Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

AKAD WAKALAH
Guru Pembimbing :

Disusun Oleh :
Kelompok

NAMA : 1. SAFRINA AINI SIMAMORA


2. SHELI DEDE HASANAH
3. ALFIANSYAH
4. ALWAN ZUHDI
5. AHMAD YUHDA
6. FADEL FAUZI
KELAS : X B

MADRASAH ALIYAH NEGERI


KABUPATEN LABUHANBATU
PROV. SUMATERA UTARA
T.A. 2023/2024
AKAD WAKALAH

Pengertian Akad Wakalah

Pada Akad wakalah, pihak yang diberikan kuasa hanya akan melaksanakan segala kegiatan
yang dimandatkan oleh pihak pertama tanpa terkecuali Jika mandat yang diberikan telah
dilakukan oleh pihak kedua, maka berbagai tanggung jawab dan risiko atas pelaksanaan
mandat tersebut sudah sepenuhnya menjadi kewenangan ataupun hak dari pihak pertama.

Dalam perannya sebagai suatu perjanjian, akad wakalah dibatasi oleh jangka waktu
tertentu, biasanya dalam satu bulan atau satu tahun. Hal ini dikarenakan akad wakalah
dilakukan sebagai pemenuhan suatu kebutuhan spesifik saja, dan berlaku hanya sementara.

Allah telah mensyariatkan wakalah dalam Al-Qur’an Surah Al-Kahfi ayat 19:

"Dan demikianlah kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka
sendiri. Salah seorang di antara mereka berkata: sudah berapa lama kamu berada (di
sini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari". Berkata
(yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).
Maka suruhlah salah seorang di antara kamu, untuk pergi ke kota dengan membawa uang
perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia
membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah
sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun."

Tujuan dari Akad Wakalah

Akad wakalah memiliki tujuan untuk menggantikan atau mengerjakan pekerjaan maupun
perkara dari seseorang ketika masih hidup. Orang yang dipilih untuk melaksanakan akad
wakalah (al-Wakil) haruslah mampu untuk mengganti yang memberikan mandat
(muwakkil).

Oleh karena itu, apabila seorang wakil itu merupakan orang gila, anak kecil, atau orang
yang tidak ahli dalam mengerjakan urusannya, maka tidak sah bagi seseorang untuk
mewakilkan urusannya kepada orang lain.

Syarat-syarat Akad Wakalah

Akad wakalah adalah suatu perjanjian yang dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pemberi
kuasa (muwakkil) dan wakil (al-wakil). Untuk dapat terlaksana dengan baik, terdapat
beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam akad wakalah, sebagai berikut:
1. Kemampuan Wakil

Syarat-Syarat Kemampuan Wakil dalam Akad Wakalah

Syarat-syarat kemampuan wakil dalam akad wakalah antara lain adalah sebagai berikut:

 Seorang wakil harus memiliki kemampuan untuk melakukan tugas yang diberikan
oleh pemberi kuasa.
 Seorang wakil harus memiliki keahlian dan pengetahuan yang memadai untuk
menjalankan tugas yang diberikan.

 Seorang wakil harus mempunyai integritas dan kejujuran yang tinggi dalam
menjalankan tugas yang diberikan.

2. Kesepakatan Para Pihak

Kesepakatan para pihak adalah suatu persetujuan yang dibuat oleh pemberi kuasa dan wakil
dalam akad wakalah.

Kesepakatan para pihak dalam akad wakalah dapat diartikan sebagai suatu persetujuan
yang dibuat oleh pemberi kuasa dan wakil mengenai tugas yang harus dilaksanakan oleh
wakil dan imbalan yang akan diterima oleh wakil.

Syarat-Syarat Kesepakatan Para Pihak dalam Akad Wakalah

Syarat-syarat kesepakatan para pihak dalam akad wakalah antara lain:

 Persetujuan antara pemberi kuasa dan wakil harus dilakukan dengan penuh
kesadaran dan tanpa adanya paksaan.
 Persetujuan antara pemberi kuasa dan wakil harus dilakukan secara jelas dan tegas
mengenai tugas yang harus dilaksanakan oleh wakil dan imbalan yang akan
diterima oleh wakil.

 Persetujuan antara pemberi kuasa dan wakil harus dilakukan secara tertulis dan
sesuai dengan aturan yang berlaku.
Objek Wakalah

Objek wakalah dalam akad wakalah adalah tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh
pemberi kuasa kepada wakil untuk dilakukan sesuai dengan keinginan dan persetujuan
kedua belah pihak. Objek wakalah harus jelas, spesifik, dan dapat diukur sehingga wakil
dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan keinginan pemberi kuasa.

Objek wakalah dapat berupa berbagai jenis pekerjaan, seperti jual beli, investasi,
pengelolaan harta, dan sebagainya. Namun, objek wakalah harus sah dan tidak bertentangan
dengan hukum dan syariah Islam. Selain itu, objek wakalah juga harus dapat dilakukan oleh
manusia dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah Islam.

