Anda di halaman 1dari 14

Kaidah Fiqh Muamalah untuk Transaksi

Syariah
Nama : Zuhri Husain
NIM : 43219010156
KONSEP HARTA DALAM ISLAM
• Harta secara terminologi bahasa Arab disebut al Mal yang berarti
condong, cenderung, dan miring.
• Harta secara etimologi adalah sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh
manusia, baik berupa benda yang tampak, maupun manfaat dari barang.
• Dalam ekonomi Islam, harta dijadikan wasilah untuk mendukung
kegiatan ibadah ataupun muamalah.
FUNGSI DAN PERAN HARTA
Menurut Suhendi (2008), syariat memberikan batasan fungsi dan peran
harta, yaitu:
1. Untuk mendukung kegiatan peribadatan
2. Untuk memelihara dan meningkatkan keimanan sebagai usaha
mendekatkan diri kepada Allah
3. Untuk keberlangsungan hidup dan estafet kehidupan
4. Untuk menyelaraskan kehidupan di dunia dan akhirat
POKOK PENTING YANG PERLU DIPERHATIKAN DI DALAM
MENJAGA ATAU MEMELIHARA HARTA DALAM KEGIATAN
MUAMALAH

1. Pencatatan
2. Persaksian
3. Penyertaan dokumentasi
KONSEP AKAD DALAM TRANSAKSI

• Akad dalam bahasa Arab ialah ‘al-‘aqd, jamaknya al-‘uqud, yang berarti
ikatan atau mengikat (al-rabath).
• Menurut terminologi hukum Islam, akad adalah pertalian antara
penyerahaan (ijab) dan penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh syariah,
yang menimbulkan akibat hukum terhadap objeknya. (Ghufron Mas’adi,
2002).
JENIS AKAD
1. Akad Tabarru’: perjanjian yang merupakan transaksi yang tidak ditujukan untuk
memperoleh laba (transaksi nirlaba). Tujuan dari transaksi ini adalah tolong-menolong
dalam rangka berbuat kebaikan.
A). Meminjamkan uang
1) Qardh: pinjaman yang diberikan tanpa mensyaratkan apapun
2) Rahn: pinjaman yang mensyaratkan suatu jaminan dalam bentuk atau jumlah
tertentu
3) Hiwalah: bentuk pinjaman dengan cara mengambil alih piutang dari pihak lain
B ) Meminjamkan jasa
1) Wakalah: memberikan pinjaman berupa kemampuan kita
2) Wadi’ah: turunan akad wakalah, dimana pada akad ini telah
dirinci/didetailkan tentang jenis pemeliharaan dan penitipan
3) Kafalah : bentuk turunan akad wakalah, dimana pada akad ini terjadi
atas wakalah bersyarat
C) Memberikan sesuatu
1) Waqaf: pemberian dan penggunaan pemberian yang dilakukan tersebut
untuk kepentingan umum dan agama
2) Hibah, shadaqah: pemberian sesuatu secara sukarela kepada orang lain
2. Akad Tijarah: akad yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan.
A) Natural Uncertainty Contract (NUC): kontrak yang diturunkan dari teori
pencampuran, dimana pihak yang bertransaksi saling mencampurkan asset yang
mereka miliki menjadi satu, kemudian menanggung resiko bersama-sama untuk
mendapatkan keuntungan.
B) Natural Certainty Contract (NCC): kontrak yang diturunkan dari teori
pertukaran, dimana kedua belah pihak saling mempertukarkan asset yang
dimilikinya, sehingga objek pertukarannya (baik barang maupun jasa) pun harus
ditetapkan di awal akad dengan pasti tentang jumlah (quantity), mutu (quality),
harga (price), dan waktu penyerahan (time delivery).
RUKUN DAN SYARAT AKAD
1. Pelaku: pihak yang melakukan akad.
2. Objek Akad: sebuah konsekuensi yang harus ada dengan dilakukannya
suatu transaksi tertentu.
3. Ijab Kabul: kesepakatan dari para pelaku dengan rasa rida.
PERBEDAAN RIBA DAN JUAL BELI
Jual Beli
• Dihalalkan Allah Swt.
• Harus ada pertukaran barang / manfaat yang diberikan sehingga ada keuntungan / manfaat yang diperoleh pembeli dan
penjual
• Karena ada yang ditukarkan, maka harus ada beban yang ditanggung oleh penjual
• Memiliki risiko untung rugi, sehingga perlu kerja / usaha, kesungguhan, dan keahlian
Riba
• Diharamkan Allah Swt.
• Tidak ada pertukaran barang dan keuntungan / manfaat hanya diperoleh oleh penjual
• Tidak ada beban yang ditanggung oleh penjual
• Tidak memiliki risiko sehingga tidak perlu kerja / usaha, kesungguhan, dan keahlian
PERBEDAAN BUNGA DAN BAGI HASIL
Bunga
• Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi selalu untung
• Besarnya persentase berdasarkan jumlah yang yang dipinjam
• Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan untung atau rugi
• Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun keuntungan berlipat
• Eksistensi bunga diragukan oleh beberapa kalangan
Bagi Hasil
• Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan berpedoman pada kemungkinan untung rugi.
• Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
• Tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah pihak.
• Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan.
• Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
JENIS RIBA
1. Riba akibat utang-piutang
A) Riba qardh adalah suatu tambahan atau kelebihan tertentu yang disyaratkan pada yang
berhutang.
B) Riba jahiliyyah adalah riba yang timbul karena peminjam tidak mampu mengembalikan
hutangnya saat jatuh tempo atau pada waktu yang ditetapkan.
2. Riba akibat jual beli
A) Riba nasi’ah adalah riba yang timbul karena penangguhan penyerahan atau penerimaan
barang yang dipertukarkan.
B) Riba fadhl adalah riba yang muncul karena transaksi pertukaran atau barter.
PENGARUH RIBA TERHADAP KEHIDUPAN
MANUSIA
Imam Razi menjelaskan alasan mengapa bunga dalam Islam dilarang, antara lain (Qardhawi, 2000
dalam Nurhayati dan Wasilah, 2019 : 62) yaitu:
1) Riba merupakan transaksi yang tidak adil dan mengakibatkan peminjam jatuh miskin karena
dieksploitasi.
2) Riba akan menghalangi orang untuk melakukan usaha karena pemilik dapat menambah hartanya
dengan transaksi riba.
3) Riba menyebabkan terputusnya hubungan baik antar masyarakat dalam bidang pinjam-meminjam.
4) Pendapat yang memperbolehkan riba berarti memberikan jalan bagi orang kaya untuk menerima
tambahan harta dari orang miskin yang lemah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai