Anda di halaman 1dari 4

NAMA : AYU KHOIRUNNISA

KELAS : 3A

PRODI : PERBANKAN SYARIAH

MAKUL : FIQIH MUAMALAH

NIM : 11907119

UAS FIQIH MUAMALAH

1. Jelaskan, apa yang di maksud dengan kaidah fiqih ? Sebutkan tiga (3) contoh dan
aplikasinya dalam ekonomi islam !
2. Sebutkan syarat dan rukun akad murabahah dalam ekonomi islam dan apa perbedaan
mudharabah dan musyarakah ? Sebutkan contoh kasusnya masing-masing !
3. Bagaimana praktek jual beli salam dalam perbankan syariah, jelaskan ? Gambarkan
skemannya!
4. Apa yang dimaksud dengan akad istishna’ paralel, jelaskan ? Dan jual beli valuta asing
(sharf) diperbolehkan dalam islam diperbolehkan dengan beberapa syarat. Sebutkan
syarat-syarat tersebut !
5. Apa yang dimaksud dengan jual beli jizaf ? Dan tuliskan perbedaan antara akad hutang-
piutang (dain) dengan pinjam-meminjam (i’arah) dalam ekonomi islam !
Jawaban

1. Kiadah fiqih merupakan istilah yang digunakan ulama fiqih untuk pengembangan cakupan
suatu hukum. ... Kaidah fiqih merupakan ketentuan yang bisa dipakai untuk mengetahui hukum
tentang kasus-kasus yang tidak ada aturan pastinya di dalam Al-Qur'an, Sunnah maupun ijmak
sehingga lahirlah fiqih baru.

Sebutkan 3 contoh ekonomi islam positif!

 penerapan teknologi di bidang pertanian dapat membuat hasil meningkat.


 pengusaha menjual barang dagangannya di pasar tradisional sehingga, banyak
konsumen tertarik.
 kalau hujan turun, tak berhenti maka hasil panen akan rusak.
 jika barang pokok dijual diperkotaan, maka hasil penjualannya akan banyak.
2. Syarat dan Akad Murabahah memiliki syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu:

 Keinginan bertransaksi dilakukan dengan kemauan sendiri.


 Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.
 Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, contohnya
apabila pembelian dilakukan secara hutang.
 Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual
senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara
jujur harga pokok barang kepada nasabah beserta biaya tambahan yang diperlukan,
misal ongkos angkut barang.
 Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu
tertentu.
 Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank
dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
 Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang.
Adanya ijab dan kabul.

 Mudharabah diambil dari kata dharabah yang artinya saling memukul. Pengertian secara
umumnya adalah aktivitas kerjasama antara pebisnis/mudharib dan pemilik
modal/shahibul maal. Mekanismenya, shahibul maal akan memberikan modal 100%
kepada mudharib untuk menjalankan usahanya.
 Musyarakah/Syirkah adalah aktivitas kerjasama atau perserikatan antara kedua belah
pihak atau lebih dengan keduanya memberikan kontribusi berupa dana dan tenaga.
Dalam akad murabahah risiko kerugian bisa saja terjadi ketika sistem murabahah yang
disepakati adalah dengan cara cicil dimana pembeli tidak sanggup membayar cicilannya. Maka
dalam kasus seperti ini, penjual dan pembeli harus memiliki kesepakatan antara mengikhlaskan
ketidaksanggupan pembayaran pembeli atau pembeli menjual kembali barang yang ia beli
kemudian sisanya dijadikan hutang oleh si pembeli. Semua alternatif solusi tersebut bisa
disepakati antara penjual dan pembeli.

Adapun dalam akad mudharabah dan musyarakah terdapat perbedaan dalam pembagian
kerugian khususnya secara finansial. Dalam akad mudharabah kerugian 100% ditanggung oleh
shahibul maal jikalau kesalahan murni karena kondisi bisnis bukan akibat mudharib. Nah, lain
halnya kalau musyarakah yang mana kerugian dibagikan berdasarkan proporsi modal yang
disertakan.

3. As-Salam terkadang dikenal juga dengan sebutan al-Salaf atau pendahuluan. As-Salam
bermakna proses jual beli atas barang dengan kriteria tertentu, yang barang tersebut belum
ada saat ijab-qabul dilakukan dengan pembayaran didahulukan/disegerakan. Di sini dapat
dijelaskan bahwa al mahawi‟ij atau barang-barang yang mendesak, karena ia adalah jenis jual
beli sesuatu yang tidak ada di tempat sementara dua pihak melakukan jual beli karena desakan
keperluan. Pemilik uang memerlukan barang dengan kriteria tertentu, sedangkan pedagang
meminta uang pembayaran disegerakan sehingga ia dapat membeli berbagai keperluan untuk
membuat barang dengan kriteria yang dipesan pembeli tersebut.
Sedangkan definisi akad salam yaitu akad jual beli barang pesanan (muslam fiih) dengan
pengiriman di kemudian hari oleh penjual (muslam illaihi) dan pelunasannya dilakukan oleh
pembeli (al muslam) pada saat akad disepakati sesuai dengan syarat-syarat tertentu.

Karateristik akad salam yaitu :


1. Harga, spesifikasi, karakteristik, kualitas, kuantitas dan waktu penyerahan aset yang dipesan
sudah ditentukan dan disepakati ketika akad terjadi.

2. Dalam akad salam, harga barang pesanan yang sudah disepakati tidak dapat berubah selama
jangka waktu akad. Apabila barang yang dikirim tidak sesuai dengan ketentuan yang telah
disepakati sebelumnya, maka pembeli boleh melakukan khiar yaitu memilih apakah transaksi
dilanjutkan atau dibatalkan.
3. Alat pembayaran harus diketahui jumlah dan bentuknya, baik berupa kas, barang atau
manfaat. Pelunasan harus dilakukan pada saat akad disepakati dan tidak boleh dalam bentuk
pembebasan hutang penjual atau penyerahan piutang pembeli dari pihak lain.
4. Transaksi salam dilakukan karena pembeli berniat memberikan modal kerja terlebih dahulu
untuk memungkinkan penjual (produsen) memproduksi barangnya, barang yang dipesan
memiliki spesifikasi khusus, atau pembeli ingin mendapatkan kepastian dari penjual. Transaksi
salam diselesaikan pada saat penjual menyerahkan barang kepada pembeli.

4. Istishna paralel adalah suatu bentuk akad Istishna antara pemesan (pembeli/mustashni')
dengan penjual (pembuat/shani'), kemudian untuk memenuhi kewajibannya kepada
mustashni', penjual memerlukan pihak lain sebagai shani'.

Pertama;

Menukar mata uang sejenis, seperti menukar uang rupiah dengan pecahan rupiah yang lebih
kecil, syaratnya ada dua:

1. Jumlah nominalnya harus sama.


2. Serah terima dilakukan secara tunai.
Menukar emas dengan mata uang, artinya membeli emas harus memenuhi dua syarat yang
dikemukakan di atas karena emas dan mata uang adalah barang yang sejenis.
Kedua:

Menukar mata uang yang berlainan jenis, seperti menukar uang rupiah dengan riyal, syaratnya
hanya satu:

– Serah terima harus dilakuakan secara tunai. Artinya berlangsung sebelum berpisah dari
majelis akad dan tidak disyaratkan jumlahnya sama). Maka dibolehkan jumlah nominal
keduanya berbeda sesuai dengan kurs pasar di hari itu atau keduanya sepakat dengan kurs
sendiri.

Kaedah penting dalam sistem moneter di atas jelas diabaikan oleh para ekonom di zaman ini.
Mereka melalaikan syarat penukaran mata uang yang sejenis yang menjerumuskan mereka
terjerumus dalam riba. Akibat tidak mengindahkan hal ini, nilai mata uang akhirnya mengalami
fluktuasi setiap saat yang menyebabkan kezhaliman kepada seluruh pemegang uang.

5. Al-jizaf merupakan kata yang diambil dari bahasa persia yang di arabkan. Yang bermakna jual
beli sesuatu tanpa harus ditimbang, ditakar ataupun dihitung. Spekulatif (jizaf) jual beli
spekulatif (jizaf) dalam terminologi ilmu fiqh yaitu menjual barang yang biasa ditakar, ditimbang
atau dihitung secara dikira-kira tanpa ditakar, ditimbang dan dihitung lagi, bahwa di antara
syarat sahnya jual beli bahwa objek jual beli itu harus diketahui, maka materi objek, ukuran dan
kriteria harus diketahui, sementara dalam jual beli spekulatif ini tidak ada pengetahuan tentang
ukuran

pinjam meminjam adalah memberikan manfaat suatu barang kepada seseorang dengan tidak
merusaknya dan dikembalikan pada waktu yang disepakati berdua . sedangkan utang piutang
adalah memberikan sesuatu kepada seseorang dengan perjanjian bahwa orang yang diberi
akan mengembalikan sesuatu sejumlah yang diterimanya dalam jangka waktu tertentu .

Anda mungkin juga menyukai