Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena
atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah
makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
Perkembangan Sepak Takraw di Indonesia dan Dunia, yang menurut saya dapat
memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari sejarah Sepak Takraw.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap cabang olahraga yang ada didunia pada umumnya dan di Indonesia
khususnya mempunyai sejarah berdirinya olahraga tersebut secaraa sendiri-sendiri.
Begitu juga dengan sepak takraw, olahraga sepaktakraw yang pada awalnya bermula
dari permainan yang sangan sederhana dan sering disebut sebagai bola rotan tidak
mempunyai peraturan permainan dan pertandingan yang sekomplit peraturan seperti
sekarang
Negara Asia terutama Asia di wilayah Asia Tenggara telah mengenal
permainan ini dengan sebuah sepakraga yang menggunakan bola rotan sudah sejak
lama, akan tetapi di setiap negara-negara nama perminannya berbeda-beda, seperti
Malaysia dengn nama Sepak Raga Jaring, Thailand dengan nama Takraw, di Philipina
dengan nama Sipak.
Apabila kita cermati perkembangan olahraga hampir di setiap negara Asia
Khususnya Asia Tenggara olahraga ini pada awalnya merupakan olahraga
demonstrasi yang digunakan pada perayaan-perayaan hari tertentu seperti upacara
adat, perkawinan, syukuran, khitanan dsb. Disamping itu juga olahrga ini sebagai
rekreasi dalam mengisi waktu luang, namun yang dilakukan si Malaysia sekitar tahun
1946 yakni Sepak Jaring Laga di lingkungan masyarakat Malaysia. Hal ini menjadi
pelopor dan sebagai titik awal perkembangan olahraga Sepaktakraw menjadi olahraga
nasional Malaysia yang dipertandingkan.
Sejalan persamaan dan keinginan untuk mengembangkan olahraga ini maka
dibentuklah kerjasam antara Malaysia dan Muangthai sehingga lahirlah cabang
Sepaktakraw. Nama ini merupakan perpaduan antara Malysia dan bahasa Muangthai
yaitu : Sepak barasal dari bahasa Malaysia yang berarti sepak dan takraw barasal
barsal dari bahasa Thailand yang berarti bolah rotan. Perubahan olahrga sepak jaring
raga ini menjadi sepaktakraw diresmikan pada tanggal 27 Maret 1965 di Stadion
Nagara Kuala Lumput pada saat pesta olahraga Asia Tenggara. Pada saat Sea Games
ini untuk pertama kalinya olahraga sepaktakraw dipertandingkan dan Malaysia keluat
sebagai juara untuk yang pertamakalinya, sedangkan pad Sea Games yang
selanjutnya pada tahun 1967 Muangthai keluar sebagai juaranya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
Pengertian Sepaktakraw
Bentuk Permainan
Teknik-Teknik dalam Sepak Takraw
Perkembangan Sepaktakraw di Indonesia
Perkembangan sepaktakraw sekarang
Perkembangan Sepak Takraw Internasional ( Dunia )
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Permainan Sepaktakraw
Sepaktakraw adalah permainan sepak raga yang telah dimodivikasi untuk
dijadikan sebuah permianan yang kompetitif. Sepak raga sebagai dasar permainan
sepaktakraw adalah olahraga permainan tradisional Indonesia dimainkan oleh 6 7
orang secara melingkar.
Pada periode 1945 1986 ada kecendrungan pada periode ini sepak raga lebih
digairahkan beberapa propinsi di SULSEL dan beberapa daerah di Sumatra tetap
terpelihara. Pada tahun 1970 datang rombongan pemain sepakrakraw dari Malaysia
dan beberapa bulan kemudian datang dari Singapura memperkenalkan sepak raga
jaring.
Pemerintah dalam hal ini Ditjen Olahraga yang dipimpin oleh Mayjen
Supardi, mengembangkan sepaktakraw dengan cikal bakal sepak raga. Pada tanggal
16 Maret 1970 didirikan organisasi Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia
(PERSERASI) dengan Ketua Umum Drs. Moh. Yunus Akbar, dan pada tangal 6-8
Oktober diadakan kongres I semacam munas yang dihadiri 24 PEMDA.
