PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Melayu asli atau yang juga dijuluki sebagai Melayu purba atau Proto-
Melayu, adalah sekelompok suku dan bangsa yang memiliki asal-usul
Austronesia dan diperkirakan telah bermigrasi menuju Kepulauan Melayu
dalam kurun waktu periode yang cukup lama, yakni antara tahun 2500 sampai
1500 sebelum Masehi. Masih terdapat sisa-sisa keturunan Proto-Melayu yang
masih terlihat kental hingga saat ini, salah satunya adalah suku Moken, Jakun,
Orang Kuala, Temuan, dan Orang Kanaq. The Encyclopedia of Malaysia:
Early History (bahasa Indonesia: Ensiklopedia Malaysia: Sejarah pada Masa
Awal) menyebutkan tiga teori mengenai asal-usul bangsa Melayu yang telah
dikenal:
Teori Yunnan (diterbitkan tahun 1889) menjelaskan bahwa bangsa
Proto-Melayu ber melalui sepanjang aliran sungai Mekong. Teori Proto-
Melayu yang dikemukakan oleh Yunnan tersebut didukung oleh R.H Geldern,
J.H.C Kern, J.R Foster, J.R Logen, Slamet Muljana dan Asmah Haji Umar.
Bukti lain yang mendukung teori ini antara lain: alat-alat batu yang ditemukan
di Kepulauan Melayu dianalogikan dengan alat-alat Asia Tengah, kesamaan
adat Melayu dan adat di daerah Assam.
Teori Taiwan (diterbitkan pada tahun 1997) menjelaskan bahwa
migrasi dilakukan sekelompok orang dari Tiongkok Selatan sudah terjadi
semenjak 6.000 tahun yang lalu. Beberapa diantaranya bermigrasi ke Taiwan
(pribumi Taiwan), dan kemudian ke Filipina dan kemudian ke Kalimantan
(kira-kira 4.500 tahun yang lalu) (pada masa sekarang, keturunan langsung
yang dapat ditemui adalah Dayak dan kelompok lainnya). Kemudian,
beberapa diantaranya berpisah lagi menuju wilayah lain seperti Sulawesi dan
yang lainnya berkembang ke Jawa, dan Sumatera. Migrasi tersebut
menyebabkan semua suku-suku turunan berbicara dalam bahasa-bahasa yang
termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia. Migrasi terakhir adalah ke
Semenanjung Malaya sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sebuah sub-kelompok
1
dari Kalimantan bermigrasi ke Champa (pada masa kini merupakan bagian
dari wilayah Vietnam bagian Tengah dan Selatan) sekitar 4.500 tahun yang
lalu. Ada juga jejak migrasi Dong Son dan Hoabinhian dari Vietnam dan
Kamboja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa Sejarah Singkat Suku Melayu?
2. Bagaimana Pakaian Adat Suku Melayu?
3. Bagaimana Tradisi Adat Suku Melayu?
4. Apa Rumah Adat Suku Melayu?
5. Apa Alat Musik Suku Melayu?
6. Apa Makanan Khas Suku Melayu?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Perkembangan dan pendirian Kesultanan Malaka pada abad ke-15
menyebabkan revolusi besar-besaran pada sejarah bangsa Melayu. Hal
tersebut terjadi karena kesultanan tersebut membawa perubahan yang sangat
signifikan pada tata kebudayaan dan kesultanan tersebut meraih kejayaan pada
masa tersebut.
Menurut catatan sejarah, suku Melayu telah dikenal sebagai komunitas
pedagang lintas perairan dengan karakteristik budaya yang dinamis. Mereka
dapat menyerap, berbagi, dan menyalurkan sekian banyak keunikan
kebudayaan dari kelompok etnik lain, seperti kebudayaan Minang dan Aceh.
