Anda di halaman 1dari 42

BAB I

Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial dan saling terkait satu sama lain, sehingga akan
membentuk kelompok-kelompok kecil yang notabenenya adalah sebuah komunitas dan akan
berbaur membentuk komunitas besar. Satu dengan yang lainnya akan saling berinteraksi, entah
berinteraksi positif (saling tolong-menolong, gotong royong, bekerja sama) maupun interaksi
negatif (saling menjatuhkan, menindas, mengadu domba, dll). Hubungan atau interaksi antar
manusia perlu adanya aturan yang mampu mengubah atau menjadikan tatanan yang buruk
menjadi lebih baik. Pengelompokan manusia berdasarkan usia akan membantu dalam
berinteraksi dengan mereka. Interaksi dengan anak-anak sudah barang tentu berbeda dengan
orang dewasa.
Dewasa awal atau yang sering disebut juga dengan dewasa muda, yaitu antara umur 2040 tahun merupakan tahap perkembangan yang paling dinamis sepanjang rentang kehidupan
manusia, sebab seseorang mengalami banyak perubahan-perubahan progresif secara fisik,
kognitif maupun psikososio-emosional, untuk menuju integrasi kepribadian yang semakin
matang dan bijaksana. Seorang dewasa muda telah menunaikan tugas perkembangan masa
remaja seperti telah menyelesaikan pendidikan menengah maupun atas, mengikuti dan
menamatkan pendidikan tinggi(universitas), meniti dan meraih puncak karir, menikah,
membentuk dan membina keluarga baru, berpartisipasi sebagai warga negara yang aktif dan
produktif untuk memantapkan status sosial ekonomi keluarga dan sebagainya. Pemerintah
Negara Indonesiapun menaruh perhatian terhadap dewasa muda, karena mereka akan menduduki
posisi kepemimpinan bangsa dimasa depan, sehingga perlu dibentuk kementrian pemuda.
Mengingat betapa peran strategis yang penting pada kaum muda, maka sudah selayaknya
memikirkan, memahami dan membuat kebijakan yang tepat bagi mereka.
Masa Lansia sering dimaknai sebagai masa kemunduran, terutama pada keberfungsian
fungsi-fungsi fisik dan psikologis. Elizabeth Hurlock (1980) mengemukakan bahwa: penyebab

fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit
khusus tetapi karena proses menua. Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab psikologis.
Sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan penghidupan pada umumnya
dapat menuju kepada keadaan uzur, karena terjadi perubahan pada lapisan otak, akibatnya, orang
menurun secara fisik dan mental dan mungkin akan segera mati.
Masa lansia bisa jadi juga disertai dengan berbagai penyakit yang menyerang dan
menggerogoti kehidupan lansia sekalipun tidak semua lansia adalah berpenyakit, tapi
kebanyakan lansia rentan terhadap penyakit-penyakit tertentu akibat kondisi organ-organ tubuh
yang telah Aus atau mengalami kemunduran juga fungsi imun (kekebalan tubuh) yang juga
menurun. Masalah-masalah lain seperti kemundurun dari aspek sosial ekonomi. Secara ekonomi,
lansia merupakan masa pensiun, produktivitas menurun, otomatis penghasilan juga berkurang
bahkan bisa jadi nihil. Yang menyebabkan lansia menjadi tergantung atau mengaantungkan diri
pada orang lain seperti anak atau keluarga yang lain. Kemunduran dari segi sosial ditandai
dengan kehilangan jabatan atau posisi tertentu dalam sebuah organisasi atau masyarakat, yang
telah menempatkan dirinya sebagi individu dengan status terhormat, dihargai, memiliki
pengaruh, dan didengarkan pendapatnya. Sekalipun mengalami kemunduran pada beberapa
aspek kehidupannya, bukan berarti lansia tidak bisa menikmati kehidupannya. Lansia pasti
memiliki potensi yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang
bermanfaat dan menghibur.
Banyak lansia yang masih potensial serta memiliki energi dan semangat untuk
berprestasi. Beberapa tokoh mencapai puncak prestasi dalam karirnya justru ketika dia lansia,
baik tokoh politisi, ilmuan, dosen, pengusaha, ulama, seniman dll. Sebutlah beberapa tokoh
seperti: Pelukis ternama almahrum Affandi di usia 80-an masih terus aktif melukis, Prof Dr
Boedi Darmojo masih aktif cermah dimana-mana termasuk luar negeri, walaupun usiaya diatas
80 tahun, beberapa tokoh international seperti Gladststone memimpin kabinet inggris dalam usia
80 tahun. Plato meningal dunia dalam usia 80 tahun sedang giat bekerja. Galileo menemukan
ilmu gaya gerak (gerak) dalam usia 70 tahun. James watt ahli ilmu alam Inggris mempelajari
bahasa Jerman dalam usia 85 tahun, Bertrand Ruessel pada usia 94 tahun masih aktif sebagai
tokoh penggerak perdamaian international (Soemartono,Suara Merdeka:29 Mei 2005). Dan

tokoh-tokoh lain, yang dikutip dari www.depsos.go.id seperti : Soebronto Laras (65 tahun)
merupakan tokoh personifikasi Suzuki Indonesia, Aksa Mahmud yang kini usia telah 63 tahun
masih aktif sebagai pengusaha dan anggota DPD utusan Sulawesi Selatan. KH.Ali Yafie ulama
ahli fiqih yang kini berusia 82 tahun masih aktif mengasuh beberapa pesantren di Sulawesi
Selatan, dosen diberbagai perguruan tinggi, aktif sebagai Dewan Penasehat ICMI dan Dewan
Penasehat The Habibie Centre (syamsuddin;2008). Segala potensi yang dimiliki oleh lansia bisa
dijaga, dipelihara, dirawat dan dipertahankan bahkan diaktualisasikan untuk mencapai kualitas
hidup lansia yang optimal (optimum Aging).
Optimum aging bisa diartikan sebagai kondisi fungsional lansia berada pada kondisi
maksimum atau optimal, sehingga memungkinkan mereka bisa menikmati masa tuanya dengan
penuh makna, membahagiakan, berguna dan berkualitas. Setidaknya ada beberapa faktor yang
menyebabkan seorang lansia untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni; kemampuan
menyesuaikan diri dan menerima segala perubahan dan kemunduran yang dialami, adanya
penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut, lingkungan yang
menghargai hak-hak lansia serta memahami kebutuhan dan kondisi psikologis lansia dan
tersedianya media atau sarana bagi lansia untuk mengaktualisasikan potensi dan kemampuan
yang dimiliki. Kesempatan yang diberikan akan memiliki fungsi memelihara dan
mengembangkan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh lansia. Penelitan terhadap usia lanjut
mengungkapkan bahwa rangsangan dapat membantu mencegah kemunduran fisik dan mental.
Mereka secara fisik dan mental tetap aktif dimasa tua tidak terlampau menunjukkan kemunduran
fisik dan mental dibanding dengan mereka yang menganut filsafat kursi goyang terhadap
masalah usia tua dan menjadi tidak aktif karena kemampuan-kemampuan fisk dan mental mereka
sedikit sekali memperoleh rangsangan(E. Hurlock;1980). Aktivitas fisiknya misalnya olah
raga yang dilakukan secara rutin dan teratur akan sangat membantu kebugaran dan menjaga
kemampuan psikomotorik lansia. Aktivitas-aktivitas kognitif seperti membaca, berdiskusi,
mengajar, akan sangat bermanfaat bagi lansia untuk mempertahanakan fungsi kognitifnya sebab
otak yang sering dilatih dan dirangsang maka akan semakin berfungsi baik, berbeda jika fungsi
otaknya tidak pernah dilatih maka itu akan mempercepat lansia mengalami masa dimensi dini.

Aktivitas-aktivitas spiritualitas dan sosial akan memberikan nilai tertinggi bagi lansia
untuk menemukan kebermaknaan dan rasa harga dirinya, dengan banyak berdzikir dan
melaksanakan ibadah sehari-hari lansia akan menjadi lebih tenang dalam hidupnya kecemasan
akan kematian bisa direduksi. Dengan aktif dalam aktivitas sosial, seperti tergabung dalam
paguyuban lansia atau karang werdha akan menjadi ajang bagi mereka untuk saling bertukar
pikiran, berbagi pengalaman dan saling memberikan care kegiatan ini akan sangat membantu
para lansia untuk mencapai kualitas hidup yang maksimal.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Dalam makalah ini, tujuan yang hendak dicapai penulis adalah:
1.

Menguraikan psikologi perkembangan masa dewasa awal dan aspek-aspek perkembangan

secara komprehensif dan terintegratif.


2.

Mendeskripsikan optimalisasi perkembangan dewasa awal dan penghayatan akan nilai-nilai

agama dalam kehidupan sehari-hari serta mendalami masalah seputar gaya hidup menikah dan
tidak menikah.

BAB II
LANDASAN TEORI

PERKEMBANGAN DEWASA AWAL


2.1.

Perkembangan Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan
pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit
sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa awal.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik dari segi
ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan tentang masa depan sudah lebih
realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang yang
digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan
komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila gagal dalam bentuk keintiman
maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian,
menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun samapi
kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang berusia
20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock (1999), orang dewasa
muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition) transisi secara
intelektual (cognitive trantition), serta transisi peran sosial (social role trantition).

Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncak dari perkembangan sosial masa
dewasa. Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan egosentris menjadi sikap yang
empati. Pada masa ini, penentuan relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst
(dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan dewasa awal adalah menikah
atau membangun suatu keluarga, mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,
memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat hubungan dengan suatu kelompok
sosial tertentu, dan melakukan suatu pekerjaan. Dewasa awal merupakan masa permulaan
dimana seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan jenisnya. Hurlock (1993)
dalam hal ini telah mengemukakan beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu
intinya dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian diri dengan cara hidup
baru dan memanfaatkan kebebasan yang diperolehnya.
Dari segi fisik, masa dewasa awal adalah masa dari puncak perkembangan fisik.
Perkembangan fisik sesudah masa ini akan mengalami degradasi sedikit-demi sedikit, mengikuti
umur seseorang menjadi lebih tua. Segi emosional, pada masa dewasa awal adalah masa dimana
motivasi untuk meraih sesuatu sangat besar yang didukung oleh kekuatan fisik yang prima.
Sehingga, ada steriotipe yang mengatakan bahwa masa remaja dan masa dewasa awal adalah
masa dimana lebih mengutamakan kekuatan fisik daripada kekuatan rasio dalam menyelesaikan
suatu masalah.
2.2.

Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal

Masa dewasa dini adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap polapola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk
memulai kehidupannya memerankan peran ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran
dalam dunia kerja (berkarir).
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa sulit bagi individu karena pada masa ini seseorang
dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orang tua dan berusaha untuk bias
mandiri. Di bawah ini ada 10 ciri-ciri masa dewasa dini yaitu;

1. Masa Pengaturan (settle down)


Pada masa ini seseorang akan mencoba-coba sebelum ia menentukan mana yang sesuai,
cocok, dan memberi kepuasan permanen. Ketika ia sudah menemukan pola hidup yang diyakini
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola prilaku, sikap, dan
nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia ini adalah masa-masa yang
cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah, dan berproduksi/menghasilkan anak. Pada
masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru (anak).
3. Masa Bermasalah
Masa dewasa dini dikatakan sebagai masa yang sulit dan bermasalah. Hal ini dikarenakan
seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan VS pekerjaan).
Jika ia tidak bias mengatasinya maka akan menimbulkan masalah. Ada 3 faktor yang membuat
masa ini begitu rumit yaitu; Pertama, individu tersebut kurang siap dalam menghadapi babak
baru bagi dirinya dan tidak bisa menyesuaikan dengan babak/peran baru tersebut. Kedua, karena
kurang persiapan maka ia kaget dengan 2 peran/lebih yang harus diembannya secara serempak.
Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orang tua atau siapapun dalam menyelesaikan masalah.
4. Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur duapuluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak
terkendali. Ia cenderung labil, resah, dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi
seseorang sangat bergelora dan mudah tegang. Ia juga khawatir dengan status dalam pekerjaan
yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai orang tua. Maka kebanyakan akan tidak
terkendali dan berakhir pada stress bahkan bunuh diri. Namun, ketika sudah berumur 30-an,
seseorang akan cenderung stabil dan tenang dalam emosi.

5. Masa Keterasingan Sosial


7

Masa dewasa dini adalah masa dimana seseorang mengalami krisis isolas, ia terisolasi atau
terasingkan dari kelompok sosial. Kegiatan social dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan
dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya juga menjadi renggang. Keterasingan
diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
6. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan pentingnya sebuah komitmen. Ia mulai
membentuk pola hidup, tanggungjawab, dan komitmen baru.
7. Masa Ketergantungan
Pada awal masa dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan
pada orang tua atau organisasi/instnasi yang mengikatnya.
8. Masa Perubahan Nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena
pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kaca
mata orang dewasa. Nilai-nilai yang berubah ini dapat meningkatkan kesadaran positif. Alasan
kenapa seseorang berubah nilia-nilainya dalam kehidupan karena agar dapat diterima oleh
kelompoknya yaitu dengan cara mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati. Pada masa ini
juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan.
Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9. Masa Penyesuaian Diri dengan Hidup Baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggungjawab karena
pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja.
10. Masa Kreatif
Dinamakan sebagai masa kreatif karena pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa
yang diinginkan. Namun kreatifitas tergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
2.3.

Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal


8

Pada masa dewasa dini, banyak sekali harapan-harapan yang ditujukan masyakat pada
mereka yang memang berada pada masa ini. Banyak sekali tugas-tugas yang harus
dikembangkan, dan tingkat penguasaan tugas-tugas ini akan sangat mempengaruhi tingkat
keberhasilan mereka ketika sudah berusia setengah baya.
Tugas perkembangan masa dewasa dini meliputi:
1. Pekerjaan
Seorang individu diharapkan sudah mendapatkan suatu pekerjaan yang layak ketika ia berada
pada masa dewasa dini sehingga ia bisa dianggap mampu dan mempunyai peran atau posisi
dalam masyarakat.
2. Pengakuan Sosial
Masa ini adalah masa dimana seseorang ingin mendapatkan legalitas dan pengakuan dari
masyarakat/kelompok sekitarnya. Ia menerima tanggungjawab sebagai warga Negara dan akan
bergabung dengan komunitas social yang cocok dengannya.
3. Keluarga
Pada masa ini seseorang mulai mencari dan memilih pasangan hidup yang cocok, lalu
menikah, mempunyai anak, kemudian membina rumah tangga. Ia mempunyai peran baru yaitu
sebagai orang tua.

2.4.

Penunjang Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal

a. Efisiensi fisik. Efisiensi fisik (kekuatan, ketahanan & fisik) menunjang pelaksanaan
tugas-tugas perkembangan dewasa awal. Puncak efisiensi fisik dicapai pada awal masa
dewasa awal ( sekitar usia 20-27th).
b. Kemampuan motorik. Mencapai puncak sekitar usia 20-30 th.
9

c. Kemampuan mental. Hasil penelitian menyebutkan kemampuan mental individu


mencapai puncak pada usia 20-an th. Penelitian Bayley menunjukkan bahwa kemampuan
mental individu bertambah mencapai puncak sekitar usia 26 th dan stabil hingga usia 36
th, dan setelah itu akan menurun secara gradual.
2.5.

Penghambat Penguasaan Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal, adalah

a. Discontinuities in training (latihan yang tidak berkesinambungan) : Penguasaan tugas


perkembangan dewasa awal berhubugan erat dengan pengalaman-pengalaman belajar dan
latihan masa sebelumnya. Individu yg tdk mengalami latihan kontinu dlm hal berpikir
dan berbuat, perilakunya tidak terpolakan dengan baik & akan menghambat penguasaan
tugas perkembangan dewasa awal. Ditambah pula materi pendidikan di Indonesia
memiliki relevansi yg rendah dengan kebutuhan praktis dunia kerja, sehingga
menghambat kesiapan, produktifitas & efisiensi kerja.
b. Overprotectiveness (perlindungan yang berlebihan). Anak yang diasuh dengan
perlindungan yang berlebihan dari orang tua akan terhambat dalam mengeksplorasi
lingkungan, mencoba-coba sesuatu, melatih kemampuan & ketrampilan, tidak terbiasa
mengambil keputusan secara mandiri, dll, karena selalu bergantung pada orangtua. Anak
yg diasuh secara overprotectiveness

akan

mengalami kesulitan dalam menghadapi

tuntutan-tuntutan dunia orang dewasa.


c. Prolonggation of peer group influences (perpanjangan pengaruh peer group). Individu
dewasa yang masih melakukan kebiasaan-kebiasaan masa remaja,

dan tidak

melaksanakan tugas perkembangan dewasa awalnya, mis: kebiasaan terlalu asyik


bermain dengan teman sebaya, hingga lupa mencari pasangan hidup & menikah.
d. Unrealistic Aspiration (Aspirasi yang tidak realistis) : Aspirasi ysng tidak realistis dalam
berbagai aspek kehidupan ( misalnya, dalam mencari pasangan) akan menghambat
penguasaan tugs-tugas perkembangan dewasa awal.
2.6.

Perubahan Minat Pada Masa Dewasa Awal

Seiring dengan bertambahnya tugas dan tanggungjawab yang harus diemban seseorang
ketika ia sudah menginjak masa dewasa dini, seseorang akan mengalami pergeseran bahkan
pengurangan bobot minat/keinginan terhadap sesuatu. Hal ini disebabkan karena minat yang

10

sudah ada pada dirinya sejak masa kanak-kanak atau remaja terkadang sudah tidak sesuai lagi
dengan perannya sebagai orang dewasa selain itu juga bisa disebabkan oleh minat yang tidak lagi
memberi kepuasan seperti semula.
Masa dewasa dini tidak selalu menghilangkan minat seseorang tetapi juga dapat membuat
bobot pada minat yang dimiliki seseorang bergeser. Ketika usia bertambah, orang biasanya tidak
memperoleh minat baru kecuali bila ia mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan minat
itu.
Ada 3 jenis minat yang dapat dianggap sebagai cirri orang dewasa, antara lain:
a. Minat Pribadi; meliputi penampilan, pakaian & perhiasan, status, symbol kedewasaan,
uang dan agama.
Ketika sudah dewasa banyak terjadi perubahan penampilan yang dialami seseorang
seiring dengan perubahan fisiknya. Ia mulai bisa memanfaatkan penampilan tersebut dan
berusaha untuk memperbaiki penampilan. Hal ini dikarenakan kesadaran bahwa penampilan
yang menarik adalah potensi besar dalam meningkatkan pergaulan. Minat untuk
meningkatkan penampilan mulai berkurang menjelang umur 30-an ketika ketegangan dalam
pekerjaan dan rumah tangga terasa kuat.
Walaupun usia semakin bertambah namun minat terhadap pakaian dan perhiasan juga
ikut bertambah. Hal ini berhubungan dengan prestise dan nilai seseorang dalam pergaulan.
Status adalah tanda-tanda tertentu yang membedakan seseorang dengan orang lain.
Symbol status dapat berupa mobil, rumah dan harta benda laiinya yang dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya status seseorang dan dipandang sebagai bukti keberhasilan ekonomi. Orang
dewasa dini biasanya berusaha menaikkan statusnya dengan cara memiliki simbol-simbol
status seperti yang diterangkan di atas.
Orang-orang dewasa beranggapan bahwa uang dapat memenuhi kebutuhan hidup saat ini.
Maka ia akan berusaha untuk memiliki banyak uang.
b. Minat Rekreasional;