Pada periode tahun 1987 salah satu putusan Kongres I 1986 ialah pemilihan
pengurus besar yang baru yaitu Ir. H. Marjoeni. Dengan hasil keputusan antara lain
adalah dirubahnya sebutan Sepak raga menjadi Sepaktakraw.
Sejak berkembangnya media cetak dan elektronika, kegiatan olahraga
sepaktakraw menjadi suatu perhatian yang serius. Kaum tua mulai mengenang
kembali pola sepak raga yang pernah ditekuninya. Di beberapa kabupaten di Propinsi
NTB mulai mencoba bermain sekalipun dengan peralatan yang sangat sederhana.
Memperhatikan kenyataan tersebut, Koni Propinsi NTB mengambil inisiatif
dengan menyelenggarakan Penataran Pelatihan pada tanggal 22 April 1983 sampai
tangal 2 Mei 1983 dengan peserta 20 orang dari jajaran Kanwil Depdikbud propinsi
NTB, yaitu para guru olahraga dan tenaga keolahragaan fungsional.
Penanggung jawab kurikulum penataran tersebut adalah Drs. A Hamidsyah
Nur dari Universitas 11 Maret Surakarta, dan sebagai penanggung jawab tekhnis
persepak-takrawan baik teori maupun praktiknya adalah Drs. Alwi Cae dari Ujung
Pandang (pelatih nasional team sepaktakraw Indonesia).
Penutupan penatara tersebut bertepatan dengan Hardiknas 1983, maka pada
upacara tersebut secara simbolis ke 20 tenaga hasil penataran tersebut diserahkan
kepada Kepala Kanwil Depdikcut Propinsi NTB guna dibina dan dikembangkan lebih
lanjut.
atau
tertutup
ang
tidak
dihalangi
oleh
suatu
benda
apapun.
Lapangan ini dibatasi oleh jaring (net). Bola yang dipakai ialah bola terbuat dari rotan
yang dianyam bulat seperti bola (bola seperti yang dipergunakan dalam permainan
sepak raga). Pada permainan ini mempergunakan terutama kaki dan juga boleh
dengan kepala. Bola dimainkan dengan mengembalikannya melewati jaring.
Permainannya terdiri dari dua pihak yang berhadapan, maisng-masing terdiri dari 3
(tiga) orang. Tujuan dari setiap pihak/regu adalah mengembalikan bola sedemikian
rupa sehingga dapat jatuh di lapangan lawan atau menyebabkan lawan membuat
pelanggaran atau bermain salah.
a.
Garis batas : garis (lines) diberi tanda dengan menggunakan tali, kayu atau ditandai
kapur yang lebarnya + 5 cm
Lingkaran tengah : Di tengah sebuah lapangan ada lingkaran yaitu tempat melakukan
sepakan
permulaan
(service).
Garis
menengah
lingkaran
61
cm.
Garis seperempat lingkaran : Pada penjuru tengah kedua lapangan terdapat garis
seperempat lingkaran tempat melambungkan bola kepada pemain yang melakukan
sepakan permulaan (service) dengna jari-jari 90 cm.
b. Tiang dan Jaring (net)
Tiang : Dua buah tiang didirikan di tengah-tengah kedua garis samping di sebelah
luar dengan jarak 30,5 cm dari samping. Tinggi tiang 5 kaki 1 inchi (1,55 m).
Jaring (net) : Jaring dibuat dari bahan yang biasa untuk itu (benang kasar/tali) atau
dengan nylon dengan ukuran lubang-lubangnya 4-5 cm. Lebar jaring 72 cm dan
panjangnya tidak lebih dari 6,71 m. Pada pinggir atas, bawah dan samping dibuat pita
selebar + 5 cm yang diperkuat oelh tali yan g diikatkan pada kedua ring. Tinggi jaring
1,55 m dari tanah/lantai.
c.
