Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ULUMUL HADIST

“ISTILAH DALAM ILMU HADIST”

Disusun Oleh:

1. Farah Muthiah Sumitha (2110103019)


2. Fadillah Diniesya Az-zahra (2110103200)
3. Nur Amelia(2120103020)

Dosen Pengampu :

Nur Affifah S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS

ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul istilah
dalam ilmu hadist ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Affifah S.Pd, M.Pd dalam mata kuliah
Ulumul Hadist. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari berbagai kelemahan dan keterbatasan yang ada sehingga


terbuka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penulisan makalah ini. Kami
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca , terutama Ibu Affifah
S.Pd, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadist untuk
penyempurnaan makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.

Palembang, 29 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 1

C. TUJUAN MASALAH ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Hadist ................................................................................ 3

2. Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadist ................................................................. 4

3. Istilah yang berhubungan dengan Generasi Periwayatan ............................... 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 11

B. Saran ....................................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Haditst adalah salah satu aspek ajaran Islam yang menempati
posisi penting dalam pandangan Islam. Al-Qur’an dan nabi dengan
sunnahhnya (haditstnya) merupakan dua hal pokok dalam ajaran Islam.
Keduannya merupakan hal sentral yang menjadi “jantung” umat Islam.
Karena seluruh bangunan doktrin dan sumber keilmuanya Islam
terinspirasi dari dua hal pokok tersebut. Oleh karena itu wajar dan logis
jika bila perhatian dan aspirasi terhadap keduanya melebihi perhatian
terhadap bidang yang lain .
Haditst adalah sumber ajaran Islam kedua, setelah Al-Qur’an. Dan
haditst nabi Sebagai salah satu sumber ajaran Islam, cukup banyak ayat
Al-Qur’an yang memerintahkan orang-orang yang beriman untuk patuh
dan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad, utusan Allah.
Sebagian dari ayat-ayat Al-Qur’an itu adalah surat al-Hasr 59:7.
Dalam mempelajari haditst Nabi SAW, kita tidak akan pernah
terpisah dengan istilah – istilah yang berhubungan dengan ulumul hadits.
Pengetahuan tentang istilah-istilah ini akan membantu kita dalam
memahami dan mempelajari ulumul haditst. 1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian ilmu hadist?
2. Apa saja istilah-istilah dalam ilmu hadist?
3. Apa saja istilah yang berhubungan dengan generasi periwayatan?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui Apa saja pengertian ilmu hadist.
2. Untuk mengetahui Apa saja istilah-istilah dalam ilmu hadist.

1
Zikrullah,”Istilah-istilah dalam ilmu hadist”https://zikrullah21.blogspot.com/2016/04/istilah-
istilah- dalam- ulumul-hadist.(Diakses pada 23 Maret 2022,pukul 10.02)

1
3. Untuk mengetahui Apa saja istilah yang berhubungan dengan Generasi
periwayatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ilmu Hadist


Pada dasarnya, Ilmu Hadist dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
Ilmu Hadist Riwayah dan Ilmu Hadist Dirayah. Setiap kelompok dari Ilmu
Hadist ini memiliki cakupan kajian yang secara materi berbeda satu sama lain.

a. Ilmu Hadist Riwayah

Ajjaj al-Khatib memberikan definisi Ilmu Hadist adalah ilmu yang


membahas segala hal yang disandarkan pada Nabi SAW baik berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan, serta sifat-sifat jasmaniah maupun akhlaqiah.

b. Ilmu Hadist Dirayah

Ilmu Hadist Dirayah atau sering pula disebut dengan Ulum Al-Hadist,
Ushul Al-Hadist, Mustalah Al-Hadist dan Ilmu Ushul Riwayah Al-Hadist
adalah jenis Ilmu Hadist yang ke dua. Ada beberapa tawaran definisi berkenaan
dengan ilmu ini. Ibnu Al-Akfani sebagaimana dikutip oleh Ajjaj Al-Khatib
mendefinikan sebagai berikut. Ilmu Hadist adalah ilmu untuk mengetahui
hakekat periwayatan, syarat-syarat, jenis-jenis dan hukum-hukumnya serta
untuk menegetahui keadaan para perawi dan syarat-syaratnya, macam-macam
hadist yang diriwayatkan serta segala hal yang berhubungan dengannnya.Ada
pula yang mendefinisikan sebagai Ilmu yang berisi aturan-aturan yang
digunakan untuk mengetahui keadaan Sanad dan Matan. Obyek ilmu ini adalah
Sanad dan Matan. 2

2
Ruziqna,”Hadist Riwayah dan Diroyah” https://www.slideshare.net/Ruziqna/hadist-riwayah-dan-
diroyah. (Diakses pada 25 Maret 2022,pukul 07.28).

