Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

PEMBELAJARAN ULUMUL HADITS

“ ISTILAH-ISTILAH ILMU HADITS”

DOSEN PENGAMPUH: Andi Faisal, S.Pd, M,Pd.

DISUSUN OLEH:

Deswita FTK. 11.22.012

Rusni FTK.11.22.040

Susi Sri Yanti FTK.11.22.042

PROGRA STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN

KEGURUAN

UNIVERSITAS SAINS ISLAM AL MAWADDAH WARAHMAH KOLAKA 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas

rahmat-Nya dan karuniannya sehinngah kami dapat menyelesaikan

makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah

“ Aqidah Akhlak” . Adapun tema dari makalah ini adalah

“ Istilah-istilah Ilmu Hadits” . Tidak lupa kami ucapkan terima kasih

kepada dosen pengampun kami yaitu bapak “ Andi Faisal,S.Pd,M,Pd.

yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak

terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan

doa, saran, dan kritik sehinggah makalah ini dapat terselesesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempurnah dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan

yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk

saran serta masukan bahan kritik yang membangun dari berbagai

pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini daapat

memberikan manfaat bagi perkembangan pembelajaran dalam

mengetahui istilah-istilah ilmu hadits.


Kolaka, 30 Januari 2023

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. ...... Latar Belakang ........................................................................ 1

B. ...... Rumusan Masalah .................................................................. 2

C. ...... Tujuan Masalah ...................................................................... 2

D. ...... Manfaat Penuisan… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

A. ...... Pengertian Ilmu Hadits .......................................................... 4

B. ...... Istilah-istilah Ilmu Hadits ....................................................... 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 6


A. ....... Kesimpulan ............................................................................. 7

B. ....... Saran ........................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hadits adalah salah satu aspek ajaran islam yang menempati

posisi penting dalam pandangan islam. Al-qur’ an dan hadits

merupakan dua hal pokok dalan ajaran islam. Keduanya merupakan

hal sentral yang menjadi jantung umat islam. Karena seluruh

bangunan doktrin dan sumber keilmuannya islam terinspirasi dari dua hal

pokok tersebut. Oleh karena itu wajar dan logis jika perhatian dan
aspirasi terhadap keduanya melebihi perhatian terhadap bidang yang

lain.Terhadap tindakan para sahabat. Dalam menpelajari hadits Nabi

Saw, kita tidak akan pernah terpisah dengan istilah-istilah yang

berhubungan dengan ilmu hadits. Adapun ilmu unruk mengetahui

istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu hadits disebut dengan

mutshalah hadits. Ilmu mutshalahul hadits ini berguna menilai, apakah

sebuah hadits itu mutawatir, dan masyhur, sahih dan sebagainya.

Dengan adanya ilmu ini, maka akan membantu serta mempermudah

kita mengetahui istilah-istilah dalam ilmu hadits. Maka dari itu, disini

penulis akan membahas secara rinci mengenai istilah-istilah yang

biasanya dipakai di dalam ilmu hadits.

B. Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian latar

belakang, maka penulis dapat merumuskan sebagai berikut

a. Apa yang dimaksud dengan ilmu hadits?

b. Apa saja istilah-istilah dalam ilmu hadits.

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan

penulisan sebagai berikut

a. untuk mengetahui pengertian ilmu hadits

b. untuk mengetahui istilah-istilah dalam hadits


D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat di ambil dari penyusunan makalah ini

adalah sebagai berikut.Penyusunan makalah ini diharapkan dapat

menambah dan mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan

kepada pihak lain yang berkepentingan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengetian Ilmu Hadits


Hadits menurut bahasa artinya baru. Hadits juga secara bahasa

berarti sesuatu yang dibicarakan dan dinukil, juga sesuatu yang sedikit

dan banyak. Adapun secara etimologis, hadits memiliki makna

sebagai berikut:

- , lawan yang baru(jamaknya

- ; yang dekat yang belum lama terjadi

- ; warta, yakni: sesuatu yang dipercakapkan dan

dipindahkan dari sesorang kepada orang lain.

