Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STUDI HADIS

ULUMUL HADIS
DOSEN PEMBIMBING:
AHMAD RIYADI, S.Sy

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2:
 M.ADJIE YOANDA
 NUR ASILA ZIAD
 HARDIANA SAPUTRA

INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA


STUDI HADIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
kami karunia nikmat dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini, dan terus dapat menimba ilmu di Institut Agama Islam
Nusantara.

Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah
Studi Hadis.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang kami pelajari,
agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa
dan negara.

Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat


kekurangan dan kelemahan, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat
berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya membangun apabila
terdapat kesalahan.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,


khususnya bagi saya sendiri umumnya para pembaca makalah ini.

Terima kasih, wassalamu’ alaikum.


Batang Hari, 23 september 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................

KATA PENGANTAR........................................................

DAFTAR ISI....................................................................

BAB 1.............................................................................

PENDAHULUAN..........................................................

A.LATAR BELAKANG MASALAH................................


B.RUMUSAN MASALAH..............................................
C.TUJUAN..................................................................

BAB 2.............................................................................

PEMBAHASAN............................................................

A.ULUMUL HADIS.....................................................
1. PENGERTIAN ILMU HADIS RIWAYAT dan
DARIYAH............................................................
2. CABANG-CABANG ILMU HADIS........................

BAB 3.............................................................................

PENUTUPAN............................................................

A.KESIMPULAN...............................................
DAFTAR PUSTAKA........................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Hadis adalah segala yang dinisbatkan kepada Nabi SAW.baik perkataan,
perbuatan, maupun keizinannya. Menurut Muhadditsin, khabar identik dengan
hadis. Sekalipun ada segolongan yang mengkhususkan khabar yang selain
hadis seperti sejarah.Adapun Atsar ialah segala yang dinisbatkan kepada
sahabat Rasul.Sebagian ulama berpendapat bahwa Atsar adalah periwayatan
secara mutlak dari Rasulullah SAW.atau sahabat.

Hadis dalam sejarah kodifikasinya, tidak terjaga sebagaimana al-Qur’an


berbagai macam kesalahan, penyimpangan, dan pemalsuan, walaupun sejarah
penulisan hadis secara individual telah ada pada masa awal Islam, semasa
Hadis dalam sejarah kodifikasinya, tidak terjaga sebagaimana al-Qur’an
berbagai macam kesalahan, penyimpangan, dan pemalsuan, walaupun sejarah
penulisan hadis secara individual telah ada pada masa awal Islam, semasa
Rasulullah SAW.masih hidup, dan ditulis secara resmi dan massal pada abad
kedua hijriyah atas perintah khalifah Umar bin Abdul Aziz.

Terbukti dalam sejarah, ketika pergolakan politik dan perebutan


kepentingan muncul, diketahui banyak beredar hadis-hadis palsu. Atas dasar
motivasi ini dan beberapa motivasi lain mendorong para ulama hadis
mengadakan penelitian, baik dari segi sanad maupun matan hadis, walaupun
kritik sanad lebih banyak ditemukan. Dengan adanya kritik ini pula klasifikasi
hadis menjadi sahih, hasan , dan dha’if mulai diidentifikasikan. Dua kategori
pertama – hadis sahih dan hasan-, disepakati sah dalam pembentukan dan
penetapan hukum.Berbeda dengan hadis dha’if yang terdapat kontroversi di
antara ulama hadis.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa pengertian Ilmu Hadis Riwayah dan Dariyah
2) Apa saja cabang-cabang Ilmu Hadis

C. TUJUAN
1) Mengetahui pengertian Ilmu Hadis Riwayah dan Dariyah
2) Mengetahui cabang-cabang Ilmu Hadis
BAB 2
PEMBAHASAN

