Anda di halaman 1dari 12

PENGERTIAN, SEJARAH PERKEMBANGAN

DAN CABANG-CABANG ILMU HADISS

Makalah

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Ulumul Hadis” program studi Hukum Keluarga islam

Oleh :

RISWAR
NIM. 742302023056

MIFTAHULKAIR
NIM.742302023054

SULTAN
NIM.742302023055

Dosen pengampu:
Wildana, S.Pd.I., M.Pd.I

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM ISLAM
ISTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian
Sejarah Perkembangan Dan Cabang-Cabang Ilmu Hadis". Makalah “ Pengertian
Sejarah Perkembangan Dan Cabang-Cabang Ilmu Hadis” disusun guna memenuhi
tugas pada mata kuliah Ulumul Hadis. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Hadis.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku


Dosen Mata Kuliah Ulumul Hadis. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu .

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Watampone, 26 oktober 2023

penulis

DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG........................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................1

C. TUJUAN PENULISAN......................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

A. Pengertian Ulumul Hadis...................................................................................................2

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits................................................................................2

C. Cabang-cabang Ilmu Hadist..............................................................................................3

BAB III............................................................................................................................................6

PENUTUP.......................................................................................................................................6

A. KESIMPULAN...................................................................................................................6

B. SARAN.................................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada dasarnya Ulumul Hadis telah lahir sejak dimulainya periwayatan Hadis

di dalam Islam, terutama setelah Rasul Saw. wafat, ketika umat merasakan

perlunya menghimpun Hadis-Hadis Rasul dikarenakan adanya kekhawatiran

Hadis-Hadis tersebut akan hilang atau lenyap. Para sahabat mulai giat melakukan

pencatatan dan periwayatan Hadis, mereka mempergunakan kaidah-kaidah dan

metode-metode tertentu dalam menerima Hadis, namun mereka belumlah

menuliskan kaidah-kaidah tersebut. Secara umum, dapat dikatakan bahwa Ulumul

Hadis ialah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang ada sangkut-pautnya

dengan Hadis Rasul. Ilmu ini dapat memberikan penilaian apakah suatu Hadis

memenuhi kriteria untuk dapat diterima atau tidak memenuhi syarat sehingga

harus ditolak.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu Ulumul Hadis?

2. Bagaimana sejarah perkembangan Ilmu Hadis?

3. Apa saja cabang-cabang Ilmu Hadis?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu Ulumul Hadis

2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan Ilmu Hadis

3. Untuk mengetahui cabang-cabang Ilmu Hadis

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ulumul Hadis

Ulumul Hadits adalah istilah ilmu hadits di dalam tradisi Ulama Hadits (arabnya :

‘Ulum al-Hadits). Dari segi bahasa ilmu hadist terdiri dari dua kata yakni ilmu dan

hadist, secara sederhana ilmu artinya pengetahuan, knowledgr, dan science,

sedangkan hadist secara etimologis, hadist memiliki makna jadid, qorib, dan khabar.

Adapun pengertiannya sebagai berikut:

a. Jadid, lawan qadim: yang baru (jamaknya hidast, hudatsa, dan huduts);

b. Qorib: yang dekat, yang bekum lama terjadi;

c. Khabar: warta, yakni: sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang

yang lain (Hasbi Asshiddiqy, 1980 : 20)

Adapun pengertian hadist secara terminologis menurut Ahli Hadist:

‫َاْقَو اُلُه َص َّلي ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو َاَفَع اله َو َأْح َو اُلُه‬

“Segala ucapan, segala perbuatan dan segala keadaan atau perilaku Nabi SAW”

(Mahmud Thahan, 1978 : 155)

Dengan demikian Ulumul Hadits adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan

dengan hadits Nabi SAW. Para ulama ahli hadist banyak yang memberikan definisi

ilmu hadist, di antaranya Ibnu Hajar Al-Asqalani:

‫اْلَقَو اِع د الُمَع ِر َفُة ِبَح اِل الَّراِو ي َو اْلَم ْر ِو ٌي‬

2
“Kaidah-kaidah yang mengetahui keadaan perawi dan yang diriwayatkan”

Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa ilmu hadist adalah ilmu yang

membicarakan tentang keadaan atau sifat para perawi dan yang diriwayatkan.

Ilmu hadits yakni ilmu yang berpautan dengan hadits. Apabila dilihat kepada garis

besarnya, Ilmu Hadits terbagi menjadi dua macam. Pertama, Ilmu Hadits Riwayat

(riwayah). Kedua, Ilmu Hadits Dirayat (dirayah).

B. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadits

Pada mulanya, Ilmu Hadits memang merupakan beberapa ilmu yang masing-

masing berdiri sendiri, yang berbicara tentang Hadits Nabi SAW dan para perawinya,

seperti Ilmu Hadits al-Shahih, Ilmu al-Mursal, Ilmu al-Asma’ wa al-Kuna, dan lain-

lain. Penulisan Ilmu-Ilmu Hadits secara parsial dilakukan, khususnya oleh para ulama

abad ke-3 H. Umpamanya, Yahya ibnu Ma’in (234 H/848 M) menulis Tarikh al-

Rijal, Muhammad ibn Sa’ad (230 H/844 M) menulis Al-‘Ilal dan Al-Kuna, Muslim

(261 H/875 M) menulis kitab al- Asma’ wa al-Kuna, Kitab al- Thabaqat dan kitab al-

‘Ilal dan lain-lain.

Ilmu-ilmu yang terpisah dan bersifat parsial tersebut disebut dengan Ulumul

Hadits, karena masing-masing membicarakan tentang hadits dan perawinya. Akan

tetapi, pada masa berikutnya, ilmu-ilmu yang terpisah itu mulai digabungkan dan

dijadikan satu, serta selanjutnya, dipandang sebagai satu disiplin ilmu yang berdiri

sendiri.

Terhadap ilmu yang sudah digabungkan dan menjadi satu kesatuan tersebut tetap

dipergunakan nama Ulumul Hadits, sebagaimanahalnya sebelum disatukan. Jadi

3
penggunaan lafaz jama’ Ulumul Hadits, setelah keadaannya menjadi satu, adalah

mengandung makna mufrad atau tunggal, yaitu Ulumul Hadits, karena telah terjadi

perubahan makna lafaz tersebut dari maknanya yang pertama –beberapa ilmu yang

terpisah- menjadi nama dari suatu disiplin ilmu yang khusus, yang nama lainnya

adalah Mushthalah Hadits. Para ulama yang menggunakan nama Ulum al-hadits,

diataranya adalah Imam al-Hakim al-Naisaburi (405 H/1014 M), Ibnu al-Shalah (643

H/1246 M), dan ulama kontemporer seperti Zhafar Ahmad ibn Lathif al-Utsmani al-

Thawani (1394 H/1974 M) dan Subhi al-Shalih. Sementara itu, beberapa ulama yang

datang setelah Ibn al-Shalah, seperti al-‘Iraqi (806 H/1403 M) dan al-Suyuthi (911

H/1505 M), menggunakan lafaz mufrad, yaitu Ilmu al-Hadits, di dalam berbagai

karya mereka..

C. Cabang-cabang Ilmu Hadist

a. Ilmu Rijal al-Hadits

‫ِع ْلُم ُيْبَح ُث ِفْيِه َع ْن ُر َو اٍة اْلَحِد ْيِث ِم َن الَّص َح ا َبِة َو الَّتا ِبِع ْيَنا َو َم ْن َبْعَدا ُهْم‬

“Ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi’in, maupun dari

angkatan-angkatan sesudahnya.”

b. Ilmu Jarh wa at-ta’dil

‫ِع ْلٌم ُيْبَح ُث ِفْيِه َع ْن َج ْر ِح الَّر َو اِة َو َتْع ِد ْيِلِه ْم ِبَا ْلَفاٍظ ُم ْخ ُصْو َصٍة َو َع ْن َم َر ا ِتِب ِتْلَك ْاَألْلَفاِظ‬

“ Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan para perawi dan

tentang penta’dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata

yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu.”

4
c. Ilmu Fann al-Mubhamat

‫ِع ْلٌم ُيْع َر ُف ِبِه اْلُم ْبَهُم اَّلِذ ى َو َقَع ِفى اْلَم ْتِن َاْو ِفى الَّسَنِد‬

“Ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di

dalam sanad.”

d. Ilmu Tashhif wa at-Tahrif

‫ِع ْلٌم ُيْع َر ُف ِبِه َم ا َص ِّحَف ِم َن ْاَالَح اِد ْيِث َو َم ا ُحِّرَف ِم ْنَها‬

”Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah diubah titiknya (yang dinamai

Mushahaf) dan bentuknya yang dinamai Muharraf.”

e. Ilmu ‘Ilal al-Hadits

‫ِع ْلٌم ُيْبَح ُث ِفْيِه َع ْن َاْس َبا ِب َغا ِمَضٍة َخ ِفَّيٍة َخ اِدَجٍة ِفى ِص َّح ِة اْلَحِد ْيِث‬

“Ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang tersembunyi, tidak nyata, yang dapat

merusak hadits.”

