Anda di halaman 1dari 10

STRUKTUR HADIS: Sanad, Matan, Mukharrij

ULUMUL HADITS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ulumul Hadist

Prodi Akuntansi Syariah 2 Semester 1

Oleh
ANNISA
NIM. 622022023028
NUR AZNISYAH
NIM. 622022023029

Dosen Pembimbing

Dr. Sarifa halijah, S.Pd.I.,M.Pd

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahin
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami. Shalawat serta
salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, serta
umatnya yang senantiasa istiqamah hingga yaumulakhir.
Alhamdulillah, dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “Struktur Hadis: Sanad, matan, mukhrij”. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta menambah wawasan pengetahuan
bagi pembacanya.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kotribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik yang membangun
dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Bone, 17 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Rumusan Masalah.........................................................................................4

C. Tujuan...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. Struktur Hadis...............................................................................................5

1. Sanad hadis................................................................................................6

2. Matan.........................................................................................................7

3. Mukharrij...................................................................................................7

BAB IIIPENUTUP..................................................................................................9

A. Kesimpulan...................................................................................................9

B. Saran..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hadits merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah Al-
Qur’an. Bagi mereka yang telah beriman kepada Al-Qur’an sebagai
sumber hukum, maka secara otomatis harus percaya bahwa hadis juga
merupakan sumber hukum islam. Teks Al-Qur’an yang global
memerlukan penjelasan dari Hadis agar lebih mudah dipahami oleh kaum
muslimin.
Hadits secara harfiah berarti perkataan atau percakapan. Dalam
terminologi Islam, istilah hadits berarti melaporkan atau mencatat sebuah
pernyataan dan tingkah laku dari Nabi Muhammad Saw.
Menurut istilah ulama ahli hadits, hadits yaitu apa yang
diriwayatkan dari Nabi Muahmmad Saw. baik berupa perkataan,
perbuatan, ketetapannya (taqrir), sifat jasmani atau sifat akhlak, perjalanan
setelah diangkat sebagai Nabi (bi’tsah) dan terkadang juga sebelumnya.
Sehingga arti hadits di sini semakna dengan sunnah.
Kata hadits yang mengalami perluasan makna sehingga
disinonimkan dengan sunnah, maka pada saat ini bisa berarti segala
perkataan (sabda), perbuatan, ketetapan maupun persetujuan dari Nabi
Muhammad Saw. yang dijadikan ketetapan maupun hukum. Kata hadits
itu sendiri adalah bukan kata infinitife, maka kata tersebut adalah kata
benda.
Secara struktur, Hadis terdiri dari atas tiga komponen utama yaitu
sanad atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi), dan mukharrij (perowi).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur hadis: sanad, matan, dan mukharrij?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui stuktur hadis: sanad, matan, mukharrij.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Struktur Hadis
Secara struktur, Hadis terdiri dari atas tiga komponen utama yaitu
sanad atau isnad (rantai penutur), matan (redaksi), dan mukharrij (perowi).
Untuk memudahkan definisi istilah-istilah tersebut perhatikan terlebih
dahulu contoh struktur hadis sebagai berikut.

Artinya: Memberitakan kepada kami Musaddad, memberitkan


kepada kami Bad al-Warits dari al-Ja’di dari Abi Raja dari Ibn Abbas
dari Nabi saw bersabda: Barang siapa yang benci sesuatu dari
pemimpinnya (amir) maka hendaklah sabar, sesungguhnya barang siapa
yang keluar dari penguasa (sultan) satu jengkal maka ia mati jahiliayah”.
(HR. Al-Bukhari)
Dari kerangka hadis diatas ada 3 bagian yang perlu diperhatikan,
yakni:
Pertama, penyandaran berita oleh <al-Bukhari kepada Musaddad
dari Abd al-Warits dari al-Ja’di dari Abi Raja dari Ibn Abbas dari Nabi>
rangkaian penyandaran ini disebut Sanad.
Kedua, isi berita yang disampaikan Nabi <Barang siapa yang
benci sesuatu dari pemimpinnya...> disebut Matan.
Ketiga, sedang pembawa periwayatan berita terakhir yang termuat
dalam buku karyanya dan disampaikan kepada kita yakni al-Bukhari
disebut Perawi atau Mukharrij yang artinya orang yang meriwayatkan
Hadis.
Sehingga ketiga struktur tersebut bisa dikatakan sebagai tiga unsur
(komponen) pokok yang terkandung di dalamnya.
1. Sanad hadis
Sanad menurut bahasa artinya sesuatu yang dijadikan sandaran,
pegangan, dan pedoman.1 Sanad dikatakan demikian karena suatu
hadis bersandar kepadanya. Sanad juga berarti orang yang
menyampaikan atau menuliskan hadis dalam suatu kitab apa-apa saja
yang pernah didengar dan diterimanya dari seseorang atau gurunya.
Sedangkan pengertian sanad menurut istilah ilmu hadis ada beberapa
definisi, diantaranya adalah:
a. As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal. 41, menyebutnya
sebagai:

