Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ULUMUL HADITS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadits

Dosen Pembimbing:

Sirojudin, S.Pd.I., M.Pd.I

Disusun Oleh:

Muhammad Najwan Givari

Aria Rangga Maulana

Ulva Fauziah

Muhamad Rizal

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS SURYAKANCANA

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul “
ULUMUL HADITS “ ini dengan lancer pada mata kuliah Ulumul Hadits. Kehidupan yang layak
dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap masyarakat, mereka
selalu berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara – cara yang tidak semestinya dan
bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, serta tak lupa sholawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW
atas petunjuk dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan kezaman terang benderang,
dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak - pihak yang telah membantu penulis
memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search engine google yang
ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.

Penulis dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, oleh karena itu Penulis sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah
ini lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat dan wawasan bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................4
B. Tujuan…………..........................................................................5
C. Manfaat………............................................................................5

BAB II ISI

A. Pengertian Ulumul Hadits............................................................6


B. Perkembangan Ulumul Hadits.....................................................9
C. Cabang-Cabang Ulumul Hadits..................................................10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan.......................................................................................13

PUSTAKA BAHASA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai di ketahui, banyak istilah untuk menyebut nama-nama hadits sesuai dengan
fungsinya dalam menetapkan syari`at Islam. Ada Hadits Shahih, Hadits Hasan, dan
Hadits Dha`if. Masing-masing memiliki persyaratan sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada
yang berkaitan dengan persambungan sanad, kulitas para periwayat yang di lalui hadits,
dan ada pula yang berkaitan dengan kandungan hadits itu sendiri.

Maka persoalan yang ada dalam ilmu hadits ada dua. Pertama berkaitan dengan
sanad, kedua berkaitan dengan matan. Ilmu yang berkaitan dengan sanad akan mengantar
kita menelusuri apakah sebuah hadits itu bersambung sanadnya atau tidak, dan apakah
para periwayat hadits yang di cantumkan di dalam sanad hadits itu orang-orang yang
terpercaya atau tidak.

Adapun Ilmu yang berkaitan dengan matan akan membantu kita mempersoalkan dan
akhirnya mengetahui apakah informasi yang terkandung di dalamnya berasal dari Nabi
atau tidak. Misalnya, apakah kandungan hadits bertentangan dengan dalil lain atau tidak.

Secara garis besar ilmu hadits dibagi atas ilmu hadits riwayat dan ilmu hadits
dirayat. Jika ilmu hadits riwayat membahas materi hadits yang menjadi kandungan
makna, maka ilmu hadits dirayat mengambil pembahasan mengenai kaidah-kaidahnya,
baik yang berhubungah dengan sanad atau matan hadits. Kedua pengetahuan tersebut
sama-sama penting. Sebab dengan ilmu yang pertama, setiap muslim yang ingin
mengikuti jejak laku dan teladan Rasulullah , harus menguasai ilmu tersebut. Sementara
itu dengan menguasai ilmu yang kedua, setiap muslim dan siapapun yang mempelajari
dengan baik akan mendapatkan informasi yang akurat dan akuntabel tentang hadits Nabi/
Rasulullah saw. Di bawah ini akan dibahas tentang pengertian ilmu hadits, sejarah yang
dilalui, dan cabang-cabang ilmu hadits, terurama ilmu hadits yang berkaitan dengan
kegiataan takhrij dan penelitian sanad hadit Nabi saw..

4
B. Tujuan penulisan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari pendekatan dalam pembelajaran.
2. Mengetahui peran pendekatan dalam pembelajaran.
3. Mengetahui Jenis-jenis pendekatan pembelajaran.

C. Manfaat
1. Dengan mempelajari ilmu hadis kita dapat mengetahui mana hadis yang dinilai shahih,
dhaif maupun hadis palsu.
2. Dapat menjaga serta menghindari dari kesalahan periwayatannya.
3. Kita dapat menjaga hadis yang dinilai benar - benar dari rasulullah dan memurnikan dari
hadis - hadis yang dinilai bukan daripadanya.

