DOSEN PENGAMPU
H. Miskari, Lc, M. HI
DISUSUN OLEH
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
Ulumul Hadist yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
Saya berharap isi makalah ini ada manfaat bagi yang membacanya. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga makalah kami ini bermanfaat.
Pontianak,05 Maret2020
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................1
C. TUJUAN MASALAH..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN...........................................................................................................10
B. SARAN........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dalam hidupnya membutuhkan berbagai macam pengetahuan.
Sumber dari pengetahuan tersebut ada dua macam yaitu Aqli dan Naqli. Sumber
naqli ini merupakan pilar sebagian besar ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh
manusia. Dan sumber yang sangat otentif bagi ummat Islam dalam hal ini adalah Al-
Quran dan Hadits.
Hadits dan Sunnah, baik secara struktural maupun fungsional disepakati oleh
mayoritas kaum Muslim dari berbagai madzhab Islam sebagai sumber ajaran Islam.
karena dengan adanya hadits dan sunnah itulah ajaran Islam menjadi jelas, rinci, dan
spesifik. Sepanjang sejarahnya, hadits-hadits yang tercantum dalam dalam berbagai
kitab hadits yang ada telah melalui proses penelitian ilmiah yang rumit, sehingga
menghasilkan kualitas hadits yang diinginkan oleh para penghimpunnya..
Dalam penelitiannya, para ulama hadits itu menggunakan dua pendekatan,
yaitu kritik sanad dan matan, sehingga melahirkan teori-teori yang berkaitan
dengannya. Kedua pendekatan tersebut bukan suatu yang baru dalam pendekatan
studi hadits karena bila ditelusuri ke zaman sahabat, pendekatan ini sudah digunakan.
Secara garis besar menurut kajian muta’akhirin ilmu hadis terbagi menjadi dua, yaitu
ilmu hadist Riwayah dan ilmu hadist Dirayah.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengetian ilmu riwayah?
2. Apakah pengertian ilmu diroyah?
3. Apakah manfaat mempelajari keduanya?
4. Bagaimana kaidah periwayatannya?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian ilmu riwayah.
2. Mengetahui pengertian ilmu dirayah.
3. Mengetahui manfaat mempelajari keduanya.
4. Mengetahui kaidah periwayatannya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
perawi,syarat-syarat mereka, macam-macam periwayatn,dan hal-hal yang berkaitan
dengannya.
3
C. Manfaat Mempelajari Keduanya
Adapun beberapa manfaat dalam mempelajari Ilmu Riwayah dan Ilmu
Dirayah:
1. Ilmu Riwayah
a. Mengetahui Perbedaan Hadist Dari Sumbernya
Dengan mempelajari ilmu hadist riwayat, maka sesugguhnya kita juga
belajar mengenai perbedaan dan macam-macam hadist yang ditinjau
dari seumbernya, yaitu Rasulullah SAW. Adapun perbedaannya, maka
ada hadist qouliyah, hadist fi’liyah, hadist taqririyah, dan hadist sifat.
b. Mengetahui Makna Utama Dalam Sebuah Hadist
Dalam ilmu hadisr riwayah, kia pun akan belajar mengenai isi dan
makna yang terkandung dalam sebuah hadist, yaitu makna kontekstual
yang paling ditekankan dalam mengamalkan sebuah hukum dalam
hadist. Tentu saja, untuk mengetahui sebuah maknda kontekstual
dalam sebuah hadist, perlu diperkuat dengan hukum-hukum dalam
hadist lain dan beberapa pendapat ulama.
c. Mampu Mengqiyaskan Hukum Dalam Sebuah Hadist Dengan
Pemikiran Bijak dan Dinamis
Selain mengetahui makna kontekstual dalam sebuah hadist,
mempelajari ilmu hadist riwayah dapat menumbuhkan pemikiran
secara dinamis dalam memkanai sebuah hadist. Sehinga, sebuah
hukum dalam diqiyaskan (disamakan) dari beberapa riwayat dan
maqolah yang saling menguatkan.
d. Tidak Menafsiri Hadist Dengan Pemikiran Yang Keliru
Terkait melanjutkan pembahasan pada poin kedua dan ketida diatas,
maka sudah jelas bahwa salah satu manfaat dan peran penting
memepelajari ilmu hadist riwayah adalah mencegah pemikiran yang
keliru dalam memaknai sebuah hadist.
e. Mengenalkan Isi Kandungan Hadist Secara Tepat
Dalam perkembangan agama islam, banyak kelompok yang mengaku
sebagai “ahlus sunnah”, namun prilaku dan amalan mereka cukup
menyimpang dari sunnah. Misalnya saja kelompok yang melarang
berziarah kubur bahkan melarang berziarah makan Nabi Muhammad
SAW, kelompok radikal yang anti non muslim seolah melarang
4
Berhubungan sosial dengan non muslim, kelompok yang dengan
mudahnya mengkafirkan, membid’ahkan, dan mengkalim sesat pada
seseorang, dan lain sebagainya.
