Anda di halaman 1dari 14

PENGERTIAN ULUMUL HADITS DAN SEJARAH

PERKEMBANGAN ULUMUL HADITS


Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadis

Dosen Pengampu Bapak Andi Luqmanul Qosim ,LC., M.E.

Disusun oleh :

1. Amalia Putri Nuraini 33010200002


2. Muhammad aryafathan baihaqi 33010200003
3. Muntamah 33010200006

HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2021/2022
KATA PENGANTAR
Untaian rasa puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT.yang telah
memberikan karunia rahmat serta hidayahnya kepaada penulis sehingga penulis dapat
meyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Muhammad
rasulullah SAW.beserta keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ulumul
Hadis .Kami menyadari segala kekurangan yang melekat dalam penulisan makalah
ini,untuk itu kritik dan saran dari semua pihak yang berkompeten merupakan suatu
hal yang berharga dan sangat berarti dalam menyempurnakan suatu karya ini.semoga
segala I’tikat dan ihtiyar yang kita lakukan selalu mendapat ridho dan rahmat dari
allah SWT.amin ya robbal’alamin……

Kab. Semarang, 11 September 2021

Penulis

ii
Daftar isi
Kata pengantar .............................................................................................. . ii

Daftar isi ......................................................................................................... . iii

Bab 1 pendahuluan ......................................................................................... 1

1. Latar belakang ....................................................................... 1


2. Rumusan masalah .................................................................. 2
3. Tujuan ................................................................................... 2

Bab 2 pembahasan ........................................................................................... 3

1. Pengertian ulumul hadist ........................................................ 3


2. Sejarah perkembangan ulumul hadist .................................... 5

Bab 3 penutup .................................................................................................. 11

1. Kesimpulan .......................................................................... 11
2. Saran .................................................................................... 11
3. Daftar pustaka ...................................................................... 11

iii
BAB 1
A. Latar belakang
Sebagai di ketahui , hadits merupakan segala sesuatu yang bersumber
atau disandarkan kepada nabi Muhammad saw , baik berupa
perkataan ,perbuatan atau taqrirnya .banyak istilah untuk menyebut nama –
nama hadits sesuai dengan fungsinya dalam menetapkan syari‘at islam . ada
hadits shahih , hadits hasan , dan hadis dha’if . masing – masing memiliki
pertanyaan sendiri – sendiri . pertanyaan itu ada yang berkaitan persambungan
sanad , kulitas para periwayat yang di lalui hadits, dan ada pula yang
berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri.
Maka persoalan yang ada dalam ilmu hadits ada dua , pertama
berkaitan dengan sanad , kedua berkaitan dengan matan . ilmu yang berkaitan
dengan sanad akan mengantar kita menelusuri apakah sebuah hadits itu
bersambung sanadnya atau tidak , dan apakah para periwayat hadits yang
dicantumkan di dalam sanad hadits itu orang – orang yang terpercaya atau
tidak.
Adapun ilmu yang berkaitan dengan matan akan membantu kita
mempersoalkan dan akhirnya mengetahui apakah informasi yang terkandung
di dalamnya berasal dari nabi atau tidak , misalnya : apakah kandungan hadits
bertentangan dengan dalil lain atau tidak.
Secara garis besar ilmu dibagi atas ilmu hadits riwayat dan ilmu hadits
dirayat . jika ilmu hadits riwayat membahas materi hadits yang menjadi
kandungan makna , maka ilmu hadits dirayat mengambil pembahasan
mengenai kaidah – kaidahnya , baik yang berhubungan dengan sanad atau
matan hadits , kedua pengetahuan tersebut sama – sama penting . sebab dengan
ilmu yang pertama setiap muslim yang di ingin mengikuti jejak laku dan teladan
Rasulullah . harus mengusai ilmu tersebut .sementara itu dengan menguasai

1
mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel tentang hadits nabi/rasulullah
saw. Di bawah ini akan di bahas tentang pengertian ilmu hadits ,sejarahdan
perkembangan ulumul hadits.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian ulumul hadits ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan ulumul hadits ?
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian ulumul hadits