11

Pada masa remaja bahkan kanak-kanak, orang berekreasi hanya sekedar ikut-ikutan atau
diajak orang lain/keluarga dan hanya berfungsi untuk bermain. Namun pada masa dewasa
apalagi jika sudah menjadi orang tua, orientasi dari rekreasi tersebut adalah untuk
menghilangkan kepenatan setelah lama bekerja.
Rekreasi bisa berupa berbincang-bincang, bertamasya, berolahraga, hiburan, atau sekedar
menyalurkan hobi.
c. Minat Sosial
Seperti telah dijelaskan di awal bahwa masa dewasa dini adalah masa keterasingan sosial
dimana seseorang (suami/isteri) akan merasa sepi karena mereka kehilangan masa pergaulan
yang menyenangkan ketika remaja. Umumnya pergaulan dan kegiatan mereka lebih terpusat
pada keluarga. Peran anggota keluarga menggantikan peran teman. Mereka harus bisa
mencari penyelesaiannya dan berupaya untuk menjalin tali persahabatan baru dengan
lingkungan barunya.
Namun pada akhir tigapuluhan atau pertengahan empatpuluhan, mereka sudah
mempunyai banyak teman karean umumnya minat social mereka sudah berkembang dan
stabil.
Pada masa dewasa, minat pribadi akan semakin berkurang dan minat sosial akan semakin
bertambah.
2.7.

Mobilitas Sosial Pada Masa Dewasa Awal

Ada dua macam mobilitas yang berperan penting pada masa dewasa dini yaitu mobilitas
geografis dan mobilitas sosial.
Mobilitas geografis berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan alas an pekerjaan.
Mobilitas sosial berarti berpindah dari satu kelompok social ke kelompok sosial lain baik pada
tingkat yang sama, yang lebih tinggi, atau lebih rendah. Umumnya, orang muda ingin berpindah
ke mobilitas sosial yang lebih tinggi maka ia akan berusaha meningkatkan tangga social tersebut
dengan meningkatkan popularitas dan berperan dalam kepemimpinan, meningkatkan pendidikan,

12

lulus perguruan tinggi bergengsi, dan berperan serta aktif dalam kegiatan masyrakat golongan
atas. Daya tarik fisik adalah modal utama perempuan dalam meningkatkan mobilitas sosial
sedangkan laki-laki adalah pendidikan tinggi untuk mencapai mobilitas sosial yang tinggi pula.
2.8.

Penyesuaian Peran Seks pada Masa Dewasa Awal

Penyesuain peran seks pada masa dewasa dini sangatlah sulit. Ketika masa remaja, lakilaki dan perempuan menyadari akan peran peraturan dan peran seks yang direstui oleh
masyarakat, tetapi ketika mereka telah dewasa, biasanya peraturan dan peran seks tersebut tidak
bisa diterima sepenuhnya.
Pada konsep tradisional, peran seks lebih dominant untuk kaum pria. Ketika sudah
menikah biasanya laki-laki menduduki posisi yang paling tinggi dan berwenang dalam
mengambil keputusan. Sedangkan perempuan tidak diharapkan bekerja di luat rumah tetapi
hanya mengurus anak-anak di dalam rumah.
Berbeda dengan konsep egalitarian yang menjunjung tinggi persamaan derajat antara pria
dan wanita. Setiap laki-laki atau perempuan, suami-isteri mempunyai porsi yang sama dan
mempunyai kesempatan yang sama dalam mengaktualisasikan potensinya.
Konsep persamaan hak ini dapat diterima oleh semua kelompok sosial termasuk
kelompok tradisional.
2.9.

Bahaya Personal dan Sosial pada Masa Dewasa Awal

Seseorang terlihat belum matang pada usia dini diakibatkan oleh kegagalannya dalam
menguasai beberapa atau sebagian besar dari tugas perkembangan yang penting pada masa
dewasa dini.
Kegagalan dalam menguasai tugas perkembangan masa dewasa dini dapat mempengaruhi
penyesuaian pribadi dan sosial seseorang. Mereka akan selalu merasa kecewa dan tidak puas
dengan apa yang dimiliki dibandingkan dengan orang dewasa seusianya. Beberapa bahaya
personal dan sosial pada masa dewasa dini diantaranya;
A. Bahaya Fisik
13

Bahaya fisik yang paling penting dan paling umum dalam masa dewasa dini adalah bentuk
fisik dan penampilan yang kurang menarik yang mempersulit penyesuaian diri pribadi dengan
kehidupan sosial.
B. Bahaya Sosial dan Bahaya Peran Seks
Mendapatkan suatu kelompok sosial tempat mengidentifikasi diri khususnya dalam mobilitas
sosial dan penerimaan peran seks tradisional merupakan hambatan kejiwaan yang harus
ditanggulangi setiap orang dalam kehidupan pribadi dan sosial mereka.

2.10.

Hasil Hasil Penelitian Psikologi Dewasa Awal

Hasil penelitian dewasa awal lebih banyak mengarah pada hubungan sosial, dan
perkembangan intelektual, pekerjaan dan perkawinan di usia dewasa awal, dan pengoptimalan
perkembangan dewasa awal serta perilaku penghayatan keagamaan. Beberapa hasil penelitian,
diantaranya:
Persepsi seks maya pada dewasa awal. Hasil penelitian oleh Ida Ayu Putu Sri Andini[2],
menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita memiliki sikap yang negatif terhadap seks maya.
Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kebudayaan Indonesia yang masih memegang teguh adat
dan istiadat budaya timur, dimana manusia harus memperhatikan aturan dan nilai budaya di
dalam bersikap dan berperilaku. Menurut Azwar (dalam Riyanti dan Prabowo, 1998) kebudayaan
yang berkembang dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap
pembentukan sikap, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan pengaruh yang kuat dalam
sikap seseorang terhadap berbagai macam hal.
Penundaan usia perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia Perkwaninan. Dari hasil
penelitian[3] didapatkan hubungan yang positif dan sangat signifikan antara sikap terhadap
penundaan usia perkawinan dengan intensi penundaan usia. Hal ini berarti mereka memiliki
14

keyakinan yang tinggi bahwa penundaan usia perkawinan akan memberikan keuntungan bagi
mereka, baik keuntungan dari segi biologis, psikologis, sosial dan ekonomi. Penundaan
perkawinan akan memberikan waktu lebih banyak bagi mereka untuk membentuk identitas
pribadi sebagai individu yang matang secara biologis, psikologis, sosial dan ekonomi.
Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja[4]. Adanya ketakutan
menghadapi krisis pernikahan dan berujung perceraian merupakan hal/kondisi yang membuat
wanita bekerja ragu tentang kesiapan menikah mereka. Ditambah lagi maraknya perceraian yang
dipublikasikan di media massa saat ini sehingga dianggap menjadi menjadi fenomena biasa.
Salah satu penyebab wanita yang bekerja memutuskan untuk menunda pernikahan adalah
keraguan dapat berbagi secara mental dan emosional dengan pasangannya. Ketidaksiapan
menikah yang dimiliki wanita bekerja termanifestasi dengan adanya ketakutan menghadapi krisis
perkawinan serta ragu tentang kemampuan mereka berbagi secar mosional dengan pasangannya
kelak. Selain kesiapan psikis juga ketidak siapan fisik. Individu yang merasa memiliki kondisi
kesehatan yang tidak prima (sakit, misal DM) cenderung ragu melangkah menuju jenjang
pernikahan.
Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah atau tidak, ada beberapa criteria yang
perlu diperhatikan:
1. Memiliki kemampuan mengendalikan perasaan diri sendiri.
2. Memiliki kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang banyak.
3. Bersedia dan mampu menjadi pasangan menjadi pasangan dalam hubungan seksual.
4. Bersedia untuk membina hubungan seksual yang intim.
5. Memiliki kelembutan dan kasih saying kepada orang lain.
6. Sensitif terhadap kebutuhan dan perkembangan orang lain.
7. Dapat berkomunikasi secara bebas mengenai pemikiran, perasaan dan harapan.
8. Bersedia berbagi rencana dengan orang lain.
9. Bersedia menerima keterbatasan orang lain.
10. Memiliki kapasitas yang baik dalam menghadapi masalah-masalah yang berhubungan
dengan ekonomi.
11. Bersedia menjadi suami isteri yang bertanggung jawab.

15

Individu yang memiliki kematangan emosi akan memiliki kesiapan menikah yang lebih baik,
artinya mereka mampu mengatasi perubahan-perubahan dan beradaptasi setelah memasuki
pernikahan.
Kemandirian Dewasa Awal. Penelitian dengan judul Kemandirian Mahasiswi UIN Suska
Ditinjau dari Kesadaran Gender [5] ini, membuktikan bahwa bahwa perbedaan perlakuan yang
diterima anak laki-laki dan perempuan sejak lahir akan mempengaruhi tingkat kemandirian.
Semakin tinggi kesadaran gender maka semakin tinggi kemandirian pada Mahasiswa UIN Suska
Riau. Dengan makin tingginya kesadaran gender yang dimiliki mahasiswi UIN Suska Riau lebih
mandiri dibandingkan dengan mahasiswi yang tidak memiliki kesadaran gender atau memiliki
kesadaran gender yang rendah. Mahasiswi yang memiliki kemandirian tinggi akan lebih mudah
menghadapi kehidupan, tantangan yang dihadapinya, serta menjalin hubungan yang mantap
dalam kehidupan sosialnya.
Perilaku Perkembangan penghayatan Identitas dan Nilai-Nilai Agama dalam Kehidupan
Sehari-Hari
a) Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama. Penelitian dengan judul Perkembangan
Identitas Diri Dalam Area Agama pada Remaja Akhir[6] ini adalah studi deskriptif pada
mahasiswa di Fakultas Psikologi UIN Suska Riau, dengan usia sample 18 22 tahun
Menurut Hurlock, usia ini sudah memasuki usia Dewasa Awal.

Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan bahwa remaja akhir yang berstatus sebagai mahasiswa


Fakultas Psikologi berada pada status identitas diri yang ideal.
b) Perilaku Penghayatan Nilai-Nilai Agama. Penelitian dengan judul Hubungan Antara
Sikap Terhadap Aspek Kehalalan dengan perilaku Membeli produk Makanan dan
Minuman Halal pada Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN SUSQA Pekanbaru[7],
membuktikan bahwa semakin positif sikap terhadap aspek kehalalan, maka semakin
meningkat perilaku membeli produk makanan dan minuman halal. Subjek memiliki
pengetahuan tantang masalah kehalalan, sehingga subjek memiliki persepsi dan
keyakinan bahwa kehalalan adalah hal yang mendasar dalam kaitannya dengan produk
makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Subjek meyakini bahwa bahan yang
terkandung dan proses yang dilalui dalam pembuatan produk tersebut memiliki titik kritis

16

untuk kehalalan pangan. Subjek juga membentuk afek yang mendukung keyakinan
tersebut, serta reaksi fisiologis yang sesuai dengan kepercayan dan keyakinan yang
dimilikinya. Selanjutnya juga muncul keinginan dan kecenderungan untuk melakukan
sesuatu yang selaras dengan kepercayaan dan perasaan tersebut.

2.11.

Optimalisasi Perkembangan Dewasa Awal

Dewasa awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada puncak
perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki rentang waktu antara 20 40
tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang ada pada diri individu. Jika masa ini
bermasalah, akan mempengaruhi bahkan kemungkinan individu mengalami masalah yang paling
serius pada masa selanjutnya.
Menurut Vailant (1998)[8], membagi masa dewasa awal menjadi tiga masa, yaitu masa
pembentukan (20 30 tahun) dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua,
membentuk keluarga baru dengan pernikahan dan mengembangkan persahabatan. Masa
konsolidasi (30 40 tahun), yaitu masa konsolidasi karir dan memperkuat ikatan perkawinan.
Masa transisisi (sekitar usia 40 tahun), merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjan dan
melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.

2.12.

Masalah Perkembangan pada Dewasa Awal

Dengan

bertambahnya

usia,

semakin

bertambahpula

masalah-masalah

yang

menghampiri. Dewasa awal adalah masa transisi, dari remaja yang huru-hara, kemasa yang
menuntut tanggung jawab. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak orang dewasa awal mengalami
masalah-masalah dalam perkembangannya. Masalah-masalah itu antara lain:
Penentuan identitas diri ideal vs kekaburan identitas. Dewasa awal merupakan kelanjutan
dari masa remaja. Penemuan identitas diri adalah hal yang harus pada masa ini. Jika masa ini
bermasalah, kemungkinan individu akan mengalami kekaburan identitas.
17

1. Kemandirian vs tidak mandiri


2. Sukses meniti jenjang pendidikan dan karir vs gagal menempuh jenjang pendidikan dan
karir.
3. Menikah vs tidak menikah (lambat menikah)
4. Hubungan sosial yang sehat vs menarik diri
Dalam menjalani masa dewasa awal, ada beberapa masalah yang menjadi penghambat
perkembangan. Khusus dalam masa dewasa awal, diantara penghambat yang sangat penting
sehingga menyukarkan penguasaan tugas-tugas perkembangan, diantranya[10]:
Latihan yang tidak berkesinambungan (discontinuities); sebagai salah satu penghambat
penguasaan tugas-tugas perkembangan dewasa awal, berhubungan erat dengan pengalamanpengalaman belajar dan latihan masa lalu.
Perlindungan yang berlebihan (over protectiveness); Bersangkutan dengan pola asuh
orangtua yng pernah dialami dalam masa kanak-kanak.
Perpanjangan pengaruh-pengaruh peer-group (prolongation of peer-group influences); Satu
diantara penghambat bagi orang dewasa awal dalam menguasai tugas-tugas perkembangan.
Disini akan terlihat pengaruh kelompok-kelompok khusus bagi perkembangan dewasa awal.
Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukaran-kesukaran dewasa
awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak realistis dalam benak pada dewasa awal
(yang baru meninggalkan masa remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat
dicapai.
PERKEMBANGAN DEWASA AKHIR
2.13. Perkembangan Dewasa Akhir
Memasuki lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang kehidupan manusia di
dunia ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna mempersiapkan memasuki masa
lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada periode ini adalah enam puluh
tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia enam puluh,tetapi tidak
menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun mental. Oleh karena itu, usia 65 dianggap
sebagai batas awal periode usia lanjut pada orang yang memiliki kondisi hidup yang baik.

18

2.14.

Perubahan fisik

Perubahan fisik yang dialami oleh dewasa akhir atau usia lanjut terjadi dengan ditandai
dengan menurunnya dan memburuknya fungsi dan keadaan fisik. Perubahan ini pasti terjadi pada
usia lanjut hanya saja berbeda untuk setiap individu.
Perubahan penampilan pada usia lanjut sangat terlihat dari wajah individu, wajah akan
mulai mengendor dan memunculkan ciri penuaan lainnya. Selain pada wajah perubahan secara
fisik juga dapat dilihat dari individu yang kulit nampak keriput dan otot terlihat.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa akhir, pada umumnya terjadi pada penurunan
beberapa fungsi organ tubuh seperti menurunnya kemampuan otak dan sistem syaraf, yang
meliputi; hilangnya sejumlah neuron yang merupakan unit-unit sel dasar dari sistem syaraf, serta
kemampuan otak yang semakin menurun, dan melemahnya daya ingat, seperti;
1.

Daya Ingat (memori), berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan


kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori (speed of
information retrieval from memory). Dalam hal ini adalah sangat penting untuk menjaga
agar memori itu tetap eksis dan karenanya perlu digunakan secara terus-menerus dan
jangan dibuat menganggur atau diistirahatkan. Untuk itu membaca, mendengar berbagai
berita, atau ceritera melalui berbagai media sangat penting bagi lansia. Namun bagi lansia
yang mengistirahatkan diri, atau dipaksa untuk istirahat tanpa kegiatan apapun, tidak
mau membaca Koran, maunya ongkang-ongkang kaki, enak-enak, apalagi sambil
merenungi nasibnya diyakini akan semakin mempercepat kemunduran fungsi ingatan dan
fungsi mentalnya. Hal semacam ini menjadi bahaya bagi lansia,karena hal-hal lain pun

mengalami kemunduran secara cepat.


2. Intelegensia Dasar (Fluid intelligence) yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan
yang antara lain berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah,
mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi
(Hochanadel and Kaplan, 1984 dalam Strub and Black, 1992). Untuk mengendalikan hal

19

ini, maka sebaiknya orang walaupun dalam kondisi lansia, juga tetap mempertahankan
cara belajar. Hal itu bukan harus mengulang-ulang belajar seperti anak sekolah, namun
perlu melakukan latihan-latihan untuk mengasah otak, seperti memecahkan masalah yang
sederhana, tetap menggerakkan anggota tubuh secara wajar, mengenal tulisan-tulisan,
angka-angka, simbol-simbol, dan sebagainya.
Tidak hanya mengalami perubahan pada otak dan sistem syarafnya saja, pada usia
dewasa akhir terjadi beberapa perubahan pada sensori fisik yang juga berperan penting
dalam kehidupannya.
3. Perubahan sensori fisik pada pada masa dewasa akhir melibatkan indera penglihatan,
indra pendengaran, indera perasa, indra pencium dan indera peraba.
a. Indera penglihatan
Ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk melihat objek pada tingkat
penerangan rendah dan menurunnya sensitivitas terhadap warna. Orang berusia lanjut
pada umumnya menderita presbyopia atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan
jelas, yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang.
b. indera pendengaran
Orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi nada yang sangat
tinggi, sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan syaraf dan berakhirnya
pertumbuhan organ basal yang mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga
(cochlea), walaupun mereka pada umumnya tetap dapat mendengar pada suara yang
lebih rendah daripada nada C sejelas orang yang lebih muda. Menuru Hurlock pria
cenderung lebih banyak kehilangan pendengaran pada masa tuanya dibandingkan
wanita.
c. Indera Perasa
Perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai akibat dari
berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan bagian
dalam pipi. Syaraf perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah banyak
sejalan dengan bertambahnya usia.