f. Ilmu Gharib al-Hadits

‫ِع ْلٌم ُيْع َر ُف ِبِه َم ْعَنى َم ا َو َقَع ِفى ُم ُتْو ِن ْاَالَح اِد ْيِث ِم َن ْاَال ْلَفاِظ ْالَعَر ِبَيِة َع ْن َاْذ َها ِن اَّلِذ ْيَن َبْع َد َع ْهِدِهْم ِبا ْلَعَر ِبَيِة اْلَخ ا‬

‫ِلَصِة‬

”Ilmu yang menerangkan makna kalimat-kalimat yang terdapat dalam matan hadits

yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.”

g. Ilmu Nasikh wa al-Mansukh

5
‫ِع ْلٌم ُيْبَح ُث ِفْيِه َع ِن الَّنا ِس ِخ َو اْلَم ْنُسْو ِخ ِم َن ْاَال َح ا ِد ْيِث‬

“ Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah di mansuhkan dan yang

menashihkannya.”

h. Ilmu Asbab Wurud al-Hadits

‫ِع ْلٌم ُيْعُر ُف ِبِه الَّسَبُب اَّلِذ ى َو َر َد َاِلْج ِلِه اْلَحِد ْيُث َو الَّز َم ا ُن اَّلِذ ى َج اَء ِفْيِه‬

“Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menuturkan sabdanya dan masa-masanya

nabi menuturkan itu.”

i. Ilmu Talfiq al-Hadits

‫ِع ْلٌم ُيْبَح ُث ِفْيِه َع ِن الَّتْو ِفْيِق َبْيَن ْاَالَح اِد ْيِث اْلُم َتَنا ِقَضِة َظا ِهًرا‬

“Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara hadits-hadits yang

berlawanan zhahirnya.”

j. Ilmu Musthalah Ahli Hadits

‫ِع ْلٌم ُيْبَح ُث ِفْيِه َع َّم ا َاْص َطَلَح َع َلْيِه اْلُمَحِد ُثْو َن َو َتَع اَر ُفْو ُه ِفْيَم ا َبْيَنُهْم‬

“Ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-

ahli hadits)”

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ulumul hadist adalah ilmu yang membicarakan tentang keadaan atau sifat

para perawi dan yang diriwayatkan.

2. Pada mulanya, Ilmu Hadits memang merupakan beberapa ilmu yang

masing-masing berdiri sendiri, yang berbicara tentang Hadits Nabi SAW

dan para perawinya, seperti Ilmu Hadits al-Shahih, Ilmu al-Mursal, Ilmu

al-Asma’ wa al-Kuna, dan lain-lain. Ilmu-ilmu yang terpisah dan bersifat

parsial tersebut disebut dengan Ulumul Hadits, karena masing-masing

membicarakan tentang hadits dan perawinya. Akan tetapi, pada masa

berikutnya, ilmu-ilmu yang terpisah itu mulai digabungkan dan dijadikan

satu, serta selanjutnya, dipandang sebagai satu disiplin ilmu yang berdiri

sendiri. Terhadap ilmu yang sudah digabungkan dan menjadi satu

kesatuan tersebut tetap dipergunakan nama Ulumul Hadits,

sebagaimanahalnya sebelum disatukan. Jadi penggunaan lafaz jama’

Ulumul Hadits, setelah keadaannya menjadi satu, adalah mengandung

makna mufrad atau tunggal, yaitu Ulumul Hadits, karena telah terjadi

perubahan makna lafaz tersebut dari maknanya yang pertama –beberapa

ilmu yang terpisah- menjadi nama dari suatu disiplin ilmu yang khusus,

yang nama lainnya adalah Mushthalah Hadits.

3. Cabang-cabang Ilmu Hadist terdiri dari Ilmu Rijal al-Hadits, Ilmu Jarh wa

at-ta’dil, Ilmu Fann al-Mubhamat, Ilmu Tashhif wa at-Tahrif, Ilmu ‘Ilal

7
al-Hadits, Ilmu Gharib al-Hadits, Ilmu Nasikh wa al-Mansukh, Ilmu

Asbab Wurud al-Hadits, Ilmu Talfiq al-Hadits, Ilmu Musthalah Ahli

Hadits.

B. Saran

Dari makalah yang telah dibuat, penulis menyarankan kepada pembaca untuk

dapat menjadikan makalah ini sebagai salah satu sumber bacaan guna

memahami materi pengertian, sejarah perkembangan, dan cabang-cabang ilmu

hadis

8
DAFTAR PUSTAKA
Yuslem, Nawir Yuslem. Ulunul Hadits. Jakarta: Pt Mutiara Sumber Widya, 2001.

Anda mungkin juga menyukai