5
BAB II

ISI PEMBAHASAN

A.      Pengertian Ulumul Hadis

Ilmu Hadis (ulum al-hadis) terdiri dari dua kata, yaitu ilmu ( ‫)ع ْل ُم‬
ِ dan al-hadis. Kata ulum dalam
bahasa arab adalah bentuk jamak dari ‘ilmun-uluumun, ‫علوم‬-‫علم‬ yang berarti “ilmu-ilmu”,
sedangkan hadis berarti “ucapan, perbuatan atau penetapan yang dinisbatkan kepada nabi
Muhammad saw”.[1] Hadis juga memiliki makna jadid, qorib, dan khabar. Adapun pengertiannya
sebagai berikut:

a.    Jadid: yang baru (‫)حدوث‬, yakni apa yang disandarkan kepada Rasul saw 

         dan yang ada setelah al Qur’an.[2]

b.      Qorib: yang dekat, waktunya belum lama ada atau terjadi.

c.    Khabar: berita, yakni: sesuatu yang dibicarakan dan dipindahkan dari

perawi kepada perawi lain.

Dengan demikian pengertian ulum al-hadis adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan
dengan hadis nabi Muhammad saw.

Menurut ulama’ mutaqaddimiin (terdahulu), Ulumul Hadis juga dapat

diartikan sebagai:

a.    Ilmu atau pengetahuan yang membahas tentang cara-cara persambungan hadis sampai kepada
Rasul saw dari segi hal ihwal para perawinya, ketelitian, keadilan, dan dari persambungan mata
rantai sanadnya.

ُ ‫ض ْبطًا و َع ْدالً ومن َحي‬


( ‫ْث‬ ِ ْ‫ْرف ٍة أح‬
َ ‫وال رُوّ اتِها‬ ُ ‫سول صلّى هّللا عليه وسلّم من َحي‬
ِ ‫ْث مع‬ ِ ‫صال اَألحا ِد‬
ِ ّ‫ث بالر‬ ُ ‫عل ٌم ي‬
ِ ِّ‫ُبحث في ِه عن كَيفِيّ ِة ات‬
‫)كَي ِفيَ ِة ال ّسنَ ِد اتِّصاالً وا ْن ِقطاعًا‬                                            

b.    Ilmu atau pengetahuan mengenai kaidah-kaidah yang menghantarkan kepada pengetahuan


tentang rawi (periwayat) dan marwi (materi yang diriwayatkan).  ‫َّاوي‬ ِ ِ‫القواع ُد المعرفةُ ب‬
ِ ‫حال الر‬
ّ‫)والمرْ ِوي‬                                            )

c.    Ilmu atau pengetahuan untuk mengetahui kondisi sanad (penyandaran) dan matan (kandungan
hadis).

6
Dalam ilmu hadis terdapat dua(2) ilmu pokok, yaitu:

1. Ilmu hadis riwayah

َ yarwi( ْ‫)يروي‬, riwayatan( ً‫)رواية‬ yang berarti:


Menurut bahasa, riwayah berasal dari kata rawa( ‫)روى‬,

-          an-naql = perpindahan

-          adz-dzikr = penyebutan

-          al-fath = pertimbangan

Ulama’ yang merintis lahirnya ilmu riwayah ini adalah Muhammad bin Syihab az Zuhri (tinggal di
Ailah, desa antara Hijaz dan Syam).

Menurut Ajjaj Al Khatib, hadis riwayah adalah:

‫صف ٍة خَ لقيّ ٍة أو ُخلُقيّ ٍة نَقالً دَقيقًا‬


ِ ‫ير أو‬
ٍ ‫تقر‬
ِ ‫عل أو‬ ٍ ‫بي صلّى هّللا عليه وسلّم من‬
ٍ ِ‫قول أو ف‬ ِ ‫َقل َما ُأ‬
ِّ ّ‫ضفَ إلى الن‬ ِ ‫العل ُم الّذي يقو ُم على ن‬
‫ ُم َحرَّرً ا‬                                                                                

“Ilmu pengetahuan yang mempelajari hadis-hadis yang disandarkan kepada nabi Muhammad saw
baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, dan tabiat maupun tingkah lakunya”.

Menurut Ibnu al-Akfani, hadis riwayah adalah:

ِ ‫رير ْأل‬
            (‫فاظها‬ ِ ْ‫وضب ِْطها وتَح‬ ِ ‫بي صلّى هّللا عليه وسلّم وأ ْفعالِ ِه‬
َ ‫وروايَتِها‬ ِ ‫)عل ٌم يَ ْشتَ ِم ُل أ ْق‬          
ِّ ّ‫وال الن‬

“Ilmu yang mencakup perkataan, perbuatan Rasul saw, baik periwayatannya, pemeliharaannya,
maupun penulisannya atau pembakuan lafadz-lafadznya”.