2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan ulumul hadits.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ULUMUL HADITS
Ulumul hadits adalah istilah ilmu hadits di dalam tradisi ulama hadits yang
bahasa arabnya yaitu “ ulum al – hadits “. Ulum al- hadits ini terdiri atas dua kata
yaitu ‘ulum dan al – hadits.Kata ‘ulum dalam bahasa arab adalah bentuk jamak dari
‘ilm jadi berarti “ ilmu –ilmu “. Sedangkan kata al-hadits menurut segi bahasa adalah
bentuk masdar dari kata hadatsa yang bermakna pembicaraan1. Akan tetapi kata
hadits sendiri mempunyai beberapa sinonim antara lain; jadid, qorib, khobar, atsar,
dll., yang akan diperinci oleh kelompok 3.

Terdapat perbedaan antara ulama ushul fiqh, ulama ahli hadits, dan ulama ahli
fiqh dalam memaknai hadits secara terminologinya :

a. Definisi hadits menurut ulama ahli hadits


Menurut ulama ahli hadits pengertian hadits sama dengan pengertian
Sunnah yaitu: ‫كل ما اثر عن الرسول اهللا صم قبل البعثة وبعده من قول او فعل او‬
‫تقرير او صفة‬
“Segala sesuatu yang berasal dari Rasulullah Saw. sebelum diutus
ataupun setelahnya baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan
ataupun sifat-sifat”2
b. Definisi hadits menurut ulama ushul fiqh
menurut ulama ushul fiqih adalah sebagai berikut: ‫كل ما صدر عن النبيمن‬
‫قول او فعل او تقرير لما يصلح انيكون دليال لحكم شرعي‬
“Segala sesuatu yang berasal dari Rasul yang berupa perkataan,
perbuatan, dan ketetapan yang bisa dijadikan dalil bagi hukum syara .”
Dari pengertian yang diberikan oleh ahli ushul fiqih di atas, berarti
informasi tentang kehidupan Nabi ketika masih kecil, kebiasaan,
1
Mahmud al-Tahhan, Taysir Mushthalah al-hadis, (Beirut : Dar al-Tsaqafah al-islamiyah, tth.), 15
2
Ibid

3
kesukaan makan dan pakaian yang tidak ada relevansinya dengan
hukum, maka tidak disebut sebagai hadis.
c. Definisi Hadits Menurut Ulama Fiqih
‫كل ما ثبت عن النبيّ صم وال من باب الفرض وال الواجب‬
“Segala ketetapan dari nabi yang tidak bersifat fardu ataupun wajib”

Perbedaan antara pendapat ulama ahli dalam 3 disiplin ilmu tersebut menurut
kami dikarenakan adanya fungsi atau utilitas yang mempengaruhi terhadap dampak
dalil terhadap salah satu ilmu tersebut. Contohnya dalam ushul fiqh membahas
tentang dalil-dalil yang mengatur hukum syara’, jika suatu hadits tidak terdapat
makna hukum didalamnya, maka ulama ushul fiqh tidak menitikberatkan fokus
terhadap qoul Rasululah saw dalam pembahasan hukum syara’.

Dengan demikian, maka ulumul hadits merupakan ilmu-ilmu yang membahas


atau berkaitan dengan hadits nabi. Secaraumum para ulama
HaditsmembagiIlmuHaditskepadaduabagian, yaituIlmuHaditsRiwayah (‘ilm al
HaditsRiwayah) dan HaditsDirayah (‘ilm al HaditsDirayah):

1. Pengertian Ilmu Hadits Riwayah


Ilmu hadits riwayah adalahilmu yang mengandung
pembicaraan tentang penukilan sabda-sabda Nabi, perbuatan-
perbuatan beliau, hal-hal yang beliau benarkan, atau sifat-
sifat beliau sendiri, secara detail dan dapat
dipertanggungjawabkan.Menurut Muhammad `Ajjaj al-
Khathib, yaitu Ilmu yang membahas tentang pemindahan
(periwayatan) segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi
SAW, berupa perkataan, perbuatan, taqrir (ketetapan atau
pengakuan), sifat jasmaniah, atau tingkah laku (akhlak)
dengan cara yang teliti dan terperinci.3
2. Pengertian ilmu hadis Dirayah