A. ULUMUL HADIS

1. Ilmu Hadis Dirayah dan Riwayah


Ulumul Hadis adalah istilah ilmu hadis di dalam tradisi
ulama hadis. Ulumul hadis terdiri atas dua kata, yaitu ‘ulum dan
Al-hadist. Kata ‘ulum dalam bahasa arab merupakan jamak dari
kata ‘ilm yang berarti “ilmu-ilmu” sedangkan al-hadist di kalangan
Ulama Hadis adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada
nabi SAW dari perbuatan, perkataan, taqir, atau sifat. Dengan
demikian, gabungan dari dua kata tersebut mengandung
pengertian ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan
hadis-nabi-SAW. Sedangkan menurut Prof. Dr. T.M Hasbi Ash-
Shiddiqy menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan “Ilmu
Hadits  ialah “ilmu yang berpautan dengan hadits.” Definisi ini
beeliau kemukakan, mengingat ilmu yang bersangkut paut
dengan-hadits-itubanyakmacamnya.

Pada mulanya, ilmu-ilmu hadis memenag merupakan


beberapa ilmu yang masing-masing berdiri sendiri, yang
berbicara tentang Hadist nabi Saw dan para perawinya, seperti
ilmu al-Hadist al-Shahih, ilmu al-mursal, ilmu al-asma wa al-kuna,
dan lain-lain. Penulisan ilmu-limu hadist secara parsial dilakukan,
khusunya, oleh para ulama abad ke-3 H.

Ilmu-ilmu yang terpisah dan bersifat parsial tersebut disebut


dengan ulumul hadist, karena masing-masing membicarakan
tentang hadist dan perawinya. Akan tetapi, pada masa
berikutnya, ilmu-ilmuyang terpisah itu mulai digabungkan dan
dijadikan satu, serta selanjutnya, dipandang sebagai satu disiplin
ilmu yang berdiri sendiri. Terhadap ilmu yang sudah digabungkan
dan menjadi satu kesatuan tersebut tetap dipergunakan nama
ulumul hadist, sebagaimana halnya sebelum disatukan. Jadi,
penggunaan lafaz jamak ulumul hadist, setelah mengandung
makna mufrad atau tunggal, yaitu ilmu hadist, karena telah terjadi
makna perubahan makna lafaz tersebut dari maknanya yang
pertama “beberapa ilmu yang terpisah” menjadi nama dari suatu
disiplin ilmu yang khusus, yang nama lainnya adalah Mushthalah
al-Hadist.
Ilmu Hadits Dirayah

Yang dimasud dengan ilmu Hadist Dirayah adalah ilmu yang


mempelajari tentang kaidah-kaidah untuk mengetahui hal ihwal
sanad, matan, cara-cara menerima dan menyampaikan Hadist,
sifat-sifat-Rawi&sebagainya. Dari penjelasan diatas maka dapat
disimpulkan, bahwa yang menjadi objek pembahasan ilmu hadist
Dirayah ini ialah keadaan matan, sanad dan rawi hadist.
Sedangkan tujuan utama mempelajari Ilmu Hadist Dirayah ini
ialah: untuk mengetahui dan menetapkan tentang maqbul (dapat
diterima) dan mardudnya (tertolaknya) suatu hadist Nabi saw.
Dengan demikian, ilmu Hadist Dirayah merupakan mizan (neraca)
yang harus dipergunakan untuk menghadapi ilmu hadist Riwayah.
Menurut Prof. Hasbi, bahwa ilmu hadist Dirayah ini, pada zaman
Muaqaddimin dinamai dengan “Ulumul Hadits” dan pada masa
yang akhir ini dimasyhurkan dengan nama ‘Ilmu Musthalah”
Ilmu Hadits Riwayah