Dapat disimpulkan bahwa Ilmu Hadis Riwayah adalah ilmu yang mempelajari semua perkataan,
perbuatan, taqrir, dan tabiat Rasul saw baik dari cara periwayatannya maupun cara
pemeliharaannya.

Objek kajian ilmu hadis riwayah adalah hadis Rasul saw dari segi periwayatan dan


pemeliharaannya. Hal tersebut mencakup:

a.       Cara periwayatan hadis, baik dari segi penerimaan maupun dari segi 

penyampaiannya dari seorang perawi ke perawi lain.

b.      Cara pemeliharaan Hadis, yaitu dalam bentuk penghafalan, penulisan,

dan pembukuannya.

7
Sedangkan tujuan dan urgensi ilmu ini adalah: pemeliharaan terhadap Hadis Nabi SAW agar tidak
lenyap dan sia-sia, serta terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam proses periwayatannya atau
dalam penulisan dan pembukuannya.

2. Ilmu hadis dirayah

Secara bahasa kata dirayah berasal dari kata dara(‫)د ََرى‬, yadri( ْ‫)يَ ْد ِري‬, daryan( ‫)دَرْ يًا‬, dirayatan(
ً‫) ِدرايَة‬ = pengetahuan. Jadi yang dibahas dalam ilmu hadis dirayah ini adalah dalam segi
pengetahuannya, yakni pengetahuan tentang hadis atau pengantar ilmu hadis.

Ilmu hadis dirayah bisa disebut dengan ilmu musthalah hadis, ilmu ushul hadis, dan qowa’idul
hadis.

Menurut At-Tirmidzi, ilmu hadis dirayah adalah:

(‫جال وغير ذلك‬


ِ ِّ‫ت الر‬ ِ ‫)قَوانينُ تُ َح ُّد يَدْريْ ِبها أحْ وا ُل َم ْت ٍن و َسنَ ٍد و َك ْي ِفيَ ِة التَّ َح ُّم ِل واَألدا ِء‬        
ِ ‫وصفا‬

“Kaidah-kaidah atau undang-undang untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara-cara
menerima dan menyampaikan hadis, sifat-sifat rawi dan sebagainya”.

Menurut Ibn al-Akfani, ilmu hadis dirayah adalah:

ُ ّ‫ت وما يَتَ َعل‬


(‫ق‬ ِ ‫عل ٌم يُع َْرفُ ِمنهُ َحقيقَةُ الرِّوايَ ِة و ُشرُوْ طُها وأ ْنواعُها وأحْ كا ُمها وحا ُل الرُّ وا ِة و ُشروطُهُ ْم وأصْ نافُ ال َمرْ ِويّا‬
‫) ِبها‬                                                                                        

“Ilmu yang mana kita dapat mengetahui hakikat (sumber) riwayat, syarat-syarat periwayatan,
macam-macam periwayatan, dan hukum-hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat perawi,
jenis hadis, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya”.

            Dan ada juga yang menjelaskan bahwa ilmu hadis dirayah adalah:

( ‫َّسول صلّى هّللا‬


ِ ‫صحي ُح النَّ ْسبَ ِة للر‬ َ ‫س والقَوانِينَ واُألص ُِل الّتي نَ ْست َِط ْي ُع َأ ْن نُ َميِّزَ بِها بينَ ما ه َُو‬
ِ ‫واع ِد واَأل َس‬
ِ َ‫ث في الق‬ َ َ‫العل ُم الّذي ي‬
£ُ ‫بح‬
‫ك في نِ ْسبَتِ ِه إلَي ِه صلّى هّللا عليه وسلّم‬
ٌ ْ‫)عليه وسلّم وما هو َم ْش ُكو‬    “Ilmu pengetahuan yang membahas tetang
kaidah-kaidah, dasar-dasar dan peraturan-peraturan yang dengannya kami dapat membedakan
antara hadis yang sahih yang disandarkan kepada Rasulullah SAW dan hadis yang di ragukan
penyandarannya kepada beliau”.

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa Ilmu Hadis Dirayah adalah sekumpulan kaidah dan
masalah untuk mengetahui keadaan perawi dan marwi. Baik yang menyangkut pribadinya seperti
akhlak, tabiat dan keadaan hafalannya maupun yang menyangkut persambungan dan terputusnya
sanad. Sedangkan keadaan marwi yaitu kesahihan dan kedhaifan matan, serta dari segi lain yaitu
diterima atau tidaknya suatu riwayat.

8
Objek kajian ilmu hadis dirayah ini adalah sebuah penelitian terhadap para perawi hadis dan
keadaan mereka yang meriwayatkan Hadis, begitu juga halnya dengan sanad dan matannya.

Faedah mempelajari ilmu hadis dirayah adalah dapat mengetahui kualitas sebuah hadis, apakah
dapat diterima atau ditolak, baik dilihat dari sudut sanad maupun matannya.

B. Perkembangan Ulumul Hadits

Meringkas buku Ilmu Memahami Hadits Nabi; Cara Praktis Menguasai Ulumul Hadits &
Mustholah Hadits oleh KH. M. Ma'shum Zein, hadits merupakan pernyataan, perbuatan, taqrir dan
hal-ihwal Nabi SAW serta merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah Alquran.

Sebelum terhimpun dalam kitab-kitab seperti sekarang, hadits diajarkan dan diriwayatkan melalui
lisan dan hafalan, sesuai dengan keadaan masyarakat Arab saat itu yang memiliki daya hafal
sangat kuat. Tapi, bukan berarti kegiatan penulisan hadits tidak ada sama sekali.

Sejak dulu, sudah banyak sahabat yang mengumpulkan hadits dengan mencatatnya, meski hanya
untuk kepentingan pribadi. Pada masa di antara wafatnya Rasulullah hingga diangkatnya Umar bin
Abdul Aziz sebagai khalifah, terjadilah banyak pemalsuan hadits yang dilakukan oleh kelompok-
kelompok tertentu demi berbagai tujuan.

Karena hal tersebut, khalifah Umar bin 'Abdul 'Aziz mengeluarkan kebijakan untuk menghimpun
hadits Nabi SAW secara massal. Kebijakan ini membuat para ahli hadits sangat antusias dan
berusaha semaksimal mungkin untuk menghimpun hadits.

Bagi mereka, melakukan lawatan ke berbagai daerah yang jauh untuk menghubungi para perawi,
bukan sebuah masalah. Bahkan ketika sampai di tujuan, mereka masih harus memeriksanya
dengan teliti dan menyaringnya dengan ketat demi mengetahui keasliannya.

Karena itu, proses penghimpunan hadits secara menyeluruh memakan waktu yang cukup panjang,
lebih dari satu abad. Perjalanan itu telah menghasilkan banyak kitab yang bebeda kualitasnya dan
juga beragam metode penyusunan.

Ilmu tentang hadits yang pertama kali muncul adalah al-jarh wa at-ta'dil (ilmu yang membahas
dan meneliti secara khusus keadaan para perawi hadits). Abu Bakar Muhammad bin Syihad az-
Zuhri (51-124 H) adalah peletak pertama kaidah dasar ulumul hadits . Ia menjadi orang pertama
yang mengumpulkan hadist Rasulullah SAW atas perintah Khalifah Umar bin Abdul Azis.

Saat itu, penulisan hadits belum dipisahkan ke dalam kitab hadist tersendiri, namun terintegrasi
dengan pembahasan tema lain. Misal, kitab Imam Syafi'i berjudul Risalah yang membahas tentang
hadist sekaligus ushul fikih.

9
Baru pada abad ke-3 dan ke-4, ulumul hadits mencapai masa keemasannya. Penulisan hadits
secara mandiri sudah dilakukan dengan intens. Pada masa ini, ulama-ulama hadits seperti Imam
Muslim, Imam Bukhari, Ibnu Khuzaimah, dan Ibnu Hibban banyak menghasilkan karya.

Pada akhir abad ke-3, Imam Abu Bakar Ahmad bin Harun bin Rauj al-Bardiji menyusun berbagai
kitab mengenai ilmu hadits. Di antaranya Ma'rifah al-Muttasil min al-Hadis wa al-Mursal wa al-
Maqtu, wa Bayan at-Turuq as-Sahihah, dan Ma'rifah Usul al-Hadis.

