Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

THABAQAT,RUWAT,DAN ISNAD

DOSEN PEMBIMBING: MIKYAL OKTARINA MA,


MK: ULUMUL HADIST

DISUSUN OLEH
NAMA : MAHDI ( 2212010045)
RAFI : RAFI ( 2212010020)

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kekuatan kepada kita semua untuk
dapat menyelesaikan perbuatan makalah ini dengan sebaik baiknya untuk memenuhi tugas
sejarah beradaban Islam. Juga tidak lupa beriring salam dan sholawat kehadirat rasulullah SAW
yang telah membawa kita dari zaman jahiliah hingga membawa kita kealam yang penuh berilmu
pengetahuan ( Islamiah ) sebagai mana yang kita rasakan pada saat ini. Memberikan kecerahan
pada setiap hati manusia untuk berfikir menyaksikan kekuasaan Ilahi Robbi yang memiliki
tingkatan ilmuan yang maha tinggi. Terimakasih kami ucapkan kepada bapak dosen yang telah
memberikan dorongan serta motivasi keilmuannya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN ..................................................................................................
A.Latar Belakang ...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................
C.Tujuan ...........................................................................................................................
BAB II : PEMBAHASAN ....................................................................................................
A.Pengertian Khulafaurasyidin ..........................................................................................
B.Khalifah Abu Bakar Ash Sidiq ........................................................................................
C.Khalifah Umar Ibn Al-Khatab .........................................................................................
D.Khalifah Usman Ibn Affan ..............................................................................................
E.Khalifah Ali Ibn Abi Thalib .............................................................................................
BAB III : PENUTUP ...........................................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Hadis merupakan landasan hukum kedua bagi kehidupan umat Islam, selain dari hukum-
hukum dalam al-Qur‟an, perlu juga ada penjelasan melalui hadis, agar manusia dapat memahami
maksud ayat al-Qur‟an yang samar. Karena setiap manusia dari tahun ketahun metode
pemahaman dan pemikirannya berbeda-beda. Sehingga hadis dapat dibukukan dengan cara yang
berbeda-beda, dengan melihat perkembangan masyarakat dari zaman kezaman. Dalam
periwayatan hadis yang dilakukan oleh Rasulullah juga masih belum dapat dipastikan keshahih-
annya, bahkan banyak hadis-hadis maudhu’ yang tersebar di masyarakat. Dalam periwayatan
hadis ini, bukan hanya dari kalangan keluarga yang meriwayatkanya, tetapi dari kalangan
sahabat banyak yang meriwayatkan hadis. Di antara sahabat-sahabat yang meriwayatkannya
adalah Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib, Usman bin Affan, Ibnu Abbas, Anas
bin Malik, Ibnu Mas‟ud, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah dan lain-lain. Diantara para sahabat
Rasulullah Saw yang banyak meriwayatkan hadis adalah Abu Hurairah. Karena beliau selalu
bersama Rasulullah Saw ketika berpergian, bahkan beliau mendapat julukan nama Abu Hurairah
karena beliau sangat suka terhadap binatang yaitu kucing.

4
B. Rumusan masalah

1. apa pengertian thabaqat menurut bahasa?

2. apa pengertian ruwat menurut bahasa?

3. apa pengertian isnad menurut bahasa?

4. apa pengertian dari tharikh al ruwat dalam thabaqat al ruat,dan kitab-kitab tharikh al ruwat?

5. sebutkan tingkatan ar ruwat berdasarkan generasi?

6. Apa Penting nya sanad hadist?

7. Apa itu fungsi sanad hadist?

C. Tujuan makalah

1. untuk mengetahui pengertian thabaqat

2. untuk mengetahui pengertian ruwat

3. untuk mengetahui pengertian isnad

4. untuk mengetahui pengertian dari tharikh al ruwat dalam thabaqat al ruat,dan kitab-kitab
tharikh al ruwat

5. untuk mengetahui tingkatan ar ruwat berdasarkan generasi

6. untuk mengetahui pentingnya sanad hadist

7. untuk mengetahui fungsi dari sanad hadis


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian thabaqat

Thabaqat menurut bahasa adalah suatu kaum yang memiliki kesamaan dalam suatu sifat.
Secara istilah, adalah suatu kaum yang hidup dalam satu masa dan memiliki keserupaan dalam
umur dan sanad, yakni pengambilan hadis dari para guru.Mahmud Thahan mengemukakan,
bahwa Tabaqat adalah kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau
dalam isnad saja. Dalam pengertian ini, tabaqat identik dengan generasi dari sisi kebersamaan
dalam berguru. Kadangkala para muhaditsin (ahli hadis) menganggap bahwa kebersamaan dalam
menimba ilmu hadis adalah cukup bisa dikatakan satu tabaqah, sebab pada umumnya mereka
memiliki kebersamaan dalam umur.

B. Pengertian ruwat

Menurut bahasa kata ar-Ruwat jamak dari kata rawi, yaitu yang menerima, memelihara
dan menyampaikan kepada orang lain dengan menyebutkan sumber pemberitaannya.sedangkan
menurut istilah ar-Ruwat,adalah pengelompokan orang yang menerima, memelihara dan
menyampaikan hadis yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau
isnad yang sama atau sama dalam periwayatan saja. Maksud berdekatan dalam isnad adalah satu
perguruan atau satu guru atau diartikan berdekatan dalam berguru. Jadi, para gurunya sebagian
periwayat juga menjadi guru bagi sebagian perawi lain. Para rawi pada masa tertentu akan
berbeda dengan rawi masa berikutnya.

C. Pengertian isnad
isnad berasal dari bahasa Arab artinya adalah penyandaran sesuatu pada sesuatu yang lain
sedangkan al sanad bisa berarti bagian depan atau bawah gunung atau kaki gunung, karena
dialah penyangganya. Adapun kata Isnad dalam hadis berarti kita bersandar kepada para
periwayat untuk mengetahui pernyataan Nabi Saw., kadang istilah Thariq dipakai dalam
menggantikan Isnad, kadang pula Istilah Wajh digunakan untuk maksud yang sama.Penyandaran
suatu hadis kepada perawi, adalah makna yang bersifat qiyas (analogi). Adapula yang
mengartikan sanad sama dengan Mu’tamad berarti terpercaya atau dapat dijadikan pegangan.
Sedangkan menurut Istilah ilmu hadis isnad berarti silsilah periwayat hadis yang
menghubungkan kepada matan hadis dari periwayat terakhir sampai kepada Nabi Muhammad
Saw.

Kata isnad adalah bentuk masdar dari kata asnada, yang menurut arti bahasanya adalah
menyadarkan sesuatu kepada yang lain (sama dengan pengertian sanad yang telah dijelaskan
dalam pembahasan terdahulu). Sedangkan menurt isltilah dalam ilmu hadist isnad berarti
mengangkat atau menyederhanakan suatu hadist kepada yang mengatakannya. Sedangkan kata
musnid adalah isim fa’il dari sanada yang secara bahasa berarti orang yang menyandarkan,
sedangkan secara istilah kata ini berarti orang yang meriwayatkan suatu hadist yang disertai
dengan menyebutkan sanad hadistnya Adapun musnad adalah isim maf’ul yang terbentuk dari
kata sanada yang mempunyai arti secara lughawi sesuatu yang dinisbatkan atau
disandarkan.Sedangkan menurut istilah ilmu hadist musnad mempunyai tiga pengertian yaitu:

a. Kata musnad berarti kitab hadist yang didalamnya berisi koleksi hadist-hadist yang
diriwayatkan oleh sahabat yang lain dalam bab yang lain pula.

b. Kata musnad juga berarti hadis-hadis yang disebutkan saluruh sanad dan bersambung
sampai kepada Nabi.

c. Para Ulama hadis juga menggunakan musnad dalam arti sanad,ini dapat dipahami
karena musnad merupakan masdar dari sanad,