20

d. Indera Penciuman
Daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia, sebagian
karena oleh pertumbuhan sel dalam hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin
lebatnya buku rambut di lobang hidung.
e. Indera Peraba
Karena kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba di kulit semakin
kurang peka.
4. Ciri-ciri atau perubahan penuaan fisik diantara sebagai berikut.
a. Daerah kepala
Hidung menjulur lemas
Bentuk mulut berubah akibat hilangnya gigi atau harus memakai gigi palsu
Mata kelihatan pudar, tak bercahaya dan sering mengeluarkan cairan
Dagu berlipat 2 atau 3
Pipi berkerut, longgar dan bergelombang
Kulit berkerut dan kering, berbintik hitam, banyak tai lalat atau di tumbuhi

kutil
Rambut mernipis, berubah menjadi putih atau abu-abu dan keku
Tumbuh rambut halus pada hidung, telinga dan alis.

b. Daerah tubuh:
Bahu membungkuk dan nampak kecil
Perut membesar dan membuncit
Pinggul tampak mengendor dan lebih lebar di bandingkan dengan waktu
sebelumnya
Garis pinggang melebar, menjadikan badan tampak seperti terisap
Payudara pada wanita menjadi kendur dan melorot
c. Daerah persendian:
Panggal tangan menjadi kendor dan terasa berat, sedangkan ujung tangan

tampak mengkerut
Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol, terutam yang
ada disekitar pergelangan kaki
21

Tangan menjadfi kurus kering dan pembuluh vena disepanjang bagian

belakang tangan menonjol


Kaki membesar karena otot-otot mengendor, timbul benjolan-benjolan, ibu

jari kaki membengkak dan bisa meradang serta sering timbul kelosis
Kuku tangan dan kaki menebal mengeras dan mengapur.
5. Tanda-tanda bahaya fisik yang umum pada usia lanjut adalah :
a. Penyakit dan hambatan fisik
Orang berusia lanjut biasanya banyak terserang gangguan sirkulasi darah, gangguan
dalam sistem metabolisme, gangguan-gangguan yang melibatkan mental, gangguan
pada persendian, penyakit tumor, sakit jantung, rematik encok, pandangan dan
pendengaran berkurang, tekanan darah tinggi berjalan gontai, kondisi mental dan
syaraf terganggu.
b. Kurang gizi
Penyakit kurang gizi pada usia lanjut lebih banyak disebabkan karena faktor psikologi
dibandingkan dengan faktor-faktor ekonomi, penagruh psikologi yang terbesar adalah
hilangnya selera karena takut dan deprewsi mental, tidak ingin makan sendirian, dan
tidak ingin makan karena curiga sebelumnya, dan juga disebabkan oleh gangguan
kelenjar endokrin yang tidak bekerja seperti dulu.
c. Gangguan gigi
Cepat atau lambat, orang berusia lanjut pada umumnya akan kehilangan sebagian gigi
bahkan semuanya. Karena itu masalahnya disini adalah mereka lebih sulit mengunya
makanan. Gigi ompong juga sering menyebabkan pelat dan suara tertelan, yang
mengganggu dalam bicaranyasehingga menimbulkan rasa malu.
d. Menggendurnya kemampuan seksual
e. Hilangnya kemampuan seksual atau sikap yang tidak menyenangi hubungan
seksual pada usia lanjut, banyak menguasai orang usia lanjut, seperti halnya
kehilangan emosi yang mempengaruhi anak kecil.
f. Kecelakaan

22

Orang berusia lanjut biasanya sering mengalami kecelakan dibandingkan dengan


orang berusia muda.jatuh karena kepala pusin, gangguan penglihatan dan lainnya
biasanya menyerang wanita. Tabrakan mobil lebih sering terkena pada laki-laki.
6. Sistem Pernafasan
Kapasitas paru-paru menurun antara usia 20 dan 80 tahun, sekalipun tanpa penyakit
(Fozard, 1992). Paru-parukehilangan elastisitasnya, dada menyusut, dan diafragma melemah.
Meskipun begitu, berita baiknya adalah bahwa orang-orang dewasa lanjut dapat memperbaiki
fungsi paru-paru dengan latihan-latihan memperkuat diafragma.
7. Seksualitas
Penuaan menyebabkan beberapa perubahan dalam kemampuan seksualitas manusia,
Penurunan fungsi dan potensi seksual pada lanjut usia sering kali berhubungan dengan
berbagai gangguan fisik seperti gangguan jantung, gangguan metabolisme, maupun faktor
psikologis.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari segi fisik, 87,1% responden perempuan
merasa alat genital sudah tidak lentur, 92% responden laki-laki merasakan kekuatan alat
genital menurun. Pada aspek psikologis, 58,9% responden merasa bosan untuk melakukan
hubungan seksual. Sedangkan jenis dan penyesuaian aktivitas seksual lansia menunjukkan
bahwa 58,9% responden berusaha mengalihkan aktifitas seksualnya pada aspek kedekatan
dengan pasangan, pertemanan, komunikasi intim, dan hubungan fisik mencari kesenangan,
dan 55,4% responden masih aktif melakukan hubungan seksual. Hasil penelitian ini dapat
terjadi karena faktor fisik seperti sering sakit-sakitan, nyeri sendi, atau kencing manis, akan
berdampak pada aspek psikologis berupa rasa cemas, tidak bersemangat, sulit konsentrasi
dan lain sebagainya.
Menurut White & Catania (1981), terapi seks berupa konseling yang sebagian besar berisi
informasi sederhana mengenai seks dapat meningkatkan perhatian, pengetahuan dan aktivitas
seksual pada masa dewasa akhir.

23

2.15.

Perkembangan Kognitif Dewasa Akhir

Mengenai penurunan intelektual selama tahun-tahun masa dewasa merupakan suatu hal
yang provokatif (Santrock, 2004). David Wechsler (1972), yang mengembangkan skala
inteligensi, menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual, karena
adanya proses penuaan yang dialami setiap orang. Sementara, John Horn (1980) berpendapat
bahwa beberapa kemampuan memang menurun, sementara kemampuan lainnya tidak. Horn
menyatakan bahwa kecerdasan yang mengkristal (crystallized intelligence=yaitu sekumpulan
informasi dan kemampuan-kemampuan verbal yang dimiliki individu) meningkat, seiring dengan
peningkatan usia. Sedangkan kecerdasan yang mengalir (fluid intelligence=yaitu kemampuan
seseorang untuk berpikir abstrak) menurun secara pasti sejak masa dewasa madya.
Pendapat tersebut dipertanyakan Paul Baltes (1987) dan K Warner Schaie (1984), karena
metode yang digunakan Horn adalah cross-sectional, sehingga factor individual differences,
seperti perbedaan kohort, tidak diperhatikan, padahal mungkin akan sangat berpengaruh,
sehingga kalau pun ditemukan perbedaan antara subjek yang berusia 40 tahun dengan subjek
yang berusia 70 tahun, mungkin bukan karena factor usia, melainkan kesempatan memperolah
pendidikan, misalnya.
Schaie sendiri mengadakan penelitian longitudinal tentang hal tersebut (1984), dan
memperoleh hasil bahwa ternyata tidak ditemukan penurunan intelektual pada masa dewasa,
setidaknya sampai usia 70 tahun. Pada tahun 1994, Schaie kembali mengadakan penelitian dan
menemukan bahwa penurunan di dalam kemampuan-kemampuan mental rata-rata dimulai pada
usia 74 tahun.
Kecepatan memproses, mengingat, dan memecahkan masalah Dari banyak penelitian
(Baltes, Smith & Staudinger, in press;; Dobson, dkk, 1993; Salthouse,1992, 1993, in press;
Salthouse & Coon, 1993; Sternbern & McGrane, 1993), diterima secara luas bahwa kecepatan
memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Penelitian lain
membuktikan bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi
yang telah disimpan dalam ingatannya.

24

Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan


pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy
Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan
masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang
abstrak atau sederhana. Denney menemukan bahwa kecakapan untuk menyelesaikan problemproblem praktis, sebenarnya justru meningkat pada usia 40-an dan 50-an. Pada penelitian lain
Denney juga menemukan bahwa individu pada usia 70-an tidak lebih buruk dalam pemecehan
masalah-masalah praktis bila dibandingkan mereka yang berusia 20-an.
2.16.
a.

Perubahan Mental pada Usia Lanjut

Belajar

Orang yang berusia lanjut lebih berhati-hati dalam belajar, memrlukan waktu yang lebih
banyak untuk dapat mengintegrasikan jawaban mereka, kurang mampu mempelajari hal-hal
baru yang tidak mudah diintegrasikan dengan pengalaman masa lalu, dan hasilnya kurang
tepat dibandingkan orang yang lebih mudah.
b. Berpikir dan memberi argumen
Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai kesimpulan, baik dalam
alasan induktif atau deduktif. Sebagian dari hal ini merupakan hasil dari sikap yang terlalu
hati-hati dalam mengungkapkan alasan yang gradasinya cenderung meningkat dengan
bertanbahnya usia.
c. Kreativitas
Kapasitas atau keinginan yang diperluakn untuk berfikir kreatif bagi orang berusia lanjut
cenderung berkurang. Dengan demikian prestasi kreativitas dalam menciptakan hal-hal
penting dalam orang berusia lanjut secara umum relatif berkurang dibanding mereka yang
lebih muda.
d. Ingatan

25

Orang berusia lanjut pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat hal-hal yang
baru dipelajari. Sebagian dari ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka tidak selalu
termotifasi dengan kuat untuk mengingat-ingat sesuatu, sebagian disebabkan oleh kurangnya
perhatian, dan juga pendengaran yang kurang jelas.
e. Mengingat kembali
Banyak dipengaruhi karena faktor usia dibanding pemahaman terhadap objek yang ingin
diungkapkan kembali. Banyak orang berusia lanjut yang menggunakan tanda-tanda, terutama
simbol visual, suara, dan gerak (kinestetik), untuk membantu mereka dalam mengingat
kembali.
f. Mengenang
Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu meningkat, makin
senang seseorang dalam menjalani masa usia lanjut makin kecil waktu yang digunakan untuk
mengenang masa lalu dan sebaliknya.

g. Rasa humor
Umumnya mereka kehilangan rasa humor, pendapat ini benar karena dalam kemampuan
mereka untuk membaca komik berkurang, dan perhatian terhadap komik yang dapat mereka
baca bertambah dengan bertambahnya usia.
h. Perbendaharaan kata
Perbendaharaan kara menurun sangat kecil, karena mereka hanya menggunakan kata
yang telah di pelajarinya oada masa lalu, sedangkan untuk belajar memahami kata-kata baru
dalam masa lanjutnya sangat jarang sekali

