Anda di halaman 1dari 37

AKAD DAN

PENERAPANNYA DALAM
PERBANKAN ISLAM
Pengertian
• Istilah perikatan dlm KUHPerdata,
dlm Islam dikenal dengan akad.
• Akad didefinisikan ulama sbg
pertalian antara ijab dan qabul yang
dibenarkan oleh syara’ yang
menimbulkan akibat hukum terhadap
obyeknya.
• UU No. 21 /08, akad adl kesepakatan
tertulis antara BS/UUS dan pihak
lain yg memuat adanya hak&kwjban
bg ms2 pihak ssi dgn prinsip syariah
Rukun dan Syarat

• Sahnya suatu akad ditentukan oleh


terpenuhinya rukun dan syarat akad
tersebut.
• Masing2 btk akad memiliki rukun
dan syarat tersendiri, namun scr
umum ada rukun dan syarat yg dpt
digeneralisir.
• Ulama Syafi’I, Maliki, Hanbali, rukun
akad ada tiga :
1) Pernyataan utk mengikatkan
diri/sighat akad
2) Pihak-pihak yg berakad
3) Obyek akad
Ulama Hanafi : Rukun akad hy
satu ijab dan kabul.
• Mnrt Hasbi Ash Shiddieqy,
akad terbentuk dgn adanya 4
komponen :
1. Dua aqid
2. Sesuatu yg diakadkan/obyek
perikatan
3. Cara maksud yg dituju
4. Sighat akad sbg rukun akad
Ad.1 Subyek akad

• Pengertian al-’aqidain : pr pihak


yg melakukan akad sbg suatu
perbuatan hukum yg
mengemban hak dan kewajiban
• Al-’aqidatain : manusia dan
badan hukum
• Manusia, dr segi kecakapan
terbagi :
1) mnsa yg tdk dpt melakukan
2) Mnsa yg hy dpt melakukan
akad tertentu, yi anak yg sdh
mumayyiz tp blm baligh. Mis.
Menerima hibah
3) Mnsa yg dpt melakukan slrh
akad yi yg telah mukallaf
• Utk dpt mjd subyek perikatan, syaratnya :

1) Baligh
2) Aqil yi berakal sehat ---- “diangkatkan
pembebanan hukum dari tiga jenis org yi
org tidur sampai ia bangun, anak kecil
sampai ia baligh, dan org gila sampai ia
sembuh”
3) Tamyiz, yi org yg dpt membedakan baik
dan buruk
4) Mukhtar yi org yg bebas dr
paksaan.
Qs An Nisa : 29, bhw suatu akad
hrs dilaksanakan scr suka sama
suka diantara para pihak
• Ydm badan hukum adl suatu
persekutuan (syirkah) yg
dibentuk berdasarkan hukum
dan memiliki tanggung jawab
kehartaan yg terpisah dr
pendirinya.
Ad.2 obyek perikatan

• Definisi, benda yg berlaku padanya


hukum akad. Misal benda-benda yg
dijual dlm akad jual beli atau utang
yg dijamin sso dlm akad.
• Syarat obyek akad :
1) halal mnrt syara’
2) bermanfaat (bukan merusak atau
digunakan utk merusak)
Lanj…syarat obyek

3) dimiliki sendiri atau atas


kuasa si pemilik
4) dapat diserahterimakan
5) dengan harga jelas
Ad.3 Tujuan akad

• Tujuan sesuai dgn jenis akad


• Syarat :
1) baru ada pd saat
dilaksanakan akad
2) berlangsung adanya hingga
berakhirnya akad
3) tujuan akad hrs dibenarkan
syara’
Ad.4 pernyataan
kehendak
• Yi perkataan yg menunjukkan kpd
kehendak kedua belah pihak
• Syarat : dinyatakan dgn ungkapan yg
jelas dan pasti maknanya,
persesuaian antara ijab dan kabul,
ijab kabul tdk menunjukkan
keraguan dan paksaan, kedua pihak
dapat hadir dlm satu majelis
• Adiwarman menambahkan,
suatu akad tdk sah bila :
1) Salah satu rukun dan syarat
tdk terpenuhi
2) Terjadi ta’alluq (tjdnya akad
pertama tgt dr akad kedua)
3) Tjd two in one (obyek, pelaku,
dan jangka waktu sama)
Jenis-jenis akad

• Mnrt tujuannya :
1) Akad tabarru yi akad yg
dimaksudkan u/ menolong dan
murni semata-mata krn
m’harapkan ridho dan pahala,
sama sekali tdk ada unsur
mencari return
Cth : hibah, rahn, qirad
Lanj. Jenis akad

2) Akad tijari yi akad yg


dimaksudkan u/ mencari dan
mdptkan keuntungan di mana
rukun dan syarat terpenuhi.
Cth : murabahah, mudharabah,
ijarah, musyarakah
Akad mnrt
keabsahannya
1) Akad sahih yi akad yg mmnhi
semua rukun dan syarat.
2) Akad fasid yi akad yg semua rukun
terpenuhi, namun ada syarat yg tdk
terpenuhi.
3) Akad bathal yi akad yg salah satu
rukunnya tdk terpenuhi shg tdk
menimbulkan akibat hukum
• Utk menghindari berbagai
penafsiran dlm penyusunan
akad di perbankan sy, BI
mengeluarkan PBI No.
7/46/PBI/2005 ttg Akad
Penghimpunan dan Penyaluran
Dana bagi Bank yang
Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah
Ketentuan PBI No.7 …