Artinya: “Berita tentang jalan Matan”.


b. Mahmud at Tahhan, mengemukakan sanad adalah:

Artinya: “Mata rantai para perawi hadis yang menghubungkan


sampai kepda matan hadis”.2
Sanad ini sangat penting dalam hadis, karena hadis itu terdiri
dari dua unsur yang secara integral tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lain, yakni sanad dan matan.3 Dalam bidang ilmu hadis, sanad
merupakan salah satu ukuran dalam menimbang shahih atau dha’if
suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap
dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga
kehormatan diri, dan mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya
bersambung dari satu periwayat kepada periwayat lain sampai kepada
sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih. Namun
sebaliknya, jika salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang
1
Muhammad Thohir Taufik Siradj, Konsep Dasar Ulumul Hadis (Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam, 2023), 12.
2
Dr. Alamsyah, M.Ag, Ilmu-imu Hadis (Bandar Lampung: CV. Anugrah Utama Raharja
[AURA], 2015), 5.
3
Ibid.
tertuduh dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai
sanad tidak bertemu langsug (mutthasil), maka hadis tersebut dha’if
sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.4
2. Matan
Kata Matan menurut bahasa berarti; keras, kuat, sesuatu yang
nampak dan yang asli. Matan dalam Ulumul Hadis adalah redaksi
hadis itu sendiri. Redaksi hadis itu kemudian disyarahi (diperjelas)
lagi. Contoh kitab-kitab hadis yang mensyarahi matan dari kitab hadis
adalah kitab Fath al-Bari karya Ibu Hajar al-Asqalani yang merupakan
syarah dari Sahih Bukhari.
Menurut istilah, matan adalah:

Artinya: Beberapa lafazh Hadis yang membentuk beberapa makna.


Jadi pada dasarnya matan itu ialah berupa isi pokok dari sebuah
hadis, baik itu berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat
tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah hadis sangat penting karena
dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita dari
sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun karena yang
menjadi topik kajian dan kandungan syariat Islam untuk dijadikan
petunjuk beragama.5
3. Mukharrij
Kata Mukharrij adalah isim fa’il (bentuk pelaku) dari kata
Takhrij atau istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan
menampakkan, mengeluarkan dan menarik. Sedangkan menurut
istilah, mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau
menuliskan ke dalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan
diterimanya dari seseorang (gurunya). Maksud Mukharrij di sini
adalah seorang yang menyebutkan suatu hadis dalam kitabnya dengan
sanadnya. Dr. Abd Al-Muhdi menyebutkan:

4
Muhammad Thohir Taufik Siradj, loc.cit.
5
Muhammad Thohir Taufik Siradj, op.cit. hlm. 13.
Artinya: Mukharrij adalah penyebut periwayatan seperti al-Bukhari.
Misalnya jika suaru Hadis mukharrij-nya al-Bukhari dalam
kitabnya dengan sanadnya. Oleh karena itu biasanya pada akhir

periwayatan suatu Hadis disebutkan Hadis


di-takhrij oleh al-Bukhari dan seterusnya. Atau untuk menyatakan

perawi suatu Hadis dikatakan dengan kata: Hadis


diriwayatkan oleh al-Bukhari.
Bagi perawi yang menghimpun Hadis ke dalam suatu kta
tadwin disebut dengan perawi dan disebut pula Muddawin (orang yang
menghimpun dan membukukan Hadis), demikian juga ia disebut
Mukharrij, karena ia yang menerankan para perawi dalam sanad dan
derajat Hadis itu ke dalam bukunya.6

6
Muhammad Thohir Taufik Siradj, loc.cit.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hadits Nabi yang lengkap dan jelas terdiri dari sanad, matan, dan
mukharrij. Sehingga ketiga struktur tersebut bisa dikatakan tiga unsur
(komponen) pokok yang terkandung di dalamnya.
1. Sanad
Sanad berarti orang yang menyampaikan atau menuliskan hadis
dalam suatu kitab apa-apa saja yang pernah didengar dan diterimanya
dari seseorang atau gurunya.
2. Matan
Matan itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu
berupa perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi.
3. Mukharrij
Mukharrij adalah seorang yang menyebutkan suatu hadis dalam
kitabnya dengan sanadnya.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat memberi
manfaat dan menambah pengetahuan tentang struktur hadis: sanad, matan,
mukharrij. Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan
dari segi isi, penulisan, maupun tata bahasa yang digunakan. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
dalam makalah ini maupun makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Siradj, Muhammad. Konsep dasar Ulum Al Hadis. DKI Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam, 2023.
M.Ag, Dr. Alamsyah. Ilmu-ilmu Hadis (Ulum al-Hadis). Bandar Lampung: CV.
Anugrah Utama Raharja (AURA), 2015.

Anda mungkin juga menyukai