ILMU HADIST
Disusun oleh:
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
2024
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang mana
penulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Ulumul Hadis. Dalam
penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu, terutama kepada dosen yang telah memberi kami petunjuk,
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Purwokerto,
Penulis
1
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ........................................................................................... 17
2. Daftar Pustaka ....................................................................................... 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua yang didapat dari Rasulullah selain Al-Qur’an baik itu
berupa penjelasan hukum syariat, rincian apa saja yang terkandung dalam
Al Qur’an ataupun gerak gerik Rasulullah itulah yang disebut Hadis. Baik
Al Qur’an maupun Hadis merupakan petunjuk dan pedoman manusia di
dunia ini yang tidak boleh dipisahkan satu sama lainnya. Bagi manusia yang
menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat tentunya harus berusaha
menyesuaikan perbuatannya dengan Al Qur’an dan Hadis ini merupakan
sebagai wujud ketaatan kepada Allah dan Rasul Nya1.
Hadits Nabi merupakan sumber hukum Islam terbesar kedua setelah
Al-Qur'an dan tetap merupakan eksposisi (penjelasan) ayat-ayat Al-Qur'an
yang bersifat universal, umum, dan absolut. Oleh karena itu, hadis
menempati posisi dan fungsi yang sangat penting dalam ajaran Islam. Ilmu
Hadis juga memiliki 2 lingkup pembahasan yakni Ilmu Hadis Dirayah dan
Ilmu Hadis Riwayat. Hadis juga harus memenuhi beberapa kriteria di
dalamnya agar dapat dijadikan sebagai hujjah dalam penetapan suatu
hukum. Oleh karenanya, ilmu hadis sangat diperlukan untuk mengetahui
mana hadis yang Shahih dan mana hadis yang Dha’if.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan istilah dasar dalam studi hadis?
2. Apa saja unsur-unsur hadis?
3. Apa perbedaan Al-Qur’an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabi?
4. Bagaimana konsep sunnah dan bid’ah?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui istilah dasar dalam studi hadis.
2. Mengetahui unsur-umsur hadis.
1
Rahmawati Mohammad Gufron, ULUMUL HADIS PRAKTIS DAN MUDAH, 1
ed. (Yogyakarta: KALIMEDIA, t.t.), 7.
3
3. Mengetahui perbedaan Al-Qur’an, Hadis Qudsi, dan Hadis Nabi.
4. Mengetahui konsep sunnah dan bid’ah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Studi Hadis
Ulumul hadis adalah sebuah ilmu yang berhubungan dengan hadis
dalam berbagai aspeknya. Para ulama Mutaqaddimin merumuskan Ilmu
hadis secara terminologi dengan ilmu pengetahuan yang membicarakan
tentang cara cara persambungan hadis sampai kepada Rasulullah, dari segi
ihwal para periwayatnya yang menyangkut kedhabitan dan keadilan serta
dari segi bersambung atau terputusnya sanad dan sebagainya. 2 Prof. Dr.
T. M. Hasbi Ash Shiddieqy menyatakan bahwa Ilmu Hadis adalah ilmu
yang berpautan dengan Hadis. 3
Ulumul Hadis sendiri memiliki ruang lingkup pembahasan, yakni
Ilmu Hadis Riwayat dan Ilmu Hadis Dirayat. Ilmu Hadis Dirayat adalah
ilmu yang menukilkan segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi, baik
perkataan, perbuatan, taqrir atau pun sifat anggota tubuh ataupun sifat sifat
perangai. 4 Sedangkan Ilmu Hadis Dirayah adalah ilmu yang mempelajari
tentang kaidah kaidah untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara cara
menerima dan menyampaikan hadis, sifat sifat Rawi dan sebagainya. 5
Para Ulama menyebut istilah bagi ilmu yang berkaitan dengan Hadits itu
dengan bermacam macam nama, seperti Ilmu Ushulil Hadits, Ilmu
Musthalah Ahlil Atsar, Ilmu Musthalah Ahlil Hadits yang ini semua
mengandung pengertian tentang masalah pokok yang dibahas dalam ilmu
itu. 6
2
Dr.M. Al Fatih Suryadilaga, ULUMUL HADIS, 1 ed. (Sleman, Yogyakarta:
Teras, 2010), 2.
3
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, ILMU HADITS, 3 ed. (Semarang:
PT. PUSTAKA RIZKI PUTRA, t.t.), 61.
4
Dr.M. Al Fatih Suryadilaga, ULUMUL HADIS, 3.
5
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, ILMU HADITS, 62.
6
61.
5
Ada beberapa istilah istilah yang sering dipakai dalam Studi hadis
diantaranya
a. Mutawatir, yakni hadis yang diriwayatkan dari banyak jalan (sanad).
Hadist mutawattir memberi faedah ilmu yang harus diyakini tanpa
perlu membahas benar atau salahnya terlebih dahulu.
b. Ahad, merupakan hadist yang tidak mencapai derajat mutawattir atau
bisa diartikan sebagai hadis yang diriwayatkan hanya oleh satu
perrowi saja.
c. Shohih, merupakan hadist yang dinukilkan oleh orang yang adil
(muslim, baligh, berakal, bebas dari kefasikan). Hadist ini hukumnya
diterima dan berfungsi sebagai hujjah.
d. Hasan merupakan hadisy yang sama dengan hadis shohih kecuali pada
sifat rowinya dimana hafalan atau penjagaan kitabnya terdapat hadist
tidak sempurna yakni lebih rendah. Hadis ini hukumnya diterima.
e. Dhoif merupakan hadis yang tidak memenuhi syarat syarat hadis
shohih dan hasan. Hadist ini hukumnya ditolak.
f. Maudhu ’(palsu) merupakan yang didustakan atas nama Nabi SAW
padahal beliau tidak pernah mengatakan Hukumnya ditolak.
7
Dr.M. Al Fatih Suryadilaga, ULUMUL HADIS, 34.
6
a. Sanad
Menurut arti kebahasaan, sanad adalah sandaran atau sesuatu yang
dijadikan sandaran. Sanad merupakan silsilah atau rentetan para perawi
yang menukilkan hadis dari sumbernya yang pertama, atau dengan kata
lain Sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadis kepada
Nabi Muhammad SAW. Sanad adalah rantai perawi (periwayat) hadis.
Sanad terdiri dari seluruh SAW. Dalam arti lain, Sanad hadis dihubungkan
dengan musnid, musnad, dan isnad. Musnid merupakan orang yang
menyebutkan sanadnya. Musnad adalah hadis yangseluruh sanadnya
disebutkan sampai dengan Rasulullah SAW. Sedangkan isnad adalah
penjelasan mengenai sanad hadis atau keterangan mengenai jalan
sandaran suatu hadis. Dengan demikian, sanad memberikan gambaran
keaslian suatu riwayat hadis. Hal-hal yang perlu dicermati dalam
memahami hadis yang berkaitan meliputi
Keutuhan sanadnya
Jumlah sanadnya.
Perawi akhirnya 8
ع ْن أ
َ ،َع ْن يَ ِزيد َ ،ْثُ َحدَّثَنَا اللَّي: َ قَال،ٍع ْم ُرو بْنُ خَا ِلد َ َّللاُ ََ َحدَّثَنَا
َّ ي َ ض َ ع ْن
ِ َّ ع ْب ِد
ِ َّللا ب ِْن عَ ْم ٍرو َر َ ،بِي ال َخي ِْر
علَى َم ْن َّ َوت َ ْق َرأ ُ ال،ام
َ سًلَ َم َ َطع َّ ط ِع ُم ال ْ ُ ت:ي ا ِإل ْسًلَ ِم َخي ٌْر؟ قَا َل
ُّ َ أ:سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َوَ ُصلَّى هللا
َ ي َّ سأ َ َل النَّ ِب
َ أ َ َّن َر ُج اًل،ع ْن ُه َما
َ
ْ ع َر ْفتَ َو َم ْن لَ ْم ت َ ْع ِر
ف َ
8
Amanda Rizkia Annur dkk., “HADIS SEBAGAI AJARAN DAN SUMBER
HUKUM ISLAM” 1 (2023).
