yang koheren dan peran yang berrtilai di masyarakat (Papalia, Olds
& Feldman, 2001).
Untuk menyelesaikan krisis ini remaja harus berusaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa perannya dalam masyarakat, apakah nantinya ia akan berhasil atau gagal yang
pada akhirnya menuntut seorang remaja untuk melakukan penyesuaian mental, dan
menentukan peran, sikap, nilai, serta minat yang dimilikinya. Beberapa isu perkembangan
remaja: seksualitas, harga diri, orientasi masa depan, konsumsi, keluarga.
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak berakhir, ditandai
oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dan
daiam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan serta
kepribadian remaja. (Darajat Zakiah, Remaja harapan dan tantangan.
Psikologi Perkembangan

98

Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan psikologi condong untuk
menamakan tahap-tahap peralihan tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja yang
merupakan tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk memasuki masa dewasa.
Biasanya remaja belum dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar
dan dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih
dahulu mereka perlu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas tertentu,
serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan kepribadian.
Dalam pandangan Islam seorang manusia bila telah akhil baligh, maka telah
bertanggung jawab atas setiap perbuatannya. Jika ia berbuat baik akan mendapat pahala dan
apabila melakukan perbuatan tidak baik akan berdosa. Masa remaja merupakan masa dimana
timbulnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik
yang lebih jelas dan daya fakir menjadi matang.Namun masa remaja penuh dengan berbagai
perasaan yang tidak menentu, cemas dan bimbang, dimana berkecambuk harapan dan
tantangan, kesenangan dan kesengsaraan, semuanya harus dilalui dengan perjuangan yang
berat, menuju hari depan dan dewasa yang matang.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintelegensi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lag] merasa di bawah tingkat orang-orang yang
lebih tua melainkan berada dalam tingkatan uang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah
hak. Integrasi dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih
berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkannya untuk
mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri
khas yang umum dari periode perkembangan ini.Sementara Salzman mengemukakan, bahwa
remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke
arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian
terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai "Strom dan Stress",
frustasi dan penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta,
Psikologi Perkembangan

99

dan perasaan teralineasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa (Lustin
Pikunas, 1976).
E. Masa-Masa Remaja.
Secara teoritis beberapa tokoh psikologi mengemukakan tentang batas-batas ulnur
remaja, tetapi dari sekian banyak tokoh yang mengemukakan tidak dapat menjelaskan secara
pasti tentang batasan usia remaja karena masa remaja ini adalah masa peralihan. Dari
kesimpulan yang diperoleh maka masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode yaitu:
Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya:
Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
Anak mulai bersikap kritis
b. Masa Pubertas usia I4-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
Memperhatikan penampilan
Sikapnya tidak menentu/plin-plan
Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa
adolesen. Cirinya:
Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya
belum tercapai sepenuhnya
Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja
pria
2) Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat
penting pada masa ini adalah:
Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
Mulai menyadari akan realitas
Sikapnya mulai jelas tentang hidup
Mulai nampak bakat dan minatnya
Psikologi Perkembangan

100

Fase remaja merupakan perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali
dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut
Konpka (Pikunas, 1976) masa remaja ini meliputi:
(a) remaja awal: 12-15 tahun
(b) remaja madya: 15-18 tahun
(c) remaja akhir: 19-22 tahun.
Lebih lanjut Thornburgh membagi usia remaja mepjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Remaja awal : antara 1 1 hingga l 3 tahun
b. Remaja pertengahan: antara 14 hingga 16 tahun
c. Remaja akhir: antara 17 hingga 19 tahun.
Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia
yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari kedudukan
masa remaja sebagai periode transisional antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Kita
semua mengetahui bahwa antara anak-anak dan orang dewasa ada beberapa perbedaan yang
selain bersifat bilogis atau fisiologis juga bersifat psikologis.
Pada masa remaja perubahan-perubahan besar terjadi dalam kedua aspek tersebut,
sehingga dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah
berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial
membawa berbagai dampak pada prilaku remaja.
Secara ringkas, proses perubahan tersebut dan interaksi antara beberapa aspek yang
berubah selama masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut. (Lerner & Hultsch, 1983; 318-
320).
a. Perubahan fisik rangkaian perubahan yang paling jelas yang nampak dialami oleh
remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas
Psikologi Perkembangan

101

atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16
tahun pada pria (hurlock, 1973: 20-21).
b. perubahan emosionalitas akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal adalah
perubahan dalam aspek emosionalitas pada remaja sebagai akibat dari perubahan fisik
dan hormonal tadi dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan perubahan
badaniah tersebt.
c. Perubahan kognitif
Semua periibahan fisik yang membawa implikasi perubahan emosional tersebut makin
dirumitkan oleh fakta bahwa individu juga sedang mengalami perubahan kognitif.
Perubahan dalam kemampuan berfikir ini diungkapkan oleh Piaget (1972) sebagai tahap
terakhir yang disebut sebagai tahap formal operation dalam perkembangan kognitifnya.
d. Implikasi Psikososial
Semua perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat itu membawa akibat bahwa
fokus utama dari perhatian remaja adalah dirinya sendiri. Secara psikologis proses-
proses dalam diri remaja semuanya telah mengalami perubahan, dan komponen-
komponen f sik, fisiologis, emosional, dan kognitif sedang mengalami perubahan besar.
Menurut John Hill (1983), terdapat tiga komponen dasar dalarn membahas periode
remaja yaitu: perubahan pundamental remaja meliputi perubahan biologis, kognitif, dan
sosial. Ketiga perubahan ini bersifat unipersal. Perubahan biologis menyangkut tampilan fisik
(ciri-ciri secara primer dan sekunder) Transisi Kognitif Perubahan dalam kemampuan
berfikir, remaja telah memiliki kemampuan yang lebih balk dari anak dalam berfikir
mengenai situasi secara hipotesis, memikirkan sesuatu yang belum terjadi tetapi akan terjadi.
Transisi Sosial Perubahan dalam status sosial membuat remaja mendapatkan peran-peran
baru dan terikat pada kegiatan-kegiatan baru.
Konteks dari remaja Perubahan yang fundamental remaja bersifat universal, namun
akibatnya pada individu sangat bervariasi (Bronfenbrenner, 1979). Hal ini terjadi karena
dampak psikologis dari perubahan yang terjadi pada diri remaja dibentuk dari lingkungan.
Perkembangan Psikososial Terdapat 5 kasus dari psikososial yaitu:
Psikologi Perkembangan

102

a) Identity
Yaitu mengemukakan dan mengerti dari sebagai individu. Pada masa remaja
terjadi perubahan yang sangat penting pada identitas diri (Harter, 1990). Pada masa
remaja sangsi akan identitas dirinya dan tidak hanya sangsi akan personal sense dirinya
tapi juga untuk pengakuan dari orang lain dan dari lingkungan bahwa dirinya merupakan
indiviodu yang unik dan khusus.
b) Autonomy
Yaitu menetapkan rasa yang nyaman dalam ketidaktergantungan. Remaja
berusaha membentuk dirinya menjadi tidak tergantung tetapi berusaha untuk menemukan
dirinya dengan kaca mata dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini merupakan suatu proses
yang sulit, tidak hanya bagi remaja tetapi juga bagi orang lain di sekitarnya. Terdapat tiga
perkembangan penting dari autonomy, yaitu:
1) mengurangi ikatan emosional dengan orang tua.
2) mampu untuk mengambil keputusan secara mandiri.
3) Membentuk "tanda personalnya" dari nilai dan moral (Donvan and Andelson, 1966;
Seinberg, 1990).
c) Intimacy
Yaitu membentuk relasi yang tertutup dan dekat dengan orang lain. Selama masa -
maja perubahan penting lainnya adalah kemampuan individu untuk menjalin kedekatan
dengan orang lain, khususnya dengan sebaya. Pertemuan muncul pertama kali pada masa
remaja melibatkan keterbukaan, kejujuran, loyalitas dan saling percaya, juga berbagi
kegiatan dan minat (Sarin Williams and Bernet, 1990). "datang", menjadi penting dan
sebagai konsekuensinya kemampuan untuk menjalin hubungan melalui kepercayaan dan
cinta.
d) Sexuality
Yaitu mengekspresikan perasaan-perasaan dan merasa senang jika ada kontak
fisik dengan orang lain. Kegiatan seksual secara umum dimulai pada masa remaja,
kebutuhan untuk memecahkan masalah nilai-nilai sosial dan moral terjadi pada masa ini
Psikologi Perkembangan

103

(Kart Chadorin, 1990).
e) Achivement
Yaitu mendapatkan keberhasilan dan memiliki kemampuan sebagai anggota
masyarakat Pengembalian keputusan yang penting terjadi pada masa remaja dan
membawa konsueksi yang panjang tentang sekolah dn karir (Henderson and Dweck,
1990).
Perkembangan Individu memiliki beberapa prinsip-prinsip yaitu: Never ending
process (perkembangan tidak akan pernah berhenti), Semua aspek perkembangan saling
mempengaruhi (aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial).
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap perkembangan
memiliki tahapan tahapan yaitu : tahap dikenangkan, tahap kandungan, tahap anak, tahap
remaja, tahap dewasa, dan tahap lansia, ada juga yang menggunakan.
F. Permasalahan yang dihadapi Remaja
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip mengenai
penyimpangan dan ketidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya teori-teori
perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan emosi dan gangguan perilaku
sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami remaja karena perubahan-perubahan yang
terjadi pada dirinya maupun akibat perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja, mereka juga
dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa kanak-kanak. Sebagaimana
diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk pada masa remaja, individu memiliki
tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil
diselesaikan dengan baik, maka akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari
lingkungan. Keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan
keberhasilan individu memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase berikutnya.
Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia kronologis, yaitu
antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usia tersebut adalah batasan
Psikologi Perkembangan

104

tradisional, sedangkan alran kontemporer membatasi usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.
Penibahan sosial seperti adanya kecenderungan anak-anak pra-remaja untuk
berperilaku sebagaimana yang ditunjukan remaja membuat penganut aliran kontemporer
memasukan mereka dalam kategori remaja. Adanya peningkatan kecenderungan para remaja
untuk melanjutkan sekolah atau mengikuti pelatihan kerja (magang) setamat SLTA,
membuat individu yang berusia 19 hingga 22 tahun juga dimasukan dalam golongan remaja,
dengan pertimbangan bahwa pembentukan identitas diri remaja masih terus berlangsung
sepanjang rentang usia tersebut.
Pada usia tersebut, tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi adalah seperti
yang tertera diatas tadi. Tetapi, tidak semua remaja dapat memenuhi tugas-tugas tersebut
dengan baik. Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja dalam
memenuhi tugas-tugas tersebut, yaitu:
1. Masalah pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di
rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan nilainilai.
2. Masalah khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada
remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih sedikit
kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang fenomena akhir
shad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan harapan terhadap anak-anak
dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami banjir stres yang datang dari perubahan
sosial yang cepat dan membingungkan serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka
melakukan peran dewasa sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya.
Tekanan-tekanan tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan
obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang kronis.
Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju dewasa ini
membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola teknologi tersebut.
Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang demikian cepat dapat
Psikologi Perkembangan