Adapun menurut istilah ilmu hadits, hadits adalah apa yang

disandarkan kepada Nabi muhammad Saw, baik berupa

ucapan,perbuatan,penetapan,sifat atau sirah beliau,baik sebelum

kenabian maupun sesudahnya. Sedangkan menurut ahli ushul fiqh,

hadits adalah perkataan,perbuatan,dan penetapan, yang disandarkan

kepada rasulullah Saw.setelah kenabian. Adapun sebelum kenabian

tidak dianggap sebagai hadits, karena yang dimaksud dengan hadits

adalah mengerjakan apa yang menjadi konsekuensinya. Dan ini tidak

dapat dilakukan kecuali dengan apa yang terjadi setelah kenabian.

Maka secara singkat, ilmu hadits adalah ilmu yang berkaitan

dengan hadits yang secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian

besar, yaitu ilmu hadits dan ilmu hadits Adapun

pengertian ilmu hadits riwayah menurut ibn al-akfani, adalah ilmu

yang meliputi pemindahan (periwayatan) perkataan nabi Saw. Dan

perbuatannya, serta periwayatannya, pencatatannya dan penguraian

lafaz Dz -lafaznya. Sedangkan pengertian ilmu hadits dirayah menurut


ibn al-akfani adalah ilmu yang betujuan untuk mengetahui hakikat

riwayat,syarat-syarat, macam-macam, dan hukum-hukumnya,

keadaan para perawi, syarat-syarat mereka, jenis yang diriwayatkan

dengan segala sesuatu yang berhubugan dengannya.

B. Istilah- istiah Ilmu Hadits

1.1 Istilah yang mirip secara arti dan hadits

Hadits sering disinonimkan dengan beberapa istilah lainnya,

diantaranya seperti sunnah, khabar, dan atsar.untuk lebih

jelasnya, berikut ini akan diuraikan tentang istilah-istilah

tersebut.

a. Sunnah, secara etimologis berarti jalan yang lurus dan

berkesenambungan, yang baik atau yang buruk. Sedangkan

secara terminologis, terdapat perbedaan mengenai

pengertian sunnah sebagai berikut. Definisi ulama hadits,

sunnah adalah setiap apa yang ditinggalkan (diterima) dari

Rasul SAW. Berupa perkataan perbuatan atau taqrir, sifat

fisik, atau akhalak, perkehidupan, baik sebelum beliau

diangakat jadi Rasul maupun sesudah kerasulan beliau

Definisi ulama hadits, sunnah adalah setiap apa yang

ditinggalkan (diterima) dari Rasul SAW. Berupa

perkataan perbuatan atau taqrir, sifat fisik, atau

akhalak, perkehidupan, baik sebelum beliau

diangakat jadi Rasul maupun sesudah kerasulan

beliau.

Definisi ulama ushul fiqh, Sunnah adalah seluruh

yang datang dari Rasul SAW. Selain Al-qur’ an , baik


berupa perkataan, perbuatan, atau taqrir, yang dapat

dijadikan sebagai dalil untuk menetapkan hukum

syara’ .

b. Khabar, kabar menurut bahasa berarti al-naba yaitu berita.

Sedangkan pengertiannya menurut istilah, terdapat tiga

pendapat yaitu :

Khabar adalah sinonom dari hadits, yaitu segala

sesuatu yang disandarkan kepada Nabi SAW. Dari

perkatan, perbuatan, taqrir dan sifat.

Khabar berbeda dengan hadits. Hadits adalah

sesuatu yang datang dari Nabi SAW., sedangkan

khabar adalah berita dari selain Nabi.

Khabar lebih umum dari hadits. Hadits adalah

sesuatu yang datang dari Nabi sedangkan khabar

adalah sesuatu yang datang selain dari Nabi.

c. Atsar, secara etimologis berarti baqiyyat al-syay, yaitu sisah

atau peninggalan sesuatu sedangkan pengertian secara

terminologis terdapat dua pendapat yaitu:

Atsar adalah sinonom dari hadits, yaitu segala

sesuatu yang berasal dari Nabi SAW.

Pendapat kedua menyatakan, atsar adalah berbeda

dengan hadis. Yang mana pengertian atsar adalah

segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat

dan tabi’ in yang terdiri atas perbuatan dan perkatan.

1.2 Istilah dasar dalam Ilmu Hadits


1. Sanat

Sanat menurut bahasa berarti sandaran tempat atau

bersandar. Sedangkan menurut istilah, sanat berarti jalan

yang menyampaikan kepada jalan hadits. Menurut ahmad

umar hasyim, sanat adalah jalur yang menghubungkan

kepada matan, yaitu para periwayat. Jalur ini disebut sanal

karena mereka menyandarkan hadits kepada sumbernya.