Salah satu penyebabnya adalah mereka lebih cenderung berdsar pada
satu atau dua hadist saja, memaknai hadist dari segi tekstual, dan
memaknai hadist dengan pemikiran yang keliru. Padahal, kita hidup
dalam ekadaaan yang nyaman, di mana penafsiran hukum-hukum
dalam berbagai macam hadist sesudah dinyatakan oleh para ulama
yang ahli dalampendapatnya, baik pada masa dulu hingga saat ini.
f. Menentukan Titik Temu Hukum Pada Dua Hadist Yang Bertentangan
Kita mengetahui bahwa ada beberapa perdebatan di kalangan para
ulama, mereka tentu saja idak menyatakan sebuah hukum berdasarkan
pemiran pribadi, tetapi salah satunya berdasarkandari hadist-hadist
yang berbeda hukumnya. Dengan demikian, untuk menyikapi
perbedaan tersebut kita bisa mengambilnya sebagai sebuah hikmah
yaitu mengikuti salah satu pendapat ulama yang berkesesuaian dengan
kondisi pribadi, lingkungan, budaya, dan semacamnya.
g. Menjaga Kemurnian Makna Hadits
Dengan mengetahui keenam manfaat mempelajari ilmu riwayah diatas,
tentu saja hal penting lainnya adalah menjaga kemurnian makna hadist
dari pemikiran-pemikran yang cenderung bersifat kaku.
2. Ilmu Dirayah
Adapun manfaat dan peran penting ilmu hadits dirayah atau yang
lebih dikenal dengan ilmu musthalah hadits, maka beberapa poin berikut
ini akan menjelaskannya :
5
mempelajari tentang seluk beluk hadist yang berkaitan dengan kualitas
sanad dan matannya.
c. Mengetahui Bagian dan Macam-Macam Hadits
Para ulama ahli hadits telah merumuskan macam-macam hadits yang
dilihat dari segi yang berkaitan dengan hadits, baik kualitas matan,
kualitas sanadnya, jenis-jenis riwayatnya, dan shighat dalam
meriwayatkannya.
d. Mengetahui Keadaan Para Rawi
Dengan mempelajari ilmu hadits dirayah, maka kita akan mengetahui
beberapa keadan rawi, apakah rawinya adalah seorang yang dhait, adil
ataukah tidak keduanya.
e. Menjaga Kemurnian Kalimat Hadits
Salah satu peran penting terwujudnya ilmu hadits dirayah adalah
menjaga kemurnian hadits dari segala macam yang tidak bersumber
dari Nabi Muhammad SAW. Pasalnya, banyak kelompok atau individu
yang mengada-ada dalam membuat hadits palsu.
D. Kaidah Periwayatannya
6
Selain itu masih ada riwayat lain yang menyatakan cara-cara Nabi
menyampaikan hadisnya melalui yaitu :
Cara seperti ini dilakukan Nabi misalnya ajakan ajakan Nabi untuk
memeluk agama Islam kepada berbagai kepala Negara dan pembesar daerah
yang non Islam lewat surat, perjanjian-perjanjian yang dilakukan Nabi dengan
orang-orang musyrik di Mekah dan dan penduduk Madinah, seperti perjanjian
Hudaibiyah dan piagam Madinah.
Nabi menyampaikan hadis selain dengan cara lisan juga dalam bentuk
perbuatan. Cara ini dilakukan di depan orang banyak di masjid pada waktu
malam dan subuh. Contoh:
صلَّى َ أَ َّن َرس : ُب قَا َل أَ ْخبَ َرنِي عُرْ َوةُ أَ َّن عَائِ َشةَ أَ ْخبَ َر ْته
َ ِ ُول هَّللا ُ َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ بُ َكي ٍْر قَا َل َح َّدثَنَا اللَّي
ٍ ْث ع َْن ُعقَ ْي ٍل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا
صاَل تِ ِه فَأَصْ بَ َح النَّاسُ فَت ََح َّدثُوا فَاجْ تَ َم َع أَ ْكثَ ُر
َ ِصلَّى ِر َجا ٌل ب َ َصلَّى فِي ْال َم ْس ِج ِد ف َ َف اللَّ ْي ِل ف ِ ْهَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم خَ َر َج َذاتَ لَ ْيلَ ٍة ِم ْن َجو
صلَّوْ ا َ ِ صلَّوْ ا َم َعهُ فَأَصْ بَ َح النَّاسُ فَتَ َح َّدثُوا فَ َكثُ َر أَ ْه ُل ْال َم ْس ِج ِد ِم ْن اللَّ ْيلَ ِة الثَّالِثَ ِة فَ َخ َر َج َرسُو ُل هَّللا
َ َصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ف َ َِم ْنهُ ْم ف
ِ َّضى ْالفَجْ َر أَ ْقبَ َل َعلَى الن
اس فَتَ َشهَّ َد َ َْح فَلَ َّما ق
ِ صاَل ِة الصُّ بَ َِت اللَّ ْيلَةُ الرَّابِ َعةُ َع َجزَ ْال َم ْس ِج ُد ع َْن أَ ْهلِ ِه َحتَّى خ ََر َج ل
ْ صاَل تِ ِه فَلَ َّما َكان َ ِب
ُقَا َل أَبُو َعبْد هَّللا ِ تَابَ َعهُ يُونُس ض َعلَ ْي ُك ْم فَتَ ْع ِج ُزوا َع ْنهَا
َ يت أَ ْن تُ ْف َر َّ َثُ َّم قَا َل أَ َّما بَ ْع ُد فَإِنَّهُ لَ ْم يَ ْخفَ َعل
ُ ي َم َكانُ ُك ْم لَ ِكنِّي خَ ِش
7
kepadanya, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada suatu malam
keluar di tengah malam untuk melaksanakan shalat di masjid, orang-orang
kemudian mengikuti beliau dan shalat dibelakangnya. Pada waktu paginya orang-
orang membicarakan kejadian tersebut. Kemudian pada malam berikutnya orang-
orang yang berkumpul bertambah banyak lalu ikut shalat dengan Beliau. Dan
pada waktu paginya orang-orang kembali membicarakan kejadian tersebut.
Kemudian pada malam yang ketiga orang-orang yang hadir di masjid semakin
bertambah banyak lagi, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar untuk
shalat dan mereka shalat bersama beliau. Kemudian pada malam yang keempat,
masjid sudah penuh dengan jama'ah hingga akhirnya beliau keluar hanya untuk
shalat Shubuh. Setelah beliau selesai shalat Fajar, beliau menghadap kepada
orang banyak membaca syahadat lalu bersabda: "Amma ba'du, sesungguhnya aku
bukannya tidak tahu keberadaan kalian (semalam). Akan tetapi aku takut shalat
tersebut akan diwajibkan atas kalian, sementara kalian tidak mampu." Abu
'Abdullah Al Bukhari berkata, "Hadits ini dikuatkan oleh Yunus." (HR.Bukhari :
872).
8
Mendengar penjelasan tersebur ’Amr bin al-Ash tersebut Nabi hanya diam saja
dan tidak memberi komentar apa-apa.
Hadis dalam bentuk hal ihwal ini dengan cara berupa keadaan Nabi
sesungguhnya bukan merupakan aktifitas Nabi, karena menyampaikan hadis Nabi
bersikaf pasif saja, pihak aktif adakah para sahabat Nabi, dalam arti sebagai
perekam terhadap keadaan Nabi tersebut. Contoh:
َكانَ َرسُو ُل : ك أَنَّهُ َس ِم َعهُ يَقُو ُل ِ ك ع َْن َربِي َعةَ ْب ِن أَبِي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن أَن
ٍ َِس ب ِْن َمال ٍ ِت َعلَى َمال ُ َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ يَحْ يَى قَا َل قَ َر ْأ
ق َواَل بِاآْل د َِم َواَل بِ ْال َج ْع ِد ْالقَطَ ِط َواَل بِال َّسبِ ِط
ِ َض اأْل َ ْمه
ِ َْس بِاأْل َ ْبي
َ ير َولَي
ِ ص ِ َْس بِالطَّ ِوي ِل ْالبَائِ ِن َواَل بِ ْالق َ صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لَي
َ ِ هَّللا
ْس فِي َر ْأ ِس ِه
َ س ِستِّينَ َسنَةً َولَي ْ
ِ س أَرْ بَ ِعينَ َسنَةً فَأَقَا َم بِ َم َّكةَ َع ْش َر ِسنِينَ َوبِ ْال َم ِدينَ ِة َع ْش َر ِسنِينَ َوت ََوفَّاهُ هَّللا ُ َعلَى َرأ
ْ
ِ بَ َعثَهُ هَّللا ُ َعلَى َرأ
َ و َح َّدثَنَا يَحْ يَى بْنُ أَي : ْضا َء
ُّوب َوقُتَ ْيبَةُ بْنُ َس ِعي ٍد َو َعلِ ُّي بْنُ حُجْ ٍر قَالُوا َح َّدثَنَا إِ ْس َم ِعي ُل يَ ْعنُونَ ا ْبنَ َج ْعفَ ٍر َ َولِحْ يَتِ ِه ِع ْشرُونَ َش ْع َرةً بَي