 Unsur-unsur Sanad hadist Berdasarkan defenisi dan batasan sanad yang telah dipaparkan
dalam pengertian terdahulu, maka ada tiga unsur penting dalam
sanad hadis yang harus dijaga kevalidannya yaitu:
1. Rijal al Sanad
2. Ittishal al Ruwat
3. Tahammul wa al Adaa

Ketiga unsur sanad ini merupakan satu kesatuan yang mengantarkan kepada matan hadis,
sehingga tanpa adanya jaminan keadilan ketiganya, maka matan hadis yang kita terima tidak
dapat dipertanggung jawabkan apakah matan hadis tersebut benar-benar dari Nabi. Dan inilah
jawaban pertanyaan dasar mengapa sanad hadis itu penting.

1
 Rijal al-sanad adalah perawi-perawi yang ada dalam sanad dari yang pertama sampai
dengan yang terakhir. unsur utama dalam sanad yang harus diperhatikan, apakah
semuanya layak dipercaya sebagai periwayat hadis (tsiqah) atau tidak
 ittishal al-ruwat, dalam analisa rijal al-sanad pada kajian al Jarh wa al ta’dil pembahasan
ini ditempatkan dalam suatu pembahasan yang sangat penting. Yang dimaksudkan
dengan bersambungnya sanad adalah tidak terputusnya mata rantai periwayat dari
Rasulullah saw. Sampai kepada mukharrij (yang mengeluarkan/penghimpun riwayat
hadis dalam sebuah kitab) hadis.
 al-Tahammul wa al Adaa menurut jumhur ulama menyepakati delapan metode yang
dianggap akurat dalam proses periwayatan. Selain dari delapan metode periwayatan
tersebut, ada juga perlu dipahami oleh seorang pengkaji hadis pada unsur sanad yang
merupakan bagian tak terpisahkan dari sanad yaitu lambang-lambang periwayatan dan
Singkatan-singkatannya.

Ibnu al-Salāh mengemukakan defenisi mengenai hadis shahih:

‘’Hadis shahih adalah hadis yang bersambung sanadnya dengan penulisan hadis dari
(periwayat yang) 'adil (dan) dhābit} dari (periwayat yang) adil dan dhābit} bersumber
dari periwayat yang berkualitas yang sama (sampai jalur) terakhirnya,dan tidak
(mengandung) syāż dan ’illat.’’

D. Tharikh ar ruwat dalam thabaqat ar ruwat

Ilmu tarikh ar-ruwat adalah sebuah disiplin ilmu hadits yang mengetahui para perawi
hadits dari segi yang berhubungan dengan periwayatan mereka terhadap hadits. Hal ini bisa
diperoleh dengan menjelaskan keadaan mereka, tanggal kelahiran, wafat, syuyukh (guru-guru
mereka), kapan mereka menerima hadits, siapa yang merawikan, negri dan tempat mereka, rijalul
hadits yang ada di masa itu, sejarah kedatangannya ke negri yang berbeda-beda, apakah ia
menerima hadits dari gurunya sebelum ikhtilath gurunya atau setelahnya dan lainya dari hal-hal
yang berhubungan dengan perkara-perkara hadits.

 Kitab-kitab tharikh ar ruwat


 Tahadzib at-Tahdzib karya al-Hafidz Syahibuddin Abu al-Fadhl Ahmad ibn Ali
(Ibn Hajar) al-‘Asqalaniy (773-852 H).
 kitab al-Kuna Wa al-Asma’ karya Abu Bisyr Muhammad ibn Ahmad ad-Daulabiy
(234-320 H)
 kitab Al-Ikmal Fi Raf’ al-Irtiyab ‘An al-Mu’talif Wa al-Mukhtalif Min al-Asma’
Wa al-Kuna Wa al-Ansab”karya al-Amir al-Hafidz Abu Nashr Ali ibn Hitabullah
(Ibn Ma’kula) al-Baghdadiy (421-486 H)

