0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa atas beberapa pertanyaan mengenai maqasid syariah, akad jual beli, dan akad bagi hasil dalam fiqih muamalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan menjelaskan tujuan syariah dalam keuangan syariah, definisi akad jual beli beserta rukun dan syaratnya, klasifikasi jual beli yang dilarang dan sah, serta penjelasan akad musyarakah dan mudhar
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa atas beberapa pertanyaan mengenai maqasid syariah, akad jual beli, dan akad bagi hasil dalam fiqih muamalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan menjelaskan tujuan syariah dalam keuangan syariah, definisi akad jual beli beserta rukun dan syaratnya, klasifikasi jual beli yang dilarang dan sah, serta penjelasan akad musyarakah dan mudhar
Dokumen tersebut berisi jawaban mahasiswa atas beberapa pertanyaan mengenai maqasid syariah, akad jual beli, dan akad bagi hasil dalam fiqih muamalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab dengan menjelaskan tujuan syariah dalam keuangan syariah, definisi akad jual beli beserta rukun dan syaratnya, klasifikasi jual beli yang dilarang dan sah, serta penjelasan akad musyarakah dan mudhar
1. Jelaskan bagaimana kaitan tujuan syariah (maqasid syariah) dalam pengembangan
keuangan syariah! jawab : tujuan syariah (maqasid syariah) dalam pengembangan keuangan syariah sebenarnya berupa bentuk tujuan umum dimana dalam konsep ini di fokuskan dalam kekayaan, property, bisnis dan keuangan, selanjutnya dilakukan suatu pendekatan mikro yang memfokuskan pada tujuan aplikasi, prduk, instrument dan layanan yang ditawarkan dalam keuangan islam maka segala bentuk lembaga muamalah ditawarkan dalam bentuk konsep islam yang penting sebagai parameter dalam menilai hadist ahad, pada pokoknya bermanfaat bagi masyarakat. 2. Jelaskan definisi akad jual beli, rukun dan syarat akad jual beli dalam fiqih muamalah! Jawab : akad jual beli yaitu suatu perjanjian tukar menukar benda atau barang yang mempunyai nilai secara ridha di antara kedua belah pihak, yang satu menerima benda- benda dan pihak lain menerimanya sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan syara’ dan disepakati. Adapun rukun jual beli yaitu 1. Orang-orang yang berakad (penjual dan pembeli) 2. Shighat (ijab dan qabul) 3. Ma’qud alaih (Benda atau barang) 4. Ada nilai tukar pengganti barang. Sedangkan syarat akad jual beli dalam fiqih muamalah yaitu 1. Berakal, 2. Yang melakukan akad itu adalah orang yang berbeda, 3. Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa), 4. Baligh atau dewasa. 3. Jelaskan beberapa klasifikasi jual beli; a. Jual beli yang dilarang dan hukumnya tidak sah ! Jawab : Jual beli barang yang zatnya haram, najis, atau tidak boleh diperjualbelikan. Barang yang najis atau haram dimakan haram juga untuk diperjualbelikan, seperti babi, berhala, bangkai dan khamar (miniman yang memabukkan). b. Jual beli yang hukumnya sah tapi dilarang ! Jawab : Membeli barang yang sudah dibeli orang lain. Seseorang telah sepakat akan membeli suatu barang, namun masih khiyar. Kemudian datang orang lain yang menyuruh untuk membatalkannya sebab ia akan membelinya dengan harga yang lebih tinggi. 4. Jelaskan akad bagi hasil berikut ini; a. Apa yang dimaksud dengan akad musyarakah dan mudharabah! Jawab : akad musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan sedangkan kerugian berdasarkan porsi kontribusi dana berupa kas maupun aset non-kas yang diperkenankan oleh Syariah, sedangkan akad mudharabah yaitu dengan ketentuan bagian dana setiap mitra ditentukan sesuai akad dan jumlahnya tetap hingga akhir masa akad b. Jelaskan perbedaan antara akad musyarakah dan mudharabah! Jawab : Mudharabah akadnya adalah jual beli sementara Musyarakah Mutanaqisah akadnya adalah kepemilikan. Contohnya jika seseorang membeli rumah di bank syariah dengan menggunakan akad Mudharabah, maka rumah tersebut akan menjadi milik nasabah dan nasabah mempunyai utang ke bank