105

membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri, dan mengalami gangguan
emosional.
Bellak (dalam Fuhrmann, 1990) secara khusus membahas pengaruh tekanan media
terhadap perkembangan remaja. Menurutnya, remaja masa kini dihadapkan pada lingkungan
dimana segala sesuatu berubah sangat cepat. Mereka dibanjiri oleh informasi yang terlalu
banyak dan terlalu cepat untuk diserap dan dimengerti. Semuanya terus bertumpuk hingga
mencapai apa yang disebut information overload. Akibatnya timbul perasaan terasing,
keputusasaan, absurditas, problem identitas dan masalah-masalah yang berhubungan dengan
benturan budaya.
Tugas-tugas perkembangan pada masa remaja yang disertai oleh berkembangnya
kapasitas intelektual, stres dan harapan-harapan baru yang dialami remaja membuat mereka
mudah mengalami gangguan baik berupa gangguan pikiran, perasaan maupun gangguan
perilaku. Stres, kesedihan, kecemasan, kesepian, keraguan pada diri remaja membuat mereka
mengambil resiko dengan melakukan kenakalan (Fuhrmann, 1990).
Uraian di atas memberikan gambaran betapa majemuknya masalah yang dialami
remaja masa kini. Tekanan-tekanan sebagai akibat perkembangan fisiologis pada masa
remaja, ditambah dengan tekanan akibat perubahan kondisi sosial budaya serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat seringkali
mengakibatkan timbulnya masalah-masalah psikologis berupa gangguan penyesuaian diri
atau ganguan perilaku. Beberapa bentuk gangguan perilaku ini dapat digolongkan dalam
delinkuensi.
Perkembangan pada remaja merupakan proses untuk mencapai kemasakan dalam
berbagai aspek sampai tercapainya tingkat kedewasaan. Proses ini adalah sebuah proses yang
memperlihatkan hubungan erat antara perkembangan aspek fisik dengan psikis pada remaja.
Ketika memasuki masa pubertas, setiap anak telah mempunyai sistem kepribadian
yang merupakan pembentukan dari perkembangan selama ini. Di luar sistem kepribadian
anak seperti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi, pengaruh media massa,
Psikologi Perkembangan

106

keluarga, sekolah, teman sebaya, budaya, agama, nilai dan norma masyarakat tidak dapat
diabaikan dalam proses pembentukan kepribadian tersebut. Pada masa remaja, seringkali
berbagai faktor penunjang ini dapat saling mendukung dan dapat saling berbenturan nilai.
Kutub Keluarga ( Rumah Tangga)
Dalam berbagai penelitian yang telah dilakukan, dikemukakan bahwa
anak/remaja yang dibesarkan dalarn lingkungan sosial keluarga yang tidak
baik/disharmoni keluarga, maka resiko anak untuk mengalami gangguan kepribadian
menjadi berkepribadian antisosial dan berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan
dengan anak/remaja yang dibesarkan dalam keluarga sehat/harmonis (sakinah).
Kriteria keluarga yang tidak sehat tersebut menurut para ahli, antara lain:
a. Keluarga tidak utuh (broken home by death, separation, divorce)
b. Kesibukan orangtua, ketidakberadaan dan ketidakbersamaan orang tua dan anak di
rumah
c. Hubungan interpersonal antar anggota keluarga (ayah-ibu-anak) yang tidak baik
(buruk)
d. Substitusi ungkapan kasih sayang orangtua kepada anak, dalam bentuk materi
daripada kejiwaan (psikologis).
Selain daripada kondisi keluarga tersebut di atas,, berikut adalah rincian kondisi
keluarga yang merupakan sumber stres pada anak dan remaja, yaitu:
a. Hubungan buruk atau dingin antara ayah dan ibu
b. Terdapatnya gangguan fisik atau mental dalam keluarga
c. Cara pendidikan anak yang berbeda oleh kedua orangtua atau oleh kakek/nenek d.
Sikap orangtua yang dingin dan acuh tak acuh terhadap anak
d. Sikap orangtua yang kasar dan keras kepada anak
e. Campur tangan atau perhatian yang berlebih dari orangtua terhadap anak
f. Orang tua yang jarang di rumah atau terdapatnya isteri lain
g. Sikap atau kontrol yang tidak konsisiten, kontrol yang tidak cukup
h. Kurang stimuli kongnitif atau sosial
Psikologi Perkembangan

107

i. Lain-lain, menjadi anak angkat, dirawat di rumah sakit, kehilangan orang tua, dan lain
sebagainya.
Sebagaimana telah disebutkan di muka, maka anak/remaja yang dibesarkan dalam
keluarga sebagaimana diuraikan di atas, maka resiko untuk berkepribadian anti soial dan
berperilaku menyimpang lebih besar dibandingkan dengan anak/maja yang dibesarkan
dalam keluarga yang sehat/harmonis (sakinah).
Kutub Sekolah
Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar anak
didik, yang pada gilirannya dapat memberikan "peluang" pada anak didik untuk
berperilaku menyimpang. Kondisi sekolah yang tidak baik tersebuL antara lain;
1) Sarana dan prasarana sekolah yang tidak memadai
2) Kuantitas dan kualitas tenaga guru yang tidak memadai
3) Kualitas dan kuantitas tenaga non guru yang tidak memadai
4) Kesejahteraan guru yang tidak memadai
5) Kurikilum sekolah yang sering berganti-ganti, muatan agama/budi pekerti yang
kurang
6) Lokasi sekolah di daerah rawan, dan lain sebagainya.
Kutub Masyarakat (Kondisi Lingkungan Sosial),
Faktor kondisi lingkungan sosial yang tidak sehat atau "rawan", dapat merupakan
faktor yang kondusif bagi anak/remaja untuk berperilaku menyimpang. Faktor kutub
masyarakat ini dapat dibagi dalam 2 bagian, yaitu pertama, faktor kerawanan masyarakat
dan kedua, faktor daerah rawan (gangguan kamtibmas). Kriteria dari kedua faktor
tersebut, antara lain:
a. Faktor Kerawanan Masyarakat (Lingkungan)
1) Tempat-tempat hiburan yang buka hingga larut malambahkan sampai dini hari
2) Peredaran alkohol, narkotika, obat-obatan terlarang lainnya
3) Pengangguran
4) Anak-anak putus sekolah/anak jalanan
Psikologi Perkembangan

108

5) Wanita tuna susila (wts)
6) Beredarnya bacaan, tontonan, TV, Majalah, dan lain-lain yang sifatnya
pornografis dan kekerasan
7) Perumahan kumuh dan padat
8) Pencemaran lingkungan
9) Tindak kekerasan dan kriminalitas
10) Kesenjangan social

b. Daerah Rawan (Gangguan Kantibmas)
1) Penyalahgunaan alkohol, narkotika dan zat aditif lainnya
2) Perkelahian perorangan atau berkelompok/massal
3) Kebut-kebutan
4) Pencurian, perampasan, penodongan, pengompasan, perampokan
5) Perkosaan
6) Pembunuhan
7) Tindak kekerasan lainnya
8) Pengrusakan
9) Coret-coret dan lain sebagainya











Psikologi Perkembangan

109

BAB VIII
TAHAP PERKEMBANGAN DEWASA
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu memahami karakteristik perkembangan dewasa
Kompetensi Dasar:
1. Memahami karakteristik perkembangan fisik masa dewasa (awal, madya,
akhir)
2. Memahami karakteristik perkembangan kognitif masa dewasa (awal, madya,
akhir)
3. Memahami karakteristik perkembangan psikososial masa dewasa(awal,
madya, akhir)
I ndikator:
1. Menjelaskan karakteristik perkembangan fisik masa dewasa (awal, madya,
akhir)
2. Mendeskripsikan karakteristik perkembangan kognitif masa dewasa (awal,
madya, akhir)
3. Menjelaskan karakteristik perkembangan psikososial masa dewasa (awal,
madya, akhir)

Sekarang sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu
orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan social pada masa dewasa
awal. Selama manusia berkembang terjadi perubahan-perubahan.
Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan berfikir,
motif-motif dan kehidupan dan kehidupan afeksi, hubungan social serta integrasi masyarakat.
Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami diferensiasi, yaitu sebagai proses
perubahan yang dinamis pada masa dewasa berjalan bersama dengan keadaan menjadi tua.
Thomae (1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu struktur perubahan yang
mengandung berbagai macam dimensi. Ia menyebutkan mengenai (1) prosesdan fisiologis yang
oleh Burger disebut proses penuaan yang primer dalam daerah batas psikofisiologis; (2) proses
fisiologis atau timbulnya penyakit-penyakit; (3) perubahan fungsional psikologis; (4) perubahan
kepribadian dalam arti sempit; (5) penstrukturan kembali dalam hal social psikologis yang
berhubungan dengan bertambahnya usia; (6) perubahan yang berhubungan dengan kenyataan
bahwa orang tidak hanya mengalami keadaan menjadi tua ini., melainkan bahwa seseorang juga
mengambil sikap terhadap keadaan tersebut. Perubahan yang terakhir ini di sebut oleh Thomae
Psikologi Perkembangan

110

proses chrono- estetis mengenai orang menjadi tua.
Fase-Fase perkembangan pada usia dewasa
a. Stuktur dalam rentang kehidupan
Teori pertahapan biasanya banyak di kenal. Mulai zaman dulu kehidupan orang di
bagi menjadi fase-fase tertentu. Kebiasaan ini berjalan tetap, juga karena pembagian
dalam fase memenuhi kebutuhan didaktis tertentu, yaitu dapat membuat uraian lebih
mudah di mengerti. Pembagian dalam fase-fase kehidupan kebanyakan mempunyai sifat
normative. Juga bila hal tersebut tidak di maksudkan demikian, namun masih sering di
pakai sebagai standart tingkah laku. Hal ini sesuai dengan kecenderungan masyarakat
untuk memperoleh standart tingkah laku. Dalam masyarakat yang maju maka usia tidak
merupakan standar tingkah laku terutama pada masa sesudah remaja. Namun fenomena
social clock belum seluruhnya hilang, masyarakat masih menaruh pengharapan tertentu
mengenai tingkah laku yang sesuai untuk usia- usia tertentu. Penghargaan masyarakat ini
di internalisasi oleh individu, dengan demikian maka seseorang yang di harapkan
melakukan tugas tertentu pada usia tertentu dapat merasakan apakah ia telah
melakukannya pada waktu yang tepat atau pada waktu yang kurang tepat.
Riwayat hidup orang sebagai individu yang berbeda satu dengan yang lain
menjadikan citra orang lanjut usia juga berbeda-beda. Jadi apakah memang tidak
mungkin untuk melihat adanya pentahapan dalam perjalanan hidup seseorang? Hal ini
tergantung pada aspek apa yang akan di lihat pembagian dalam tahap-tahap
perkembangan bisa berhubungan dengan perubahan dalam sikap dan tingkah laku
individu sebagai keseluruhan, mungkin dengan aktivitasnya dalam peran-peran social
tertentu (misalnya peran sebagai orang tua, pekerja, peran dalam waktu luang) atau
berhubungan dengan aspek-aspek khusus tertentu. Dengan menggunakan metode
pentahapan di mungkinkan untuk membandingkan jalan hidup seseorang secara thematic.
b. Dua jenis teori pertahapan
Erikson
Sesudah masa remaja yaitu masa penemuan identitas seseorang sekaligus memasuki
Psikologi Perkembangan