3
2. Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadist
a. Sunnah

Secara etimologis sunnah dapat diartikan sebagai jalan (al-tariqah), yaitu


jalan religious yang ditempuh oleh nabi SAW dalam perjalanan hidupnya
yang suci. Adapun arti sunnah menurut istilah, para ulama’ berbeda pendapat.

1.Menurut Ahli Hadist

Sunnah ialah : Segala yang dilakukan dari Nabi SAW. Baik berupa
perkataan, taqrir, pengajaran, sifat, keadaan, maupun perjalanan hidup beliau,
baik dengan demikian itu terjadi sebelum dan sesudah dibangkit menjadi
Rasul.

2. Menurut Ahli Ushul

Sunnah ialah : Segala yang dilakukan dari Nabi SAW. Baik berupa
perkataan, perbuatan, maupun taqrir (pengakuan), yang mempunyai hubungan
dengan hukum.

3. Menurut Ahli Fiqih

Sunnah ialah : Suatu amalan yang diberi pahala apabila dikerjakan dan tidak
diberi siksa apabila ditinggalkan.

b. Khabar

Menurut bahasa, Khabar berarti berita. Adapun menurit istilah, ada du


pendapat :

1. Sebagian Ulama’ menyatakan, bahwa khabar itu sama dengan hadist. 3

3
Septianindi,”Istilah-istilah dalam ilmu hadist” hhtp://Septianindi.blogspot.com/2013/02/istilah-
istilah-dalam-ilmu-hadist.html?m=1.(Diakses pada 25 Maret 2022,pukul 07.46).

4
Oleh karena itu mereka menyatakan, bahwa khabar adalah apa yang
datang dari nabi, baik yang Marfu’ (yang disandarkan kepada Nabi), yang
Mauquf (yang disandarkan kepada sahabat), maupun yang maqthu’ (yang
disandarkan pada tabi’in). Dengan kata lain, bahwa Khabar itu mencakup
apa yang datang dari Rasul, dari sahabat, dan dari tabi’in

2. Sebagian Ulama’ Hadist membedakan pengertian Khabar dengan Hadist.


Dr. Muhammad Ajjaj Al-Khatib dalam kitabnya Ushulul Hadist
menjelaskan :
3. Sebagian pendapat menyatakan, bahwa Hadist adalah apa yag yang berasal
dari Nabi, sedang Khabar adalah apa yang berasal dari selainnya. Oleh
karena itu dikatakan, orang yang tekun (menyibukkan diri) pada Hadist
disebut dengan “Muhaddist”, sedang orang yang teku pada sejarah atau
semacamnya disebut dengan “Akhbary”.
4. Sebagian pendapat menyatakan, bahwa Hadist bersifat khusus, sedang
khabar bersifat umum. Oleh karena itu tiap-tiap hadist adalah Khabar dan
tidak setiap Khabar adalah Hadist.

c. Atsar

Menurut bahasa, Atsar berarti : bekas atau sisa sesuatu, dapat juga berarti
nukilan atau yang dinukilkan. Karena itu, doa yang dinukilkan dari Nabi
dinamai “Doa Ma’tsur” adapun menurut istilah, dapat disimpulkan pada dua
pendapat :

1. Atsar sama atau sinonim dengan Hadist.


Karena itu ahli Hadist disebut dengan Atsary. At-Thabary, memakai kata-
kata Atsar untuk apa yang datang dari Nabi. At-Thahawi, memasukkan
juga yang dari sahabat Atsar, tidak sama artinya dengan istilah Hadist.4

4
Septianindi,”Istilah-istilah dalam ilmu hadist” hhtp://Septianindi.blogspot.com/2013/02/istilah-
istilah-dalam-ilmu-hadist.html?m=1.(Diakses pada 25 Maret 2022,pukul 07.46).

5
1. Menurut fuqaha, atsar adalah perkataan-perkataan Ulama’ Salaf, Sahabat,
Tabi’in dan lain-lain.
2. Menurut fuqaha Khurasan, Atsar adalah perkataan sahabat. Khabar, adalah
Hadist Nabi
3. Az-Zarkasyi, memakai istilah Atsar untuk Hadist Mauquf, tetapi
membolehkan juga untuk memakai istilah Atsar untuk memakai istilah
Atsar untuk Hadist Marfu’.

d. Sanad

Secara bahasa, sanad diartikan sebagai sandaran (mu’tamad) atau sesuatu


yang dijadikan sandaran. Hal ini dimaksudkan karena hadits Nabi disandarkan
padanya. Secara istilah, terdapat beberapa pengertian mengenai sanad. Jalal al-
Din al-Suyuti misalnya, mengartikan sanad sebagai “jalan menuju matan (tariq
al-matan). Maksudnya adalah rangkaian nama–nama rawi yang menyampaikan
sebuah matan hadits dari sumbernya yang pertama. Rangkaian nama–nama
inilah yang kemudian disebut dengan sanad. Dengan demikian, terlihat bahwa
fungsi sanad ada dua.