Syarat-Syarat Objek Wakalah dalam Akad Wakalah

Syarat-syarat objek wakalah dalam akad wakalah antara lain:

 Objek wakalah harus sah dan tidak bertentangan dengan hukum dan syariah Islam.
 Objek wakalah harus jelas dan spesifik, sehingga wakil dapat menjalankan tugas
dengan baik dan sesuai dengan keinginan pemberi kuasa.

 Objek wakalah harus dapat diukur dan dapat dijadikan sebagai dasar untuk
menentukan imbalan yang diterima oleh wakil.

 Objek wakalah harus dalam bentuk tugas atau pekerjaan yang dapat dilakukan oleh
manusia, sehingga tidak melanggar prinsip-prinsip syariah Islam.

Jenis-jenis Akad Wakalah

Ada beberapa jenis akad wakalah yang dapat dilakukan oleh pemberi kuasa dan wakil.
Berikut ini adalah dua jenis akad wakalah yang umum dilakukan:

Akad Wakalah Bil Ujrah

Akad wakalah bil ujrah adalah akad wakalah yang didasarkan pada imbalan atau biaya jasa
yang diberikan kepada wakil atas pekerjaan atau tugas yang dilakukannya. Dalam akad
wakalah bil ujrah, wakil akan menerima imbalan dari pemberi kuasa atas tugas yang telah
dijalankan. Imbalan tersebut dapat berupa uang atau barang, dan besarnya imbalan
disepakati bersama antara pemberi kuasa dan wakil sebelum akad wakalah dilaksanakan.
Akad Wakalah Fi Sabilillah

Akad wakalah fi sabilillah adalah akad wakalah yang dilakukan untuk kepentingan agama,
seperti untuk menyebarkan dakwah Islam, membantu orang miskin, atau memperbaiki
masjid dan tempat ibadah lainnya. Dalam akad wakalah fi sabilillah, wakil tidak menerima
imbalan atas pekerjaannya, karena tujuan akad wakalah ini adalah untuk kepentingan
agama.

Manfaat Akad Wakalah

Akad wakalah memiliki berbagai manfaat bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.
Berikut ini adalah beberapa manfaat akad wakalah:

Manfaat bagi Wakil

1. Memperoleh imbalan: Wakil akan memperoleh imbalan atau komisi atas tugas yang
dijalankannya sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan pemberi kuasa.
2. Meningkatkan pengalaman: Wakil dapat mengembangkan kemampuan dan
pengalamannya dalam menjalankan tugas yang diberikan, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pekerjaannya pada masa depan.

3. Mendapatkan kepercayaan: Dalam menjalankan tugas, wakil dapat menunjukkan


kinerja yang baik sehingga mendapatkan kepercayaan dari pemberi kuasa dan juga
calon klien di masa depan.

Manfaat bagi Pemberi Kuasa

1. Mendapatkan bantuan: Pemberi kuasa dapat memperoleh bantuan dari wakil untuk
melakukan tugas yang sulit atau memerlukan keahlian khusus yang tidak
dimilikinya.
2. Menghemat waktu: Pemberi kuasa dapat menghemat waktu dengan menyerahkan
tugas kepada wakil, sehingga dapat fokus pada tugas-tugas lain yang lebih penting.
3. Meminimalisir risiko: Dalam beberapa kasus, pemberi kuasa dapat meminimalisir
risiko atau kerugian yang mungkin terjadi dengan menyerahkan tugas kepada wakil
yang memiliki keahlian khusus di bidang tertentu.

Manfaat akad wakalah ini harus dipahami oleh pemberi kuasa dan wakil sebelum membuat
perjanjian agar dapat memaksimalkan manfaat yang dapat diperoleh oleh kedua belah
pihak.

Pemahaman mendalam terhadap pengertian, jenis-jenis, syarat, dan ketentuan dari akad
wakalah sangat berguna untuk mempermudah segala urusan pemberi mandat, dan
membantu menyejahterakan wakil yang dimandatkan. Anda juga harus tetap
memperhatikan ketentuan dari akad wakalah bil ujrah, maupun fi sabilillah, karena kedua
wakalah ini berbeda dari segi maksud dan tujuan diadakannya akad. Anda dapat menelaah
lebih lanjut informasi ini melalui sharing centre yang disediakan oleh kanal informasi
ekonomi syariah seperti Sharia Knowledge Centre (SKC).

Sharia Knowledge Centre (SKC) sendiri merupakan platform bagi para penggiat ekonomi
syariah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah sekaligus bergotong-
royong memajukan ekonomi syariah dan menjadikan Indonesia sebagai pusat
perkembangan ekonomi syariah global.

Anda mungkin juga menyukai