MAKALAH
Dosen Pengampu :
JURUSAN TARBIYAH
2024
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Unsur-Unsur Pokok Hadits” tanpa ada suatu halangan.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak bantuan yang penulis terima. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis masih
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi umat Islam, hadis dianggap sebagai sumber hukum utama setelah
Al-Qur'an. Hadits merupakan sumber tasyri yang penting dalam Islam. Umat
Islam meyakini Al-Quran dan hadis merupakan sumber hukum Islam yang
tidak dapat dipisahkan demi kepentingan istidlal dan dipandang sebagai
sumber utama yakni nash. Keduanya saling berhubungan dalam menjelaskan
syariat.
Dalam hadis terdapat tiga unsur hadis, antara lain sanad, matan, dan
susunan sanadnya yang tidak bisa disebut hadis. Demikian pula struktur
sanadnya, sekalipun berlanjut sampai Rasulullah SAW, jika tidak ada berita di
bawahnya, tidak bisa dikatakan hadis pula.
Tiga unsur dasar hadits, matan dan sanad, digunakan setelah Nabi
Muhammad SAW wafat.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul sebuah rumusan masalah
sebagai berikut:
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sanad hadist
1. Pengertian Sanad
Sanad adalah pegangan dalam teks hadis atau matan. Menurut
bahasa, sanad adalah sandaran atau tempat bersandar. Sedangkan
menurut istilah, sanad adalah jalan yang menyampaikan kepada jalan
hadis. Secara historis, penggunaan sanad sudah dikenal sejak sebelum
datangnya Islam. Akan tetapi mayoritas penerapan sanad digunakan
dalam mengutip hadis-hadis Nabawi, yaitu segala hal yang
disandarkan (idlafah) kepada Nabi SAW.1
1
Tahmid Miftachurrozaq, Jannatul Husna, and Waharjani, “Ilmu Hadis Perspektif
Mohammad Hashim Kamali Dalam A Textbook of Hadith Studies,” Jurnal Ilmiah Ilmu
Ushuluddin 21, no. 2 (2022): 175–89, https://doi.org/10.18592/jiiu.
6
2. Fungsi Sanad
Fungsi sanad adalah untuk mengetahui derajat kesahihan suatu
hadis. Apabila ada cacat dalam sanadnya baik itu karena kefasikannya,
3. Manfaat sanad
Selain Alquran, sanad inilah yang menjadi ukuran sebuah hadis
benar dan valid, shahih, hasan, dhaif atau palsu. Inilah keunggulan
referensi.
B. Matan Hadits
2
Siti Fatimah, “PENGANTAR STUDI HADITS,” no. 2720190069 (2021).
3
Oleh : Sri and Harmonika M Pd, “Hadits-Hadits Tentang Manajemen Sumber Daya
Manusia (SDM)” 1 (2017): 1–14.
7
pesan yang di tinggikan Lalu pengertian matan Secara Istilah adalah
materi dan lafadz yang ada di hadist. Ada juga yang mengartikan
sebagai ujung atau tujuan dari sanad. Sehingga seperti yang dikatakan
AthThibi matan artinya lafadz lafadz hadist yang di dalamnya
terkandung makna makna tertentu (inti pokok hadist).4
Dalam buku yang berjudul Relasi Teks dan Konteks (2020) karya
Muhammad Yusuf, menjelaskan bahwa kata matan berasal dari al-matn
yang memiliki arti bagian tanah yang meninggi. Sedangkan menurut
istilah, kata matan adalah rangkaian kalimat tempat berakhirnya
sanad. Sanad adalah lafal-lafal hadus yang di dalamnua mengandung
makna-makna tertentu. Matan adalah redaksi isi berita yang
disadarkan periwayatnya kepada Nabi Muhammad SAW.5 Dengan
kata lain, matan adalah aspek substansi materi yang menjelaskan
perbuatan, perkataan, dan hal ihwal Nabi Muhammad SAW dalam
berbagai konteks dan aneka kondisi serta keragaman posisi.
Sedangkan menurut Mustafa al-Azami matan adalah upaya untuk
menyeleksi atau membedakan antara hadits shahih dan dhaif yang
dilihat dari isinya.6 Jadi, dapat disimpulkan bahwa matan adalah ilmu
yang mempelajari isi atau bunyi sebuah hadits yang bertujuan untuk
memvalidasi kesahihan sebuah hadits
4
Zarwaki Umi Sumbulah, Muhammad Miftakhul Huda, “Isnad Cum Matan Analysis Sebagai
Metode Otentifikasi,” Jurnal Studi Hadis Nusantara 4, no. 2 (2022): 125–33.
5
Muhammad Yusuf, Relasi Teks Dan Konteks (jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung,
2015).
6
M Suryadinata, “Kritik Matan Hadis : Klasik Hingga Kontemporer,” Ushuluna: Jurnal Ilmu
Ushuluddin 2, no. 2 (2020): 111–29, https://doi.org/10.15408/ushuluna.v2i2.15183.
8
Secara sederhana dapat dipahami bahwa matan adalah ujung dari
rangkaian sanad. Posisinya persis setelah berakhirnya rangkaian
sanad, atau dengan kata lain matan adalah materi atau lafad hadis itu
sendiri. Matan hadis biasanya memiliki redaksi yang mirip. Ditinjau
dari bentuknya, matan hadis Nabi Muhammad SAW bervariasi dan
dibutuhkan tinjauan dan pendekatan yang bervariasi pula dalam
mendekatinya. Untuk itu, matan adalah salah satu bagian terpenting
dari hadis. Tanpa matan, maka tidaklah dapat dikatakan sebagai hadis.
C. Mukhorrij Hadits
7
Zailani, “Pengaruh Hadis Riwayat Bi Al-Ma’Na Dalam Pelaksanaan Hukum Islam,” Ilmu
Hadis 4, no. 1 (2015): 57.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dalam pembahasan sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
10
2 (2022): 125–33.
11