Jumhur ulama memberikan batasan tentang definisi Ilmu


Hadits Riwayah, adalah Suatu Ilmu untuk mengetahui sabda-
sabda Nabi, perbuatan-perbuatan Nabi, taqrir-taqrir Nabi, dan
sifat-sifat beliau. Dengan kata lain, Ilmu Hadits Riwayah ialah ilmu
yang membahas segala sesuatu yang datang dari nabi, baik
sabdanya,perbuatannya,taqrirnya&sebagainya.
Dalam ilmu ini tidak dibahas tentang kejanggalan-kejanggalan
atau cacatnya matan hadits, tidak dibicarakan juga tentang
apakah sanadnya bersambung atau tidak, rawinya adil atau tidak.
Dengan demikian yang menjadi objek pembahasan dari ilmu
Hadits Riwayah ini adalah, pribadi Nabi dari segi sabdanya,
perbuatannya,taqrirnya&sifat-sifatnya.Tujuan uatama mempelajari
Ilmu Hadits Riwayah ini ialah untuk mengetahui segala yang
berpautan dengan pribadi nabi dalam usaha memahami dan
mengamalkan ajaran beliau guna memperoleh kemenangan dan
kebahagiaan-hidup-di-dunia&diakhirat.Sejarah-karakteristik
pertumbuhan, pembentukan dan penghimpunan ulumul hadis
Pertumbuhan ilmu hadits selalu mengiringi pertumbuhan hadits
itu sendiri. Pertumbuhan secara etimologi diartikan hal keadaan
tumbuh, diperkembangan. Sedangkan pembentukan dapat
diartikan proses, cara, perbuatan membentuk. Dan
penghimpunan diartikan sebagai proses,cara, pembuatan
menghimpun.

Jadi, pertumbuhan ilmu hadis diartikan sebagai


perkembangan ilmu hadits mulai dari perintisannya dari tumbuh
hingga perkembangnya hingga masa sekarang. Sedangkan
pembentukan dan penghimpunan ilmu hadis adalah usaha,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdayaguna
terhadap ilmu-ilmu hadits mulai cikal bakalnya hingga hadits bisa
menjadi sebuah disiplin ilmu yang berdiri sendiri, sitematis, luas
dan-lengkap-bahasannya.

ilmu hadis secara garis besar dibagi menjadi dua disiplin


limu yaitu ilmu hadis riwayah dan ilmu hadis diroyah
Pembedaan di sini perlu dilakukan karena bahwasanya
munculnya disiplin ilmu hadis dirayah tidaklah sama waktu dan
pencetusnya. Ilmu Hadis Riwayah, yang selanjutnya disingkat
IHR, dipelopori oleh Muhammad bin Syihab Az Zuhry (51 – 124
H). Ia adalah orang pertama yang menghimpun hadits Nabi SAW
atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Aziz (Umar II, memerintah
tahun:99102H/717720M).

Sedangkan,IlmUHadistDiroyah(IHD)/Ilmu Mustholah
Hadits/Ilmu Ushul Hadits/Ushul al-Riwayah dipelopori oleh Al
Qadli Abu Muhammad Al Hasan bin Abdurrahman bin Khalad Ar
Ramahurzuri(w.360H).
Pada dasarnya pertumbuhan, pembentukan, dan
penghimpunan ilmu hadis dari masa ke masa banyak di
pengaruhi kondisi sosial dan politik pada masanya. Secara jelas
sejarah telah mengungkap hal tersebut. Pada zaman Nabi SAW
di rasa kurang begitu mendesak/perlu adanya ilmu hadits. Pada
zaman sahabat juga sama. Baru pada zaman tabi`in, dengan
adanya persoalan politik, maka secara otomatis penghimpunan
ilmu hadits perlu dilakukan sebagai bentuk penyelamatan hadits
itu sendiri. Begitu juga masa sesudahnya, penghimpunan hadits
juga banyak dipengaruhi kondisi sosial budaya dan politik serta
kebutuhan umat islam sendiri akan ilmu hadits.
Menurut sementara ulama ilmu hadits, pertumbuhan ilmu hadits
dibagi menjadi 5 masa/periode dengan karakteristik yang
menyertainya. Kelima periode itu adalah periode Rasulullah SAW,
periode Sahabat, periode Tabi’in, periode Tabi’ Tabi’in, dan
periode setelah Tabi’ tabi’in (abad 4 H).