Penyusulan ilmu hadits secara lengkap dilakukan sejak pertengahan abad ke-4 sampai awal abad
ke-7. Pada masa ini mulai muncul kitab-kitab yang meringkas serta memberi komentar dan
penjelasan terhadap kitab-kitab hadits yang lebih dulu muncul. Kitab hadits yang muncul pada
masa ini adalah Al-Muhaddis al-Fasil bain ar-Rawi wa al-Wa'i karya ar-Ramahurmuzi.

Masa penyempurnaan ilmu hadits terjadi pada abad 7 hingga 10 H. Kitab-kitab yang muncul pada
masa ini adalah al-Irsyad karya Imam Nawawi dan Tadrib ar-Rawi Syarh Taqrib an-Nawawi
karya as-Suyuti. Sedangkan masa kemunduran ilmu hadits terjadi pada abad 10 hingga 14 H.
Tidak banyak karya yang lahir pada masa ini.

Masa abad ke-14 hingga saat ini disebut sebagai periode kebangkitan ilmu hadist. Para ulama
kontemporer juga menerbitkan kitab ulumul hadist, seperti al-Manhaj al-Hadis fi Ulum al-Hadis
karya Syekh Muhammad as-Simahi dan Qawa'id at-Tahdis karya Syekh Muhammad Jamaluddin
al-Qasimi.

C. Cabang-Cabang Ulumul Hadits

Diantara cabang-cabang besar yang tumbuh dari Ilmu Hadis Riwayah dan Dirayah ialah:

a. Ilmu Rijal al-Hadis

Yaitu ilmu yang membahas para perawi hadits, baik dari sahabat, dari tabi`in, mupun dari
angkatan-angkatan sesudahnya. Hal yang terpenting di dalam ilmu Rijal al-Hadits adalah sejarah
kehidupan para tokoh tersebut, meliputi masa kelahiran dan wafat mereka, negeri asal, negeri
mana saja tokoh-tokoh itu mengembara dan dalam jangka berapa lama, kepada siapa saja mereka
memperoleh hadis dan kepada siapa saja mereka menyampaikan Hadis. Ada beberapa istilah untuk
menyebut ilmu yang mempelajari persoalan ini. Ada yang menyebut Ilmut Tarikh, ada yang
menyebut Tarikh al-Ruwat, ada juga yang menyebutnya Ilmu Tarikh al-Ruwat.

b. Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil

Yaitu Ilmu yang menerangkan tentang hal cacat-cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan
tentang penta`dilannya (memandang adil para perawi) dengan memakai kata-kata yang khusus dan

10
tentang martabat-martabat kata-kata itu. Maksudnya al-Jarh (cacat) yaitu istilah yang digunakan
untuk menunjukkan “sifat jelek” yang melekat pada periwayat hadis seperti, pelupa, pembohong,
dan sebagainya. Apabila sifat itu dapat dikemukakan maka dikatakan bahwa periwayat tesebut
cacat. Hadis yang dibawa oleh periwayat seperti ini ditolak, dan hadisnya di nilai lemah (dha`if).
Maksudnya al-Ta`dil (menilai adil kepada orang lain) yaitu istilah yang digunakan untuk
menunjukkan sifat baik yang melekat pada periwayat, seperti, kuat hafalan, terpercaya, cermat,
dan lain sebagainya. Orang yang mendapat penilaian seperti ini disebut `adil, sehingga hadis yang
di bawanya dapat di terima sebagai dalil agama. Hadisnya dinilai shahih. Sesuai dengan fungsinya
sebagai suber ajaran Islam, maka yang diambil adalah hadis shahih.

c. Ilmu Fannil Mubhamat

Yaitu ilmu untuk mengetahui nama orang-orang yang tidak disebut di dalam matan atau di dalam
sanad. Misalnya perawi-perawi yang tidak tersebut namanya dalam shahih Bukhory diterangkan
selengkapnya oleh Ibnu Hajar Al `Asqollany dalam Hidayatus Sari Muqaddamah Fathul Bari.

d. Ilmu Mukhtalif al-Hadis

Yaitu ilmu yang membahas Hadis-hadis secara lahiriah bertentangan, namun ada kemungkinan
dapat diterima dengan syarat. Mungkin dengan cara membatasi kemutlakan atau keumumannya
dan lainnya, yang bisa disebut sebagai ilmu Talfiq al-Hadits.