Berdasarkan prasasti Keping Tembaga Laguna, pedagang Melayu telah
berdagang ke seluruh wilayah Asia Tenggara, juga turut serta membawa adat
budaya dan Bahasa Melayu pada kawasan tersebut. Bahasa Melayu akhirnya
menjadi lingua franca menggantikan Bahasa Sanskerta.[56] Era kejayaan
Sriwijaya merupakan masa emas bagi peradaban Melayu, termasuk pada masa
wangsa Sailendra di Jawa, kemudian dilanjutkan oleh kerajaan Dharmasraya
sampai pada abad ke-14, dan terus berkembang pada masa Kesultanan Malaka
sebelum kerajaan ini ditaklukan oleh kekuatan tentara Portugis pada tahun
1511.
Masuknya agama Islam ke Nusantara pada abad ke-12, diserap baik-
baik oleh masyarakat Melayu. Islamisasi tidak hanya terjadi di kalangan
masyarakat jelata, namun telah menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan
Melayu. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut ialah Kesultanan Johor,
Kesultanan Perak, Kesultanan Pahang, Kesultanan Brunei, Kesultanan
Langkat, Kesultanan Deli, dan Kesultanan Siak, bahkan kerajaan Karo Aru
pun memiliki raja dengan gelar Melayu. Kedatangan Eropa telah
menyebabkan orang Melayu tersebar ke seluruh Nusantara, Sri Lanka, dan
Afrika Selatan. Di perantauan, mereka banyak memiliki kedudukan dalam
suatu kerajaan, seperti syahbandar, ulama, dan hakim.
4
B. Pakaian Adat Suku Melayu
1. Baju Kurung
5
C. Tradisi Adat Suku Melayu
6
Dan Adapun adat-adat raja-raja melayu diantaranya:
1. Melayu diri, yaitu merendahkan diri, tiada mau membesarkan diri, baik
dari segi adab-tertib, bahasa peraturan, perjaanan, dan keudukan.
2. Tidak garang, yaitu berlemah lembut tidak berlebih-lebihan, ridak
berkurangan.
3. Orang yang majlis, yaitu pertengahan(sederhana) dalam perlakuan,
perbuatan, perkataan, pakaian, dan perjalanannya.
4. Adab pandai menyimpan diri, yaitu pandai mengawal kata-kata,
penglihatan dan pandangan dari perkara yang keji.
Rumah adat Melayu yang satu ini sangat unik dan megah. Selaso
Jatuh Kembar telah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Riau sebagai
rumah adat resmi. Bentuk dari Rumah Selaso Jatuh Kembar merupakan
rumah panggung. Tingginya sekitar 1,5 meter dan di zaman dahulu
7
ditopang oleh tiang kayu sebagai penyangga. Namun, sekarang sudah
banyak Rumah Selaso yang menggunakan penopang beton.
Nama Selaso Jatuh Kembar diambil dari bentuk selasarnya.
Dimana bagian ini jauh lebih luas jika dibandingkan dengan ruang tengah
dan menjadi pusat hunian. Rumat adat Melayu yang satu ini terlihat sangat
mewah dan besar. Konon katanya, semakin tinggi derajat seseorang yang
ada di masyarakat tersebut, maka Ia akan mempunyai Rumah Selaso Jatuh
Kembar yang semakin besar.
Ciri khas dari rumah adat Melayu Selaso Jatuh Kembar, yaitu:
Pada bagian atapnya berbentuk huruf A 2 tingkat. Ada juga bagian
persilangan di atap yang biasanya disebut dengan Sulo Bayung.
Ada juga sudut persilangan yang ada di kaki atap. Masyarakat Melayu
biasa menyebutnya dengan Sayok Layangan. Konon katanya, daerah
persilangan pada atap ini melambangkan kedekatan terhadap Tuhan
Sang Pencipta.
Jika dilihat sekilas, Rumah Selaso Jatuh Kembar memang hampir
mirip dengan Balai Selaso, namun masyarakat harus bisa membedakan
keduanya. Dimana Rumah Selaso Jatuh Kembar digunakan untuk
hunian keluarga, sementara Balai Selaso biasanya digunakan untuk
musyawarah adat. Rumah Selaso juga memiliki ciri khas dari
bentuknya yang memanjang ke samping.
