Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK B

Nama : Amallia Bunga Pinang Sari


Rezki Kurnia Sholehati Nala Putri
May Dinda Amelia
Iza Diniati
Lilisa Azzahra
Dedi Purnomo
M. Septian Nugraha
Rivo Dianra
Muhammad Ziyan Bahruzin
Miftahul Jadid
M. Aziz Adria Nugraha
Musy’ari
M. Taufik Azhari
Febri Sumanto
APA ITU MELAYU DAN ASAL USUL SEJARAH MELAYU

A. Apa itu melayu

Secara etimologis, istilah Melayu mempunyai banyak arti, Burhanudin Elhulaimy,


seorang cendikiawan Melayu yang pernah menjadi Ketua Umum Partai Islam Tanah Melayu
dalam bukunya Asas Falsafah Kebangsaan Melayu yang terbit pada tahun 1950, sebagaimana
dikutip oleh UU. Hamidy telah mengidentifikasikan beberapa arti dari istilah Melayu. Melayu
berasal dari kata mala dan yu . Kata mala berarati mula dan yu berarti negeri. Sehingga kata
melayu mengandung arti negeri mula-mula. Misalnya kata Ganggagayu berarti negeri Gangga.
Selanjutnya dalam bahasa Jawa terdapat kata Melayu atau Belayu, yang berarti berjalan cepat
atau lari. Sedang dalam bahasa Tamil terdapat kata Melayu dan Melayur yang berarti tanah
tinggi atau bukit, terdapat juga kata Malay yang berarti hujan. Selain itu terdapat pula istilah
melayu untuk sungai, diantaranya sungai Melayu yang terdapat dekat Johor dan di Bangka
Hulu. Apabila arti kata melayu di atas dirangkum maka kata Melayu itu berarti negeri yang
mula-mula didiami.

Di Indonesia suku bangsa yang menyebut diri sebagai suku bangsa melayu, sebagian
besar mendiami kawasan pantai timur sumatera, pantai barat kalimantan,betawi (pulau Jawa,
maluku). Namun suku bangsa yang tetap kukuh yang menyebut diri mereka sebagai
orang melayu hanya pada masyarakat melayu riau,melayu deli sumatera.Selebihnya kata
Melayu mengalami distorsi seperti pada Melayu Betawi di kota Jakarta, Melayu
Minangkabau di Sumatera Barat, Melayu Jambi dan Melayu Palembang tanpa memakai embel-
embel Melayu. Kebudayaan universal berdasar pada keinginan rakyat dalam mengapresiasi
kebudayaan daerah yang melahirkan kebudayaan nasional, tanpa mengurangi kemandirian
budaya daerah dan tidak mengintervensi suatu budaya daerah ke budaya daerah lain. Kebebasan
suatu kebudayaan daerah mulai dari tingkat ide, aktivitas sosial, materi kebudayaan, hingga
unsur universal, agama, ilmu pengetahuan, tekhnologi, ekonomi, organisasi sosial, bahasa dan
komunikasi, keseniaan, serta naskah-naskah kuno yang dimiliki setiap daerah dikarenakan
kondisi bangsa Indonesia bersifat majemuk.
Setiap suku bangsa memiliki berbagai kearifan lokal, para pemuka agama, pemerintah,
pendidik agama perlu memahami, menghargai dan memberi penguatanserta pengembangan
atau koreksi arif yang bersifat persuasif atas kearifan lokal.Kearifan lokal terdapat berbagai
suku bangsa yang ada diIndonesia, seperti Melayu : “ lain lubuk lain ikannya, dimane bumi
diinjak di situ langit dijunjung”. berarti membangun kebudayaan melalui kehidupan
masyarakat. Nilai dan norma yang harus dikembangkan harus serasi dengan budaya setempat.
Misalnya di DIY / Yogyakarta: “Alon-alon waton kelakon ( biar pelan asal tidak menabrak
aturan / selamat : kehati-hatian); Sambatan (saling membantu), berarti ada nilai atau aturan
dan persaudaraan.

Sebelum proses Islamisasi, masyarakat Melayu telah memiliki struktur budaya sendiri
dan budaya hasil perpaduan dengan tradisi lain.Misalnya antara Hindu dan Budha, Cina ataupun
Jawa. Budaya masyarakat Melayu mempunyai pandangan masyarakat dan lingkungan pandai
bertani dan berladang. Sebelum masuk hindu dan budha alam pikiran dan kepercayaan
masyarakat melayu dipenuhi dalam bentuk animisme dan dinamisme di samping adanya
pengakuan terhadap yang maha esa.

B. Asal usul sejarah melayu

Permulaan penggunaan nama Melayu diduga berasal dari Kerajaan Malayu, kerajaan
yang pernah ada di kawasan Sungai Batang Hari, Jambi. Kerajaan Malayu tersebut dalam
perkembangannya takluk kepada kekuasaan Kerajaan Sriwijaya dan membuatnya berada dikuasa
Kerajaan Sriwijaya tersebut. Dari peristiwa tersebut, istilah Melayu mulai dikenal luas oleh
masyarakat bahkan tidak hanya di kawasan Sumatra saja. Melainkan sudah meluas ke kawasan
Jawa dan Kalimantan. Selain asal usul tersebut, konon penyebaran bangsa Melayu juga didukung
oleh adanya prasasti Keping Tembaga Laguna yang menyatakan jika pedagang Melayu telah
melakukan perdagangan di wilayah Asia Tenggara dan ikut serta menyebarkan kebudayaan
Melayu. Dikarenakan hal tersebut, bahasa Melayu pun lama kelamaan menjadi bahasa yang
paling banyak digunakan menggantikan bahasa Sanksekerta. Masa keemasan Kerajaan Sriwijaya
juga dinilai sebagai masa emas peradaban Melayu terutama di Nusantara. Bahkan, peradaban
Melayu tersebut masih terus berlanjut hingga era Kerajaan Dharmasraya dan Kesultanan Malaka
di abad 14.

