Disusun Oleh:
Fadel Muhammad Iqbal 306210028
Wanda nurul istiqomah 306210008
Andri Afriadi 306210015
Yetmi Rintia 306210003
ILMU HADIS
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEFERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat-Nya, dari
sekecil-kecilnya nikmat hingga sebesar-besarnya nikmat, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah ILMU SANAD HADIS,
dengan judul “URGENSI SANAD HADIS”.
Kami menyadari bahwa dalam Penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, pengajaran hadis pada masa Nabi Muhammad SAW. dan beberapa
periode sesudahnya, tidak menggunakan media tulisan. Para sahabat berusaha semaksimal
mungkin merekam setiap ucapan, perbuatan, dan taqrîrrasul dalam memori mereka. Banyak
informasi yang menegaskan bahwa hanya sebagian kecil sahabat yang membuat catatan hadis
untuk dirinya. Kekhawatiran bercampurnya hadis dengan alQur’an merupakan alasan paling
asasi dari realitas ini, karena ketika itu al-Qur’an belum dibukukan. Sahabat yang menghadiri
kuliah hadis yang disampaikan secara lisan oleh nabi menyampaikan materi pelajaran yang
baru didapatkan kepada mereka yang tidak hadir-sebagaimana pesan rasulullah-juga secara
lisan.
Tulisan ini akan mendiskusikan seberapa besar nilai dan peran sanad dalam sebuah
hadis. Apakah deretan nama sebelum matan ini benar-benar dapat mengukuhkan isi pesan
rasul? Atau, apakah seperti persepsi sebagian orang awam, hanya sekedar pamer ranji ala
Arab yang tidak ada manfaatnya? Bahkan, mungkinkah keberadaan sanad itu hanya
mengganggu, karena sementara awam sangat kesulitan menemukan pesan inti dari hadis
tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian sanad hadis
Kata sanad berasal dari Bahasa arab yaitu, يسند- سنواد – وسندا سند- yang berarti
( ركن واعتمدsanadaran dan pegangan ). Menurut istilah,sanad dimaknai dengan jalan
yang menyampaikan kepada matn (teks) hadis. Maksudnya, sanad adalah rangkaian
perawi yang menukilkan teks hadis dari sumber pertama.
1
Hedhri Nadhiran, “View of KRITIK SANAD HADIS: Tela’ah Metodologis” (1996): 1–14,
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/482.
c. Para Ulama hadis juga menggunakan musnad dalam arti sanad, ini dapat
dipahami karena musnad merupakan masdar dari sanad.2
Keistimewaan Islam dalam penggunaan sistem sanad ini juga diakui oleh
Sprenger, orientalis Jerman, seperti ditulisnya pada pengantar Kitab al Ishabah fi
Tamyiz al Shahabah karya Ibn Hajar al ‘Asqalani, “Tidak ada satupun dari bangsa
bangsa terdahulu dan juga pada bangsa bangsa sekarang yang menghasilkan
karya seperti Ilmu Asma’ Rijal (Ilmu yang memuat biografi para perawi hadis)
seperti disusun oleh umat Islam dalam ilmu yang agung ini).
Urgensi sanad akan lebih tampak apabila perhatian diarahkan kepada para
perawi yang membentuk sanad itu sendiri. Karena dengan meneliti sanad akan dapat
diketahui apakah silsilah periwayatannya bersambung, sampai kepada Nabi atau
4tidak. Juga dapat diketahui apakah pemberitaan dari mereka dapat dipertanggung
jawabkan, dimana pada akhirnya dapat diketahu nilai hadis yang diriwayatkan;
apakah shahih, hasan, dha’if, atau bahkan mawdhu’. Urgensi inilah yang
ditegaskan Imam al Syafi’i bahwa seseorang yang mencari hadis dengan tidak
mempedulikan sanad nya seperti seseorang yang mencari kayu bakar di malam
hari. Dia tidak akan tahu apa yang diambilnya.
Sanad merupakan suatu potensi kekuatan Islam yang tidak dapat ditandingi oleh
umat lainnya. Dengan adanya sanad, secara umum, ajaran Islam dapat steril dari segala
macam bentuk perubahan, infiltrasi dan pemutarbalikkan. Secara lebih lugas Ibn
Taimiyyah yang menyatakan, “Ilmu sanad dan riwayat adalah sesuatu yang dikhususkan
Allah bagi umat Nabi Muhammad. Itulah yang akan membuat mereka selamat.3
2.Manfaat Sanad
Selain dari kitab suci al-Qur’an, sanad juga menjadi tolak ukur sebuah hadis
shahih, hasan, dho’if. Manfaatnya ialah untuk mengetahui derajat keshahihan hadis,
apabila dalam hadis tersebut ada kecacatan baik itu dikarenakan kefasikannya,
lemahnya hafalan, atau selainnya maka hadis tersebut tidak dapat mencapai hadis
shahih.
4
Muhammad Ali and Tahdis Volume, “Muhammad Ali |51” 7 (2016): 51–64.
5
http://m.facebook.com.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sanad menurut Bahasa ialah sandaran atau tempat bersandar, sedangkan sanad menurut
istilah ialah jalannya hadis. Sanad merupakan jalur kepada matan hadis, alur jalan ini biasa
dinamakan dengan sanad karena seorang periwayat hadis berpegangan ketika hendak
menyandarkan matan ke sumbernya. Denikian juga para penghafal al-Qur’an menjadikan
sebagai pegangan dalam menilai suatu hadis, apakah shahih atau dha’if.
DAFTAR ISI
Ali, Muhammad. “Sejarah Dan Kedudukan Sanad Dalam Hadis Nabi Muhammad.” Jurnal
Tahdis Vol 7, no. No 1 (2016): 51–63.
Ali, Muhammad, and Tahdis Volume. “Muhammad Ali |51” 7 (2016): 51–64.
Nadhiran, Hedhri. “View of KRITIK SANAD HADIS: Tela’ah Metodologis” (1996): 1–14.
http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/JIA/article/view/482.
Tarbiyah, Fakultas, Iain Bonjol, Kampus Iain, Imam Bonjol, and Lubuk Lintah. “Eksistensi
Sanad Dalam Hadis” (n.d.): 163–174.