Rumah Selaso Kembar umumnya akan dihiasi dengan ornamen
berwarna kuning keemasan, sementara dinding kayunya biasanya dicat
pernis warna coklat tua. Gentengnya biasanya berwarna merah marun
dan cenderung gelap. Kombinasi warna ini akan membuat Selaso
Kembar terlihat sangat elegan dan mewah.
8
dan beradat istiadat Melayu, beragama Islam, dan mendiami hampir seluruh
kawasan Pantai Sumatera.
1. Gambus
9
Sup tunjang yang hangat ditambah dengan sepiring nasi akan
membantu kamu memulihkan dan menyegarkan tubuh setelah melakukan
perjalanan. Kamu akan menemukan daging yang masih menempel di
bagian kaki sapi, sehingga rasa yang dihasilkan empuk dan lembut, ini lah
yang akan menjadi ciri khas sup tunjang ini. Kamu juga bisa meminta
tambahan sumsum yang ada di dalam tulang kaki sapi.
Gulai ikan patin ini sangat dikenal memiliki kuah yang berwarna
kuning pekat dan kental dengan potongan ikan patin yang besar tentunya.
Biasanya, gulai ikan patin ini disajikan bersama dengan sepiring nasi dan
sayur ubi yang sudah direbus.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Suku Melayu merupakan salah satu kelompok etnis yang menempati
wilayah di Tanah Air Indonesia. Kelompok suku Melayu telah mendiami
wilayah Asia Tenggara Maritim dan Semenanjung Melayu sejak lama, yakni
antara tahun 2500 sampai 1500 sebelum Masehi. Wilayah tersebut sekarang
meliputi Pulau Sumatera, pesisir pantai Kalimantan di Indonesia. Kemudian di
negara tetangga, Malaysia, Thailand, Singapura dan Brunei Darussalam.
Bukan hanya memilki akar sejarah panjang, suku Melayu juga punya
khasanah peradaban yang hingga saat ini berpengaruh di Indonesia, seperti
bahasa, kesenian, musik, kuliner, dan lain sebagainya. Secara etimologi, kata
Melayu pada awalnya merupakan nama tempat (toponim) yang menyebutkan
suatu lokasi di Sumatra. Hingga abad ke-15 istilah Melayu mulai digunakan
untuk merujuk pada nama suku.
Nama Melayu kemungkinan juga berasal dari penyebutan salah satu
sungai di Pulau Sumatera yakni Sungai Melayu. Berbagai pendapat
menyebutkan kalau istilah tersebut berasal dari sebuah kata yang berasal dari
bahasa Melayu, yakni "melaju" yang berasal dari awalan 'me' dan akar kata
'laju' yang menunjukan kuatnya arus pada sungai itu. Pada abad ke-12, agama
Islam masuk ke dan diserap baik oleh masyarakat Melayu. Bahkan Islam telah
menjadi corak pemerintahan kerajaan-kerajaan Melayu.
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun agar kedepannya makalah ini bisa
di sempurnakan lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Melayu
https://sumut.suara.com/read/2023/09/12/122234/mengenal-suku-melayu-di-
tanah-air-sejarah-ciri-khas-tradisi-dan-bahasa
https://sultansyarifkasim2-airport.co.id/pariwisata_detail/475/pakaian-tradisional-
baju-kurung
https://www.riautime.com/news/detail/4560/adat-dan-budaya-melayu-oleh-
rosliana
https://www.gramedia.com/literasi/rumah-adat-melayu/
https://regional.kompas.com/read/2024/01/11/231641478/5-alat-musik-riau-salah-
satunya-gambus?page=all#google_vignette
https://www.gramedia.com/best-seller/makanan-khas-riau-mulai/
12