Anda di halaman 1dari 10

SANAD HADIST

OLEH :
HAMZAN FADLIK

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI ULUMUL HADIST
INSTITUT AGAMA ISLAM
DAAR AL ULUUM
KISARAN
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,


karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Ulumul Hadits
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini . Dan tidak pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Ulumul Hadits.
Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan
kepada penulis dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah
sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan semua pembaca pada umumnya.

Aek Songsongan, Agustus 2022

Penulis

HAMZAN FADLIK
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2

DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3

BAB I .................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan ..................................................................................................................... 4
BAB II................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ................................................................................................................. 5

A. Sanad Hadis ............................................................................................................ 5


B. Matan Hadis ............................................................................................................ 6
C. Rawi Hadis .............................................................................................................. 6
D. Peranan Sanad dan Hubungannya dengan Dokumentasi Hadis .............................. 7
E. Penelitian Sanad dan Matan Hadis.......................................................................... 8
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 10

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadis merupakan salah satu sumber landasan syariat islam selain Al-
Qur’an. Menurut bahasa, hadis memiliki arti ‘berbicara, perkataan,
percakapan’. Sedangkan pengertian hadis menurut istilah yakni sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi Muhammad yang berupa perkataan, perbuatan, dan
ketetapan. Di dalam hadis harus memuat 3 unsur yaitu sanad, matan, dan rawi
hadis. Pembicaraan ketiga unsur tersebut sangat diperlukan karena berkaitan
terhadap otentisitas isi hadis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :

1. Apa pengertian dari sanad hadis?


2. Apa pengertian dari matan hadis?
3. Apa pengertian dari rawi hadis?
4. Apakah hubungan sanad dengan dokumentasi hadis?
5. Bagaimana penelitian sanad dan matan hadis?
6. Bagaimana periwayatan hadis berdasarkan lafal dan makna?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian sanad hadis
2. Menjelaskan pengertian matan hadis
3. Menjelaskan pengertian rawi hadis
4. Menjelaskan hubungan sanad dengan dokumentasi hadis
5. Menjelaskan tentang penelitian sanad dan matan hadis
6. Menjelaskan tentang periwayatan hadis berdasarkan lafal dan makna
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sanad Hadis
Sanad secara bahasa berarti al-mu’tamad, yaitu yang diperpegangi
(yang kuat/yang bisa dijadikan pegangan. Secara teminologis, definisi sanad
ialah silsilah para perawi yang meriwayatkan matan dari sumber yang
pertama.

Sanad hanya berlaku pada rangkaian orang-orang, bukan dilihat dari


sudut pribadi secara perorangan. Sebutan untuk pribadi, yang menyampaikan
hadis dilihat dari sudut pandang orang-perorangannya, disebut dengan rawi.

Al-Badru Ibn Jama’ah dan ath-Thibi, sebagaimana disebutkan oleh as-


Suyuthi, mengemukakan definisi yang hampir sama, yaitu :

“Berita-berita tentang jalan matan” (Al-Suyuthi)

Yang dimaksud dengan jalannya matan pada definisi di atas yakni


serangkaian orang-orang yang menyampaikan atau meriwayatkan matan
hadis, mulai dari rawi pertama sampai terakhir.

Contoh sanad :

Artinya : “Dikabarkan kepada kami oleh Malik yang menerimanya


dari Nafi’ yang menerimanya dari Abdullah ibnu Umar bahwa Rasulullah
SAW bersabda : ...”

Selain sanad, ada beberapa istilah yang berkaitan dengan sanad.


Istilah-istilah itu adalah isnad, musnid, dan musnad.

Isnad adalah keterangan rangkaian urutan sanad. Musnid adalah orang


yang menerangkan sanad. Sedangkan musnad adalah hadis yang berisi
tentang sanad sehingga sampai pada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam.
B. Matan Hadis
Kata matan atau al-matan, menurut bahasa berarti ma shaluba wa
irtafa’a min al-ardhi (tanah yang meninggi). Secara terminologis, istilah
matan memiliki beberapa definisi, yang pada dasarnya maknanya sama, yaitu
materi atau lafal hadis itu sendiri. Atau bisa disebut juga sebagai redaksi
hadis, penulisan matan ditempatkan setelah sanad dan sebelum rawi.

Menurut Ath- Thibi, mendefinisikan dengan : “Lafal-lafal hadis yang


di dalamnya mengandung makna-makna tertentu” (Ajjaj al-Khathib)

Contoh matan hadis :

Artinya : “Seandainya tidak memberatkan terhadap umatku, niscaya


aku suruh mereka untuk bersiwak setiap akan melakukan salat”

C. Rawi Hadis
Kata rawi atau ar-rawi, berarti orang yang meriwayatkan atau
memberikan hadis (naqli al-hadis). Sebenarnya, antara sanad dan rawi itu
merupakan dua istilah yang hampir sama. Sanad-sanad hadis pada tiap-tiap
thabaqah atau tingkatannya juga disebut para rawi jika yang dimaksud rawi
adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadis. Begitu juga
perawi, pada tiap-tiap thabaqah-nya merupakan sanad bagi thabaqah
selanjutnya.