Bola
Bola dibuat dari rotan yang selapis, dianyam bentuk bulat seperti bola. Terdiri dari 9
sampai dengan 11 anyaman dan mempunyai 12 lubang. Lingkaran bola 41 sampai 43
cm.
d. Pemain
1. Permainan ini dimainkan oleh dua regu yang masing-masing pihak terdiri dari
3 (tiga) orang.
2. Satu orang dari tiga pemain ini berdiri di belakang yang dinamakan
"TEKONG".
3. Dua orang lagi ialah pemain depan, seorang di kiri dan seorang di kanan.
Pemain yang di sebelah kiri dinamakan APIT KIRI dan yang di sebelah kanan
dinamakan APIT KANAN.
4. Istirahat bisa diberikan selama 5 menit sebelum games (set) terakhir dimulai
5. Tiap-tiap regu akan bertukar pada set ke-2 dan pada set ke-3 (rubber set)
pertukaran tempat dilakukan setelah diperoleh 8 angka oleh satu pihak.
e.
memimpin dengan penuh semangat dan disiplin. Sebelum permainan dimulai, wasit
terlebih dahulu hendaklah :
1. Memeriksa lapangan, garis (lines), jaring (net), bola dan keadannya.
2. Memberikan petunjuk secara singkat kepada penjaga garis (lines man).
3. Menetapkan regu mana yang pertama melakukan service (sepakan permulaan)
Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam
gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan menyelamatkan
serangan lawan.
2.
3.
Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki (jari kaki).
Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola yang liar
pantulan dari bloking.
4.
Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. Digunakan
untuk : smash ke pihak lawan, menahan atau membloking smash dari pihak
lawan dan menyelamatkan bola dekat net (jaring).
5.
6.
7.
Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol
bola untuk dapat dimainkan selanjutnya.
8.
Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola,
digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari serangan
lawan.
9.
Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahankan
dari serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak pertahanan dalam
keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.
Sulawesi Selatan
Di masyarakat Sulawesi Selatan permainan sepakraga ini merupakan
permainan yang sangan populer dan merakyat. Pada waktu itu Sulawesi Selatan di
kenal dengan nama kerajaan Bugis; permainan ini disukai dan digemari oleh para
pemuda bangsawan bugis dan hal ini mendapat restu dari rajanya, selain itu juga
permainan ini banyak dilakukan oleh para pedagang bugis yang bersandar di
pelabuhan-pelabuhan. Didaerah ini permainan sepakraga dimainkan oleh beberapa
orang dengan berbagai variasi gerakan tubuh. Pada zaman ini, permainan sepakraga
mengindentifikasikan tingkat kematangan dan kecakapan seorang pemuda pemudi
bugis, apabila sorang pemuda yang sudah mahir barmain sepakraga ini maka ia
dianggap sebagai pemuda yang sudah cakap. Variasi permainan sendiri terutama
dalam menunjukan kemahiran memainkan bola, seperti memainkan bola dengan
sikap berdiri, sikap jongkok, sikap duduk, sikap tidur dan sebagainya.
Agar lebih menarik permainan sepakraga ini sering di iringi dengan bunyibunyian gendang dan alat musik tradisional lainnya, kemudian para pemain
mengiringi irama musik tersebut dengan gerakan-gerakan memainkan bola seolaholah bola rotan ini ikut menari di udara sehingga dapat menambah keindahan
permainan sepakraga.
b. Sumatra Barat
Pada jaman kerajaan dulu, kebanyakan mata pencaharian masyarakat Sumatra
Barat atau yang lebih dikenal dengan Minangkabau adalah bertani dan berladang.
Hampir sepanjang kehidupan mereka dihabiskan dengan bercocok tanam sehingga
tidak banyak bentuk variasi kehidupan yang mereka rasakan yang pada akhirnya
timbul kejenuhan pada mereka.