e. Ilmu `Ilalil Hadits

Yaitu ilmu yang membahas tentang sebab-sebab tersembunyi yang dapat merusak keabsahan suatu
Hadis. Misalnya memuttasilkan Hadis yang munqathi`, memarfu`kan Hadis yang mauquf,
memasukkan suatu Hadis ke Hadis yang lain, dan sebagainya. Ilmu yang satu ini menentukan
apakah suatu Hadis termasuk Hadis dla`if, bahkan mampu berperan amat penting yang dapat
melemahkan suatu Hadis, sekalipun lahirnya Hadis tersebut seperti luput dari segala illat.

f. Ilmu Gharibul-Hadits

Yaitu ilmu yang membahas dan menjelaskan Hadis Rasulullah SAW yang sukar di ketahui dan di
pahami orang banyak karena telah berbaur dengan bahasa lisan atau bahasa Arab pasar. Atau ilmu
yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadis yang sukar diketahui
maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.

g. Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadis

Yaitu ilmu yang membahas Hadis-hadis yang bertentangan dan tidak mungkin di ambil jalan
tengah. Hukum hadis yang satu menghapus (menasikh) hukum Hadis yang lain (mansukh). Yang

11
datang dahulu disebut mansukh, dan yang muncul belakangan dinamakan nasikh. Nasikh inilah
yang berlaku selanjutnya.

h. Ilmu Asbab Wurud al-Hadits (sebab-sebab munculnya Hadis)

Yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan masa-masanya Nabi
menuturkan itu. Seperti di dalam Al Qur`an dikenal adalah Ilmu Asbab al-nuzul, di dalam Ilmu
hadis ada Ilmu Asbab wurud al-Hadits. Terkadang ada hadis yang apabila tidak di ketahui sebab
turunnya, akan menimbulkan dampak yang tidak baik ketika hendak di amalkan.

i. Ilmu Mushthalah Ahli Hadits

Yaitu ilmu yang menerangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang di pakai oleh ahli-ahli
Hadits.

12
BAB III

KESIMPULAN

A. Simpulan

1. Ulumul Hadits adalah ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan denganHadits Nabi SAW.

2. Ilmu Hadits Riwayah adalah ilmu yang mempelajari tentang tata caraperiwayatan,
pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan Hadits NabiSAW. Objek kajiannya adalah Hadits
Nabi SAW dari segi periwayatandan pemeliharaannya.

3. Ilmu Hadits Dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang kumpulankaidah-kaidah dan
masalah-masalah untuk mengetahui keadaan rawidan marwi dari segi di terima atau di tolaknya.
Rawi adalah orang yangmenyampaikan Hadits dari satu orang kepada yang lainnya; Marwiadalah
segala sesuatu yang diriwayatkan, yaitu segala sesuatu yangdisandarkan kepada Nabi SAW atau
kepada Sahabat dan Tabi`in. IlmuHadits Dirayah inilah yang selanjutnya disebut dengan Ulumul
Hadits.

4. Cabang-cabang Ulumul Hadits diantaranya adalah:

a. Ilmu Rijal Al-Hadits

b. Ilmu al-Jarh wa al-Ta`dil

c. Ilmu Fannil Mubhamat

d. Ilmu Mukhtalif al-Hadits

e. Ilmu `Ilalil Hadits

f. Ilmu Gharibul-Hadits

g. Ilmu Nasikh dan Mansukh Hadits

h. Ilmu Asbab Wurud al-Hadits (sebab-sebab munculnya Hadits)

i. Ilmu Mushthalah Hadits

13
DAFTAR PUSTAKA

http://samudra99ilmu.blogspot.com/2015/03/pengertian-ulumul-hadis-dan-cabang.html

https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-dan-sejarah-perkembangan-ulumul-hadits-
1wixIim6POG/full

https://www.academia.edu/13128482/
Ulumul_Hadits_Pengertian_Sejarah_Perkembangan_Dan_Cabang_Cabang_Ulumul_Hadits

https://khaskempek.com/ulumul-hadis-macam-macam-cabang-ilmu-hadis/

https://wakidyusuf.wordpress.com/2019/08/12/ulumul-hadits-dan-cabang-cabangnya/

14

Anda mungkin juga menyukai