Hibah
Sewa Menyewa
Pinjam – Meminjam
Musyarakah/Syirkah
Pemberian Jaminan
2. Asas dan Prinsip Bermu’amalah
Allah karuniakan kepada kita, hendaknya dapat memberi yang optimal
sesuai dengan kebutuhan. Hal itu dijelaskan dalam surah Al-Baqarah
(2):29.
Artinya : “Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi
untukmu „.”
Kita diberi kebebasan untuk mengelolah harta asalakan
dalam pengelolaannya tidak menimbulkan perselisihan
diantaranya manusia.
Syariat islam memberikan aturan sebagai panduan dalam
hal mengelolah harta benda, demikian pula dalam
melakukan transaksi dengan orang lain, Ada prinsip –
prinsip tertentu yang perlu diperhatikan.
a. Asas – Asas Ekonomi Islam.
Berarti dasar yang menjadikan pijakan dalam
melakukan kegiatan ekonomi yang sesuai
dengan ketentuan syari’at.
Asas – Asas tersebut meliputi :
1. Kesatuan
2. Keseimbangan
3. Kebebasan
4. Tanggung Jawab
1) Kesatuan :
Bekerja mencari kekayaan untuk memenuhi
kebutuhan dunia sekaligus meraih kebahagiaan
diakhirat.
2) Keseimbangan :
Ada keseimbangan dalam menanggung resiko antara
pemilik modal dengan pengguna modal. Jika suatu
Usaha meraih keuntungan atau menanggung kerugian,
dipikul bersama sesuai kesepakatan.
3) Kebebasan :
Syari’at Islam memberi “hak khiyar” yaitu hak untuk
melangsungkan atau tidak melangsungkan transaksi
bagi kedua belah pihak karena sesuatu hal.
Hal ini untuk mengartisipasi terjadinya perselisihan
dan menciptakan keadilan dan kerelaan antara pembeli
dan penjual.
4) Tanggung Jawab :
Melakukan transaksi bertanggung jawab atas tindakan
yang dilakukan.
Apabila melakukan tindakan yang dapat merugikan
orang lain.
b. PRINSIP – PRINSIP BERTRANSAKSI SECARA SYAR’I
DALAM EKONOMI
1. Setiap transaksi selalumengikat orang (pihak) lain serta yang melakukan
transaksi itu sendiri.
2. Transaksi dirancang dan dilaksanakan secara bebas, Tetapi penuh
tanggung jawab, sesuai dengan ketentuan syar’i serta adab sopan santun.
3. Setiap transaksi dilakukan secara terbuka menerima kesepakatan dengan
bertanggung jawab.
4. Perencanaan dan pelaksanaan transaksi harus didasarkan niat yang baik
agar terhindar dari segala bentuk penipuan, kecurangan, serta
penyelewengan.
Jika ada yang dirugikan dibolehkan membatalkan sebuah transaksi
B. MACAM – MACAM TRANSAKSI EKONOMI
DALAM ISLAM
3. Murabahah
1. MUSYAROKAH
1. a. Pengertian Musyarokah :
Musyarokah sering juga di istilahkan dengan nama lain, seperti Syirkah,
Syarikat, Serikat dan Perseroan.
Musyarokah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk
suatu usaha dimana masing – masing pihak memberikan kontribusi
tertentu dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resikonya akan di
tanggung bersama sesuai yang disepakati.
Singkatanya, kerja sama dengan bentuk modal atau jasa keahlian yang
keuntungannya atau kerugiannya akan ditanggung bersama
1. b. Macam – Macam Musyarokah
Para ahli Fiqih membagi musyarokah menjadi dua :
1) Musyarokah harta atau musyarokah inan merupakan bentuk
kerjasama yang berupa modal usaha atau harta.
Keuntungan dibagi berdasarkan perbandingan besarnya modal
yang di setor.
Perbandingan ini berlaku juga dengan resiko yang harus di
tanggung jika usaha yang di jalankan ternyata merugi.
2) Musyarokah Kerja
Menekankan pada kontribusi kerja atau jasa. Bentuk kerjasama
ini dapat berupa keahlian yang sama ataupun berbeda.
Upah dari kerjasama ini juga perlu disesuaikan menurut
kontribusi perkerjaannya dengan Imbalan yang telah disepakati
sebelumnya.
1. c. Rukun Musyarokah ada 3, yaitu :
Modal
Keuntungan
Kerja
2) Syarat Mudarobah
o Orang yang melakukan transaksi haruslah cakap dalam
bertindak.
o Modal haruslah berbentuk uang, jelas jumlahnya, tunai, dan
diserahkan sepenuhnya pada pengguna modal.
Jika modal itu berbentuk barang, menurut Jumhur Ulama
tidak diperbolehkan karena sulit dalam menentukan
keuntungannya.
o Pembagian keuntungan haruslah jelas antara pemilik modal
dengan pengguna modal.
3. MURABAHAH
Pengertian :
Kegiatan jual beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang telah disepakati, disertai
ketentuan bahwa penjual harus diberi tahu harga
produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkatan
keuntungan sebagai tambahanya.
Bagaimana mekanisme jual beli dengan cara Murabahah ?
─ Calon pembeli memesan barang kepada seseorang untuk
• Sunah
• Makruh
• Haram
Dalam Surat. An – Nisa (4) : 29
a. Kedua belah pihak antara penjual dan pembeli haruslah baliqh dan berakal sehat.
b. Menggunakan alat tukar yang sah seperti uang atau yang lainnya.
c. Barang yang di perjual belikan bersifat konkret serta dapat di serahkan
terimakan.
d. Saling rela merelakan.
e. Dengan bakti kepemilikan dan penguasaan dari penjual kepada pembeli,
Khususnya untuk barang bernilai tinggi, sehingga memilika hak kepemilikan.
f. Barang yang di perjual belikan haruslah barang yang halal menurut syari’at
Islam dan bersifat legal, bukan yang terlarang oleh pemerintah dan merusak
kepentingan umum.
2. Jual beli yang dilarang syar’i :
a. Jual beli Ribawi
b. Jual beli Batil
a. Jual beli Ribawi yaitu jual beli yang mengandung unsur riba.
Riba menurut bahasa artinya “Tumbuh atau bertambah” atau “lebih”
Artinya bertambah melebihi pokok modal, baik itu berjumlah sedikit atau
banyak.
“Semua transaksi yang mengandung Riba hukumnya adalah haram”
Firman Allah SWT
Artinya : “„„„„ padahal Allah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba„„„„”