111

masa dewasa awal yang di tandai oleh penemuan intimitas atau isolasi, maka seseorang
tinggal mengalami dua fase lagi yang meliputi sebagian besar masa hidup seseoarang. Dalam
fase ketujuh atau masa dewasa pertengahan seseorang dapat berkembang kearah generatifitas
atau stagnasi sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir seseotrang dapat
berkembang kearah integrasego atau putus asa.
Fase ketujuh meliputi bagian yang terpenting dalam hidup seseorang. Dalam fase ini
orang bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya. Ayah dan ibu bertanggung jawab akan
pembinaan generasi muda. Sebaliknya generasi yang tua dalam hubungan timbale balik dengan
generasi muda memperoleh pengalaman yang berguna bagi pengembangan dirinya sendiri. Fase
menjadi tua merupakan fase yang produktif dan kreatif.
Integritas ego atau integritas din adalah perasaan menjadi bagian daripada tata aturan
yang ada dalam alam semesta, perasaan cinta pada sesama manusia dan dengan begitu ikut
menimbulkan keteraturan dunia. Integritas ego juga berarti menerima keadaan dirinya
sendiri, mensyukuri nasib dan mencintai orang tua yang menyebabkan keberadaannya di
dunia. Mereka mengerti bahwa cara-cara hidup tertentu yang mungkin di pandang kurang
baik pada waktu ini, dan bahwa gaya hidup tertentu merupakan hal yang berarti bagi
sementara orang atau berarti dalam waktu-waktu tertentu.
Seseorang yang mencapai integritas diri mempertahankan gaya hidup yang telah di
pilihnya karena ia sadar bahwa hidup dalam konteks social tertentu yang di tandai oleh gaya
integritas sendiri. Orang yang mencapai integritas diri bersifat bijaksana dalam tingkah
lakunya.alternatif lain yang dapat di capai oleh seseorang adalah putus asa. Orang yang
dating pada kutub putus asa ini dapat merasakan ketakutan yang mendalam, atau merasa
hidupnya terbuang dan tidak berarti. Juga dapat di ketemukan rasa benci dan penolakan,
orang-orang, lembaga-lembaga tertentu yang dalam hakekatnya tersembunyi perasaan putus
asa serta kebencian dan penolakan terhadap diri sendiri.
Erikson, Erikson dan Kivnic (1986) menggarisbawahi pentingnya keterlibatan vital
pada kenyataan sampai usia lanjut. Seseorang hams masih selalu menyesuaikan diri dengan
pandangan dan penghargaan masyarakat di sekitarnya. Identitas diri seseorang yang menurut
Psikologi Perkembangan

112

Ericson begitu penting dalam masa remaja, tidak pemah mencapai bentuk yang defitif.
Selama manusia hidup perlu ada perubahan pada dirinya agar dapat tetap sesuai dengan
lingkungannya. Sifat-sifat yang berlawanan pada pada usia tengah baya berkaitan dengan
rasa harga diri, kualitas hubungan, hubungan social serta fungsi mental seseorang. Sikap
yang berlawanan yang di kemukakan peck adalah untuk usia tengah baya (1) kebijaksanaan
lawan kekuatan fisik, (2) memandang orang lain sebagai person lawan memandang orang
lain sebagai objek seks, (3) fleksibilitas relasional lawan penyempitan relasional dan (4)
fleksibilitas mental lawan rigiditas mental. Sehubungan dengan itu terjadilah berbagai krisis
psikososial yang dapat di bedakan antara (1) diferensiasi aku lawan keterikatan dengan peran
kerja, (2) transendesi badan lawan perhatian yang berlebihan terhadap rasa sakit dan kurang
enak badan, dan (3) transendensi aku lawan keterikatan dengan aku.
Levinson
Levinson dkk (1978) mempelajari fase-fase hidup manusia. Perhatiannya lebih tertuju
pada siklus hidup daripada jalan hidup seseorang. Ia mencari pola universalnya daripada
periode hidup yang berurutan. Jalan hidup orang berbeda-beda dari orang yang satu ke orang
yang lain.apa yang berubah selama orang hidup adalah struktur kehidupannya. Struktur
kehidupan seseorang mengatur transaksi antara struktur kepribadian dengan struktur social.
Levinson membedakan empat periode kehidupan yaitu (1) masa anak dan masa
remaja (0-22 tahun), (2) masa dewasa awal (17-45 tahun), (3) masa dewasa madya (40-65
tahun), dan (4) masa dewasa akhir (60 tahun ke atas). Usia tumpang tindih selama 5-7 tahun
adalah masa peralihan. Levinson menganggap pembagian dalam fase-fase kehidupan sebagai
sesuatu yang universal.
Antara 17-22 tahun seseorang ada dalam dua masa.ia meninggalkan masa pra dewasa
dan memasuki masa dewasa awal yang mencakup tiga periode. Periode pertama adalah
periode pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28 tahun). Orang mengakui dirinya
sendiri serta dunia yang ia masuki dan berusaha untuk membentuk struktur kehidupan yang
stabil. Orang mencari tempat dalam dunia kerja dan dunia hubungan social. Pada akhir usia
20 tahun maka pemilihan struktur hidup ini makin menjadi penting. Pada usia antara 28-33
Psikologi Perkembangan

113

tahun pilihan struktur kehidupan ini menjadi lebih tetap dan stabil. Dalam fase kemantapan
(33-40 tahun) orang dengan keyakinan yang mantap menempukan tempatnya dalam
masyarakat dan berusaha untuk memajukan karir sebaiknya. Impian yang ada pada fase- fase
sebelumnya (17-33 tahun) mulai mencapai kenyataan pekerjaan dan kehidupan keluarga
membentuk struktur peran yang memunculkan aspek-aspek kepribadian yang di perlukan
dalam fase-fase tersebut.
Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa, sesudah itu mulailah peralihan
kearah masa dewasa madya( tengah baya antara usia 40-45 tahun) dalam fase ini orang
mengalami tiga fungsi: (1) penilaian kembali masa lalu, (2) merubah struktur kehidupan, (3)
proses individualisasi. Orang menilai masa lalu,membedakan ilusi dan kenyataan, dan
dengan padangan ke depan merubah struktur kehidupannya.

A. PERKEMBANGAN FISIK
DEWASA MUDA AWAL
II. Dewasa Muda sebagai Masa
Transisi
a. Transisi Fisik
Dari pertumbuhan fisik, menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda
sedang mengalami peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini,
seorang individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah
tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak lagi
diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya seperti
orang dewasa lain-nya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga siap
melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya bekerja, menikah, dan
mempunyai anak. Ia dapat bertindak secara bertanggung jawab untuk dirinya ataupun
orang lain (termasuk keluarganya). Segala tindakannya sudah dapat dikenakan aturan-
aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari tindakannya akan
memperoleh sanksi hukum (misalnya denda, dikenakan hukum pidana atau perdata).
Psikologi Perkembangan

114

Masa ini ditandai pula dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus,
perubahan suara, menstruasi, dan kemampuan reproduksi.
b. Transisi Intelektual
Menurut anggapan Piaget (dalam Grain, 1992; Miller, 1993; Santrock, 1999;
Papalia, Olds, & Feldman, 1998), kapasitas kognitif dewasa muda tergolong masa
operational formal, bahkan kadang-kadang mencapai masa post-operasi formal (Turner
& Helms, 1995). Taraf ini menyebabkan, dewasa muda mampu memecahkan masalah
yang kompleks dengan kapasitas berpikir abstrak, logis, dan rasional. Dari sisi
intelektual, sebagian besar dari mereka telah lulus dari SW dan masuk ke perguruan
tinggi (universitas/akademi). Kemudian, setelah lulus tingkat universitas, mereka
mengembangkan karier untuk meraih puncak prestasi dalam pekerjaannya. Namun
demikian, dengan perubahan zaman yang makin maju, banyak di antara mereka yang
bekerja, sambil terus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, misalnya pascasarjana.
Hal ini mereka lakukan sesuai tuntutan dan kemajuan perkembangan zaman yang
ditandai dengan masalah-masalah yang makin kompleks dalam pekerjaan di lingkungan
sosialnya.
c. Transisi Peran Sosial
Pada masa ini, mereka akan menindaklanjuti hubungan dengan pacarnya (dating),
untuk segera menikah agar dapat membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga
yang bam, yakni terpisah dari kedua orang tuanya. Di dalam kehidupan rumah tangga
yang baru inilah, masing-masing pihak baik laki-laki maupun wanita dewasa, memiliki
peran ganda, yakni sebagai individu yang bekerja di lembaga pekerjaan ataupun sebagai
ayah atau ibu bagi anak-anaknya. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga,
sedangkan seorang wanita sebagai ibu rumah tangga, tanpa meninggalkan tugas karier
tempat mereka bekerja Namun demikian, L tak sedikit seorang wanita mau meninggalkan
kariernya untuk menekuni tugas-tugas kehidupan sebagai ibu rumah tangga (domestic
tasks), agar dapat mengurus dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Sebagai anggota
masyarakat, mereka pun terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial, misalnya dalam kegiatan
pendidikan kesejahteraan keluarga (PKK) dan pengurus RT/RW.
Psikologi Perkembangan