26

i. Kekerasan mental
Kekerasan mental sangat tidak universal bagi usia lanjut, orang yang pada usia madya
keras, cenderung semakin tampak seiring dengan bertambahnya usia, hal ini di karenakan
pada usia lanjut mereka sudah lambat dan susah untuk belajardari pada yaang sudah
dikerjakan sebelumnya.
Issue mengenai penurunan intelektual selama tahun-tahun masa dewasa merupakan suatu hal
yang provokatif (Santrock, 2004). David Wechsler (1972), yang mengembangkan skala
inteligensi, menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual, karena
adanya proses penuaan yang dialami setiap orang. Sementara, John Horn (1980) berpendapat
bahwa beberapa kemampuan memang menurun, sementara kemampuan lainnya tidak. Horn
menyatakan bahwa kecerdasan yang mengkristal (crystallized intelligence=yaitu sekumpulan
informasi dan kemampuan-kemampuan verbal yang dimiliki individu) meningkat, seiring dengan
peningkatan usia. Sedangkan kecerdasan yang mengalir (fluid intelligence=yaitu kemampuan
seseorang untuk berpikir abstrak) menurun secara pasti sejak masa dewasa madya.
Pendapat tersebut dipertanyakan Paul Baltes (1987) dan K Warner Schaie (1984), karena
metode yang digunakan Horn adalah cross-sectional, sehingga factor individual differences,
seperti perbedaan kohort, tidak diperhatikan, padahal mungkin akan sangat berpengaruh,
sehingga kalau pun ditemukan perbedaan antara subjek yang berusia 40 tahun dengan subjek
yang berusia 70 tahun, mungkin bukan karena factor usia, melainkan kesempatan memperolah
pendidikan, misalnya.Shaie sendiri mengadakan penelitian longitudinal tentang hal tersebut
(1984), dan memperoleh hasil bahwa ternyata tidak ditemukan penurunan intelektual pada masa
dewasa, setidaknya sampai usia 70 tahun. Pada tahun 1994, Schaie kembali mengadakan
penelitian dan menemukan bahwa penurunan di dalam kemampuan-kemampuan mental rata-rata
dimulai pada usia 74 tahun.
Kecepatan memproses, mengingat, dan memecahkan masalah :
Dari banyak penelitian (Baltes, Smith & Staudinger, in press;; Dobson, dkk, 1993;
Salthouse,1992, 1993, in press; Salthouse & Coon, 1993; Sternbern & McGrane, 1993), diterima

27

secara luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa
akhir. Penelitian lain membuktikan bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang mampu
mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya.
Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan
pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy
Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan
masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang
abstrak atau sederhana. Denney menemukan bahwa kecakapan untuk menyelesaikan problemproblem praktis, sebenarnya justru meningkat pada usia 40-an dan 50-an. Pada penelitian lain
Denney juga menemukan bahwa individu pada usia 70-an tidak lebih buruk dalam pemecehan
masalah-masalah praktis bila dibandingkan mereka yang berusia 20-an.
2.17.

Pendidikan pada Dewasa Lanjut

Fasilitas pendidikan, semakin tahun memang semakin meningkat, sehingga generasi


sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi
sebelumnya. Pengalaman-pengalaman di dunia pendidikan, ternyata berkorelasi positif dengan
hasil skor pad tes-tes inteligensi dan tugas-tugas pengolahan informasi (ingatan) (Verhaegen,
Marcoen & Goossens, 1993).
Dinegara-negara maju, beberapa lansia masih berusaha untuk mengikuti pendidikan yang
lebih tinggi. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain: 1) ingin memahami sifat dasar
penuaan yang dialaminya. 2) ingin mempelajari perubahan social dan teknologi yang dirasakan
mempengaruhi kehidupannya. 3) ingin menemukan pengetahuan yang relevan dan mempelajari
ketrampilan-ketrampilan yang relevan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan masyarakat
dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat berkarier secara optimal dan mampu bersaing dengan
generasi sesudahnya. 4) ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal
untuk mengadakan penyesuaian diri dengan lebih baik pada masa pensiunnya.
2.18.
a.

Karir dan Pekerjaan

Pekerjaan

28

Searah dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum mengarah ke
orientasi kognitif, seperti generasi sesudahnya. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga dewasa
lanjut yang harus tersingkir dari dunia kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi
yang berikutnya. Pria pada masa dewasa akhir biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang
statis daripada pekerjaan yang menantang. Akibatnya, mereka lebih puas dengan pekerjaannya
daripada orang yang lebih muda. Bahkan mengetahui bahwa sebentar lagi mereka akan pensiun,
tidak mempengaruhi sikap mereka terhadap pekerjaannya. Wanita pada masa dewasa akhir lebih
cenderung kepada jenis pekerjaan yang menantang, akibatnya wanita pada usia dewasa
akhirmerasa kurang puas karena pekerjaannya dan kurang merasa terganggu dengan tibanya
masa pensiun.
b. Penyesuaian Pekerjaan pada Usia Lanjut
Pria lanjut usia biasanya lebih tertarik pada jenis pekerjaan yang statis dari pada pekerjaan
yang bersifat menantang., yang mereka sadari tak kan mungkin ada. Akibatnya mereka lebih
puas dengan pekerjaannya dari pada orang yang lebih muda. Bahkan mengtahui bahwa sebentar
lagi mereka akan pension, tidak mempengaruhi sikap mereka terhadap pekerjaannya jika
memang mereka menikmati apa yang mereka kerjakan.
Wanita yang tidak bekerja semasa dewasa dini ketika mereka sibuk engan pekerjaan rimah
tangga dan mengurus anak, seringkali bekerja poda usia madya. Dan mendapatnya sebagai
kompensasi kepuasan dari tanggung jawab keluarga dan rumah semakin berkurang.
Bagaimanapun juga wanita dari kelompok ini cenderung merasa kurang puas dengan
pekerjaannya ketimbang pria. Hal ini terutama karena pekerjaan yang tersedia bagi wanita
madya yang mencoba untuk bekerja kembali kurang menarik dan kurang menantang. Dari pada
pekerjaan yang tersedia atau yang dikerjakan oleh pria madya yang berpindah ke pekerjaan lain
pada usia madya. Akibatnya, wanita usia lanjut merasa kurang puas dengan pekerjaannya dan
kurang merasa terganggu dengan tibanya masa pension ketimbang pria usia lanjut.
c. Sikap Terhadap Kerja

29

Sikap kerja sangat penting bagi semua tingkatan usia terutama pada usia lanjut karena sikap
kerja ini tidak hanya mempengaruhi kualitas kerja yang mereka lakukan tetapi juga sikapnya
terhadap masa pension yang akan datang. Pada masa usia lanjut, yang juga terjadi pada tingkat
usia lain selama masa rentan hidup masa dewasa, orang mempunyai alas an terhadap pekerjaan
yang diinginkan. Seperti yang di ungkapkan oleh havighurst, bahwa sikap terhadap kerja
merupakan dasar terhadap pekerjaan yang diinginkan yang secara garis besar dibedakan menjadi
2 karakter.
Pekerjaan yang memepunyai salah satu dari dua sikap terhadap jenis pekerjaan apapun.
Apabila mereka memiliki sikap memelihara masyarakat terhadap kerja, waktu luang mereka
lebih berharga daripada waktu kerja. Jikalau dilain pihak, mereka mempunyai sikap yang
melibatkan ego atau kepentingan pribadi, waktu untuk kerja jauh lebih berharga daripada waktu
luang.

d. Kondisi yang membatasi kesempatan kerja bagi pekerja usia lanjut.


Wajib pensiun.
Karena sebagian besarindustri, perusahaan, dan pemerintah mewajibkan pekrja pada usia
tertentu untuk pensiun, dari usia 60-70 tahun, mereka tidak mau merekrut pria atau wanita yang
mendekati usia wajib pensiun karena waktu tenaga dan biaya untuk melatih mereka sebelum
bekerja relative mahal.
Kebijakan perekrutan
Apabila bagian personalia perusahaan dan dipengang oleh pejabat yang masih muda.
Maka para usia lanjut sulit mendapat pekerjaan
Rencana pensiun

30

Adanya hubungan yang erat antara rencana pensiun yang ada pada perusahaan dan
industri, dengan kegagalan perusahaan untuk memanfaatkan para pekerja lebih dari usia
enampuluh lima tahun
Sikap social
Kepercayaan yang sudah tersebar luas berbubyi bahwa pekerja yang umurnya relative tua
mudah terkena kecelakaan, bahwa mereka itu kerja lamban ketimbang pekerja muda, dan bahwa
mereka pelu dilatih lagi agar dapat menggunakan tehnik-tehnik modern, merupakan penghalang
utama bagi perusahaan untuk memepekerjakan orang usia lanjut
Fluktasi dalam daur usaha
Apabila kondisi usaha suram, biasanya pekerja usia lanjutlah yang pertama kali harus
diberhentikan kemudian digantikan orang yang lebih muda apabila kondisi usaha sudah
membaik.

Jenis pekerjaan
Periode kerja bagi pekerja pada posisi eksekutif dibatasi oleh kebijaksanaan pensiun.
Pekerjaan yang terampil, setengah terampil dan tidak terampil menyadari bahwa kekuatan dan
kecepatan mereka berkurang dan mundur sejalan dengan usia dan akibatnya kegunaannya bagi
majikan juga berkurang. Hanya pekerjaan yang memiliki usaha sendiri dan pekerja profesional
yang dapat meneruskan pekerjaannya selama mereka ingin.
Jenis kelamin
Wanita pada umumnya lebih sulit untuk mempertahankan pekerjaannya ketimbang pria,
atau lebih sulit untuk mendapat pekerjaan yang baru pada waktu mereka semakin tua. Jenis
pekerjaan penggal waktu (part time jobs) dikantor atau toko dan pekerjaan domestik adalah
diantara sekian kesempatan kerja yang tersedia untuk wanita usia lanjut.
31

Seksualitas
Faktor umum yang mempengaruhi perilaku seksual paad masaa usia lanjut
Pola perilaku seksual pada masa lalu
Orang yang memperoleh kenikmatan dari perilaku seksual, dan mereka yang secara
seksual aktif selama masa awal-awal tahun perkawinannya, maka pada usia lanjut kegiatan
sosialnya akan terus lebih aktif dibanding mereka yang pada masa awal perniakhannay kurang
aktif,
Kesesuaian dengan pasangan hidup
Apabila hubungan anatara suami dan istri sangat dekat, yang dibentuk atas dasar
ketertarikan dan penghargaan secara timbal balik, maka keinginan untuk melakukan hubungan
seksual lebih besar dari pada keluarga yang hubungannya kaku.