7
Shallallahu ‘alaihi wasallam:"Manakah Islam yang paling baik?' Beliau
menjawab: 'Memberikan makanan, dan membaca salam pada orang yang
engkau kenal dan yang tidak engkau kenal'." (HR Bukhari)
Penjelasannya yaitu bahwa Abdullah bin 'Amr mendapat hadits dari Nabi
Shallallahu alaihi wassallam. Lalu hadits tersebut disampaikan kepada Abul
Khair, kemudian kepada Yazid, lalu kepada Al-Laits lalu kepada Umar bin
Khalid, lalu kepada penulis hadits yakni Imam Al-Bukhari.
https://muslim.okezone.com/alquran
b. Matan
Matan diambil dari bahasa Arab matn. Menurut bahasa, matn
berarti punggung jalan atau tanah yang keras dan tinggi. Matn kitab
berarti yang tidak bersifat komentar dan bukan tambahan tambahan
penjelasan. Jamak matn adalah mutun. Yang dimaksud matn dalam ilmu
hadis adalah “ ma yantahiy ilayhi as-sanad min al-kalam”, yakni: sabda
Nabi yang disebut setelah sanad, atau penghubung sanad, atau materi
hadis.9 Matan hadis terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Matan hadis yang setiap katanya sama dengan hadis yang lain.
Matan hadis yang mempunyai makna yang sama dengan hadis
yang lain, akan tetapi memiliki lafal yang berbeda.
Matan hadis yang bertentangan satu dengan yang lainnya. 10
Seperti contoh berikut
َْو َمن َْسلَك
َ ط ِريقًا
َ ْيَلتَمِ س ْفِي ِه عِل ًما ْس َّه َل
َ َْللا
َّ لَ ْه ِْب ِه ط ِريقًا
َ إِلَى ْال َجنَّ ِة
Artinya: "Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah
akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR Muslim, no. 2699).
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5866155/10-hadits-menuntut-
ilmu-untuk-memudahkan-jalan-ke-surga
c. Rawi
9
Dr.M. Al Fatih Suryadilaga, ULUMUL HADIS, 36.
10
Annur dkk., “HADIS SEBAGAI AJARAN DAN SUMBER HUKUM ISLAM.”
8
Rawi adalah seorang yang menyampaikan atau menuliskan dalam sebuah
kitab apa yang pernah diterimanya dari seseorang (guru). Atau,
singkatnya, rawi adalah orang yang meriwayatkan atau memberitakan
hadis. 11 Contohnya dalam hadis berikut
ع ْن أ
َ ،َع ْن يَ ِزيد َ ،ْثُ َحدَّثَنَا اللَّي: َ قَال،ٍع ْم ُرو بْنُ خَا ِلد َ َّللاُ ََ َحدَّثَنَا
َّ ي َ ض َ ع ْن
ِ َّ ع ْب ِد
ِ َّللا ب ِْن عَ ْم ٍرو َر َ ،بِي ال َخي ِْر
علَى َم ْن َّ َوت َ ْق َرأ ُ ال،ام
َ سًلَ َم َ َطع َّ ط ِع ُم ال ْ ُ ت:ي ا ِإل ْسًلَ ِم َخ ْي ٌر؟ قَا َل
ُّ َ أ:سلَّ َم
َ علَ ْي ِه َوَ ُصلَّى هللا
َ ي َّ سأ َ َل النَّ ِب
َ أ َ َّن َر ُج اًل،ع ْن ُه َما
َ
ْ ع َر ْفتَ َو َم ْن لَ ْم ت َ ْع ِر
ف َ
https://muslim.okezone.com/alquran
Gambaran rawi dapat dilihat dalam Hadis tersebut, yang ditemukan dalam
Shahih Bukhari dan diriwayatkan oleh
11
Dr.M. Al Fatih Suryadilaga, ULUMUL HADIS, 36.
9
Al Qur’an secara bahasa diambil dari kata: ا قر- يقرا- قراة- وقراناyang
berarti sesuatu yang dibaca. Alquran menurut istilah adalah firman Allah
SWT. Yang disampaikan oleh Malaikat Jibril dengan redaksi langsung dari
Allah SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW, dan yang diterima oleh umat
12
Islam dari generasi ke generasi tanpa ada perubahan. Al-Qur’an
diturunkan menjadi pegangan bagi mereka yang ingin mencapai kebgaian
dunia dan akhirat. Tidak diturunkan untuk satu umat dalam satu abad saja,
tetapi untuk seluruh umat dan untuk sepanjang masa, karena itu luas ajaran-
ajarannya adalah melingkupi seluruh umat manusia. 13
12
“BAB II Pengertian Al Qur’an.pdf.crdownload,” t.t.
13
“404-Article Text-1594-1-10-20210416.pdf,” t.t.
14
Mohammad Gufron, ULUMUL HADIS PRAKTIS DAN MUDAH, 1.
15
Annur dkk., “HADIS SEBAGAI AJARAN DAN SUMBER HUKUM
ISLAM.”
16
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, ILMU HADITS, 18.
10
riwayat. 17 Hadis Qudsi juga bisa diartikan sebagai sabda Rasulullah SAW.
yang disandarkan kepada Allah. Hadis Qudsi juga dapat disebut dengan
Hadis Ilahi, yaitu penisbatan pada Dzat Yang Maha Tinggi. 18
17
Dr. Muh. Zuhri, HADIS NABI, 1 ed. (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya,
1997), 9.
18
Mohammad Gufron, ULUMUL HADIS PRAKTIS DAN MUDAH, 95.
19
Annur dkk., “HADIS SEBAGAI AJARAN DAN SUMBER HUKUM ISLAM,”
556.
11
ت ََّواباا ََكان ُإِنَّه َُوا ْست َ ْغف ِْره ََربِك بِ َح ْم ِد َ َف
ْسبِح {
12
disandarkan kepada Allah; sehingga nisbah hadis Qudsi kepada Allah itu
merupakan nisbah yang dibuatkan.
4) Semua yang ada dalam Al-Qur’an berasal dari firman Allah SWT, baik
lafal maupun maknanya. Maka Al-Qur’an adalah wahyu baik dalam lafal
maupun maknanya. Sedang hadis Qudsi hanya makna saja yang berasal dari
Allah SWT, sedangkan lafalnya dari Rasulullah SAW, hadis Qudsi ialah
wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal.
20
Annur dkk., “HADIS SEBAGAI AJARAN DAN SUMBER HUKUM
ISLAM.”
13
menambah definisi tentang sunnah sebagai apa yang dinisbatkan kepada
Rasulullah SAW. berupa ucapan, perbuatan, persetujuan atau deskripsi baik
fisik maupun akhlak atau juga sirah atau yang biasa dikenal dengan biografi
Rasulullah SAW. 21 Ada ulama yang menerangkan bahwa sunnah itu untuk
perbuatan dan taqrir, sedangkan hadis untuk ucapan. Akan tetapi ulama
sudah banyak melupakan makna asal bahasa dan memakai istilah yang
22
sudah lazim digunakan, yaitu bahwa Hadis sama dengan Sunnah.
21
“SUNNAH DAN BID’AH.pdf,” t.t., 4.
22
Mohammad Gufron, ULUMUL HADIS PRAKTIS DAN MUDAH, 1.
23
“404-Article Text-1594-1-10-20210416.pdf,” 36.
24
“SUNNAH DAN BID’AH.pdf,” 7.
25
Dr. Muh. Zuhri, HADIS NABI, 8.
14
َ َْس َما َهذَا أ َ ْم ِرنَا فِى أَحْ د
ث َم ْن َ َرد فَ ُه َو ِم ْنه ُ لَي
Artinya : Barang siapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini
(urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut
tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718).
15
e. Bid’ah mukaramah, adalah segala perbuatan yang termasuk kedalam
kategori yang diharamkan, seperti melakukan perbuatan perbuatan yang
bertentangan dengan ajaran islam yang terdapat dalam Al Qur’an dan
sunnah. Bid’ah ini disebut dengan Bid’ah Hakikiyah (bid’ah dalam
ibadah). 26
26
“SUNNAH DAN BID’AH.pdf,” 9.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
DAFTAR PUSTAKA
Annur, Amanda Rizkia, Laili Hidayah Ansadatina, Nadia Leilani Assrie, dan
Venna Julia Harinda Putri. “HADIS SEBAGAI AJARAN DAN SUMBER
HUKUM ISLAM” 1 (2023).
Dr. Muh. Zuhri. HADIS NABI. 1 ed. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1997.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. ILMU HADITS. 3 ed. Semarang: PT.
PUSTAKA RIZKI PUTRA, 2009.
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6568067/5-contoh-hadits-qudsi-
pilihan-dan-perbedaannya-dengan-al-quran-hadits-nabi.
https://muslim.okezone.com/alquran
https://muslim.okezone.com/alquran
18