2. Cabang-cabang ilmu hadis


Ilmu dan kaidah hadis tentang rawi dan sanad.
Ilmu-Rijal-Al-Hadist-Adalah ilmu yang membahas para perawi
hadist baik dari sahabat, tabii’in, maupun angkatan-angkatan
sesudahnya. Yaitu ilmu yang mempelajari tentang tokoh atau
orang yang membawa hadis, semenjak dari nabi sampai dengan
periwayat terakhir (penulis kitab hadis). Hal yang terpenting di
dalam Ilmu rijal al-hadis adalah sejarah kehidupan para tokoh
tersebut, meliputi masa kelahiran dan wafat mereka, negeri asal,
negeri mana saja tokoh-tokoh itu mengembara dan dalam jangka
berapa lama, kepada siapa saja mereka memperoleh hadis dan
kepada siapa saja mereka menyampaikan hadis. Kitab-kitab yang
disusun dalam ilmu ini banyak ragamnya ada yang hanya
menerangkang riwayat-riwayat ringkas dari para sahabat saja,
ada yang menerangkan riwayat umum para perawi, ada yang
menerangkan perawi-perawi yang dipercayai saja, ada yang
menerangkan riwayat-riwayat para perawi yang lemah-lemah
atau para mudallis atau para pembuat hadist maudhu.

Ilmu Jarh Wa At-Ta’dil Adalah ilmu tentang hal ihwal para


rawi dalam hal mencatat keaibannya dan menguji keadilannya.
Ta’dil artinya menganggap adil seorang rawi yakni memui rawi
dengan sifat-sifat yang membawa maqbulnya riwayat. Adapun al
jahr atu tajrih artinya mencacatkan, yakni menuturkan sebab-
sebab keaiban rawi. Ilmu ini berkaitan dengan hal-hal seperti
bid’ah (i’tikad berlawanan dengan dasar syariat), mukhalafah
( perlawanan sifat adil dan dhabith), gholath (kesalahan),
jahalahal-hal (tidak diketahui identitasnya), da’wa al-inqitha’
(mendakwa terputusnya sanad). Kaidah tajrih ada dua macam:
Naqd khariji yaitu kritik eksternal, yakni tentang cara dan sahnya
riwayat&tentang-kepastian-rawi.

Naqd dakhili yaitu kritik internal, yakni tentang makna hadis


&syarat-keshahihannya. Adapun syarat-syarat pentajrih dan
penta’dil adalah berilmu, taqwa, wara’, jujur, menjauhi fanatik
golongan, mengetahui sebab-sebab ta’dil dan tajrih (mufassar).
Ilmu-dan-kaidah-tentang-matan.
IlmuGharib~al-hadist Adalah ilmu yang menerangkan makna
kalimat yang terdapat dalam matan hadist yang sukar di ketahui
maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum. Yang dibahas
oleh ilmu ini adalah lafadz yang musykil dan susunan kalimat
sukar dipahami, tujuannya untuk menghindarkan penafsiran
menduga-duga. Pada masa tabi’in dan abad pertama hijriyah
bahasa arab yang tinggi mulai tidak dipahami oleh umum hanya
diketahui secara terbatas. Maka orang yang ahli mengumpulkan
kata-kata yang tidak dapat dipahami oleh umum tersebut dan
kata-kata yang kurang terpakai dalam pergaulan sehari-hari.
Adapun beberapa upaya para ulama muhaditsin untuk
menafsirkan keghariban matan hadis, antara lain:
Mencari dan menelaah hadist yang sanadnya berlainan dengan
yang`bermatan`gharib Memperhatikan penjelasan dari sahabat
yang meriwayatkan hadist atau sahabat lain yang tidak
meriwayatkannya Memperhatikan penjelasan dari rawi selain
sahabat.

Ilmu asbab wurud al-hadist dan tawarikh al-mutun.