 Karakteristik suku melayu

Masyarakat suku Melayu termasuk dalam suku yang mempunyai ciri khas yang cukup
kentara bila disandingkan dengan suku-suku yang lain. Karakteristik paling menonjol ada pada
dialek bahasanya yang begitu khas. Selain itu, masyarakat Melayu juga terkenal sebagai
masyarakat yang kebanyakan beragama Islam serta menjunjung tinggi adab dan sopan
santun.Akibat adanya pengaruh agama Islam yang kuat di kalangan masyarakat Melayu, hal
tersebut membuat banyak kata serapan yang diambil dari bahasa Arab. Tentunya, karakteristik
ini semakin menunjukkan jika masyarakat Melayu memang mempunyai keunikan yang berbeda
dari suku lainnya.

 Kebudayaan suku melayu

Dalam hal kebudayaan, masyarakat suku Melayu mempunyai berbagai kebudayaan khas
yang terwujud dalam bentuk bahasa, rumah adat, pakaian adat, dan aspek kebudayaan lainnya.
 Bahasa suku melayu

Seperti nama suku ini, bahasa yang digunakan pun dijuluki dengan bahasa Melayu.
Bahasa tersebut mempunyai ciri khas dari segi dialek atau cengkoknya dan saat ini bahasa
Melayu juga dipakai sebagai bahasa nasional di Malaysia dan Singapura. Di beberapa negara lain
seperti Filipina, Myanmar Selatan, Thailand Selatan, Timor Leste, Papua Nugini, Kamboja, serta
Srilanka juga ditemukan penggunaan bahasa Melayu. Ini membuktikan jika pengaruh suku
Melayu di negara-negara Asia Tenggara cukup besar.

 Rumah adat suku melayu

Bentuk kebudayaan berikutnya dari suku Melayu adalah rumah adatnya yang terbagi
dalam beberapa jenis. Jenis rumah adat Melayu ini mempunyai bentuk yang berbeda serta
fungsinya yang berbeda pula. Nah, jenis-jenis rumah adat Melayu tersebut diantaranya:

1. Rumah Adat Selaso Jatuh Kembar

Rumah adat pertama ini banyak ditemukan di wilayah Provinsi Riau yang sering
difungsikan untuk kegiatan perkumpulan. Secara bentuk, rumah ini berukuran cukup besar dan
terdapat tingkatan di dalam rumah tersebut.

2. Limas Potong

Nama rumah adat ini disesuaikan dengan bentuk atapnya yang berupa limas terpotong.
Rumah ini juga seperti kebanyakan rumah Melayu lainnya yang berbentuk panggung dan
berbahan dasar kayu.

3. Lipat Kajang
Berbeda dengan rumah adat limas potong, rumah adat lipat kajang merupakan rumah adat
dengan atap melengkung. Tujuan pembuatan atap melengkung yang menyerupai bubungan
curam adalah untuk memudahkan air hujan turun dari atap.

4. Rumah Singgah Sultan Siak

Rumah adat berikutnya dijuluki dengan rumah singgah Sultan Siak yang mana berfungsi
sesuai namanya. Rumah ini digunakan oleh Sultas Siak yang bernama Sultan Syarif Kasim II
sebagai tempat singgah. Bentuk rumah ini juga berupa rumah panggung dengan bahan kayu.
Namun, mengingat rumah ini fungsinya sebagai tempat singgah sultan, maka kesan mewah
terlihat dari dominasi warna emas, krem, dan biru pada sekeliling rumah.

 Pakaian adat suku melayu

Sebagai masyarakat dengan dominasi menganut agama Islam, maka pakaian adat suku
Melayu pun menyesuaikan dengan hukum Islam. Nama pakaian adat suku Melayu ini disebut
dengan baju kurung dengan karakteristiknya yang longgar saat dipakai. Penggunaan bentuk baju
yang longgar ini dikarenakan untuk menghindari terlihatnya bentuk tubuh dari pemakainya,
mengingat hal tersebut tidak dianjurkan dalam agama Islam.Umumnya, pemakaian baju kurung
juga disertai dengan pemakaian kaing songket khas Melayu. Jika dulu baju kurung lebih sering
dipakai untuk upacara adat, sekarang sudah cukup banyak masyarakat yang menggunakannya
untuk pakaian sehari-hari.Selain beberapa kebudayaan yang sudah disebutkan di atas, suku
Melayu juga menyimpan beberapa kebudayaan lainnya seperti tari tradisional, sastra Melayu,
dan alat musik. Dalam hal tari tradisional, suku Melayu mempunyai tarian Zapin, tari Tandak,
tari Makyong, hingga tari Joged Lambak.Kemudian, sastra Melayu juga masih terus dilestarikan
oleh suku Melayu terutama suku Melayu di kawasan Riau dan Sumatra Selatan. Untuk alat
musiknya sendiri, suku Melayu mempunyai 3 ragam alat musik yang terbagi dalam alat musik
Melayu asli, Melayu tradisional, dan Melayu modern.Setelah menyimak penjelasan mengenai
suku Melayu tadi, terlihat jika suku satu ini memang mempunyai pengaruh besar tidak hanya di
Indonesia, tetapi di seluruh dataran Asia Tenggara. Kemudian, banyak juga karakteristik unik
dari suku Melayu yang tercermin dalam ragam kebudayaan dan penggunaan bahasanya yang
begitu khas.

Anda mungkin juga menyukai