Akan tetapi yang membedakan antara kedua istilah di atas, jika dilihat
lebih lanjut adalah dalam 2 hal, yaitu dalam hal pembukuan hadis, orang yang
menerima hadis-hadis, kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin,
disebut dengan rawi. Dengan demikian maka perawi dapat disebut mudawwin
(orang yang membukukan dan menghimpun hadis), sedangkan orang-orang
lain tanpa membukukannya yang demikian disebut sanad hadis.
Kitab-kitab hadis :

1. Mushannaf Said bin Manshur (227 H)


2. Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (235 H)
3. Musnad Imam Ahmad bi Hanbal (241 H)
4. Shahih Al Bukhari (251 H)
5. Shahih Muslim (261 H)
6. Sunan Abu Daud (273 H)
7. Sunan Ibnu Majah (273 H)
8. Sunan At-Tirmidzi (279 H)
9. Sunan An-Nasa’i (303 H)
10. Al-Muntaqa fil Ahkam Ibnu Jarud (307 H)
11. Tahdzibul Atsar Ibnu Jarir Ayh-Thobari (310 H)

D. Peranan Sanad dan Hubungannya dengan Dokumentasi Hadis


1. Dokumentasi Sanad Hadis

Sebagai salah satu data sejarah yang cukup lama, kitab-kitab


hadis merupakan salah satu dokumen sejarah yang cukup tua. Kitab-
kitab tersebut isinya terpelihara secara murni dan diwariskan dari satu
generasi kepada generasi berikutnya secara berkesinambungan.
Tertulisnya data orang-orang yang menerima dan meriwayatkan hadis-
hadis tersebut, yang disebut sanad.

2. Peranan Sanad dalam Dokumentasi Hadis

Peranan sanad pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu untuk


pengamanan atau pemeliharaan matan hadis dan untuk penelitian
kualitas hadis satu persatu secara terperinci. Peranan yang kedua yakni
sanad menentukan terhadap kelangsungan hadis, yang berarti
merupakan kontribusi besar bagi kelangsungan islam dan umatnya.
E. Penelitian Sanad dan Matan Hadis
1. Perlunya Penelitian Sanad dan Matan Hadis

Penelitian terhadap sanad dan matan hadis (sebagai dua unsur


pokok hadis) bukan karena hadis itu diragukan otentisitasnya. Hadis
merupakan sumber ajaran setelah Al-qur’an. Penelitian ini dilakukan
untuk menyaring unsur-unsur kuat yang masuk kedalam hadis agar
terhindar dari segala yang mengotorinya.

Faktor yang paling utama perlunya dilakukan penelitian ini, ada


dua hal, yaitu karena beredarnya hadis palsu pada kalangan masyarakat
dan hadis tidak ditulis secara resmi pada masa Rasulullah, sehingga
penulisan dilakukan hanya bersifat individu dan tidak menyeluruh.

2. Penelitian Para Ulama tentang Sanad dan Matan Hadis

Penelitian hadis baik terhadap sanad maupun matan mengalami


evolusi, dari bentuknya yang sangat sederhana sampai terciptanya
seperangkat kaidah secara lengkap sebagai salah satu disiplin dalam ilmu
agama, yang dikenal dengan ilmu hadis.

A. Periwayatan Hadis dengan Lafal dan Maknanya

Pembahasan atau penyederhanaan periwayatan hadis yang


ditunjukkan oleh para sahabat dengan sikap kehati-hatiannya, tidak
berarti hadis-hadis Rasul tidak diriwayatkan.

Ada dua jalan para sahabat dalam meriwayatkan hadis dari


Rasululla dengan jalan periwayat: lafzhi (redaksinya sama persis seperti
yang diwurudkan Rasul) dan dengan jalan meriwayatkan maknawi
(maknanya saja).

1. Periwayatan Lafzhi
Periwayatan Lafzhi adalah periwayatan hadis yang redaksi atau
matannya sama persis seperti yang diwurudkan Rasul. Kebanyakan
sahabat pada dasarnya mengharuskan periwayatan hadis melalui jalan ini,
mereka berusaha meriwayatkan hadis sesuai dengan redaksi dari Rasul.
2. Periwayatan Maknawi
Periwayatan Maknawi adalah periwayatan hadis yang redaksi
matannya tidak sama persis dengan yang didengarnya dari Rasul, tetapi isi
atau maknanya sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasul tanpa ada
perubahan sedikitpun. Periwayatan dalam bentuk ini, menurut sebagian
sahabat dapat dibenarkan jika dalam keadaan darurat karena tidak hafal
persis seperti yang diwurudkan Rasulullah SAW. Periwayatan hadis
dengan maknawi akan mengakibatkan munculnya hadis-hadis yang
redaksinya antara satu hadis dengan hadis lainnya berbeda-beda, meskipun
maknanya tetap sama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh uraian pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sanad adalah silsilah para perawi yang meriwayatkan matan dari
sumber yang pertama. Musnad adalah hadis yang berisi tentang sanad
sehingga sampai pada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Isnad
adalah keterangan rangkaian urutan sanad. Musnid adalah orang yang
menerangkan sanad.
2. Matan adalah redaksi hadis.
3. Rawi adalah orang yang meriwayatkan atau memberikan hadis.
4. Peranan sanad yaitu untuk pengamanan atau pemeliharaan matan hadis
dan untuk penelitian kualitas hadis satu-persatu secara terperinci.
5. Perlunya penelitian sanad dan matan hadis untuk menjaga kemurnian
hadis dari hadis palsu dan hadis yang tidak ditulis secara resmi pada
masa Rasulullah SAW.
6. Periwayatan hadis dibagi menjadi dua, yakni periwayatan lafzhi dan
periwayatan maknawi.

Anda mungkin juga menyukai