115


II. Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Aspek-aspek perkembangan fisik meliputi:
a. Kekuatan dan Energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur karier.
Kehidupan karier, sering kali menyita perhatian dan energi bagi seorang individu. Hal ini
karena mereka sedang rnerintis dan membangun kehidupan ekonomi agar benar-benar
mandiri dari orang tua. Selain itu, mereka yang menikah hams rnemikirkan kehidupan
ekonomi keluarga. Oleh karena itu, mereka memiliki energi yang tergolong luar biasa,
seolah-olah mempunyai kekuatan ekstra bila asyik dengan pekerjaannya.
b. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically established),
seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai ketekunan. Ketika
menemukan posisi kerja yang sesuai dengan minat, bakat, dan latar belakang
pendidikannya, mereka umumnya akan tekun mengerjakan tanggung jawab pekerja-
annya dengan baik, Ketekunan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan dalam meraih
suatu karier pekerjaan. Karier yang cemerlang akan mempengaruhi kehidupan ekonomi
keluarga yang baik pula; sebaliknya bila karier yang suram (gagal), kehidupan ekonomi
seseorang pun suram. Namun, tak sedikit seorang individu yang belum cocok dengan
pekerjaan dan penghasilan yang diperoleh, tak segan-segan mereka segera pindah dan
mencari pekerjaan lain yang dianggap cocok. Hal ini biasanya dilakukan mereka yang
masih membujang atau belum menikah. Kalau mereka telah .menikah, umumnya akan
menekuni bidang kariernya walaupun hasil gajinya masih pas-pasan, dengan alasan
sulimya mencari jenis pekerjaan yang baru dan takut dibayangi kegagalan.
c. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari kesadaran diri
sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu pekerjaan. Dengan kata lain,
Psikologi Perkembangan

116

motivasi yang dimaksudkan ialah motivasi internal. Orang yang merniliki motivasi
Internal, biasanya ditandai dengan usaha kerja keras tanpa dipengarahi lingkungan
eksternal, arSnya seseorang akan bekerja secara tekun sampai benar-benar mencapai
suatu tujuan yang diharapkan, tanpa putus asa walaupuri memperoleh hambatan atau
rintangan dari lingkungan eksternal.
III. Kesehatan Dewasa Muda
a. Pengertian Keschatan
Organisasi bangsa-bangsa yang mengurusi masalah kesehatan dunia (WHO-
M^or/t/ Health Organization), memberi definisi mengenai kesehatan. Menurut WHO
yang dimaksud dengan sehat (healthy) adalah kondisi sehat sejahtera baik secara fisik,
mental maupirn sosial yang ditandai dengan u'dak adanya gangguan-gangguan atau
simtom-simtom penyakit, seperti keluhan sakit fisik, keluhan emosional (Papalia, Olds,
dan Feldman, 1998; Sarafino, 1994).
Kondlsi kesehatan seseorang berhubungan erat dengan beberapa kebiasaan
perilaku individu yang bersangkutan. Untuk mencapai kehidupan yang sehat, diperlukan
kebiasaan-kebiasaan perilaku yang sehat pula. Ada beberapa perilaku sehat yang dapat
menopang kesehatan seseorang, di antaranya (1) makan secara teratur (tiga kali: sarapan,
makan siang, dan makan malam, tidak termasuk snack); (2) perlu mengonsumsi makan-
makanan yang sehat (mengandung gizi, nutrisi, protein, vitamin, karbohidrat, mineral, zat
besi), misalnya empat sehat lima sempuma; (3) melakukan aktivitas secara seimbang
antara kegiatan bekerja/belajar dengan kegiatan olahraga; (4) pola tidur yang sehat dan
normal selama 7-8 jam; (5) membiasakan diri untuk tidak merokok; (6) membiasakan diri
untuk tidak mengonsumsi narkoba (narkotik, alkohol, dan obat-obatan); (7) tidak
mengonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi daging sapi/kambing, fast-
food/sea food (udang, cumi). Individu yang secara tekun mengikuti kebiasaan-kebiasaan
tersebut, umumnya akan memiliki taraf kondisi kesehatan yang baik daripada individu
yang tidak melakukannya. Para tokoh terkenal di dunia (dalam Liwijaya Kuntaraf &
Kuntaraf, 1995), yang hidup sehat dan berumur panjang, di antaranya Mahataia Gandhi
(tokoh kemerdekaan India), Benyamin Franklin (tokoh keinerdekaan Amerika Serikat),
Psikologi Perkembangan

117

Albert Einstein (penemu teori relativitas sehingga memunculkan bom atom), Martin
Luther (reformator Gereja Protestan), Leonardo da Vinci (pelukis dan pemahat abad ke-
13), Isac Newton (ilmuwan flsika dari higgris), Charles Darwin (tokoh penemu teori
evolusi), dan Francis Voltaire (filsuf dari Francis), umumnya menjalankan rahasia hidup
sehat dengan membiasakan diri untuk mengonsumsi makan sayur-mayur (vegetarian)
dan menghindari makan-makanan dari daging-dagingan.
b. Perilaku dan Status Kesehatan
Status kesehatan seseorang sangat berkaitan dengan seberapa jauh pola kebiasaan
perilaku orang tersebut Kebiasaan perilaku yang sehat akan memberi pengaruh positif
pada kesehatannya, sebaliknya kebiasaan yang salah cenderung memberi dampak negatif.
Akibatnya, individu mudah terserang penyakit. Kasl & Cobb (dalam Sarafino, 1994)
mengemukakan tiga jenis upaya individu untuk mengatasi suatu penyakit dan
menipertahankan taraf kesehatan, yakni (1) health behavior; (2) illness behavior; (3)
sick-role behavior.
Health behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan individu yang diyakini akan
dapat membangun kesehatannya dengan cara mencegah suatu penyakit atau
menanggulangi gangguan penyakitnya.
Illness behavior adalah aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang sakit, guna
memperoleh informasi, nasihat atau cara penyembuhannya agar dirinya sehat kembali.
Sick role behavior adalah aktivitas yang dilakukan individu untuk proses penyembuhan
dari rasa sakitnya.

IV. Tugas-tugas Perkembangan Dewasa Muda
Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan sampai taraf
universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier dalam pekerjaannya.
Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks dibandingkan dengan masa remaja karena
selain bekerja, mereka akan memasuki kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru,
memelihara anak-anak, dan tetap hams memperhaukan orang tua yang makin tua.
Psikologi Perkembangan

118

Selain itu, dewasa muda mulai membentuk kehidupan keluarga dengan pasangan
hidupnya, yang telah dibina sejak masa remaja/masa sebelumnya. Havighurst (Turner dan
Helms, 1995) mengemukakan tugas-tugas perkembangan dewasa muda, di antaranya (a) mencari
dan menemukan calon pasangan hidup, (b) membina kehidupan rumah tangga, (c) meniti karier
dalam rangka rnemantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga, dan (d) menjadi warga negara
yang bertanggung jawab.
a. Mencari dan Menemukan Calon Pasangan Hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas reproduksi,yaitu
mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan jenisnya,asalkan memenuhi persyaratan
yang syah (perkawinan resmi)

b. Membina Kehidupan Rumah Tangga
Papalia, Olds, dan Feldman (1998; 2001) menyatakan bahwa golongan dewasa muda
berkisar antara 21-40 tahun. Masa ini dianggap sebagai rentang yang cukup panjang, yaitu
dua puluh tahun. Terlepas dari panj ang atau pendek rentang waktu tersebut, golongan
dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun, umum-nya telah menyelesaikan pendidikannya
minimal setingkat SLTA (SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain
itu, sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan, umumnya telah
memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi. Dari sini, mereka mem-persiapkan
dan membukukan diri bahwa mereka sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak
bergantung lagi pada orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi
mereka karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan rumah
tangga yang baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina, dan
mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaikbaiknya agar dapat mencapai
kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan
pasangan hidup masing-masing. Mereka juga hams dapat melahirkan, membesarkan,
mendidik, dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin hubungan baik
Psikologi Perkembangan

119

dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudara.
c. Meniti Karier dalam Rangka Memantapkan Kehidupan
Ekonomi Rumah Tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau universitas,
umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya.
Mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki, serta
memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka merasa cocok dengan
kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya,
bila tidak atau belurn cocok antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan
berhenti dan mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang
ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan tersebut memberi
hasil keuangan yang layak (baik), mereka akan bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan
penghasilan yang layak (memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi
rumah tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk mencapai
puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan penuh idealisme, mereka bekerja
keras dan bersaing dengan teman sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan
prestasi kerja. Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu memberi
kehidupan yang makmur sejahtera bagi keluarganya. melakukan tugas reproduksi, yaitu
mampu melakukan hubung-an seksual dengan lawan jenisnya, asalkan memenuhi persyarat-
an yang sah (perkawinan resmi). Untuk sementara waktu, dorong-an biologis tersebut,
mungkin akan ditahan terlebih dahulu. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup
yang cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria usia, pendidikan,
pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat pasangan hidupnya. Setiap orang
mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
d. Menjadi Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Warga negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang,
damai, dan baliagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara yang baik adalah warga
negara yang taat dan patuh pada tata aturan perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini
Psikologi Perkembangan

120

diwujudkan dengan caracara, seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan
(KTP, akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2) membayar
pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan bermotor, pajak penghasilan), (3)
menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela
di mata masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di masyarakat
(ikut terlibat dalam kegiatan gotong-royong, kerja bakti membersihkan selokan, memperbaiki
jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus
dipenuhi seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di masyarakat. Bagi
orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (misalnya hidup sendu selibat), mungkin tidak
mengikuti tugas perkembangan bagian, yaitu mencari pasangan hidup dan bagian B membina
kehidupan rumah tangga. Baik disadari atau tidak, bagian C dan D, setiap orang dewasa
muda akan melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
Usia dewasa pertengahan sememangnya membawa pelbagai perubahan dalam
kehidupan manusia. Tidak terkecuali aspek sosioemosi dan krisis yang melanda mereka pada
tahap ini. Carl Jung menyatakan bahawa perubahan psikologi dirasakan bermula ketika umur
35 dan 40 tahun. Pada masa ini juga Jung berpendapat bahawa terdapat perubahan pada
karakter personaliti yang terpendam selama ini (berubah atau timbul) manakala karakteristik
yang lain semakin kurang penting dan mungkin diganti dengan tret personaliti yang berbeza.
Skema Lavinson menyatakan bahawa transisi usia pertengahan bermula sekitar usia 40tahun
dan bertindak sebagai penghubung kepada usia dewasa akhir. Ada 3 perkara penting yang
terkandung dalam skema ini;
Melihat semula
Memperbaik aspek-aspek dalam kehidupan mereka dan menguji elemen-elemen pada
struktur hidup mereka yang baru.
Menyelesaikan masalah psikologikal sebaik memasuki usia pertengahan.
Individu pada usia pertengahan ini dilabelkan sebagai 'generasi sandwich' kerana
mereka bertanggungjawab ke atas ibu bapak dan dalam masa yang sama, mereka mempunyai
tanggungjawab ke atas anak-anak mereka juga. Perkembangan personaliti pada usia
pertengahan dapat dilihat daripada perubahan daripada perasaan atau emosi aktif kepada
Psikologi Perkembangan