• Dalam akad harus ditegaskan


jenis transaksi syariah yang
digunakan. Yang dimaksud
dengan jenis transaksi syariah
adalah Wadi’ah, Mudharabah,
Musyarakah, murabahah, Salam,
Istishna’, Ijarah dan Qardh.
• Transaksi syariah seperti yang
dicantumkan secara tegas
dalam akad, tidak boleh
mengandung unsur gharar,
maysir, riba, zalim, risywah,
barang haram dan maksiat
• Mohamad Hossein, perbedaan
perjanjian kredit bank konvensional
dan akad pembiayaan di bank
syariah, terletak pada kerangka
hukum yang mendasarinya. Jika
dalam perjanjian kredit cukup
mengacu pada hukum positif saja,
maka terhadap pembiayaan syariah,
yang dijadikan sendi-sendi perjanjian
pembiayaannya adalah hukum
syariah dan hukum positif.
• perbedaan isi antara perjanjian
kredit bank konvensional
dengan bank syariah adalah
sebagai berikut :
Beda isi…..

• Judul
Dalam perjanjian bank syariah,
kata perjanjian kredit diganti
dengan perjanjian pembiayaan dan
ditambahkan ayat-ayat yang
berhubungan dengan perjanjian.
Misal, “hai orang-orang yang
beriman penuhilah akad-akad itu”
• Komparisi
Para pihak yang melakukan
perjanjian pembiayaan yaitu
antara bank dengan debitur,
perlu diperhatikan mengenai
subyek hukum dari nasabah
baik perorangan atau badan.
• Isi
Perjanjian pembiayaan bank syariah juga
memuat pasal-pasal yang penting
berdasarkan hukum positif dan tidak
bertentangan dengan syariah, meliputi :
1. Definisi yang digunakan termasuk istilah
syariah
2. Keterangan mengenai fasilitas pembiayaan
yang diberikan, seperti jenis pembiayaan,
besarnya jumlah pembiayaan, dan jangka
waktu pembiayaan.
3. Penggunaan fasilitas pembiayaan
4. Keuntungan dan pembayaran. Setiap
pembiayaan yang diberikan oleh bank
syariah akan diperoleh keuntungan.
Misal dalam sistem jual beli atau
fasilitas murabahah akan didapat
keuntungan yang disebut margin
keuntungan. Margin keuntungan baik
sendiri maupun bersama-sama, dengan
pokok pembiayaan akan diangsur
setiap bulannya sesuai kesepakatan.
5. Barang agunan secara syariah
diatur dalam surat Al Baqarah : 283
yang artinya, “jika kamu dalam
perjalanan dan bermuamalah tidak
secara tunai, sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka
hendaknya ada barang tanggungan
yang dipegang oleh yang
berpiutang”
6. Biaya yang dibebankan, misal
biaya administrasi sebesar 1 %
dari total fasilitas pembiayaan
7. Peristiwa cedera janji. Nasabah
dinyatakan melakukan
wanprestasi atau cedera janji
apabila tidak melaksanakan
kewajiban yang tertuang dan
disepakati dalam perjanjian
pembiayaan.
8. Hukum yang mengatur. Perjanjian
pembiayaan tetap diatur oleh
hukum sesuai dengan ketentuan
hukum Indonesia. Suatu sengketa
yang timbul atau dengan cara
apapun yang ada hubungannya
dengan perjanjian pembiayaan
yang tidak dapat diselesaikan
secara damai maka akan
diselesaikan melalui dan menurut
Peraturan Basyarnas.
Beda isi….

• Bagian akhir perjanjian


Pada bagian akhir perjanjian
pembiayaan syariah, hampir sama
dengan perjanjian kredit bank
konvensional umumnya, memuat
domisili masing-masing pihak, dan
biaya-biaya yang timbul atas
perjanjian pembiayaan
• Wadi’ah adalah penitipan dana
atau barang dari pemilik dana
atau barang pada penyimpan
dana atau barang dengan
kewajiban pihak yang
menerima titipan untuk
mengembalikan dana atau
barang titipan sewaktu-waktu.
• Mudharabah adalah penanaman dana dari
pemilik dana (shahibul maal) kepada
pengelola dana (mudharib) untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu,
dengan pembagian menggunakan metode
bagi untung dan rugi (profit and loss
sharing) atau metode bagi pendapatan
(revenue sharing) antara kedua belah
pihak berdasarkan nisbah yang telah
disepakati sebelumnya.
• Musyarakah adalah penanaman
dana dari pemilik dana/modal untuk
mencampurkan dana/modal mereka
pada suatu usaha tertentu, dengan
pembagian keuntungan
berdasarkan nisbah yang telah
disepakati sebelumnya, sedangkan
kerugian ditanggung semua pemilik
dana/ modal berdasarkan bagian
dana/ modal masing-masing.
• Murabahah adalah jual beli
barang sebesar harga pokok
barang ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati.
• Salam adalah jual beli barang
dengan cara pemesanan dengan
syarat-syarat tertentu dan
pembayaran tunai terlebih dahulu
secara penuh.
• Istishna' adalah jual beli barang dalam
bentuk pemesanan pembuatan barang
dengan kriteria dan persyaratan
tertentu yang disepakati dengan
pembayaran sesuai dengan
kesepakatan.
• Ijarah adalah transaksi sewa menyewa
atas suatu barang dan atau upah
mengupah atas suatu jasa dalam
waktu tertentu melalui pembayaran
sewa atau imbalan jasa;
• Qardh adalah pinjam
meminjam dana tanpa imbalan
dengan kewajiban pihak
peminjam mengembalikan
pokok pinjaman secara
sekaligus atau cicilan dalam
jangka waktu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai