Anda di halaman 1dari 13

ISTILAH-ISTILAH HADITS MENURUT ULAMA HADITS

Disajikan pada mata kuliah Ilmu Hadits

Dengan Dosen Pengampu :

Yuliana Dethan, M.Ag

Disusun Oleh :

Fauziah Laitaturrohmah (10123031)

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR'AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI ILMU SHUFFAH AL QUR'AN

ABDULLAH BIN MAS'UD ONLINE

2023
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan

kesempatan pada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya

lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Istilah-Istilah Ilmu Hadits Menurut

Ulama Hadits tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang diberikan

oleh Ibu Yuliana Dethan, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Hadits. Selain

itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca

tentang Istilah-Istilah Hadits Menurut Ulama Hadits) .

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuliana Dethan, M.Ag. selaku dosen

pengampu mata kuliah Ilmu Hadits. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah

pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami tekuni. Saya juga mengucapkan

terima kasih pada semua pihak yang membantu proses penyusunan makalah ini hingga

selesai.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang membangun akan saya terima demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, September 2023

Penyusun

2
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI ................................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang ............................................................................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................................... 4
BAB II ........................................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................................... 5
1. PENGERTIAN ILMU HADITS .................................................................................................................... 5
2. Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadist ............................................................................................................ 6
a) Sunnah ...................................................................................................................................................... 6
b) Khabar ....................................................................................................................................................... 6
c) Atsar .......................................................................................................................................................... 7
d) Sanad ........................................................................................................................................................ 7
BAB III ....................................................................................................................................................................... 10
PENUTUP ................................................................................................................................................................. 10
1. KESIMPULAN ............................................................................................................................................ 10
2. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 12

3
4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Haditst adalah salah satu aspek ajaran Islam yang menempati posisi penting

dalam pandangan Islam. Al-Qur’ an dan nabi dengan sunnahhnya (haditstnya)

merupakan dua hal pokok dalam ajaran Islam. Keduannya merupakan hal sentral

yang menjadi “ jantung” umat Islam. Karena seluruh bangunan doktrin dan

sumber keilmuanya Islam terinspirasi dari dua hal pokok tersebut. Oleh karena itu

wajar dan logis jika bila perhatian dan aspirasi terhadap keduanya melebihi

perhatian terhadap bidang yang lain . Haditst adalah sumber ajaran Islam kedua,

setelah Al-Qur’ an. Dan haditst nabi Sebagai salah satu sumber ajaran Islam, cukup

banyak ayat Al-Qur’ an yang memerintahkan orang-orang yang beriman untuk patuh

dan mengikuti petunjuk-petunjuk Nabi Muhammad, utusan Allah. Sebagian dari

ayat-ayat Al-Qur’ an itu adalah surat al-Hasr 59:7. Dalam mempelajari haditst Nabi

SAW, kita tidak akan pernah terpisah dengan istilah – istilah yang berhubungan

dengan ulumul hadits. Pengetahuan tentang istilah-istilah ini akan membantu kita

dalam memahami dan mempelajari ulumul haditst.

2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Ilmu Hadits

2. Apa saja istilah istilah dalam Ilmu Hadits Menurut Ulama Hadits?

4
5

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN ILMU HADITS

Pada dasarnya, Ilmu Hadist dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Ilmu Hadist
Riwayah dan Ilmu Hadist Dirayah. Setiap kelompok dari Ilmu Hadist ini memiliki cakupan
kajian yang secara materi berbeda satu sama lain.

Ilmu Hadist Riwayah

Ajjaj al-Khatib memberikan definisi Ilmu Hadist adalah ilmu yang

membahas segala hal yang disandarkan pada Nabi SAW baik berupa

perkataan, perbuatan, ketetapan, serta sifat-sifat jasmaniah maupun akhlaqiah.

Ilmu Hadist Dirayah

Ilmu Hadits Dirayah atau sering pula disebut dengan Ulum Al-Hadist, Ushul

Al-Hadist, Mustalah Al-Hadist dan Ilmu Ushul Riwayah Al-Hadist adalah jenis Ilmu

Hadist yang ke dua. Ada beberapa tawaran definisi berkenaan dengan ilmu ini.

Ibnu Al-Akfani sebagaimana dikutip oleh Ajjaj Al-Khatib mendefinikan sebagai

berikut. Ilmu Hadist adalah ilmu untuk mengetahui hakekat periwayatan,

syarat-syarat, jenis-jenis dan hukum-hukumnya serta untuk menegetahui keadaan

para perawi dan syarat-syaratnya, macam-macam hadist yang diriwayatkan serta

segala hal yang berhubungan dengannnya.

5
6

Ada pula yang mendefinisikan sebagai Ilmu yang berisi aturan-aturan yang

digunakan untuk mengetahui keadaan Sanad dan Matan. Obyek ilmu ini adalah

Sanad dan Matan.

2. Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadist

a) Sunnah

Secara etimologis sunnah dapat diartikan sebagai jalan (al-tariqah), yaitu jalan

religious yang ditempuh oleh nabi SAW dalam perjalanan hidupnya yang suci.

Adapun arti sunnah menurut istilah, para ulama’ berbeda pendapat.

Menurut Ahli Hadist

Sunnah ialah : Segala yang dilakukan dari Nabi SAW. Baik berupa perkataan, taqrir,

pengajaran, sifat, keadaan, maupun perjalanan hidup beliau, baik dengan demikian

itu terjadi sebelum dan sesudah dibangkit menjadi Rasul.

Menurut Ahli Ushul

Sunnah ialah : Segala yang dilakukan dari Nabi SAW. Baik berupa perkataan,

perbuatan, maupun taqrir (pengakuan), yang mempunyai hubungan dengan hukum.

6
7

Menurut Ahli Fiqih

Sunnah ialah : Suatu amalan yang diberi pahala apabila dikerjakan dan tidak diberi

siksa apabila ditinggalkan.

b) Khabar

Menurut bahasa, Khabar berarti berita.

Adapun menurit istilah, ada dua pendapat :

Sebagian Ulama’ menyatakan, bahwa khabar itu sama dengan hadist. Oleh

karena itu mereka menyatakan, bahwa khabar adalah apa yang datang dari

nabi, baik yang Marfu’ (yang disandarkan kepada Nabi), yang Mauquf (yang

disandarkan kepada sahabat), maupun yang maqthu’ (yang disandarkan

pada tabi’ in). Dengan kata lain, bahwa Khabar itu mencakup apa yang datang

dari Rasul, dari sahabat, dan dari tabi’ in.

Sebagian Ulama’ Hadist membedakan pengertian Khabar dengan Hadist. Dr.

Muhammad Ajjaj Al-Khatib dalam kitabnya Ushulul Hadist menjelaskan :

Sebagian pendapat menyatakan, bahwa Hadist adalah apa yag yang berasal

dari Nabi, sedang Khabar adalah apa yang berasal dari selainnya. Oleh karena

itu dikatakan, orang yang tekun (menyibukkan diri) pada Hadist disebut dengan

“ Muhaddist” , sedang orang yang teku pada sejarah atau semacamnya

disebut dengan “ Akhbary” .

Sebagian pendapat menyatakan, bahwa Hadist bersifat khusus, sedang khabar

bersifat umum. Oleh karena itu tiap-tiap hadist adalah Khabar dan tidak setiap

Khabar adalah Hadist.

c) Atsar

7
8

Menurut bahasa, Atsar berarti : bekas atau sisa sesuatu, dapat juga berarti nukilan

atau yang dinukilkan. Karena itu, doa yang dinukilkan dari Nabi dinamai “ Doa

Ma’ tsur” adapun menurut istilah, dapat disimpulkan pada dua pendapat :

Atsar sama atau sinonim dengan Hadist.

Karena itu ahli Hadist disebut dengan Atsary.

At-Thabary, memakai kata-kata Atsar untuk apa yang datang dari Nabi.

At-Thahawi, memasukkan juga yang dari sahabat.

Atsar, tidak sama artinya dengan istilah Hadist.

Menurut fuqaha, atsar adalah perkataan-perkataan Ulama’ Salaf, Sahabat,

Tabi’ in dan lain-lain.

Menurut fuqaha Khurasan, Atsar adalah perkataan sahabat. Khabar, adalah

Hadist Nabi

Az-Zarkasyi, memakai istilah Atsar untuk Hadist Mauquf, tetapi

membolehkan juga untuk memakai istilah Atsar untuk memakai istilah

Atsar untuk Hadist Marfu’ .

d) Sanad

Secara bahasa, sanad diartikan sebagai sandaran (mu’ tamad) atau sesuatu yang

dijadikan sandaran. Hal ini dimaksudkan karena hadits Nabi disandarkan padanya.

Secara istilah, terdapat beberapa pengertian mengenai sanad. Jalal al-Din al-Suyuti

misalnya, mengartikan sanad sebagai “ jalan menuju matan (tariq al-matan).

Maksudnya adalah rangkaian nama– nama rawi yang menyampaikan sebuah

matan hadits dari sumbernya yang pertama. Rangkaian nama– nama inilah yang

kemudian disebut dengan sanad. Dengan demikian, terlihat bahwa fungsi sanad

ada dua.

Sebagai sandaran matan sebuah hadits Nabi

8
9

Sebagai salah satu barometer untuk menguji akurasi informasi hadist yang ada

dalam jalur sanad tertentu.

Dalam hubungan dengan istilah sanad, dikenaljuga dengan istilah – istilah:

Musnid, Musnad, Isnad.

“ Musnid” ialah orang yang menerangkan hadits dengan menyebutkan

sanadnya.

“ Musnad” ialah hadits yang disebut dengan diterangkan seluruh sanadnya

yang sampai kepada Nabi SAW.

“ Isnad” ialah: menerangkan atau menjelaskan sanadnya hadits (jalan

datangnya hadist). Atau jalan menyandarkan hadits.

e) Matan

Dari segi bahasa, matan berarti: punggung jalan (muka jalan) atau tanah yang keras
dan tinggi.

Dari segi istilah, matan (matnul hadits) berarti materi berita yang berupa sabda,
perbuatan, atau taqrir Nabi SAW. yang terletak setelah sanad yang terakhir.

Secara umum, matan dapat diartikam selain sesuatu pembicaraan yang berasa /
tentang Nabi, juga berasal tentang Sahabat atau Tabi’ in.

f) Rawi (Periwayatan)

Yang dimaksud dengan Rawi ialah: orang yang menyampaikan atau menuliskan

alam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang

(gurunya).

Bentuk jamaknya: Ruwat, perbuatan menyampaikan Hadits tersebut dinmakan

me-rawi (riwayat) kan Hadits.

9
10

Hadits tersebut diatas, kita temukan pada kitab Hadits yang disusun oleh Imam

Bukhari yang bernama: al- Jami’ us Shahih atau lebih dikenal dengan: Shohibul

Bukhari. Hadits tersebut telah diriwayatkan oleh beberapa orang rawi, yakni:

Ibnu Umar r.a. sebagai: Rawi pertama

Ikrimah bin Khalid, sebagai: Rawi kedua

Handhalah bin Abi Sufyan, sebagai: Rawi ketiga

Ubaidullah bin Musa, sebagai: Rawi keempat

Imam Bukhari, sebagai: Rawi kelima atau Rawi terakhir.

Imam Bukhari disini, selain disebut sebagai Rawi kelim atau terkahir, juga

disebut sebagai “ Mukharrij” yakni orang yang telah menukil / mencatat Hadits

tersebut pada kitabnya yang bernama Al – Jami’ us Shahih. Dengan kata lain,

Imam Bukharilah sebagai pentakhrij dari Hadits tersebut.

“ Memindahkan Hadits dari seorang guru kepada orang lai, atau

mendewankan/membukanya kedalam dewan Hadits” menurut istilah Ahli Hadits

disebut: Riwayat. Kata – kata riwayat, dari segi bahasa berarti “ memindahkan

dan menukilkan berita dari seseorang kepada orang lain.

10
11

BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pengertian Ilmu Hadist

Pada dasarnya, Ilmu Hadist dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu Ilmu Hadist

Riwayah dan Ilmu Hadist Dirayah. Setiap kelompok dari Ilmu Hadist ini memiliki cakupan

kajian yang secara materi berbeda satu sama lain.

Ilmu Hadist Riwayah

‘ Ajjaj al-Khatib memberikan definisi Ilmu Hadist adalah ilmu yang membahas segala hal

yang disandarkan pada Nabi SAW baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, serta

sifat-sifat jasmaniah maupun akhlaqiah.

Ilmu Hadist Dirayah

11
12

Ilmu Hadist Dirayah atau sering pula disebut dengan Ulum Al-Hadist, Ushul Al-Hadist,

Mustalah Al-Hadist dan Ilmu Ushul Riwayah Al-Hadist adalah jenis Ilmu Hadist yang ke

dua.

Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadist

Sunnah secara etimologis sunnah dapat diartikan sebagai jalan (al-tariqah), yaitu

jalan religious yang ditempuh oleh nabi SAW dalam perjalanan hidupnya yang suci.

Khabar adalah apa yang datang dari nabi, baik yang Marfu’ (yang disandarkan

kepada Nabi), yang Mauquf (yang disandarkan kepada sahabat), maupun yang

maqthu’ (yang disandarkan pada tabi’ in).

Atsar menurut fuqaha, atsar adalah perkataan-perkataan Ulama’ Salaf, Sahabat,

Tabi’ in dan lain-lain.

sanad secara bahasa, sanad diartikan sebagai sandaran (mu’ tamad) atau

sesuatu yang dijadikan sandaran.

Matan (matnul hadits) berarti materi berita yang berupa sabda, perbuatan, atau

taqrir Nabi SAW. yang terletak setelah sanad yang terakhir.

Rawi ialah: orang yang menyampaikan atau menuliskan alam suatu kitab apa yang

pernah didengar atau diterimanya dari seseorang (gurunya).

12
13

2. DAFTAR PUSTAKA

Sattar, Abdul. Ilmu Hadist, Semarang : Sagha Gralka Solusindo, 2015

Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadist, Bandung : Angkasa, 1987

Teungku Muhammad Hasbi ash-Shiddieqy, Ilmu Hadist , Semarang : PT. Pustaka Rizki

Putra, 2015

Abdul Fatah Idris, Ulumul Hadist, Semarang : CV. Karya Abadi Jaya, 2015

Ubaidillah Azwar, Istilah-istilah dalam Ilmu Hadits,Semarang,2017. dikutip dari

https://azwarubaidillah.wordpress.com/2017/05/11/makalah-istilah-istilah-dalam-ilmu-h

adist/

13

Anda mungkin juga menyukai