3
https://ikkaw.blogspot.com/2014/03/makalah-ulumul-hadits-pengertian.html (diakses pada tanggal
12 September 2020, pkl. 07.42)

4
Ilmu hadits dirayah yaitu satu ilmu yang mempunyai
beberapa kaidah (patokan), yang dengan kaidah-kaidah itu
dapat diketahui keadaan perawi (sanad) dan diriwayatkan
(marwiy) dari segi diterima atau ditolaknya.Menurut M.
`Ajjaj al-Khatib dengan definisi yang lebih ringkas dan
komprehensif, yaitu Ilmu Hadits Dirayah adalah kumpulan
kaidah-kaidah dan masalah-masalah untuk mengetahui
keadaan rawi dan marwi dari segi di terima atau ditolaknya.

B. Sejarah Perkembangan Ulumul Hadits


a. Periode pertama ( zaman rasul )

Para sahabat bergaul dan berinteraksi langsung dengan nabi , sehingga setiap
permasalahan atau hukum dapat ditanyakan langsung kepada nabi . para sahabat lebih
fokus dengan menghafal dan mempelajari Al –Quran . Rasul pada masa itu secara
umum melarang manuliskan hadits karena takut tercampur baur dengan ayat Al –
Quran karena wahyu sedang / masih diturukan .

Secara umum sahabat masih banyak yang buta huruf sehingga tidak
menusliskan hadits . mereka meriwayatkan hadits mengandalkan hafalan secara lisan
sebagian kecil para sahabat yang pandai baca tulis menuliskan hadits seperti
Abdullah Bin Amr Bin Ash yang mempunyai catatn hadits dan dikenal sebagai “
Shahifah Ash Shadiqah “ juga Jabir Bin Abdullah Al Arshary mempunyai catatan
hadits yang dikenal sebagai “ Shahifah Jabir “ pada event tertentu orang arab badui
ingin fatwa nabi dituliskan ,maka nabi menuliskan permintaanya untuk menuliskan
haditsnya.

b. PeriodeKedua (Masa KhulafurRasyidin)


Sebagian sahabat tersebut keluar jazirah arab karena ikut serta dalam jihad
penaklukan ke daerah syam ,Iraq , mesir ,Persia.pada daerah taklukan yang baru

5
masuk islam .khalifah umar menekankan agar mengajarkan Al- Quran terlebih dahulu
kepada mereka. Khalifah Abu Bakar meminta kesaksian minimal satu orang bila ada
yang meriwayatkan hadits kepadanya . khalifah Ali meminta bersumpah orang yang
meriwayatkan hadits . khalifah Umar melarang sahabat besar keluar dari kota
madinah dan melarang memperbanyak periwayatan hadits . setelah khalifah umar
wafat , sahabat besar keluar kota madinah tersebar kedaerah taklukan untuk
mengajarkan agama .
c. Periode Ketiga ( Masa Sahabat Kecil Dan Tabi’in Besar )
Para sahabat besar telah terpecah keluar dari madinah . Jabir pergi ke syam
menanyakan hadits kepada sahabat Abdullah Bin Unais Al Arshary. Abu Ayyub Al
Arshary pergi ke mesir untuk menemui sahabat Utsbah Bin Amir menanyakan
hadits . masa ini sahabat besar tidak lagi membatasi diri dalam periwayatan hadits .
yang banyak meriwayatkan hadits antara lain :
1. Abu Hurairah ( 5347 Hadits )
2. Abdullah Bin Umar ( 2360 Hadits )
3. Anas Bin Malik ( 2236 Hadits )
4. Aisyah Ummul Mukminin ( 2219 Hadits )
5. Abdullah Bin Abbas ( 1660 Hadits )
6. Jabir Bin Abdullah ( 1150 Hadits )
7. Abu Sa’id Al Khudri ( 1170 Hadits )
8. Ibnu Mas’ud
9. Abdullah Bin Amr Bin Ash