1
 kitab Al-Musytabih Fi Asma’ ar-Rijal” karya al-Hafidz Muhammad ibn Ahmad
ibn Utsman adz-Dzahabiy (673-748 H)
 kitab Nuzhah al-Albab Fi al-Alqab karya al-Hafidz Ahmad ibn Ali (Ibn Hajar) al-
‘Asqalaniy (773-852 H)
 kitab Taj al-Islam Abdul Karim ibn Muhammad as-Sam’aniy (506-562 H)

E. Tingkatan Thabaqat al ruwat (tingkatan prawi hadist)

Thabaqat (tingkatan) perawi ini, menurut Ibnu Hajar sebagaimana disebutkan dalam kitab at
Taqrib ada 12 (duabelas) tingkatan sebagai berikut:

 Thabaqat 1: Para sahabat Nabi SAW, tentu saja dengan adanya perbedaan kualitas di
antara mereka.
 Thabaqat 2: Tabiin senior (kibar), seperti Ibnu al-Musayyib.
 Thabaqat 3: Tabiin medium (wustho, seperti Hasan Basri dan Ibn Sirin.
 Thabaqat 4: Para perawi yang banyak meriwayatkan hadis dari Tabiin Senior, seperti az-
Zuhri dan Qatadah.
 Thabaqat 5: Tabiin junior (Shughro), yang melihat satu atau dua orang sahabat namun
tidak mendengar riwayat (hadis) dari sahabat, seperti al-A'masy.
 Thabaqat 6: Para perawi yang hidup semasa dengan Tabiin Junior namun tak pernah
bertemu sahabat, seperti Ibnu Juraij.
 Thabaqat 7: Seniornya Pengikut Tabiin (kibar atba'u at-tabiin), seperti Malik dan Sufyan
ats-Tsauri.
 Thabaqat 8: Wustho dari peringkat 7; Ibnu Uyainah dan Ibnu 'Aliyyah.
 Thabaqat 9: Juniornya Pengikut Tabiin (as-Sughro min atba' at-Tabiin); Zaid ibn Harun,
as-Syafii, Abu Daud ath-Thayalisi, dan Abd Razzaq.
 Thabaqat 10: Senior yang mengambil hadis dari taba' al-atba', yang mana mereka tidak
bertemu tabiin; Ahmad ibn Hanbal.
 Thabaqat 11:Medium dari taba' al-atba', seperti adz-Dzuhli dan al-Bukhari.
 Thabaqat 12: Junior yang mengambil hadis dari taba' al-atba', seperti at-Tirmidzi.

Mereka yang berada pada peringkat 1 dan 2 lahirnya sebelum tahun 100 H.

Sedangkan peringkat 3 - 8, lahir setelah tahun 100 H.

Adapun peringkat 9 - 12, lahir setelah tahun 200 H.

F. Penting nya sanad hadist

2
Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadits) dan berakhir pada orang
sebelum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni Shahabat. Misalnya al-Bukhari
meriwayatkan satu hadits, maka al-Bukhari dikatakan mukharrij atau mudawwin (yang me-
ngeluarkan hadits atau yang mencatat hadits), rawi yang sebelum al-Bukhari dikatakan awal
sanad sedangkan Shahabat yang meriwayatkan hadits itu dikatakan akhir sanad.

Abdullah bin al-Mubarak (wafat th. 181 H) Rahimahullah berkata:

“Sanad itu termasuk dari agama, kalau seandainya tidak ada sanad, maka orang akan
berkata sekehendaknya apa yang ia inginkan.”

G. fungsi sanad hadist

Sanad dalam sebuah hadist ialah salah satu ciri khas umat islam. Karena sanad memiliki
peran penting dalam menjaga kemurnian dan keabshahan yang menjadi salah satu pedoman
islam yang kedua yaitu Hadist. Dengan adanya sanad, kejahatan orang yang hendak
memanipulasi hadist atau membuat hadist palsu yang diatas namakan kepada Nabi. Demikian
juga para penghafal qur’an menjadikan sebagai pegangan dalam menilai suatu hadist, apakah
terkenal atau lemah.