Sikap sosial
Sikap sosial yang tidak menyenangkan dan pantas terhadap seks pada usia lanjut
membuat banyak pria dan wanita tua bahwa minat dan masalah seks bukan hanya tidak nikmat
tetapi bahkan juga dapat dirusakkan atau ternoda.
Status perkawinan
Orang yang menikah pada umumnya terus melanjutkan aktivitas seksualnya sampai masa
tuanya, bagi mereka yang membujang terus, atau cerai, atau ditinggal mati oleh pasangannya
biasanya kurang memiliki dorongan seksual yang cukup kuat untuk mencari pasangan baru.
Masalah non-seksual yang membebanisebelumnya

32

Beban dalam masalah keuangan, keluarga atau sebagainyacenderung memperlemah


masalah seksualnya, akibatnya merekan akan menjadi peminum, pemabuk, yang dianggap
sebagai jalan kelaur masalah menjadikanmelemahnya keinginna seksualnya.
Terlalu akrab
Karena suami dan istri selalu bersama dalam jangka waktu yang relatif lama, mak kondisi
seperti ini cenderung akan mematikan keinginan seksual pasangan tersebut di masa usia lanjut.
Impotensi
Banyak pria yang menemukan tiba-tiba dirinya impotensi pada satu kesempatam tertentu,
kemudia tanpa mempeduliaknnya mereka menarik diri dari aktivitas seksual untuk menghindari
perusakan-ego akan episode ketidak mampuan seksual.
Sebuah survai di Amerika Serikat yang menjaring 1.000 responden berusia 55 sampai 75
tahun menunjukkan bahwa masa pensiun membuat banyak keluarga di AS menjadi lebih
bahagia, stres jauh lebih berkurang, tetapi kehidupan seksual makin menurun.
Jajak pendapat yang diadakan AARP The Magazine dan kemudian dikutip msnbc.com
memperlihatkan, 96 persen responden mengaku kehidupan mereka kokoh harmonis bahkan lebih
kuat dari sebelumnya. Itu hampir 100 persen lho. Saya kira itu adalah salah satu statistik paling
mengejutkan yang pernah saya saksikan, terutama karena di situ terlihat orang-orang di usia
pensiun menjadi makin bijaksana untuk saling memahami kelemahan masing-masing, ungkap
Nancy Perry Graham, editor AARP The Magazine.
Yang lebih mengejutkan adalah 74 persen responden mengaku hidupnya menjadi lebih
bahagia justru ketika mereka pensiun, ketimbang semasa mereka masih bekerja. Mayoritas luas
mengaku lebih bahagia dan mayoritas lainnya menyebut hubungan mereka semakin kuat
sehingga semuanya sangat positif. Ini kabar besar untuk banyak orang dalam melihat hidupnya
ke depan, mengingat hidup orang-orang makin panjang. Kami tidak sedang membicarakan
tahun-tahun selama pensiun, melainkan dekade-dekade semasa pensiun, sambung Nancy.

33

Survai yang membidik pasangan-pasangan nikah yang baik salah seorang maupun
keduanya sudah pensiun ini menujukkan bahwa pasangan-pasangan bahagia ini menjadi lebih
suka melancong, makan di luar, berolahraga, berbakti sosial, menggeluti hobi dan makin kerap
berselancar di internet. egiatan hidup sehari-hari lainnya yang meningkat di masa pensiun adalah
merawat rumah, menonton televisi dan tidur.
Seks berkurang
Namun, di balik statistik-statistik naik itu, ada juga kecenderungan menurun, yaitu
hubungan seks di mana 22 persen responden mengaku kehidupan seksual berkurang di masa
pensiun.
Tetapi, para ahli kesehatan seperti Sallie Foley, Direktur Pusat Kesehatan Seksual pada
Universitas Michigan, menyebutkan penurunan itu tidak mengejutkan karena aktivitas seksual
memang bakal menurun di usia tua karena berbagai alasan khusus.Benar lho, orang banyak
yang salah sangka mengenai penuaan ini dan salah satu kekeliruaan itu adalah pendapat yang
mengatakan semakin tua orang menjadi semakin tidak menyukai seks. (Padahal) orang tetap
menyukai seks, kecuali mereka menghadapi dua faktor yaitu kesehatan dan depresi, kata Sallie.
Itu yang membuat kita mesti bertanya, apakah bekerja bisa menghindarkan depresi? tambah
Sallie.Untuk itu, Sallie menyarakan tiga langkah bagi mereka yang kehidupan seksualnya
menurun, yaitu jangan menunda pekerjaan, berolahraga, dan berkomunikasilah selalu di ranjang
meskipun tidak harus selalu dengan berhubungan seks.
Kembali ke hasil survai, lebih dari tigaperempat responden menyatakan romantisme
hubungan mereka sekokoh sebelum pensiun, sementara 12 persen mengaku menjadi lebih
romantis, dan 30 persen menjadi makin akur, tidak gampang bertengkar.Orang semakin
menyelami kelemahan dan kekuatan masing-masing. Mereka seperti berpacaran kembali,
menikmati kebersamaan mereka, mengerjakan banyak hal bersama-sama, seperti melancong atau
makan di luar bersama, kata Nancy.

21 % responden mengaku sering bertengkar selama masa pernikahannya, kemudian naik


menjadi 27 % ketika mereka mulai mempertanyakan masa depan keluarga mereka.

34

Survai itu juga menunjukkan wanita menjadi kelompok yang paling hirau dengan masa
depan keluarganya di mana 24 persen wanita ingin masa kerja yang lebih panjang karena mereka
takut kekurangan uang, kehilangan pekerjaan, menguapnya tunjangan kesehatan, atau merasa
bosan dan frustrasi ada di rumah terus.
2.19.

Perubahan Kognitif pada Dewasa Akhir

Isu mengenai penurunan intelektual selama tahun-tahun dewasa merupakan suatu hal
yang provokatif. Dalam buku yang berjudul Life Span Development: Perkembangan Masa
Hidup, oleh John W. Santrok (2002) menjelaskan ini lebih dalam. Weschler (1972), yang
mengembangkan skala intelegensi Weschler, menyimpulkan bahwa masa dewasa dicirikan
dengan penurunan intelektual karena adanya proses penuaan yang dialami setiap orang.
Namun ternyata isu ini lebih kompleks. Misalnya John Horn berfikir bahwa beberapa
kemampuan menurun sementara kemampuan lainnya tidak. Horn menyatakan bahwa kecerdasan
yang mengkristal (crystallized intelegence) yaitu sekumpulan informasi dan kemampuankemampuan verbal yang dimiliki individu meningkat seiring dengan usia, sedangkan kecerdasan
mengalir (fluid intelegence) yaitu kemampuan seseorang untuk berfikir abstrak, menurun secara
pasti sejak masa dewasa tengah.
Beberapa tokoh mempertanyakan tentang pernyataan yang diungkapkan oleh beberapa
ahli di atas. Menurut Paul Baltes dan K warner Schaei pernyataan ini mempunyai cacat karena
mereka mengumpulkan data secara lintas seksional. Dalam penelitian lintas seksional, individuindividu dari berbagai usia yang berbeda diuji pada saat yang sama.
Hal ini tentunya akan membuahkan hasil yang berbeda karena perbedaan masa tentunya juga
memiliki perbedaan sosio-ekonomi dan kesempatan memperoleh pendidikan. Kemungkinan
orang yang berumur 70 tahun tidak memiliki banyak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan
sehingga mempengaruhi hasil intelegnsinya.
A. Kecepatan Memproses, Mengingat, Dan Memecahkan Masalah

35

Sekarang telah diterima secara luas bahwa kecepatan memproses informasi mengalami
penurunan pada masa dewasa akhir. Ada juga beberapa bukti yang menunjukkan bahwa orangorang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam
ingatannya dan secara efektif menggunakan imajinasi mentalnya di dalam ingatan.
Meskipun kecepatan memproses informasi kita secara pelan-pelan menurun pada masa
dewasa akhir, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika penurunan
itu terjadi, hal ini tidak secara jelas menunjukkan pengaruhnya terhadap kehidupan kita di dalam
beberapa segi yang substansial.
Penggantian pengalaman mungkin bisa menjelaskan bagaimana orang-orang yang lebih tua
mempertahankan keterampilan-keterampilan mereka pada beberapa wilayah-wilayah kognitif,
diantaranya ingatan dan pemecahan masalah. Jika kita mengamati ingatan dan pemecahan
masalah di dalam dunia nyata, kita mungkin menemukan sedikit penurunan pada masa dewasa
akhir.