Setelah khalifah Ali terbunuh , muncul sekte syiah yang mendukung ali dan
keturunannya sementara kelompok jumhur ( mayoritas ) tetap mengakui
pemerintahan bani ummyah . sejak saat itu mulai bermuculan hadits paku yang
bertujuan mendukung masing – masing kelompoknya . kelompok yang terbanyak
membuat hadits palsu adalah syiah rafi’ah .

d. Periode ke empat ( masa pembukuan hadits )

6
Pada waktu umar bin abdul aziz ( khalifah ke -8 bani ummayah ) yang naik
tahta pada tahun 99 H berkuasa . beliau dikenal sebagai orang yang adil wara’.
Tergeraklah hatinya untuk membuktikan hadits dengan motif :
1. Beliau khawatir ilmu hadits akan hilang karena belum
dibuktikan dengan baik.
2. Kemauan beliau untuk menyaring hadits palsu yang sudah
banyak tersebar
3. Al Quran sudah di bukukan dalam mushaf , sehingga tidak
ada lagi kekhawatiran tercampur dengan hadits bila hadits
dibukukan.
4. Peperangan dalam penaklukan negeri – negeri yang belum
islam dan peperangan antar sesama kaum muhajirin banyak
terjadi , dikhawtirkan ulama hadits berkurang karena wafat
dalam peperangan tersebut.
Khalifah Umar menginstruksi kepada gubenur madinah Abu Bakar
Bin Muhammad Bin ‘Amr Bin Hazm ( Ibnu Hazm ) untuk mengumpukan
hadits yang ada panya dan pada tabi’in wanita ‘Amrah Binti ‘Abdur Rahman
Bin Sa’ad Bin Zirarah Bin ‘Ades, Murid Aisyah Ummul Mukminin.
Berdasarkan intruksi khalifah itu Ibnu Hazm minta bantuan dan
menginstruksikan kepada Abu Bakar Muhammad Bin Muslim Bin Ubaidillah
Bin Syihab Az Zuhry ( Ibnu Syihab Az Zuhry ) seorang ulama besar dan multi
hijaz dan syam untuk turut membuktikan hadits Rasulullah SAW.
Setealah itu penulisan hadits pun marak dan dilakukan oleh banyak
ulama abad ke – 2 H.yang dikenal diantaranya :
1. Al Muwaththa’ Karya Imam Malik Bin Anas ( 95 H – 179 H )
2. Al Masghazy Wal Syiar , Hadits Sirah Nabiwiyyah Karya
Muhammad Ibn Ishaq ( 150 H)
3. Al Mushannaf Karya Sufyan Ibn ‘ Uyainah ( 198 H)

7
4. Al Musnad Karya Imam Abu Hanifah ( 150 H )
5. Al Musnad Karya Imam Syafi’i ( 204 H )
e. Periode kelima ( masa kodedikasi hadits )
 Periode penyaringan hadits dari fatwa para sahabat ( abad
ke-III H )
a) Menyaring hadits nabi dari fatwa – fatwa sahabat
nabi
b) Masih tercampur baur hadits sahih , dhaif dan
mudlu’ ( palsu ).
c) Pertengahan abad tiga baru disusun kaidah – kaidah
penelitian kesahihan hadits
d) Penyempurnaan kodifikasi ilmu hadits dan kaidah –
kaidah pensahihan suatu hadits
e) Penyaringan hadits sahih oleh imam ahli hadits
Ishaq Bin Rahawaih ( guru imam bukhari ).
f) Penyusunan kitab sahih bukhori
g) Penyusunan enam kitab induk hadits ( kutubus
sittah ), yaitu kitab – kitab hadits yang diakui oleh
jumhur ulama sebagai kitab – kitab hadits yang
paling tinggi mutunya , sebagian masih
mengandung hadits dhaif tapi ada yang dijelaskan
oleh penulisnya dan dhaifnya pun yang tidak
keterlaluan dhaifnya , ke enam kutubus shittah itu
adalah :
1) Sahih Bukhori
2) Sahih Muslim
3) Sunan Abu Dawud
4) Sunan Nasa’i