1.Sebagai sandaran matan sebuah hadits Nabi


2.Sebagai salah satu barometer untuk menguji akurasi informasi hadist yang
ada dalam jalur sanad tertentu.

Dalam hubungan dengan istilah sanad, dikenaljuga dengan istilah – istilah:


Musnid, Musnad, Isnad.

“Musnid” ialah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan sanadnya.

“Musnad” ialah hadits yang disebut dengan diterangkan seluruh sanadnya yang
sampai kepada Nabi SAW.5

5
Septianindi,”Istilah-istilah dalam ilmu hadist” hhtp://Septianindi.blogspot.com/2013/02/istilah-
istilah-dalam-ilmu-hadist.html?m=1.(Diakses pada 25 Maret 2022,pukul 07.46).

6
“Isnad” ialah: menerangkan atau menjelaskan sanadnya hadits (jalan datangnya
hadist). Atau jalan menyandarkan hadits.

e. Matan

Dari segi bahasa, matan berarti: punggung jalan (muka jalan) atau tanah
yang keras dan tinggi. Dari segi istilah, matan (matnul hadits) berarti materi
berita yang berupa sabda, perbuatan, atau taqrir Nabi SAW. yang terletak
setelah sanad yang terakhir. Secara umum, matan dapat diartikam selain sesuatu
pembicaraan yang berasa / tentang Nabi, juga berasal tentang Sahabat atau
Tabi’in.

f. Rawi (Periwayatan)

Yang dimaksud dengan Rawi ialah: orang yang menyampaikan atau


menuliskan alam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari
seseorang (gurunya).
Bentuk jamaknya: Ruwat, perbuatan menyampaikan Hadits tersebut
dinmakan me-rawi (riwayat) kan Hadits. Hadits tersebut diatas, kita temukan
pada kitab Hadits yang disusun oleh Imam Bukhari yang bernama: al- Jami’us
Shahih atau lebih dikenal dengan: Shohibul Bukhari. Hadits tersebut telah
diriwayatkan oleh beberapa orang rawi, yakni:

1. Ibnu Umar r.a. sebagai: Rawi pertama


2. Ikrimah bin Khalid, sebagai: Rawi kedua
3. Handhalah bin Abi Sufyan, sebagai: Rawi ketiga
4. Ubaidullah bin Musa, sebagai: Rawi keempat
5. Imam Bukhari, sebagai: Rawi kelima atau Rawi terakhir. 6

6
Septianindi,”Istilah-istilah dalam ilmu hadist” hhtp://Septianindi.blogspot.com/2013/02/istilah-
istilah-dalam-ilmu-hadist.html?m=1.(Diakses pada 25 Maret 2022,pukul 07.46).

7
Imam Bukhari disini, selain disebut sebagai Rawi kelim atau terkahir, juga
disebut sebagai “Mukharrij” yakni orang yang telah menukil / mencatat Hadits
tersebut pada kitabnya yang bernama Al – Jami’us Shahih.

Dengan kata lain, Imam Bukharilah sebagai pentakhrij dari Hadits


tersebut.“Memindahkan Hadits dari seorang guru kepada orang lain,atau
mendewankan/membukanya kedalam dewan Hadits”menurut istilah Ahli
Hadits disebut: Riwayat. Kata – kata riwayat, dari segi bahasa berarti
“memindahkan dan menukilkan berita dari seseorang kepada orang lain.

3. Istilah yang berhubungan dengan Generasi Periwayatan


a) Sahabat (‫)الصحبة‬
‫عن لقى النبى صلى هللا عليه وسلم مسلما ومات علي اال سالم ولو تخللت ردة‬
Orang yang bertemu dengan Nabi SAW dalam keadaan Islam dan
meninggal dalam keadaan Islam, meskipun diantara oleh keadaan mustad.
b) Mukhadlromun (‫)المحضرمون‬
Yaitu orang – orang yang pada masa jahiliyah dan masa Nabi
SAW., serta memeluk agama Islam namun mereka tidak sampai bertemu Nabi
SAW., dianatara adalah :
1. ‫الشيبان‬
2. ‫سويد ابن غفلة الكذي‬
3. ‫عمر ابى ميمون االودي‬
4. dll
Mukhadlromun bukan termasuk golongan Shohabat tetapi masuk dalam golongan
Tabi’in.
c) Tabi’in (‫)اتبعون‬
Yaitu orang – orang yang bertemu dengan satu orang sahabat atau
lebih. Diantara tokoh Tabi’in ada yang dikenal dengan sebutan Al-Fuqoha’ al-
sab’ah, yaitu :7