B. Pendidikan, Pekerjaan, dan Kesehatan


Pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan adalah tiga komponen yang paling berpengaruh
dalam fungsi kognitif dari orang-orang dewasa lanjut. Pada saat ini mereka telah memperoleh
pendidikan yang lebih baik. Pendidikan memiliki korelasi positif dengan skor-skor pada tes-tes
intelegensi. Orang-orang dewasa lanjut mungkin melanjutkan pendidikan untuk sejumlah alasan.
Pengalaman kerja menekankan pada orientasi kognitif. Peningkatan penekanan pada proses
informasi di dalam pekerjaannya mungkin mempertinggi kecakapan intelektual individu.
Sedangkan, kesehatan yang buruk berkaitan dengan tes-tes intelegensi pada masa dewasa akhir.
Olahraga terkait dengan perbaikan fungsi kognitif diantara orang-rang dewasa usia lanjut.
C. Fase Penurunan
Hipotesis fase penurunan (terminal drop hypotesis), yang menyatakan bahwa kematian
didahului oleh suatu pengurangan fungsi kognitif kira-kira pada suatu periode 5 tahun pertama

36

sebelum kematian. Jadi jarak dari kematian pada suatu populasi yang kemudian meninggal
seharusnya berkorelasi dengan kemampuan pada tes-tes fungsi kognitif yang diberikan pada
mereka sepanjang periode kritis 5 tahun.
Pada penelitian-penelitian yang membandingkan orang-orang dewasa lanjut dan dewasa
muda yang mungkin berada pada periode 5 tahun dari kematiannya. Penyakit-penyakit kronis
yang dialami orang-orang dewasa lanjut ini mungkin dapat menurunkan motivasi, kewaspadaan
serta energi untuk menunjukkan kompetensi mereka ketika menjalankan tes fungsi kognitif.
D. Kebijaksanaan
Kebijaksanaan merupakan pengetahuan seseorang ahli mengenai aspek-aspek praktis dari
kehidupan yang memungkinkan munculnya keputusan yang bermutu mengenai hal-hal yang
penting dalam kehidupan. Satu aspek dari kebijaksanaan yang terlihat meningkat saat orang
beranjak tua adalah ia menjadi lebih fleksibel di dalam mengubah dan mengakomodasi tujuantujuan hidup terhadap keadaan kehidupan yang baru dan kondisi-kondisi pribadi yang baru
(Brandstadter & Renner, 1990). Orang-orang dewasa lanjut seperti halnya mereka yang lebih
muda lebih cenderung mencari kepuasan dari pada mencari kesenangan yang sukar diperoleh
(Dittman-Kohli,1992)
E. Penalaran Mekanik Dan Penalaran Pragmatis
Penalaran mekanik merupakan perangkat keras dari pikiran dan merefleksikan rancangan
neurofisiologis dari otak yang berkembang secara evolutif. Pada tingkat operasional, penalaran
kognitif melibatkan kecepatan dan ketepatan memproses, termasuk masukan sensoris, ingatan
visual dan motorik, pembedaan, perbandingan, dan pengkategorisasian. Karena pengaruh yang
kuat dari faktor biologis, hereditas, dan kesehatan pada penalaran mekanik, maka penurunan
penalaran mekanik menjadi mungkin seiring dengan proses penuaan.
Sebaliknya penalaran pragmatis (cognitive pragmatis) merujuk pada dasar kultural
perangkat lunak dari pikiran. Pada tingkat operasional, penalran pragmatis termasuk
keterampilan membaca, menulis, berbahasa, kualifikasi pendidikan, keterampilan-ketrampilan

37

profesional, dan juga tipe-tipe pengetahuan mengenai diri dan keterampilan-ketrampilan hidup
yang membantu kita untuk menguasai dan mengatasi kehidupan.
Karena pengaruh yang kuat dari kebudayaan, terhadap penalaran pragmatis maka
peningkatan penalaran pragmatis pada usia lanjut menjadi mungkin. Penalaran ini akan tetap
meningkat pada usia lanjut meskipun dengan adanya penurunan pada penalaran mekanik.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang ditandai dengan
pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit
sesuai dengan umur kronologis dan mental ege-nya. Masa dewasa dini adalah masa awal
seseorang dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan
sosial baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya memerankan peran
ganda seperti peran sebagai suami/isteri dan peran dalam dunia kerja (berkarir).
Masa dewasa akhir memasuki lanjut usia merupakan periode akhir dalam rentang
kehidupan manusia di dunia ini. Banyak hal penting yang perlu diperhatikan guna
mempersiapkan memasuki masa lanjut usia dengan sebaik-baiknya. Kisaran usia yang ada pada
periode ini adalah enam puluh tahun ke atas. Ada beberapa orang yang sudah menginjak usia
38

enam puluh,tetapi tidak menampakkan gejala-gejala penuaan fisik maupun mental. Oleh karena
itu, usia 65 dianggap sebagai batas awal periode usia lanjut pada orang yang memiliki kondisi
hidup yang baik. Perubahan fisik yang dialami oleh dewasa akhir atau usia lanjut terjadi dengan
ditandai dengan menurunnya dan memburuknya fungsi dan keadaan fisik. Perubahan ini pasti
terjadi pada usia lanjut hanya saja berbeda untuk setiap individu.
Ada pebedaan perubahan individual yang menonjol sebagai akibat dari usia lanjut,
dengan penuaan yang bersifat fisik mendahului penuaan psikologis yang merupakan kejadian
yang bersifat umum. Perubahan fisik termasuk perubahan dalam penampilan, perubahan yang
berada pada sistem organ dalam, perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan pada sistem
syaraf, perubahan penampilan, dan kemampuan seksual. Perubahan yang bersifat sangat umum
terhadap kemampuan motorik, termasuk perubahan kekuatan fisik dan kecepatan dalam
bergerak, bertambahnya waktu yang diperlukan untuk belajar keterampilan, konsep dan prinsip
baru, dan ada kecenderungan sikapnya canggung dan kikuk. Sementara itu banyak hal- hal yang
menyebabkan perubahan kemampuan mental, kurangnya rangsangan lingkungan dan kurang
motivasi terhadap kesadaran mental yang ada untuk membedakan kondisi yang paling bersifat
umum dan paling serius.
3.2 Saran
Saran penulis dalam penyusunan Makalah berjudul Perkembangan Masa Dewasa Awal dan
Dewasa Akhir adalah sebagai berikut :
a.) Malasah pada tahap perkembangan masa dewasa awal dan masa dewasa akhir
dalam praktik kebidanan. Untuk mengatasinya pasti tidaklah mudah. Kita sebagai
calon bidan harus memberikan pelayanan yang maksimal dan baik agar tidak
terjadi penyimpangan pada masa dewasa awal dan akhir.
b.) Setiap mahasiswa diharapkan untuk membuka hati dan pikirannya dalam
memaknai pendidikan mengenai masa dewasa awal dan masa dewasa akhir agar
dapat menerapkan dalam aplikasi kebidanan.

39

DAFTAR PUSTAKA

Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga. 1980.


Monks,F.J., Knoers,A.M.P & Hadinoto S.R. 2001. Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam
Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Hurlock,E.B.1993. Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan
(edisi kelima). Jakarta: Erlangga.
Santrock.2007. Perkembangan Anak.Jilid 1.Jakarta: Erlangga
Santrock.2002. Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Mappiare, Andi. 1983. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Julius dkk. 1989. Melangkah Menuju Kedewasaan. Yogyakarta: Kanisius
Ayu, Ida. Jurnal: Perbedaan Sikap Terhadap Perilaku Seks Maya Berdasarkan Jenis Kelamin
pada Dewasa Awal. Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma: dayu_sarasvaty@yahoo.com
Qalbinur. Periodesasi Perkembangan Masa Dewasa Awal. http//qalbinur.wordpress/2009/03/27.
Hubungan Sikap terhadap Penundaan Usia Perkawinan dengan Intensi Penundaan Usia
Perkawinan :http/www.averroes.or.id / 2009/03/21
40

Nurul. Dewasa Dini.http/www.nurul.or.id/2009/02/23


Sari Dewi, Ika. 2006.Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja. Medan:
Jurusan Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Jurnal Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni 2005
Jurnal Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Desember 2005
[1] Dikutif dari Psikologi Orang Dewasaoleh Andi Mappiare, hal 20 dan Psikologi
Perkembangan oleh Elizabeth E. Hurlock. Hal 246-252
[2] Ida Ayu Putri. Perbedaaan sikap terhadap perilaku seks maya berdasarkan jenis kelamin pada
dewasa awal. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma dayu_sarasvaty@yahoo.com.
[3] Jurnal. Hubungan Sikap Terhadap Penundaan Perkawinan Dengan Intensi Penundaan Usia
Perkawinan. http//www.averroes.or.id.(03.12.2009)
[4] Dalam jurnal Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja. Ika Sari Dewi.
2006: USU
[5] Jurnal. Kemandirian Mahasiswi UIN Suska Riau Ditinjau dari Ksetaraan Gender. Oleh
Hirmaningsih, S.Psi. Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni 2005
[6] Ibid. Perkembangan Identitas Diri dalam Area Agama pada Remaja Akhir.Oleh Mukhlis.
Fakultas Psikoogi UIN Suska Riau. Volume 1, Nomor 2, Desember 2005
[7] Ibid. Hubungan Antara Sikap Terhadap Aspek Kehalalan dengan perilaku Membeli produk
Makanan dan Minuman Halal pada Mahasiswa Fakultas Syariah IAIN SUSQA Pekanbaru. Oleh
Reni Susanti dkk, Fakultas Psikologi UIN Suka Riau. Volume 1, Nomor 1, Juni 2005
[8] Dalam jurnal.Ibid.
[9] Dalam Op Cit. hal 31-32
[10] Op Cit. Hal 36
http://www.psychologymania.com/2010/01/psikologi-perkembangan-dewasa-awal.html
Santrock, John W., 1995, Life-Span Development, Jakarta: Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B., 1980, A Life-Span Approach, Jakarta: Erlangga
Zahrotun. Suralaga, Fadhilah. Idriyani, Natris. 2006. Psikologi Perkembangan Tinjauan
Psikologi Barat dan Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press
41

http://www.masbow.com/2010/09/perkembangan-dewasa-akhir.html

42

Anda mungkin juga menyukai