ح و َح َّدثَنِي ْالقَا ِس ُم بْنُ زَ َك ِريَّا َء َح َّدثَنَا خَالِ ُد بْنُ َم ْخلَ ٍد َح َّدثَنِي ُسلَ ْي َمانُ بْنُ بِاَل ٍل ِكاَل هُ َما ع َْن َربِي َعةَ يَ ْعنِي ا ْبنَ أَبِي َع ْب ِد الرَّحْ َم ِن ع َْن
س َو َزا َد فِي َح ِديثِ ِه َما َكانَ أَ ْزه ََر ٍ َك ْب ِن أَن ِ ِث َمال ِ ك بِ ِم ْث ِل َح ِدي ِ أَن
ٍ َِس ْب ِن َمال
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya aku membaca Hadits
Malik dari Rabi'ah bin Abu 'Abdur Rahman dari Anas bin Malik; Anas berkata;
dia mendengar; Nabi Shallallahu'alaihi wasallam adalah orang yang tingginya
sedang, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi, tidak terlalu putih dan tidak
terlalu coklat. Rambutnya berombak, tidak keriting dan tidak lurus. Allah
mengutusnya pada umur empat puluh, beliau tinggal di Makkah sepuluh tahun
dan di Madinah sepuluh tahun juga. Dan Wafat pada umur enam puluh tahun,
jumlah uban di kepala dan jenggotnya tidak lebih dari dua puluh. Dan telah
menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa'id dan 'Ali bin
Hujr berkata; Telah menceritakan kepada kami Isma'il yaitu Ibnu Ja'far;
Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepadaku
Al Qasim bin Zakaria; Telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad;
Telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Bilal keduanya dari Rabi'ah yaitu
Ibnu 'Abdur Rahman dari Anas bin malik dengan Hadits yang serupa Malik bin
Anas, hanya ada tambahan pada Hadits keduanya; 'beliau putih bercahaya.' (HR.
Muslim : No. 4330)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Objek kajian ilmu hadis riwayah lebih tertuju pada pribadi Nabi Muhammad
SAW, Sedang Objek kajian ilmu hadis dirayah lebih tertuju pada Sanad dan
Matan Hadis.
Faedah ilmu hadits riwayah adalah untuk menghindari kesalahan dalam
penukilan atau pengutipan sebuah hadits yang bersumber dari Nabi
Muhammad SAW. Sedang faedah dari ilmu hadis dirayah adalah : (a)
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan hadis dan ilmu hadis dari masa
kemasa sejak masa Rasulullah SAW, sampai sekarang (b) dapat mengetahui
tokoh-tokoh serta usaha-usaha yang telah mereka lakukan dalam
mengumpulkan, memelihara, dan meriwayatkan hadis, (c) menegtahui kaidah-
kaidah yang digunakan oleh para ulama dalam mengklasifikasikan hadis lebih
lanjut dan (d) dapat menegtahui istilah-istilah, nilai-nilai dan criteria-kriteria
hadis sebagai pedoman dlam berinstinbat
Kaidah periwayatan hadis Nabi muhammad dengan cara : Hadis dalam
bentuk perkataan, Hadis yang berupa perbuatan, Hadis dalam bentuk taqrir,
Hadis dalam bentuk hal ihwal.
Pokok ilmu dirayah yaitu rijal al-sanad dan jarah-ta’dil, Selain itu ilmu hadis
dirayah juga memiliki cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan matan hadis
diantaranya : `Ilm Gharib al-Hadits dan `Ilm Asbab Wurud al-Hadits.
B. Saran
Alhamdulillah, atas selesainya makalah ini Semoga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin. Tiada gading yang tak retak, tentu tidak menutup kemungkinan,
banyak persoalan seputar tema yang diangkat yang belum tuntas, sehingga perlu
tinjauan kembali dari teman-teman, dan lebih khusus dosen pemandu untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini .
10
DAFTAR PUSTAKA
- Al-Khatib, Muhammad Ajjaj. as-Sunnah qablat-Tadwin. Jakarta: Gaya Media
Pratama, 2001
- Soetari, Endang. Ulumul Hadis. Bandung : Amal Bakti Press,1997.
- http://qoidkiddoida.blogspot.com/2016/10/iat3-ilmu-hadis-riwayah-dan-
dirayah.html
- http://lilisokviyani1001.blogspot.com/2013/01/hadits-riwayah-hadits-dirayah-
dan.html
- Studi Ilmu-Ilmu Quran, terjemahan dari Mabaahits fii ‘Uluumil Quraan, Manna’
Khaliil al-Qattaan, pustaka media; semarang.
11