Asbab adalah jama’ dari kata masdar sabab yang dalam bahada
berarti sama dengan kata an-nabl artinya tali atau berarti saluran,
maksudnya ialah segala sesuatu yang menghubungkan dengan
benda lain sedang dalam istilah ialah segala sesuatu yang
mengantarka pada tujuan. Atau dapat di definisikan sebagai
suatu jalan menuju terbentuknya suatu hukum itu sendiri.
Sedangkan kata “wurud” artinya sampai, muncul atau mengalir
seperti ucapan yang berarti ”air yang memancar atau air yang
mengalir”. Jadi asbabul wurud al-hadist ialah sesuatu yang
membatasi arti dari suatu hadist baik yang berkaitan dengan arti
umum atau khusus, muqayyad, atau muthlaq, dinasakh atau
seterusnya. Dengan demikian ilmu asbabul wurud al-hadist
menurut istilah adalah suatu ilmu yang membahas masalah
sebab-sebab nabi saw menyampaikan sabdanya pada saat
beliau menuturkannya. Sedang tata cara untuk mengetahui
sebab-sebab lahirnya hadist hanya bisa diketahui dengan
periwayatan.

Ilmu`nasikh`wa`al-mansukh Ta’rif ilmu nasikh wa al-mansukh


adalah ilmu-ilmu yang membahas hadis-hadis yang bertentangan
dan tidak mungkin diambil jalan tengah. Hukum hadis yang satu
menghapus (menasikh) dan hukum hadis yang lain (mansukh).
Yang datang dahulu disebut mansukh dan yang muncul
belakangan dinamakan nasikh. Nasikh inilah yang berlaku
selanjutnya.

Ilmu dan kaidah tentang sanad dan matan.


Ilmu‘ilal-al-hadist Adalah ilmu yang menerangkan sebab-sebab
yang tersembunyi, tidak nyata yang dapat merusakkan hadits.
Jadi Ilmu Ilal Al-Hadist adalah ilmu yang membahas tentang
suatu illat yang dapat mencacatkan kesahihan hadist.

Ilmu`Fan`al-Mubhamat Adalah ilmu untuk mengetahui nama


orang-orang yang tidak disebut di dalam atan atau di dalam
sanad.

Ilmu`At-Tashif`Wa`At-Tahrif Ilmu Tashhif wa al-Tahrif adalah:


“Ilmu yang menerangkan Hadis-hadis yang sudah diubah titiknya
(musahhaf) dan bentuknya (muharraf)”. Diantara kitab ilmu ini
adalah kitab: al-Tashhif wa al-Tahrif, susunan al-Daruquthni (358
H) dan Abu Ahmad al-Askari (283 H).
BAB 3

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Ilmu Hadits adalah ilmu yang membahas atau berkaitan dengan


Nabi SAW. Perintis pertama Ilmu Hadits adalah Al Qadi Abu
Muhammad Ar-Ramahurmuzy. Pada mulanya, Ilmu Hadits
merupakan beberapa ilmu yang masing-masing berdiri sendiri,
ilmu-ilmu yang terpisah dan bersifat parsial tersebut disebut
dengan Ulumul Hadits, karena masing-masing membicarakan
tentang hadits dan para perawinya. Akan tetapi pada masa
berikutnya ilmu-ilmu itu digabungkan dan dijadikan satu serta
tetap menggunakan nama Ulumul Hadits.
DAFTAR PUSTAKA

Rofiq Nurhadi, http;//uin-suka.info/ejurnal

Rumtianing, http://noexs.blogspot.com

Rumtianing, Irma dan Khusniatin Rofi‘ah,http:


//noexs.blogspot,com/2009/11/ sejarah-perkemanganhadits-pada-
masa-pra.html

Haris Nugroho,
http//www.hadielislam.com/indo/syubhat/hadishadis-nabi/442-
menjawab-syubhat-hadis-tidak-pernahditulis-pada-masa-nabi.html,

http://www.library.usu.ac.id/download/fs/arab-nasrah7.pdf

Anda mungkin juga menyukai