121

pasif. Penyelidik berpendapat bahawa pada usia 40, manusia merasakan mereka mampu
mengawal persekitaran, halatuju dan juga akibat daripada keputusan mereka sendiri. Tetapi
pada umur 60 pula, mereka merasakan kelakuan berisiko adalah sesuatu yang berbahaya
dalam hidup mereka. Perspektif individu terhadap masa juga berubah dan ia mempengaruhi
konstruk personaliti dan pemahaman kendiri mereka. Individu dewasa pertengahan ini
menukar pandangan mereka bahawa masa adalah merujuk kepada apa yang tinggal sebelum
mereka mati dan hal ini menyumbang tekanan untuk melakukan perubahan dalam hidup.
Kimmel (1980) menyatakan bahawa personaliti usia pertengahan adalah lebih stabil daripada
kehidupan awal mereka. Individu ini juga menambah pengalaman mereka untuk
mengendalikan stress dan masalah.
B. DEWASA PERTENGAHAN
I. Krisis Atau Transisi Dewasa Pertengahan.
1. Masa Transisi (masa peralihan )
Usia dewasa pertengahan merupakan usia peralihan dari tahap dewasa awal ke
tahap tua iaitu peringkat fungsi fizikal dan mental individu mula berkurangan. Individu
wanita mengalami menopause iaitu kehilangan kemampuan reproduksi, manakala
individu lelaki mengalami perubahan dalam kejantanan mereka. Ketika melalui peringkat
ini, samada lelaki atau wanita akan mengalami kekeliruan menjalani usia pertengahan.
Individu di peringkat ini tidak tahu di mana kedudukan mereka yang sebenarnya kerana
mereka berada di tengah-tengah, antara muda dan tua. Terdapat individu yang berasa
tidak selesa (canggung) dan tidak tahu membawa diri mereka, hingga terdapat individu
yang mencuba meyakinkan diri bahawa mereka masih muda dengan ucapan, cara
berpakaian dan juga bertingkah laku seperti orang muda.
2. Masa Pencapaian (prestasi)
Pada usia 40-an, individu sudah mencapai tahap prestasi yang baik dalam hidup
berikutan pendidikan dan juga pengalaman-pengalaman yang banyak. Individu tahap ini,
kebiasaannya mempunyai hubungan-hubungan interpesonal yang luas dan mendapat
kepercayaan untuk memegang sesebuah tanggungjawab atau jawatan dalam organisasi
Psikologi Perkembangan

122

(pemimpin) dan mendapat status sosial yang kukuh dalam masyarakat. Manakala
kedudukan kewangan pada tahap ini seharusnya adalah kukuh berikutan tahap ini adalah
tahap individu sudah mencapai kejayaan dalam kerjaya.
3. Ketidakseimbangan Perubahan Pola Hidup
Penyesuaian terhadap perubahan pola hidup yang disebabkan oleh adanya
perubahan fizikal dapat mempengaruhi keseimbangan psikologi seseorang. Terdapat
beberapa perkara yang boleh menimbulkan ketidakseimbangan tersebut seperti berikut;
1) Ketegangan somatik yaitu tanda-tanda lanjut usia (tua) atau perubahan fizikal
2) Ketegangan kebudayaan yaitu kebiasaan dalam sosio-budaya yang menganggap
bahawa individu yang muda adalah lebih baik (produktif).
3) Ketegangan ekonomi-yaitu adanya tuntutan ekonomi dari keluarga berikutan
keperluan pendidikan anak-anak dan sebagai lambang status keluarga.
4) Ketegangan psikologi psychological stress disebabkan kehilangan pasangan
seperti kematian atau perceraian, ditinggalkan anak yang sudah berkahwin, tekanan
kerja, kebosanan terhadap rutin harian yang sama (monoton) atau adanya perasaan
tidak muda lagi.
4. Usia Berbahaya
Interprestasi dari usia berbahaya boleh dikaitkan dengan individu lelaki yang
coba membuktikan bahawa mereka masih mampu menarik perhatian kaum wanita pada
usia sebelum tua. Dalam tempoh ini, pelbagai masalah hubungan keluarga boleh berlaku
seperti ketidaksetiaan mahupun perceraian. Selain itu, ia juga dianggap usia berbahaya
kerana terdapatnya kecenderungan bekerja keras yang keterlaluan, berfikir secara
berlebih-lebihan atau mengamalkan cara hidup tidak seimbang atau tidak sihat,
sedangkan individu dewasa pertengahan mempunyai keadaan fizikal yang tidak
mengizinkan. Sebagai kesannya, individu mudah terdedah dengan pelbagai penyakit
seperti lemah jantung, darah tinggi dan sebagainya. Disamping itu, individu peringkat ini
juga terdedah kepada masalah mental yang serius jika tidak dapat mengawal dan
mengimbangi masalah atau konflik dari dalam diri dengan keadaan usia mereka.
Psikologi Perkembangan

123


II. GENDER CROSSOVER EFFECT
Kajian menunjukkan lelaki pada umur 55 tahun kurang aktif tetapi perempuan berubah
dari pasif kepada aktif dari segi penyelesaian masalah. Dalam kata yang lain, lelaki muda
mengunakan kekuatan atau paksaan kepada personalitinya untuk memanipulasi orang atau benda
lain bagi mencapai matlamatnya. Tetapi, pada usia pertengahan, mereka berubah menjadi lebih
kepada psikologi untuk memanipulasi, mempengaruhi atau memujuk untuk mendapatkan
keinginan mereka. Proses ini adalah terbalik pada wanita. Hal ini kerana wanita didapati begitu
asyik dengan tugas dan peranannya dalam menjaga dan membesarkan anak-anak semasa lewat
remaja dan awal dewasa. Manakala lelaki pula lebih fokus pada saingan untuk memberikan yang
terbaik untuk keluarganya. Apabila masa berlalu, lelaki menjadi lebih lebih bebas untuk relaks
dan meneroka sisi feminin mereka dan begitu juga sebaliknya.
Bagi seorang pengkaji, Robert Peck, beliau telah menambah baik idea Erikson tentang
konsep generativiti yang dibangunkan semasa dewasa pertengahan ini. Peck menyatakan bahawa
semasa usia pertengahan ini, individu lebih fokus kepada mencapai sesuatu yang lebih sihat
berbanding apa yang dikatakan Erikson tentang generativiti. Fokusnya meliputi;
1. Valuing Wisdom versus Valuing Physical Powers
Kekuatan fizikal yang semakin berkurang, daya tarikan fizikal juga semakin berkurang.
Jadi, semua ini tidak lagi jadi ukuran untuk kompetensi. Individu perlu belajar cara untuk
menghargai pengetahuan mereka melalui pengalaman atau dengan kata lain
menggunakan lebih pemikiran berbanding fizikal mereka.
2. Socializing versus Sexualizing in Human Relationship
Pengalaman mengalami menopaus atau klimakterik. Manusia harus menilai semula
hubungan mereka dengan maksud mereka harus menekankan prinsip teman
(companionship) dan bukannya isu seksual semata-mata.
3. Cathetic (emotional) Flexibility versus Cathetic Impoverishment
Mereka yang melalui usia dewasa pertengahan ini menyedari sesuatu tentang tolak-
ansur emosi mereka. Mereka belajar bagaimana menunjukkan atau menyalurkan
Psikologi Perkembangan

124

emosi mereka terhadap seseorang atau sesuatu seperti melihat rakan dan keluarga
mereka meninggal, anak-anak meninggalkan rumah, pencen dan sebagainya.
4. Mental Flexibility versus Mental Rigidity
Mereka yang berada dalam lingkungan usia pertengahan ini harus berperang dengan
rasa kecukupan pengetahuan mereka. Kecukupan pengetahuan ini bermaksud mereka
menolak idea-idea baru, penyelesaian dan alternati Ini adalah sifat-sifat mental yang
rigid. Contohnya dengan menyatakan Saya tidak fikir kenapa saya perlu ubah cara
saya. Dari perspektif Levinson pula, beliau menyatakan bahawa transis.i usia
pertengahan adalah berhubung dengan persoalan personaliti dan konsep kendiri yang
berubah semasa usia pertengahan ini. la juga menyatakan bahawa usia ini adalah satu
titik perubahan yang besar dalam perkembangan personal. Ini akan menambahkan
pengalaman seseorang itu dan mendedahkan mereka pada banyak perkara. Levinson
juga percaya bahawa hidup pada usia pertengahan umur dirasakan seperti ditampar
oleh realiti untuk menyedarkan mereka pada banyak perkara. Pengalaman mendesak
manusia supaya memenuhi tuntutan dan rancangan; perkahwinan, pekerjaan,
kepuasan sendiri, penguasan materi dan lain-lain. Transisi pertengahan usia juga
dikatakan sebagai sebuah cermin yang dilihat memantulkan imej mereka yang
sebenar. Mereka cenderung untuk berkelakuan lebih positif bagi menentukan
bahawa segala yang tidak elok yang terpapar dalam cermin itu akan berubah
berbanding memecahkan cermin itu. Contohnya. Seseorang lelaki akan melihat
dirinya sebagai seorang yang gila kerja kerana kesungguhannya sendiri untuk
mencapai matlamat tertentu dalam kehidupannya. Kemudian baru dia sedar yang dia
terlalu tumpukan kerjaya hingga mengabaikan perhubungan. Jadi, dia akan tersedar
bahawa cara hidup dia tidak menjanjikan kebahagiaan yang dia mahukan. Nampak
seperti sedikit mengecewakan tetapi, hal ini ada membawa kesan positif di mana ini
merupakan satu langkah untuk berubah dan mencari kebahagiaan masa hadapan.
Ramai individu yang menyedari pada usia pertengahan ini mereka telah
menstrukturkan hidup mereka, gaya kognitif ataupun strategi penyelesaian masalah
mereka menjadi bertambah baik berbanding sebelumnya. Sesetengah pakar terapi
percaya bahawa usia pertengahan memberi peluang kedua untuk memperbaik semula
Psikologi Perkembangan

125

kehidupan. Bagi sesetengah orang pula, ini bermaksud untuk belajar dan berubah
gaya pemikiran dan cara mereka bertindak. Terdapat juga enam jenis kelakuan biasa
yang dikenalpasti merosakkan perhubungan dalam meniti usia dewasa pertengahan
ini;
Perfectionism
Beranggapan atau berekspektasi bahawa setiap orang dan setiap perkara harus
bersifat sempurna.
Caretaking/Rescuing
Melihat sejauh mana dia melakukan sesuatu untuk orang lain.
People-Pleasing
Bertindak dengan berapa banyak approval yang didapati daripada orang lain dan
seterusnya mencorakkan tingkahlaku melaluinya.
Martyrdom
Kerelaan untuk menderita dan mengalami kesakitan emosi dalam hubungannya.
Workaholism
Terlalu fokus kepada sesuatu aktiviti. Contohnya pekerjaan.
Tap-Dancing
Kebolehan untuk berad dalam keadaan tidak ada komitmen atau tidak ada kaitan
dengan sesiapa atau apa-apa sekalipun. Individu yang membina perhubungan
jenis ini adalah individu yang mengelak daripada komitmen dan menolak
tanggungj awab.
Dengan melihat kepada paten-paten ini, mereka dapat berusaha untuk mengubah
diri mereka untuk menjadi lebih baik. Untuk melakukannya, mereka memerlukan
sokongan dan bantuan seperti psikoterapi, kumpulan sokongan dan lain-lain.