Sedangkan menurut Muhammad ajjaj al-khatib

mendefinisikan sanat sebagai jalur matan, beliau

menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan matan adalah

silsilah para periwayat yang mentrasfermasikan matan dari

sumber utam. Berdasarkan pendapat diatas, dapat

disimpulkan bahwa sanat adalah jalannya hadits, silsilah

orang-orang yang menyampaikan hadits (perawih) dari

sumbernya yang pertama.

Contoh sanat dalam hadist yang artinya : Umar bin khalid

telah menceritaka hadits padaku (imam bukhori) beliau

berkata: al-laits menceritakan hadist padaku (imam bin

kholid), dari yasid, dari abu al-khoir, dari abdula bin amr ra,

bahwa seorang lelaki bertanya pada Nabi Saw :’ ’

Manakah islam yang paling baik ? ’ ’ memberikan

makana, dan membaca salam pada orang yang kau kenal

dan tidak engkau kenal” . (HR. Bukhori).

Dan contoh diatas yang disebut sanat adalah umara bin

kholid, al-laits, yazid, abu al-khoir, dan abdulah bin amr.

Artinya,abdula bin amr mendapatkan hadits dari Nabi Saw.


Lalu hadits itu disampaikan kepada al-khoir, lalu kepada

yazid lalu kepada al-laits lalu kepada umar bin kholid, lalu

kepada penulis hadits yakni imam al-bukhari.

2. Matan

Matan menurut bahasa berarti punggung jalan (buka

jalan),tanah yang keras dan tinggi. Sedangkan matan

menutur istilah ioalah bunyi atau kalimat yang terdapat

dalam hadist yang menjadi isi riwayat. Singkatnya matan

adalah isi atau perkatan hadist yang disampaikan. Contoh

matan dalam hadits yang artinya : telah menceritakan

kepada kami sulaiman abu arrabi berkata, telah

menceritakan kepada kami ismail bin javar berkata, telah

menceritakan kepada maki Navi bin malik bin abu amir

abu suhail dari bapaknya dari abu hurairah dari Nabi Saw,

beliau bersabda: “ tanda-tanda munafik ada tiga : jika

berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi

amanah dia berkhianat (HR. Bukhori).

3. Rawi

Rawi atau perawi adalah orang yang membawa atau

meriwayatkan hadits atau membekukannya. Sengkatnya,

Rawi adalah orang yang meriwayatkan atau

memberitakan. Perawi pertama adalah para sahabat,

kemudian para tabi’ in sampai kepada para penyusun

hadits seperti bukhori, muslim dan sebagainya. Maka

dapat disimpulkan bahwa sanat, matan dan rawi

merupakan unsur-unsur penting dalam sebuat hadis.


Ketiganya saling berkaitan satu sama lain. Sanat adlah

pengantar matan, kemudian matan adalah isi hadist yang

diriwayatka rawi, sedangkan rawi adalah periwayat hadits.

Jika dilihat dari posisinya, maka sanat berada di awal

hadits, matan ada ditengah hadits, sedangkan rawi ada

diakhir hadits.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hadits adalah salah satu aspek ajaran islam yang menempati

posisi pandangan islam. Menurut istilah ahli hadits hadits adalah

apa yang disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw. Baik berupa

perkatan, perbuatan ,penetapan, sifat atau sirah beliau, baik sebelum

kenabian maupun sudahnya. Adapu istilah-istilah tersebut

diantaranya:

Istilah yang mirip dengan hadits, yaitus sunnah, kabar dan

atsar.

Istilah dasar dalam ilmu hadist, yaitu sanat matan dan rawi.

B. Saran

Setelah mempelajari istilah-istilah ilmu hadits ini maka diharapkan

para pembaca mampu memahaminya dengan baik, mengetahui

serta perbedaan masing-masing istilah diatas. Dan kemudian,

diharapkan mampu memahami mengenai ilmu hadits secara

mendalam. Dengan adanya ilmu ini, diaharapkan juga kita menjadi


manusia yang selalu menjaga dang terus mempelajari dengan baik

hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Nabi Muhammad Saw. Serta

mengaplikasikhkan ilmu yang ada dalam hadits tersebut dalam

kehidupan sehari.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qathan, Syaikh Manna. 2005. . Jakarta:

Pustaka Al-kautsar

Herdi, Asep.2014. : Humaniora

Anda mungkin juga menyukai