3
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Thabaqat menurut bahasa adalah suatu kaum yang memiliki kesamaan dalam suatu sifat.
Secara istilah, adalah suatu kaum yang hidup dalam satu masa dan memiliki keserupaan dalam
umur dan sanad, yakni pengambilan hadis dari para guru.Mahmud Thahan mengemukakan,
bahwa Tabaqat adalah kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau
dalam isnad saja. Dalam pengertian ini, tabaqat identik dengan generasi dari sisi kebersamaan
dalam berguru.

Ruawat Menurut bahasa kata ar-Ruwat jamak dari kata rawi, yaitu yang menerima,
memelihara dan menyampaikan kepada orang lain dengan menyebutkan sumber
pemberitaannya.sedangkan menurut istilah ar-Ruwat,adalah pengelompokan orang yang
menerima, memelihara dan menyampaikan hadis yang hidup dalam satu generasi atau satu masa
dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan saja.

isnad berasal dari bahasa Arab artinya adalah penyandaran sesuatu pada sesuatu yang lain
sedangkan al sanad bisa berarti bagian depan atau bawah gunung atau kaki gunung, karena
dialah penyangganya. Adapun kata Isnad dalam hadis berarti kita bersandar kepada para
periwayat untuk mengetahui pernyataan Nabi Saw., kadang istilah Thariq dipakai dalam
menggantikan Isnad, kadang pula Istilah Wajh digunakan untuk maksud yang sama

4
 Thabaqat 1: Para sahabat Nabi SAW, tentu saja dengan adanya perbedaan kualitas di
antara mereka.
 Thabaqat 2: Tabiin senior (kibar), seperti Ibnu al-Musayyib.
 Thabaqat 3: Tabiin medium (wustho, seperti Hasan Basri dan Ibn Sirin.
 Thabaqat 4: Para perawi yang banyak meriwayatkan hadis dari Tabiin Senior, seperti az-
Zuhri dan Qatadah.
 Thabaqat 5: Tabiin junior (Shughro), yang melihat satu atau dua orang sahabat namun
tidak mendengar riwayat (hadis) dari sahabat, seperti al-A'masy.
 Thabaqat 6: Para perawi yang hidup semasa dengan Tabiin Junior namun tak pernah
bertemu sahabat, seperti Ibnu Juraij.
 Thabaqat 7: Seniornya Pengikut Tabiin (kibar atba'u at-tabiin), seperti Malik dan Sufyan
ats-Tsauri.
 Thabaqat 8: Wustho dari peringkat 7; Ibnu Uyainah dan Ibnu 'Aliyyah.
 Thabaqat 9: Juniornya Pengikut Tabiin (as-Sughro min atba' at-Tabiin); Zaid ibn Harun,
as-Syafii, Abu Daud ath-Thayalisi, dan Abd Razzaq.
 Thabaqat 10: Senior yang mengambil hadis dari taba' al-atba', yang mana mereka tidak
bertemu tabiin; Ahmad ibn Hanbal.
 Thabaqat 11:Medium dari taba' al-atba', seperti adz-Dzuhli dan al-Bukhari.
 Thabaqat 12: Junior yang mengambil hadis dari taba' al-atba', seperti at-Tirmidzi.

Sanad dimulai dari rawi yang awal (sebelum pencatat hadits) dan berakhir pada orang sebelum
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yakni Shahabat.

Sanad dalam sebuah hadist ialah salah satu ciri khas umat islam. Karena sanad memiliki peran
penting dalam menjaga kemurnian dan keabshahan yang menjadi salah satu pedoman islam yang
kedua yaitu Hadist. Dengan adanya sanad, kejahatan orang yang hendak memanipulasi hadist
atau membuat hadist palsu yang diatas namakan kepada Nabi. Demikian juga para penghafal
qur’an menjadikan sebagai pegangan dalam menilai suatu hadist, apakah terkenal atau lemah.

5
6

Anda mungkin juga menyukai