Psikologi Perkembangan

126

III. TRANSISI PERTENGAHAN USIA DIKALANGAN LELAKI.
Perlu dinyatakan di sini bahawa kajian-kajian dalam bidang ini (perkembangan) pada
peringkat dewasa pertengahan lebih banyak dilakukan ke atas lelaki berbanding wanita. Mungkin
terdapat campurtangan faktor peranan sosial dan dominasi lelaki sebagai tunjang keluarga
dengan tanggungjawab yang lebih besar berbanding wanita. Jadi, di sini dinyatakan serba sedikit
tentang transisi-transisi yang terlibat pada usia pertengahan ini berdasarkan skema Levinson;
1. Transisi Pertengahan (usia 40-45)
Tahap ini dikenalpasti sebagai penghubung antara dewasa awal dengan dewasa
pertengahan.
Manusia mula mempersoalkan tentang segalanya yang berkaitan dengan kehidupan
mereka.
Kadangkala, reaksi mereka melibatkan ekspresi emosi yang kuat dan kelakuan yang tidak
rasional.
Hal ini adalah kerana kekecewaan mereka kerana persoalan-persoalan hidup yang perlu
mereka nilai semula dan berikan jawapan untuk setiap satunya.
Tahap ini adalah sesuatu yang baik agar mereka dapat menilai semula dengan realistik
terhadap halatuju mereka dalam kehidupan.
Pencapaian yang terbaik pada tahap ini adalah mereka boleh menerima diri mereka dan
orang lain dengan perubahan-perubahan yang mereka hadapi.
2. Struktur Awal Kehidupan (45-50 Tahun)
Tahap ini muncul hasil daripada penilaian pada kehidupan dalam tahap sebelumnya.
Bagi mereka yang berjaya melakukan rancangan dengan baik, ia akan mempengaruhi
cara penilaian semula mereka dan mereka yang tidak berjaya akan terus hidup dalam
kehidupan mereka yang tetap dan membosankan.
3. Transisi Umur 50 (50-55 Tahun)
la juga boleh dikatakan sebagai peluang kedua untuk menstrukturkan semula
kehidupan.
Lelaki yang tidak merasa tertekan dengan transisi usia mereka akan mengalami saat-
saat yang sukar pada tahap ini.
Psikologi Perkembangan

127

4. Struktur Hidup Pengakhiran
Tahap ini adalah tahap dimana individu melihat atau meletakkan sentuhan terakhirnya
dalam menstrukturkan kehidupan mereka.
5. Transisi Dewasa Akhir
Tahap ini adalah dimana individu-individu memperkukuhkan persiapan mereka untuk
menempuh usia tua mereka.
Hanya meliputi perancangan untuk persaraan, menyelesaikan masalah kewangan dan
ia juga menjurus ke arah penutupan kerjaya masing-masing.

IV. IKOGNITIF DEWASA PERTENGAHAN.
Kognitif individu dewasa pertengahan adalah lebih kurang sama dengan tahap kognitif
dewasa permulaan serta tahap kognitif dewasa akhir. Perbezaan yang wujud dikatakan kurang
ketara kerana tahap dewasa pertengahan adalah suatu tahap yang berkesinambungan dengan
tahap dewasa yang lain. Kita boleh membicarakan tentang kognitif dewasa pertengahan dari segi
daya berfikir, daya ingatan serta tahap kebolehan yang berada pada tahap umur dewasa
pertengahan.
1. Daya fikir
Apabila berada pada tahap umur dewasa pertengahan, seseorang individu berada pada Tahap
operasi normal (formal operation) yang stabil di mana individu ini lebih memahami logic dan
konsep-konsep abstrak yang menjadi asas kepada sains, metametik, etika, politik, keagamaan
dan lain-lain. Individu ketika berumur pada tahap ini mampu berfikir secara lbih mantap serta
tersusun dengan mengambil kira pelbagai aspek. Individu yang berada paa tahap ini juga
lebih peka terhadap perubahan dan rangsangan yang belaku terhadap dirinya dan
persekitarannya.
2. Daya ingatan
Jika dibuat perbandingan antara individu dewasa dan kanak-kanak, ternyata kanak-kanak
mempunyai daya ingatan yang lebih berkesan dan lebih lama. Terdapat pelbagai andaian
yang boleh dibuat terhadap fenomena ini. Antaranya individu dewasa mempunyai lebih
Psikologi Perkembangan

128

banyak tanggungjawab serta kepentingan yang perlu dijaga bebanding kanak-kanak yang
menyebabkan individu dewasa kurang peka terhadap suatu rangsangan yang kecil yang
diabaikan kerana tiada kepentingan kepada dirinya.
Terdapat dua jenis daya ingatan:
a) Daya ingatan jangka pendek.
Seperti yang telah dinyatakan sebelum ini individu dewasa kurang peka terhadap suatu
rangsangan yang kecil yang diabaikan kerana tiada kepentingan kepada dirinya.
Keadaan ini menyebabkan individu dewasa pertengahan mempunyai daya ingatan jangka
pendek yang kurang berbanding individu yang lebih muda darinya. Ini menjelaskan
kenapa ingatan jangka pendek menjadi semakin kurang dengan peningkatan umur
seseorang individu.
b) Daya ingatan jangka panjang.
Berbeda pula bagi daya ingatan jangka panjang, ianya adalah bertentangan dengan daya
ingatan jangka pendek yang semakin kurang dengan peningkatan seseorang individu.
Individu pada tahap umur dewasa prtengahan mempunyai daya ingatan janka panjang
yang semakin bertambah baik. Kebiasaannya ingatan jangka panjang adalah berkaitan
dengan kepakaran serta kebolehan tersendiri yang dimiliki oleh seseorang individu.
Psikologi Perkembangan

129

3. Tahap kebolehan.
Tahap kebolehan seseoang individu semakin bertambah baik dengan peningkatan umur.
Individu pada tahap umur dewasa pertengahan mempunyai tahap kebolehan yang semakin
mantap dan terperinci, terutama dengan kebolehan dan keistimewaan seseorang individu.
Individu pada tahap dewasa pertengahan semakin berkebolehan menggunakan logic,
nsemakin berkebolehan dalam menyampaikan hujah serta bertambah kesedaran terhadap
kepentingan masyarakat.

C. PERKEMBANGAN MASA TUA ATAU LANSIA
I. Pengertian Lanjut Usia (Lansia)
Kelompok lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 1999;8). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang terjadi (Constantinides, 1994). Karena itu di dalam tubuh akan
menumpuk makin banyak distorsi metabolik dan struktural disebut penyakit degeneratif yang
menyebabkan lansia akan mengakhiri hidup dengan episode terminal (Darmojo dan Martono,
1999;4). Penggolongan lansia menurut Depkes dikutip dari Azis (1994) menjadi tiga kelompok
yakni :
a) Kelompok lansia dini (55 - 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia.
b) Kelompok lansia (65 tahun ke atas).
c) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia yang berusia lebih dari 70 tahun.
Dalam studi psikologi perkembangan kontemporer atau yang lebih dikenal dengan istilah
perkembangan rentang hidup (life-span development), wilayah pembahasanya tidak lagi terbatas
pada perubahan perkembangan selama masa anak - anak dan remaja saja, melainkan juga
menjangkau masa dewasa, menjadi tua, hingga meninggal dunia. Hal ini adalah karena
perkembangan tidak berakhir dengan tercapainya kematangan fisik. sebaliknya, perkembangan
Psikologi Perkembangan

130

merupakan proses yang berkesinambungan, mulai dari masa konsepsi berlanjut ke masa sesudah
lahir, masa bayi, anak - anak, remaja, dewasa hingga menjadi tua. Perubahan - perubahan
badaniyah yang terjadi sepanjang hidup, mempengaruhi sikap, proses dan perilaku individu. Hal
ini berarti bahwa permasalahan yang harus diatasi juga mengalami perubahan dari watu ke waktu
sepanjang rentang hidup.
Seperti halnya dengan remaja, untuk merumuskan sebuah devinisi tentang kedewasaan
tidaklah mudah. Hal ini karena setiap kebudayaan berbeda-beda dalam menentukan kapan
seseorang mencapai status dewasa secara formal. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, status
ini tercapai apabila pertumbuhan pubertas telah selesai atau setidak-tidaknya sudah mendekati
selesai dan apabila organ kelamin anak telah mencapai kematangan serta mampu berproduksi.
Dalam kebudayaan amerika, seorang anak dipandang mencapai status dewasa kalau ia belum
mencapai usia 20 tahun. Sementara itu kebudayaan indonesia, seseorang resmi mencapai status
dewasa apabila sudah menikah, meskipun usianya belum mencapai 21 tahun.
Terlepas dari perbedaan dalam penentuan waktu dimulainya status kedewasaan tersebut,
pada umumnya psikolog menetapkan sekitar usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan
berlangsung sampai sekitar usia 40-45, dan pertengahan masa dewasa berlangsung dari sekitar
usia 40-45 sampai sekitar usia 65 tahun, serta masa dewasa lanjut atau masa tua berlangsung dari
sekitar usia 65 tahun sampai meningggal ( Feldman,1996 ).
Berikut ini akan diuraikan beberapa aspek perkembangan yang terjadi selama masa
dewasa dan usia tua, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Dilihat dari aspek perkembangan fisik, pada awal masa dewasa kemampuan fisik
mencapai puncaknya, dan sekaligus mengalami penurunan selama periode ini. Dalam
pembahasan berikut ini akan diuraikan beberapa gejala penting dari perkembangan fisik yang
terjadi selama masa dewasa, yang meliputi : kesehatan badan, sesor dan perseptual, serta
otak.