8
5) Sunan At – Turmudzy
6) Sunan Ibnu Majah
 Periode Menghafal Dan Mengisnadkan Hadits ( Abad Ke-
IV H)
a) Para ulama hadits mengadakan penelitian hadits –
hadits yang bukan termasuk kutubus shittah .
b) Para ulama hadits berlomba – lomba menghafalkan
hadits yang sudah tersusun pada kitab – kitab hadits
.
 Periode Klasifikasi Dan Sistemasi Susunan Kitab – Kitab
Hadits ( Abad Ke-V Samapai Dengan 656 H, Jatuhnya
Baghad )
a) Mengklasifikasikan hadits dan menghimpun hadits
– hadits yang sejenis.
b) Menguraikan dengan luas ( mensyarah ) kitab –
kitab hadits .
c) Memberikan komentar ( takhrij ) kitab – kitab
hadits.
d) Meringkas ( ikhtisar ) kitab – kitab hadits .
e) Mengumpulkan ( jami’ ) hadits – hadits bukhori
muslim
f) Menciptakan kamus hadits.
g) Mengumpulkan hadits targhib dan tarhib .
h) Menyusun kitab athraf , yaitu kitab yang hanya
menyebut sebagian hadits kemudian
mengumpulkan seluruh sanadnya , baik sanad kitab
maupun sanad dari beberapa kitab .

9
i) Menyusun kitab istikhraj , yaitu mengambil sesuatu
hadits dari sahih bukhori muslim umpamanya , lalu
meriwayatkannya dengan sanad sendiri yang lain
dari sanad bukhori atau muslim karena tidak
memperoleh sanad sendiri .
j) Menyusun kitab istidrak , yaitu mengumpulkan
hadits – hadits yang memiliki syarat – syarat
bukhari dan muslim atau syarat salah seorangnya
yang kebetulan tidak diriwayatkan atau disahkan
oleh keduanya .
f. Periode Ke Enam ( Dari Tahun 656 H Sampai Sekarang )

Mulai dari jatuhnya baghad oleh hulagu khan dari mongol tahun 656 h
sekarang ini .

1. Menertibkan , menyaring, dan menyusun kitab – kitab takhrij.


2. Membuat kitab – kitab jami’
3. Menyusun kitab – kitab athraf.
4. Menyusun kitab – kitab zawaid yaitu mengumpulkan hadits –
hadits yang tidak terdapat dalam kitab – kitab yang sebelumnya
kedalam sebuah kitab yang tertentu .

BAB III

10
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ulumul hadits adalah istilah ilmu hadits di dalam tradisi ulama hadits
yang bahasa arabnya yaitu “ ulum al – hadits “. Ulum al- hadits ini terdiri atas
dua kata yaitu ‘ulum dan al – hadits kata ‘ulum dalam bahasa arab adalah
bentuk jamak dari ‘ilm jadi berarti “ ilmu –ilmu “ sedangakan al – hadits
berarti segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi SAW. Dari
perkataan ,perbutan ,taqrir atau sifat . dengan demikian ulumul hadits adalah
ilmu – ilmu yang membahas atau berkaitan dengan hadits nabi SAW.
Sekitar pertengahan abad ke – 3 hijriah sebagian muhaditsin mulai
merintis ilmu ini dalam garis – garis besarnya saja dan masih ada dalam
mushafnya . diantara mereka adalah Ali bin Almadani (238 H ) , Imam Al –
Bukhari , Imam Muslim , Imam Al- Turmudzi dan lain – lain.
B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiaanya kami selaku
manusia biasa menyadari adanya beberapa kesalahan oleh karena itu kami
mengharapkan kritik maupun saran bagi kami yang bersifat membantu agar
kami tidak melakukan kesalahan yang sama dalam penyusunan makalah yang
akan datang
C. Daftar pustaka
Mahmud al-Tahhan, Taysir Mushthalah al-hadis, (Beirut : Dar al-
Tsaqafah al-islamiyah, tth.)
M. ‘Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadis Pokok-Pokok Ilmu Hadis, Terj.
M.Nur Ahmad Musafiq, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2007)
Tajul Arifin, Ulumul Hadis, ( Bandung: Gunung Djati Press, 2014)
Khusniati Rofiah, Studi Ilmu Hadis, ( Ponorogo: IAIN PO Press, 2018 )

11

Anda mungkin juga menyukai