7
Dr.Nawir Yuslem,MA. Ulumul Hadis.(Ciputat,8 November 1997).Hlm.175

8
1) Said Ibn Al-Musayyab
2) Al-Qosim Ibn Muhammad Ibn Abu Bakar al-shidiq
3) ‘urwah Ibn al Zubair
4) Khorijah ibn Zaid Ibn Tsabit
5) Sulaiman Ibn Yasar
6) ‘Ubaidillah Ibn Abdillah Ibn ‘Utbah Ibn Mas’ud
7) Abu Salamah Ibn Abdur Rahman Ibn ‘Auf
d) Al-Mutaqoddimun (‫)المتقدمون‬
Yaitu para ulama’ yang hidup pada abad ke-2 dan ke-3 Hijriah
yang telah menghimpun hadits-hadits Nabi SAW. di dalam kitab 3 mereka
yang mereka dapatkan melalui kunjungan langsung ke guru-guru mereka.
Diantara ulama’ Mutaqoddimun yang telah berhasil menghimpun hadits-
hadits Nabi SAW. di dalam mereka adalah :
1) Imam Ahmad Ibn Hanbal (164 – 241H)
2) Imam Bukhori (194 – 256 H)
3) Imam Muslim (220 – 261 H)
4) Imam Al-Nasa’i (215 – 303 H)
5) Imam Abu Daud (202 – 276 H)
6) Imam Al-Tirmidzi (209 – 269 H)
7) Imam Ibn Majjah (202 – 279 H)
e) Al-Muta’akhirun (‫)المتاءخروت‬
Yaitu para ulama’ hadits yang hidup pada abad ke-4 Hijriah dan
seterusnya.
Diantara tokoh-tokoh Muta’akhirun adalah :
1) Imam Al-Hakim (359 – 405 H)
2) Imam Al-Dar al-Quthni (w – 385 H)
3) Imam Ibn Hibban (w – 354 H)
4) Imam al-Thabrani (w – 360H)8

8
Ibid,Hlm.183

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ilmu Hadist adalah ilmu yang membahas segala hal yang
disandarkan pada Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan,
serta sifat-sifat jasmaniah maupun akhlaqiah. Adapun istilah-istilah dalam
ilmu hadist terbagi menjadi 6 yaitu : Sunnah,Khabar,Atsar,Sanad,Matan,
dan Rawi (Periwayatan).
Dan ada juga Istilah-istilah yang berhubungan dengan generasi
periwayatan yaitu: Generasi sahabat yaitu orang yang bertemu dengan
Nabi SAW dalam keadaan Islam dan meninggal dalam keadaan Islam,
meskipun diantara oleh keadaan mustad. Generasi mukhadlromun yaitu
orang – orang yang pada masa jahiliyah dan masa Nabi SAW, serta
memeluk agama Islam namun mereka tidak sampai bertemu Nabi SAW.
Generasi tabi’in Yaitu orang – orang yang bertemu dengan satu orang
sahabat atau lebih.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, pembaca diharapkan dapat
memperoleh pengetahuan serta dapat memahami materi tentang “Istilah
dalam ilmu hadist”.Besar harapan kami agar makalah ini dapat berguna
bagi pembaca.
Kami selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kekurangan
dalam makalah yang kami buat. Dengan itu kami menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Zikrullah. 2016 ”Istilah-istilah dalam ilmu hadist”,


https://zikrullah21.blogspot.com/2016/04/istilah-istilah- dalam- ulumul-hadist.
(Diakses pada 23 Maret 2022,pukul 10.02).

Ruziqna.2015 ”Hadist Riwayah dan Diroyah”


https://www.slideshare.net/Ruziqna/hadist-riwayah-dan-diroyah.
(Diakses pada 25 Maret 2022,pukul 07.28).

Septianindi. 2013 ”Istilah-istilah dalam ilmu hadist”


hhtp://Septianindi.blogspot.com/2013/02/istilah-istilah-dalam-ilmu-hadist.html?m=1.
(Diakses pada 25 Maret 2022,pukul 07.46).

Dr.Nawir Yuslem,MA. 1997 .Ulumul Hadis.(Ciputat)

11

Anda mungkin juga menyukai