Psikologi Perkembangan

131

a. KESEHATAN
Bagi kebanyakan orang, pada masa tua atau masa dewasa berakhir, sejumlah
perubahan pada fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses penuaan. Di antara
perubaha-perubahan fisik semakin terlihat sebagai akibat dari proses penuaan. Diantara
perubahan - perubahan fisik yang paling kentara pada masa tua ini terlihat pada
perubahan seperti rambut menjadi jarang dan beruban, kulit mengering dan mengerut,
gigi hilang dan gusi menyusut, konfigurasi wajah berubah,tulang belakang menjadi
bungkuk. Kekuatan dan ketangkasan fisik berkurang, tulang - tulang menjadi rapuh,
mudah patah dan lambat untuk dapat diperbaiki kembali. Sistem kekebalan tubuh
melemah, sehingga organ tua rentan terhadap berbagai penyakit, seperti kanker dan
radang paru-paru.
b. PERKEMBANGAN SENSORI
Pada masa dewasa akhir, perubahan - perubahan sensori fisik melibatkan iindra
penglihatan, indra pendengaran, indra perasa, indra pencium, dan indra peraba.
Perubahan dalam indra penglihatan pada masa dewasa akhir misalya, tampak pada
kurangnya ketajaman penglihatan dan melambatnya adaptasi terhadap perubahan cahaya.
Biji mata menyusut dan lensanya menjadi kurang jernih, sehingga jumlah cahaya yang
diperoleh retina berkurang. Retina orang tua usia 65 tahun hanya mampu menerima
jumlah cahaya sepertiga dari jumlah cahaya yang diperolehnya pada usia 20 tahun ( Kline
& schiberber 1985 ). Demikian juga halnya dengan pendengaran, diperkirakan sekitar
75% dari orang usia 75 hingga 79 tahun mengalami berbagai jenis permasalahan
pendengaran, dan sekitar 15%dari populasi diatas 65 tahuun mengalami ketulian, yang
biasanya disebabkan oleh kemunduran selaput telinga. Sementara itu, penurunan juga
terlihat dalam kepekaan terhadap rasa dan bau. Dalam hal ini, kepekaan rasa pahit dan
masam bertahan lebih lama dibandingkan kepekaan terhadap rasa manis dan asin (
Santrock 1995 ).
c. PERKEMBANGAN OTAK
Pada usia tua, sejumlah neuron, unit-opunit sel dasar dari sistem saraf
menghilang. Menurut hasil jumlah penelitian, kehilangan neutron itu diperkirakan
Psikologi Perkembangan

132

mencapai 50% selama tahun-tahun masa dewasa. Tetapi, penelitian lain memperkirakan
bahwa kehilangan itu lebih sedikit. Bagaimanapun juga, menurut Santrock (1995),
diperkirakan bahwa 5 hingga 10% dari neutron kita berhenti tumbuh sampai kita
mencapai usia 70 tahun. Setelah itu, hilangnya neutm semakin cepat.
2. PERKEMBANGAN KOGNITIF
a. PERKEMBANGAN MEMORI
Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang dewasa dan
usia tua adalah adalah penurunan dalam daya ingat. hal ini dibuktikan oleh hasil studi
lintas budaya yang dilakukan oleh B. L Levy dan E. Langer (1994) terhadap orang tua di
Cina dan Amerika. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa orang tua dalam kultur yag
memberikan penghargaan tinggi terhadap orang tua, seperti kultur Cina daratan, kecil
kemugkinan mengalami kemrosotan memori dibanding dengan orang tua yang hidup
dalam kultur yang mengira bahwa kemuduran memori adalah sesuatu yang mungkin
terjadi.
Lebih dari itu, ketika orang tua memperlihatkan kemunduran memori,
kemunduran tersebut pun cenderung sebatas pada keterbatasan tipe-tipe memori tertentu.
Misalnya, kemunduran cenderung terjadi pada keterbatasan memori episodik (episodik
memories)-memori yang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman terntentu di
sekitar kehidupan kita. Sementara tipe-tipe memori lain, seprti memori semantik
(semantic memories)-memori yang berhubungan dengan pengetahuan dan fakta-fakta
umum dan memori implisit (emplicit memories)-memori bawah sadar kita, secara umum
tidak mengalami kemunduran karena pengaruh ketuaan(Fieldman, 1996.)
Kemerosotan dalam memori episodik, sering menimbulkan perubahanperubahan
dalam kehidupan orang tua. misalnya, seseorang yang memasuki masa pensiun, yang
mungkin tidak lagi menghadapi macam-macam tantangan penyesuaian intelektual
sehubungan dengan pekerjaan, dan mngkin lebih sedikit menggunakan memori atau
bahkan kurang termotivasi mengingat berbagai hal, jelas akan mengalami kemunduran
dalam memorinya. Untuk itu, latihan menggunakan bermacam-macam strategi mnemonic
Psikologi Perkembangan

133

(strategi penghafalan) bagi orang tua, tidak jangka panjang, melainkan sekaligus
memungkinkan dapat meningkatkan kekuatan memori mereka (Ratner et.al., 1987)
Pada masa lalu, orang tua dengan kasus-kasus berat dalam kemunduran memori,
yang disertai dengan berbagai kesulitan kognitif lainnya, dipandang sebagai penderita
kepikunan. Kepikunan adalah suatu istilah tidak tepat digunakan secara bagi orang tua
yang mengalami kemunduran dalam perkembangan kemampuan mental, termasuk
kehilangan memori, disorientasi dan kebingungan pada umumnya. Oleh sebab itu,
dewasa ini sejumlah ahli gerontologi memandang kepikunan sebagai sebuah istilah yang
ditujukan bagi orang-orang yang hidupnya sudah tidak berguna (Feldman, 1996).
Kemerosotan dalam memori episodik, sering menimbulkan perubahanperubahan
dalam kehidupan orang tua. Misalnya, seseorang yang memasuki pensiun, yang mungkin
tidak lagi menghadapi bermacam-macam tantangan penyesuaian intelektual sehubung
dengan pekerjaan, dan mungkin lebih sedikit menggunakan memori atau bahkan kurang
termotivasi untuk mengingat berbagai hal, jelas akan mengalami kemunduran dalam
memorinya. Untuk itu, latihan menggunakan bermacam - macam strategi mnemonic
(strategi penghafalan) bagi orang tua, tidak hanya memungkinkan dapat mencegah
kemunduran memori jangka panjang, melainkan sekaligus memungkinkan dapat
meningkatkan kekuatan memori mereka ( Ratner et. a1.,1987 ).
Pada masa lalu, orang tua dengan dengan kasus - kasus berat dalam kemunduran
memori yang disertai dengan berbagai kesulitan kognitif lainnya, dipandang sebagai
penderita kepikunan. Kepikunan adalah suatu istilah yang sebenarnya tidak tepat
digunakan secara khusus bagi orang tua yang mengalami kemunduran dalam
perkembangan kemampuan mental, termasuk kehilangan memori disorientasi dan
kebingungan pada umumnya. Oleh sebab itu, dewasa ini sejumlah ahli gerontologi
memandang kepikunan sebagai sebuah istilah yang ditujukan bagi orang - orang yang
hidunya sudah tidak berguna (Feldman, 1996).
Jadi kemrosotan fungsi kognitif pada masa tua, pada umumnya memang
merupakan suatu yang tidak dapat dielakan, karena disebabkan oleh berbagai faktor
Psikologi Perkembangan

134

seperti penyakit kekacauan otak (alzheimer) atau karena kecemasan dan depresi. Akan
tetapi hal ini bukan berarti bahwa keterampilan kognitif tidak bisa dipertahankan dan
ditingkatkan. Kunci untuk memelihara keterampilan kognitif terletak pada tingkat
pemberian rangasangan intelektual. Oleh karena itu, orang tua sebenarnya sangat
membutuhkan suatu lingkungan perangsang dalam rangka mengasah dan memelihara
keterampilan-keterampilan kognitif mereka serta mengantisipasi terjadinya kepikunan.
b. PERKEMBANGAN INTELEGENSI
Suatu mitos yang bertahan hingga sekarang adalah bahwa menjadi tua berarti
mengalami kemunduran intelektual. Mitos ini diperkuat oleh sejumlah peneliti awal yang
berpendapat bahwa seiring dengan proses penuaan selama dewasa terjadi kemunduran
dalam intelegensi umum. Misalnya, dalam studi Kros-seksional, peneliti menguji orang
orang dari berbagai usia pada waktu yang sama. Ketika memberikan tes intelejensi
kepada sapel yang representatif, peneliti secara konsisten menemukan bahwa orang
dewasa yang lebih tua memberikan lebih sedikit jawaban yang benar diibanding orang
dewasa yang lebih muda. Oleh karena itu, David Wechsler (1972), menyimpulkan bahwa
kemunduran kemampuan mental merupakan bagian dari proses penuaan organisme
secara umum. Hampir semua studi menunjukan bahwa setelah mencapai puncaknya pada
usia antara 18 dan 25 tahun kebanyakan kemampuan manusia terus menerus mengalami
kemunduran.
Akan tetapi studi thorndike mengenai kemampuan belajar orang dewasa
menyimpulkan bahwa kemampuan belajar mengalami kemunduran sekitar 15% pada usia
22 dan 42 tahun. kemampuan untuk mempelajari pelajaran-pelajaran sekolah ternyata
hanya mengalami kemunduran sekitar 0,5% sampai 1% setiap tahun antara usia 21 dan
41 tahun. Memang puncak kemampuan belajar bagi kebanyakan orang terdapat pada usia
25 tahun, namun kemunduran yang terjadi sesudah usia 25 hingga 45 tahun tidak
signifikan. bahkan pada usia 45 tahun kemampuan belajar seeseorang sama baiknya
ketika mereka masih berusia antara 20 hingga 25 tahun (Witherington, 1986).

Psikologi Perkembangan

135

3. PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL
Selama masa tua dunia sosial dari personal dari individu lebih luas dan kompleks
dibandingkan dengan masa masa sebelumnya. Pada masa tua ini, individu memasuki peran
kehidupan yang lebih luas. Pola dan tingkah laku sosial orang tua berbeda dalam beberapa
hal dari orang yang lebih muda. Perbedaan perbedaan tersebut tidak disebabkan oleh
perubahan perubahan fisik dan kognitif yang berkaitan dengan penuaan, tetapi lebih
disebabkan oleh peristiwa peristiwa kehidupan yang dihubungkan dengan keluarga dan
pekerjaan. Selama periode ini orang melibatkan diri secra khusus dalam karir, pernikahan
dan hidup berkeluarga. Menurut Erikson, perkembangan psikososial selama masa dewasa
dan tua ini ditandai dengan tiga gejala penting yaitu keintiman, geratif dan integritas.
4. Cara hidup sehat lanjut usia atau lansia
Usia lanjut adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang orang
yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Pada usia lanjut
akan terjadi berbagai kemunduran pada organ tubuh. Namun tidak perlu berkecil hati, harus
selalu optimis, ceria dan berusaha agar selalu tetap sehat di usia lanjut. Jadi walaupun usia
sudah lanjut, harus tetap menjaga kesehatan.
Ada satu pendapat yang mengatakan KESEHATAN TIDAK BERARTI SEGALA-
GALANYA, TETAPI TANPA KESEHATAN SEGALANYA TIDAK BERARTI, yang
maksudnya orang yang sehat belum tentu hidupnya makmur, segala keingingannya
terpenuhi, bisa saja hidupnya sederhana atau biasa saja. Akan tetapi kesehatan itu milik kita
yang paling berharga, karena bila sakit kita tidak bisa berbuat apa apa dan tidak bisa
menikmati dengan baik apa yang dimiliki. Oleh karena itu kita harus selalu menjaga,
merawat, memelihara dan menyayangi kesehatan.
a. Hidup Sehat
Setiap orang pasti berkeinginan untuk terus dapat hidup sehat dan kuat sampai
tua, untuk mencapainya ada berbagai cara yang dapat dilakukan, salah satu caranya
adalah berperilaku hidup sehat.
Sebelum membahas tentang cara hidup sehat sebaiknya terlebih dahulu diketahui
Psikologi Perkembangan