Kalimantan
Didaerah Kalimantan khusunya di daerah Kandangan olaahraga sepaktakraw
ini telah dikenal sebelum perang dunia pertama, akan tetapi karena situasi dan sesuatu
hal yang belum mengizinkan menyebabkan permainan ini belum dikenal secara luar.
Pada saat ini permainan sepakraga di Kandangan disebut sebagai Bola Rotan.
Permaiana ini diadakan apabila ada upacara adat, pesta perkawinan, syukuran dan
sebagainya. Permainan ini bertujuan untuk memeriahkan dan meramaikan acara-acara
tersebut.
Permainan di daerah ini sedikit lebih maju apabila dbandingkan dengan
daerah lainnya. Hal ini dapat dilihat dengan adanya peraturan tertentu yang menjadi
pegangan dalam menetukan suatu pemenang, adapaun peraturannya antara lain :
alat-alat dan perlngkapan
bola yang digunakan adalah bola yang terbuat dari rotan yang dianya
dengan seni anyaman sehingga berbentuk bulatm adapun ukurannya adalah
: garis menengah 15 cm dan berta yaiut 2 ons. Perlengkapan yang
digunakan yaitu perlengkapan penyepak bola yang disebut kelapian;
kelapian ini terbuat dari kelopak pinang yang digunakan pada kaki sebelah
dalam untuk menyepak bola.
lapangan, waktu dan pemain
lapangan permainan ini berupa lapangan rumput/kering terbuka dengan
ukuran panjang 15m, lebar 15m dengan sasaran tendangan dipancang
ditengah-tengah (pusat). Permainan ini dimainkan oleh dua regu dan
masing-masing regunya terdiri dari 10 orang.
sistem penilaian
formasi pemain membentuk lingkaran mengelilinga tiang bambu yang
diletakan ditengah-tengah, selanjutnya permainan diawali dengan warm up
yaitu dengan menyepak bola rotan dari satu pemain dengan pemain lain
yang setelah itu setiap regu menunjukan keahliannya guna mengimbangi
Singapura,
Sri
langka,
Thailand
dan
Vietnam.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut sejarah perkembangannya, Sepak Takraw berasal dari olahraga
tradisional Indonesia, yaitu : Sepak Raga. Daerah-daerah di Indonesia yang semula
mengembangkan permainan ini adalah : Sumatera Utara, Sumatera Barat dan
Sulawesi Selatan. Semula permainan Sepak raga dimainkan oleh sekelompok
bangsawan di daerah-daerah tersebut, kemudian berkembang menjadi permainan
rakyat. Sepak raga dimainkan 6 sampai 9 orang secara melingkar di suatu tempat
terbuka, sebagai hiburan dan pengisi waktu luang dikala orang menunggu waktu
senja. Beraneka ragam nama jenis permainan Sepak takraw awalnya, seperti di Riau
dikenal dengan nama Rago Tinggi, di Bengkulu bernama Cepak, di Sumatera dan
Jambi dengan nama Sepak rago, sedang di Sulawesi Selatan bernama MarragaAkraga.
Permainan Sepak Takraw sampai sekarang ini masih merupakan salah satu
cabang olahraga yang belum memasyarakat, belum menjadi kegemaran masyarakat
dari semua lapisan. Permainan Sepak Takraw baru merambah kepada masyarakat
lapisan menengah ke bawah. Hal ini disebabkan permainan ini sulit dilakukan,
berisiko cidera atau sakit lebih besar, dan masih ada kelompok masyarakat yang
menganggap permainan Sepak Takraw sebagai olahraga yang kasar. Namun demikian
perkembangan permainan Sepak Takraw terjadi sangat pesat sekali. Hal ini dapat
dilihat mulai tahun 1983, seluruh daerah di Indonesia sudah memiliki Pengurus
daerah (Pengda) atau sekarang bernama Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan
Sepak Takraw Seluruh Indonesia (PSTI).
DAFTAR PUSTAKA
http://maz-anton.mywapblog.com/sejarah-sepak-takraw.xhtml
http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2013/01/sejarah-sepak-takraw-danperkembangan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepak_takraw