136

apa itu sehat. Karena banyak masyarakat yang beranggapan bahwa sehat adalah tidak
sakit secara fisik saja. Sehat adalah suatu keadaan sejahtera jiwa dan raga juga sosialnya.
Sehat adalah suatu hadiah dari menjalankan hidup sehat. Oleh karena itu jika ingin terus
menerus meningkatkan kesehatan harus menjalankan cara-cara hidup sehat.
b. Cara Hidup Sehat
Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Adapun cara-cara tersebut
adalah:
1. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang, kecepatan
metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi bagi para lanjut
usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada lanjut usia berkurang, hal
ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari kegiatan fisik. Kalori dasar
adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan
istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi
kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya. Petunjuk menu
bagi lansia adalah sebagai berikut (Depkes, 1991):
a. Menu bagi lansia hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan
makanan yang terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur.
b. Jumlah kalori yang baik untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang
bersumber dari hidrat arang komplex (sayur - sayuranan, kacang-kacangan, biji -
bijian).
c. Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani.
d. Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang bersumber
pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan jumlah bertahap.
e. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti susu non fat, yoghurt,
ikan.
Psikologi Perkembangan

137

f. Makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar, seperti kacang -
kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau.
g. Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung alkohol.
h. Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah.
i. Bahan makanan sebagai sumber zat gizi sebaiknya dari bahan-bahan yang segar
dan mudah dicerna.
j. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng - gorengan.
k. Makan disesuaikan dengan kebutuhan
2. Minum air putih 1.5 - 2 liter
Manusia perlu minum untuk mengganti cairan tubuh yang hilang setelah
melakukan aktivitasnya, dan minimal kita minum air putih 1,5 - 2 liter per hari.
Air sangat besar artinya bagi tubuh kita, karena air membantu menjalankan
fungsi tubuh, mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran kemih seperti kencing
batu, batu ginjal dan lain-lain. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan
engselnya, jadi bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi, daya tahan dan kelenturan
tulang juga berkurang, terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal tulang
adalah penopang utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas. Manfaat lain dari
minum air putih adalah mencegah sembelit. Untuk mengolah makanan di dalam
tubuh usus sangat membutuhkan air. Tentu saja tanpa air yang cukup kerja usus tidak
dapat maksimal, dan muncullah sembelit. Dan air mineral atau air putih lebih baik
daripada kopi, teh kental, soft drink, minuman beralkohol, es maupun sirup. Bahkan
minuman-minuman tersebut tidak baik untuk kesehatan dan harus dihindari terutama
bagi para lansia yang mempunyai penyakit-penyakit tertentu seperti DM, darah
tinggi, obesitas dan sebagainya.
3. Olah raga teratur dan sesuai
Usia bertambah, tingkat kesegaran jasmani akan turun. Penurunan
kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40 tahun, sehingga saat lansia
kemampuan akan turun antara 30 - 50%. Oleh karena itu, bila usia lanjut ingin
berolahraga harus memilih sesuai dengan umur kelompoknya, dengan kemungkinan
Psikologi Perkembangan

138

adanya penyakit. Olah raga usia lanjut perlu diberikan dengan berbagai patokan,
antara lain beban ringan atau sedang, waktu relatif lama, bersifat aerobik dan atau
kalistenik, tidak kompetitif atau bertanding. Beberapa contoh olahraga yang sesuai
dengan batasan diatas yaitu, jalan kaki, dengan segala bentuk permainan yang ada
unsur jalan kaki misalnya golf, lintas alam, mendaki bukit, senam dengan faktor
kesulitan kecil dan olah raga yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan
otot manusia lanjut dapat menghambat laju perubahan degeneratif.
4. Istirahat, tidur yang cukup
Sepertiga dari waktu dalam kehidupan manusia adalah untuk tidur. Diyakini
bahwa tidur sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan
penyakit, karna tidur bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas
tubuh dan mempercepat proses penyembuhan penyakit juga pada saat tidur tubuh
mereparasi bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan merasa segar
dan sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting untuk
kesehatan.
5. Menjaga kebersihan
Yang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini bukan hanya kebersihan
tubuh saja, melainkan juga kebersihan lingkungan, ruangan dan juga pakaian dimana
orang tersebut tinggal. Yang termasuk kebersihan tubuh adalah: mandi minimal 2 kali
sehari, mencuci tangan sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu dengan
tangan, membersihkan atau keramas minimal I kali seminggu, sikat gigi setiap kali
selesai makan, membersihkan kuku dan lubang-lubang (telinga, hidung, pusar, anus,
vagina, penis), memakai alas kaki jika keluar rumah - dan pakailah pakaian yang
bersih.
Kebersihan lingkungan, dihalaman rumah, jauh dari sampah dan genangan air.
Di dalam ruangan atau rumah, bersihkan dari debu dan kotoran setiap hari, tutupi
makanan di meja makan. Pakain, sprei, gorden, karpet, seisi rumah, termasuk kamar
mandi dan WC harus dibersihkan secara periodik.
Psikologi Perkembangan

139

Namun perlu diingat dan disadari bahwa kondisi fisik perlu medapat bantuan
dari orang lain, tetapi bila lansia tersebut masih mampu diusahakan untuk mandiri dan
hanya diberi pengarahan.
6. Minum suplemen gizi yang diperlukan
Pada lansia akan terjadi berbagai macam kemunduran organ tubuh, sehingga
metabolisme di dalam tubuh menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan
kebutuhan sebagian zat gizi pada sebagian besar lansia tidak terpenuhi secara
adekuat. Oleh karena itu jika diperlukan, lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi
suplemen gizi. Tapi perlu diingat dan diperhatikan pemberian suplemen gizi tersebut
harus dikonsultasikan dan mendapat izin dari petugas kesehatan.
7. Memeriksa kesehatan secara teratur
Pemeriksaan kesehatan berkala dan konsultasi kesehatan merupakan kunci
keberhasilan dari upaya pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit
lansia perlu memeriksakan kesehatannya secara berkala, karena dengan pemeriksaan
berkala penyakit-penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatanya lebih
mudah dan cepat dan jika ada faktor yang beresiko menyebabkan penyakit dapat di
cegah. Ikutilah petunjuk dan saran dokter ataupun petugas kesehatan, mudah-
mudahan dapat mencapai umur yang panjang dan tetap sehat.
8. Mental dan batin tenang dan seimbang
Untuk mencapai hidup sehat bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus
diperhatikan, tetapi juga mental dan bathin. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
menjaga agar mental dan bathin tenang dan seimbang adalah:
a. Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan diri kita
sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan menyebabkan jiwa dan pikiran menjadi
tenang.
b. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan merusak kesehatan, merusak tubuh
dan wajahpun menjadi nampak semakin tua. Stres juga dapat menyebabkan atau
memicu berbagai penyakit seperti stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan
Psikologi Perkembangan

140

lain-lain.
c. Tersenyum dan tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik
secara alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai
orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga terbukti
memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh untuk
mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan otak kita dari
kelelahan. Tertawa dan senyum murah tidak perlu membayar tapi dapat
menadikan hidup ceria, bahagia, dan sehat.
9. Rekresi
Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama seminggu maka
dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat disesuaikan denga kondisi dan
kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di pantai dekat rumah, taman dekat rumah atau
halaman rumah jika mempunyai halaman yang luas bersama keluarga dan anak cucu,
duduk bersantai di alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak, pikiran dan
melemaskan otot yang telah lelah karena aktivitas sehari-hari.
10. Hubungan antar sesama yang sehat
Pertahankan hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman, karena
hidup sehat bukan hanya sehat jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial.
Dengan adanya hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-ternan dapat
membuat hidup lebih berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk
menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama
menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
11. Back to nature (kembali ke alam)
Seperti yang telah terjadi, gaya hidup pada zaman modern ini telah
mendorong orang mengubah gaya hidupnya seperti makan makanan siap saji,
makanan kalengan, sambal botolan, minuman kaleng, buah dan sayur awetan, jarang
bergerak karena segala sesuatu atau pekerjaan dapat lebih mudah dikerjakan dengan
adanya tekhnologi yang modern seperti mencuci dengan mesin cuci, menyapu lantai
dengan mesin penyedot debu, bepergian dengan kendaran walaupun jaraknya dekat
Psikologi Perkembangan

141

dan bisa dilakukan dengan jalan kaki. Gaya hidup seperti itu tidak baik untuk tubuh
dan kesehatan karena tubuh kita menjadi manja, karena kurang bergerak, tubuh jadi
rusak karena makanan yang tidak sehat sehingga tubuh menjadi lembek dan rentan
penyakit.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk hidup sehat adalah back to nature atau
kembali lebih dekat dengan alam. Kita tidak harus menjauhi tekhnologi tetapi paling
tidak kita harus menghindari bahan makanan kalengan, minuman kalengan, makanan
yang diawetkan, makanan siap saji dan harus lebih banyak mengkonsumsi sayur-
sayuran dan buah-buahan yang segar dan juga minum air putih.
12. Semua yang dilakukan tidak berlebihan
Untuk menciptakan hidup yang sehat segala sesuatu yang kita lakukan tidak
boleh berlebihan karena hal tersebut bukannya menjadikan lebih baik tetapi
sebaliknya akan memperburuk keadaan. Jadi lakukanlah atau kerjakanlah sesuatu hal
itu sesuai dengan kebutuhan.










Psikologi Perkembangan

142

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Darajat, Zakiah. 1995. Remaja Harapan dan Tantangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Desmita. 2002. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Gunarsa, S.D. 1990. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S.D. 1998. Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.
Irwanto. 2002. Psikologi Umum. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Monks, F.J., dkk. 1984. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Santrok, John W.2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Senjaya, Sutrisna. 2010. Psikologi Perkembangan, dalam Artikel Ilmu Sosial.
(http://Sutiana.com.on 22/03/2010/psikologi-perkembangan).
Syamsu, Yusuf. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
http: //eko13.wordpress.com/2008/04/12/psikologi-perkembangan.
http://id.wikipedia.org/wiki/bayi.
http://id.wikipedia.org/wiki/balita.
http://hanifa93.wordpress.com/2009/01/24/8-kiat-perkembangan-masa-lansia.
Psikologi Perkembangan

143

Anda mungkin juga menyukai